Anda di halaman 1dari 65

Pengertian Fitogeografi:

• Fitogeografi adalah suatu kajian tentang


migrasi dan penyebaran/ distribusi, komposisi
dan produktivitas tumbuhan di permukaan
bumi, baik di daratan atau perairan, mencakup
semua hal yang mengubah atau
mempengaruhi permukaan bumi, baik oleh
pengaruh fisik, iklim atau interaksi makhluk
hidup dan lingkungannya.
Pengertian Flora dan Vegetasi
• Flora diartikan jenis tumbuhan yang terdapat pada suatu
tempat atau inventarisasi tumbuhan dari suatu tempat.
Misalnya buku ‘Flora of java’ menunjuk pada jenis
tumbuhan yang dapat ditemukan di pulau Jawa.
• Vegetasi berasal dari bahasa latin vegetere artinya apa
yang tumbuh. Jadi vegetasi mempunyai pengertian yang
lebih luas dibandingkan dengan pengertian flora.
• Vegetasi yaitu: tumbuhan secara keseluruhan sebagai
penutup suatu tempat, atau keseluruhan tumbuhan yang
menutup permukaan bumi.
• Suatu daerah yang ada vegetasinya, dikenal karena pada
umumnya vegetasi memperlihatkan warna khas yakni
warna hijau.
• Contoh: disebut hutan apabila tampak oleh mata
(fisiognomi), terdiri dari tumbuhan berukuran besar.
• Vegetasi diklasifikasikan dalam beberapa
bentuk, menurut Ossting (1982) sbb:
• Vegetasi pantai
• Vegetasi rawa
• Vegetasi payau
• Vegetasi gambut
• Vegetasi dataran rendah
• Vegetasi dataran tinggi dan
• Vegatasi pegunungan
Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman
• Faktor non biotik dan faktor biotik.
• Faktor non biotik meliputi faktor edafik (kondisi
tanah) dan klimatik. Jadi faktor fisik antara lain
adalah iklim dan tipe tanah di suatu habitat
terestris, dan variasi suhu, salinitas, cahaya dan
tekanan air di suatu habitat perairan.
• Faktor biotik merupakan keseluruhan makhluk
hidup yang menempati suatu wilayah tertentu.
Agihan Dan Daerah Agihan Makhluk Hidup
• Agihan adalah tempat dimana saja suatu jenis makluk
tertentu ditemukan.
• Agihan adalah bagian permukaan bumi yang dihuni
atau ditempati oleh suatu jenis takson tertentu.
Contoh: Durian, daerah distribusinya di Asia
Tenggara; kelapa di daerah tropika;
• Dengan membandingkan peta distribusi dari setiap
jenis makluk hidup, dapat dilihat bahwa distribusi
makluk hidup berbeda-beda luasnya, dimulai dari yang
sempit sampai dengan yang tersebar dan daerah
distribusi tersebut sebagian atau seluruhnya dapat
bersamaan atau sering disebut overlapping.
Faktor yang mempengruhi distribusi
makhluk hidup
• Kemampuan makluk hidup untuk menghasilkan
individu baru, terjadi secara seksual (generatif)
dan aseksual (vegetatif).
• Daya tumbuh diaspora (calon individu baru)
• Cara penyebaran (dispersal) diaspora
• Kesesuaian dengan faktor-faktor lingkungan
• Daya adaptasi terhadap lingkungan
• Faktor yang memacu atau sebaliknya
menghambat perkembangannya.
• Berdasarkan pada ada tidaknya tumbuh-
tumbuhan di berbagai wilayah bumi, maka
terdapat 3 kelompok distribusi tumbuhan,
yaitu:
• Tumbuhan kosmopolit ( tersebar luas)
• Tumbuhan endemik
• Tumbuhan discontinue
Tumbuhan kosmopolit (tersebar luas)
• Tumbuhan kosmopolit adalah tumbuhan yang
distribusinya amat luas, sehingga dapat diketemukan
dimana-mana
• Penyebarluasan tumbuhan kosmopolit dapat karena
campur tangan manusia, sehingga dapat melampaui
rintangan yang secara normal tak dapat dilampaui,
seperti samudra dan gunung.
• Kosmopolit biasanya merupakan makluk hidup yang
mudah dan cepat berkembang biak, mempunyai daya
adaptasi yang besar dan tuntutan hidup yang tidak
tinggi, sehingga dalam kompetisi dengan jenis-jenis
