Etika Moral
“etika moral” bukan suatu kata yang memiliki satu arti. “Etika Moral” berasal dari penggabungan dua kata yang
berbeda, yaitu etika dan moral. Keduanya pun memiliki arti yang berbeda.
Etika secara etimologi, berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat
kebiasaan (custom), norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik. etika
tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang
benar dan mana yang buruk. Menurut Drs. H. Burhanudin Salam : Bahwa etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Secara etimologis, etika dapat pula disamakan dengan moral. Moral berasal dari bahasa latin “mos” yang juga
berarti sebagai adat kebiasaan. Secara etimologis juga, kata moral sama dengan etika yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang
menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya di dalam komunitas kehidupannya.
Lawrence Kohnberg (1927-1987), menyatakan bahwa etika dekat dengan moral, bahwa pendidikan moral merupakan
integrasi berbagai ilmu seperti psikologi, sosiologi, antropologi budaya, filsafat, ilmu pendidikan, bahkan ilmu politik. Hal-
hal itu yang dijadikan dasar membangun sebuah etika
Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’, maka secara etimologis, kata ’etika’ sama dengan kata ‘moral’
karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan, adat, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat
perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian
sistem nilai-nilai yang berlaku.
Etika Profesi
Menurut Prakoso (2015:59), etika profesi merupakan etika sosial dalam etika khusus mempunyai tugas dan
tanggung jawab kepada ilmu dan profesi yang disandangnya.
Maka dapat disimpulkan etika profesi merupakan suatu tujuan agar setiap pemegang profesi tetap berada dalam nilai-nilai
profesional, bertanggung jawab dan menjunjung tinggi profesi yang dipegangnya.
1. Tanggung jawab - Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya. - Terhadap dampak dari profesi itu untuk
kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam menjalankan
profesinya.