lain tidak mudah dikalahkan.
Tumbuhan endemik
• Tumbuhan endemik adalah makluk hidup yang
daerah distribusinya sangat sempit bahkan
kadang-kadang amat terpencil, seperti yang
hidup di pulau-pulau kecil di samudra yang
luas seperti di Pulau St. Helena di Samudra
Atlantik Selatan, Kepulauan Kokos di
Samudra Indonesia, kepulauan Galapagos di
Pasifik Selatan, dan di luar lingkungan yang
sangat terbatas tersebut tidak diketemukan
sama sekali.
• Endemit pada umumnya mempunyai sifat-sifat yang
berlawanan dengan kosmopolit; yaitu antara lain:
• Hanya dapat hidup pada kondisi lingkungan tertentu
• Tidak mudah dan tidak cepat berkembang biak
• Daya adaptasi yang rendah
• Diaspora tidak mudah dipencarkan sampai jauh
• Daya tumbuh rendah sehingga di tempat yang baru
mudah dikalahkan dalam kompetisi dengan jenis-
jenis lain.
Tumbuhan discontinue
• Tumbuhan discontinue adalah tumbuhan yang terpisah pada dua
atau lebih wilayah yang berjarak puluhan, ratusan atau ribuan
kilometer oleh adanya penghalang yang terdiri dari pegunungan
atau gunung yang tinggi di daratan atau pulau-pulau di laut.
• Contoh tumbuhan discontinue, antara lain Empetrum nigrum,
Larrea tridentata, Phacelia magellanica atau Sanigula cranicaulis.
• Pada daerah distribusi tak sinambung ini jarak yang memisahkan
dapat begitu luas, bahkan hampir sampai setengah lingkaran
bumi, misalnya tumbuhan Rhus taxico dendron. Tumbuhan ini
terdapat di sepanjang pantai timur Amerika Utara dan di hutan-
hutan sepanjang pantai timur Asia dan Jepang yang dipisahkan
oleh lebarnya daratan Amerika Utara dan Samudra Pasifik.
• Hal ini menandakan bahwa ada campur tangan manusia.
• Daerah yang distribusinya terpisah itu disebut Disjunction atau
distribusi discontinue atau distribusi yang tak sinambung.
DISPERSAL & MIGRASI
Dispersal (pemencaran)
Mekanisme berpindahnya alat pencar
tumbuhan dari induk
Kolonisasi
Kemampuan alat pencar untuk dapat hidup
pada habitat baru.
Dipengaruhi oleh kemampuan adaptasi pada
cekaman faktor lingkungan ke habitat yang baru
Migrasi
Dispersal jarak jauh (long distance dispersal)
dengan cara aktif
Agensia Dispersal
Faktor Abiotik Faktor Biotik
1. Air (Gleitser) • Birds
• Sea currents • Mammals
• Rivers & Streams • Insects
• Rainwash & Flood • Humans agency
• Icebergs & Icefloes 1. Pada hewan dipengaruhi
2. Angin oleh wilayah jelajah (home
• Spore & Dush seed range) hewan.
• Flumeed fruit &seed 2. Manusia dipengaruhi oleh
budidaya atau manfaat
• Winge fruit & seed tumbuhan.
• Hairy fruit & seed
Pasif Dispersal: Aktif Dispersal
Alat pencar untuk mencapai Kemampuan tumbuhan untuk menggunakan
habitat baru memerlukan organ tubuhnya untuk berpindah.
agensia pemencaran.
1. Rimpang (Rhizome; Zingiberaceae,
Agensia dapat berupa: Cannaceae, Musaceae, Bambusoidae,
• Air (Hidrokori) Maranthaceae) = Geophyte
• Binatang (Zookori) 2. Umbi batang (Tuber; Ipomoea, Dahlia,
• Angin (Anemokori) Cyperus, Coleus, dll.) = Geophyte
• Manusia (Antropokori) 3. Geragih (Stolon; Fragaria, Cyperus, Imperata,
dll.)
4. Kuncup ujung daun (The walking fern)
5. Kuncup akar (Anomali; Artocarpus)
Manusia
Tanaman Budidaya
Pemuliaan Tanaman
1. Bibit: Persilangan,Pembastaran, dan Klon (clone) =
varietas Budidaya (cultivar)
2. Lahan: sesuai dengan karakter tanaman
(manipulasi)
3. Persebaran di area budidaya.
4. Mengikuti pemukiman manusia
5. Asal tanaman sangat menentukan keberhasilan
dispersal
6. Pada umumnya tidak dapat tumbuh dan
berkembang secara alamiah.
Dispersal Aktif

Kemampuan tumbuhan untuk menggunakan


organ tubuhnya untuk berpindah
1. Rimpang (Rhizome; Zingiberaceae, Cannaceae, Musaceae,
Bambusoidae, Maranthaceae) = Geophyte
2. Umbi batang (Tuber; Ipomoea, Dahlia, Cyperus, Coleus, dll.)
= Geophyte
3. Geragih (Stolon; Fragaria, Cyperus, Imperata, dll.)
4. Kuncup ujung daun (The walking fern)
5. Kuncup akar (Anomali; Artocarpus)
6. Siklus hidup pendek (reproductive type)
Barrier Dispersal
Fisiografik Klimatik
• Bentuk permukaan • Temperature
bumi • Humidity
• Benua & pulau – air • Light
(long distance dispersal) • Periodisitas sinaran
• Mountains
• Local wind
Barrier Dispersal

Biotik Edafik
• Kompetisi • Physical structure
• Predator & prey: rantai • Chemical composition
makanan (food chain) • Moisture content
• Decomposer organisme • Temperature
(Microbiological) • Unsur hara makro dan
1. Fungi mikro
2. Bakteria
3. Ganggang hijaup-biru
Sebaran Zone Florestis Di Permukaan Bumi
Handsen (1920), membagi dunia dalam zone florestis menurut garis
lintang yaitu:
a. Zone ekuator 0 ˚ - 15˚ dengan vegetasi hutan tropika basah
(tropical rain forest)
b. Zone tropik 15 ˚ - 23,5 ˚ dengan vegetasi hutan tropik dan
Sabana
c. Zone subtropik 23,5 ˚ - 34 ˚ dengan vegetasi hutan
subtropik sampai gurun
d. Zone warm temperate 34 ˚ - 45 ˚ vegetasi hutan evergreen
dan stepa
e. Zone cold 45 ˚ - 58 ˚ dengan vegetasi hutan desidous
f. Zone subartik 58 ˚ - 66,5 ˚ dengan vegetasi hutan pinus
g. Zone Arktik 66,5 ˚ – 72 ˚ vegetasi tundra
h. Zone Polar 72 ˚ – 90 ˚ dengan salju abadi
Sebaran Zone Florestis Di Permukaan Bumi
Ahli lain membagi sebagai berikut berdasarkan zone horizontal :

1. vegetasi tropis, vegetasi ini terletak antara 23,5 ˚ baik di lintang utara maupun
lintang selatan, luasnya meliputi ± 40% permukaan bumi, dengan suhu
rata-rata setiap bulan di atas 20 ˚ C. Vegetasi ini dibagi lagi atas:
a. vegetasi tropis basah
b. vegetasi tropis basah gugur daun
c. vegetasi sabana
d. vegetasi belukar
2. Vegetasi Subtropis, dengan suhu bulanan rata-rata 10 - 20 ˚ dengan curah
hujan 250 mm sampai dengan 1.000 mm pertahun
3. Vegetasi campuran iklim sedang, vegetasi ini dicirikan dengan suhu rata-rata
antara minus 5 - 18 ˚ C, dengan curah hujan 250 mm sampai dengan 1.000
mm pertahun
4. Vegetasi daun jarum daerah iklim sedang, suhu rata-rata - 10 - ± 18 ˚C,
dengan curah hujan antara 150 mm sampai dengan 1.000 mm pertahun
5. Vegetasi daun jarum boreal, suhu rata-rata setiap bulan - 20 C - + 10 ˚C.
Sebaran Zone Florestis Di Permukaan Bumi
Berdasarkan zonatik vertikal, terutama untuk wilayah pegunungan
daerah tropis yaitu sebagai berikut:
a. Zone ekuator antara 0 – 600 m, dengan tumbuhan palem dan pisang
b. Zone tropik, antara 600 – 1.000 m, tumbuhan paku-pakuan dan jenis
ficus
c. Zone sub tropis antara 1.000m – 2.000 m, tumbuhan cengkeh
dan alpukat
d. Zone warm temperate, 2.000 m – 3.000 m; tumbuhan evergreen
dan stepa
e. Zone cold antara 3.000 m – 3.500 m, dengan tumbuhan
menggugurkan daun
f. Zone Sub Alpin, antara 3.500 m – 4.000 m, tumbuhn coniferalis
g. Zone Alpin antara 4.000 m – 4.500 m, tumbuhan kerdil
h. Zone Polar, diatas 4.500 m, daerah salju abadi.
Sebaran Zone Florestis Di Permukaan Bumi
Secara sederhana, pembagian zona vertikal terdiri dari 3 macam
vegetasi yaitu:
1. Vegetasi dataran rendah: adalah vegetasi yang terdapat pada areal
yang tak pernah tergenang air dengan ketinggian ± 700 m dpl.
Vegetasi ini merupakan bagian yang paling luas menutupi daratan di
Indonesia.
2. Vegetasi dataran tinggi : Vegetasi ini tumbuh pada ketinggian
700m-1.500 m dpl. Jenis yang terdapat pada zone ini lebih
sedikit bila dibandingkan dengan jenis yang terdapat pada vegetasi
dataran rendah.
3. Vegetasi pegunungan: adalah vegetasi yang tumbuh pada areal
dengan ketinggian lebih dari 1.500 m dpl., jenis vegetasi yang
menyusun pada areal ini relatif sedikit bila dibandingkan dengan
vegatasi dataran rendan dan vegetasi dataran tinggi. hal ini
disebabkan suhunya jauh lebih rendah dan kelembaban relatif lebih
tinggi. Jenis yang terdapat hanya vegetasi yang sanggup
beradaptasi dengan faktor temperatur dan kelembaban.
Sebaran Zone Florestis Di Permukaan Bumi

Bila ditinjau berdasarkan curah hujan, Daldjoeni


menggolongkan vegetasi dalam 4 golongan
yaitu:
a. pohon
b. semak-semak
c. rerumputan
d. gurun
Berdasarkan lingkungan tempat tumbuhnya
vegetasi, dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Higrofita, yaitu tumbuhan yang hidup di
lingkungan banyak air,misalnya bakau
(mangrove)
b. Mesofita, tumbuhan yang kebutuhan akan
air secukupnya, seperti kebanyakan pohon
c. Xerofita, yaitu tumbuhan yang telah
menyesuaikan diri dengan kekurangan air
sampai batas-batas tertentu.
Tipe-Tipe Vegetasi
Menurut kenyatannya baik asosiasi maupun formasi
didasarkan pada:
a. Fisiognominya, misalnya nama hutan yang
diberikan sesuai dengan fisiognominya.
b. Nama-nama itu seringkali diembel-embeli
dengan jenis tumbuhan dari vegetasi yang
paling dominin atau paling mencolok.
c. Kadang-kadang nama itu dilihat dari
fisiognominya ditambah dengan kondisi
klimatiknya, contoh hutan tropika basah dan
sebagainya.
Tipe-Tipe Vegetasi
1. Tundra
• Nama tundra diberikan kepada suatu formasi yang
terdapat di daerah-daerah sekitar kutub utara.
• Tundra sebenarnya berarti dataran tanpa pohon,
• Tundra merupakan vegetasi yang hanya terdiri dari
berbagai tumbuhan sejenis rumput dan lumut kerak.
• Keadaan vegetasi ini mirip dengan vegetasi gurun,
tetapi terdapat di daerah iklim dingin. Oleh sebab itu
tundra disebut Gurun Dingin ( Cold Desert ).
• Tundra terdapat di bagian utara Scandinavia, Finlandia,
Rusia, Siberia, dan Kanada dapat dibedakan lagi
menurut jenis tumbuhan yang dominan.
Tipe-Tipe Vegetasi
2. Taiga
• Lebih ke selatan dari daerah tundra terdapat formasi lain yang berupa
hutan yang sebagian besar terdiri dari anggota kelompok pohon jarum.
• Ini meliputi daerah yang sangat luas seperti di semenanjung
Scandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, dan Kanada.
• Tipe vegetasi ini lebih ke selatan terdapat di atas pegunungan
pegunungan tinggi yang mempunyai iklim dingin seperti di sekitar
kutub di luar lingkungan tundra.
• Taiga merupakan hutan yang menghijau sepanjang tahun, walaupun
dalam musim dingin di berbagai tempat suhu dapat turun menjadi
beberapa puluh derajad dibawah nol.
• Hutan pohon jarum inilah yang menjadi penghasil kayu utama untuk
bahan pembuat kertas, korek api, dan lain-lain.
• Garis yang memisahkan Taiga dengan Tundra yang membatasi
lingkungan yang masih dapat dimungkinkan tumbuhnya pohon dan yang
tidak itu disebut batas pohon.
• Batas pohon juga terdapat di pegunungan yang tinggi yang di atasnya lagi
tidak terdapat pohon-pohon.
Tipe-Tipe Vegetasi
3. Hutan Meranggas Daerah Iklim Sedang
• Di daerah iklim sedang dengan empat musim yang bergiliran secara
lebih teratur terdapat suatu formasi berupa hutan yang lebih hijau
dalam musim panas dan meranggas (menggugurkan daunnya)
selama musim dingin.
• Dalam musim gugur yaitu menjelang runtuhnya daun-daun, hutan
memberikan pandangan yang sangat indah karena timbulnya
warna-warni pada daun sebagai akibat proses disintegrasi kimia
yang terjadi di dalamnya. Tipe hutan ini meliputi sebagian besar
dari daerah iklim sedang di Eropa, Asia, Amerika, dan daerah-
daerah di sebelah selatan Katulistiwa yang beriklim serupa.
• Saat ini daerah tersebut sudah sangat berkurang, karena
pembukaan daerah tersebut menjadi pemukiman (desa dan kota)
maupun untuk mengembangkan usaha-usaha pertanian dan
industri dari masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.
Tipe-Tipe Vegetasi
4. Padang Rumput
• Lebih ke selatan lagi dari daerah hutan meranggas, yang curah
hujannya tidak begitu besar dengan suhu yang lebih tinggi terdapat
tipe vegetasi tanpa pohon yang disebut padang rumput.
• Tipe vegetasi ini menutupi daerah-daerah yang luas di Eropa
(Hongaria, Rusia Selatan), Asia, dan Amerika Utara.
• Di sebelah selatan katulistiwa yang mmpunyai kondisi lingkungan yang
serupa pun terdapat vegetasi ini, misalnya Australia dan Amerika
Selatan.
• Komposisi floranya dapat menunjukkan jumlah jenis tumbuhan bukan
rumput yang tinggi, tetapi karena rumput yang lebih dominan maka
dinamakan padang rumput.
• Jenis padang rumput ini diberi nama berbeda-beda, misalnya di Rusia
Selatan disebut Stepa, di Hongaria disebut Puzta, di Amerika Utara
disebut Prairi, dan di Argentina disebut Pampa.
• Sesuai dengan keadannya, padang rumput kemudian dikembangkan
sebagai pusat daerah peternakan (Amerika Serikat dan Argentina),
sedangkan di daerah lain dibuka untuk pertanian, misalnya di Rusia
Selatan (untuk pertanian gandum dan kapas) karena tanahnya subur
dan dibantu teknik pengairan yang efektif.
Tipe-Tipe Vegetasi
5. Vegetasi Gurun dan Setengah Gurun
• Di sepanjang garis balik yaitu garis 23,5 LU dan LS yang biasanya merupakan daerah
dengan curah hujan tahunan yang sangat rendah, terdapat daerah yang
vegetasinya sangat miskin.
• Daerah itu disebut dengan daerah gurun dan setengah gurun, misalnya gurun
Gobi di RRC, gurun Arab dan gurun Sahara di Afrika Utara, dan Llano Estacado di
Amerika Utara. Sepanjang garis balik selatan kita jumpai gurun besar di Australia,
Kalahari di Afrika Selatan.
• Vegetasi gurun dan setengah gurun terdiri dari tumbuhan yang tahan kekeringan
(xerofit), yang mudah dikenali dari adanya jaringan air dalam tubuhnya dan
tereduksinya daun-daun bahkan kadang daunnya tereduksi menjadi alat seperti duri.
• Tempat-tempat tertentu di daerah gurun yang mempunyai persediaan air yang
cukup, biasanya mempunyai vegetasi yang lebih lebat dan disebut Oasis.
• Daerah setengah gurun mempunyai vegetasi yang lebih rapat daripada daerah
gurun, dan di antara penyusunnya terdapat jenis tumbuhan yang hidup dalam
waktu yang pendek pada saat terdapat air dapat menyelesaikan daur hidupnya.
Selagi tanah masih basah setelah turun hujan tumbuhan itu tumbuh,
berkembang, bereproduksi, dan berbuah dalam jangka waktu yang relatif sangat
pendek dan setelah menghasilkan biji akan segera mati. Jenis tumbuhan yang
bersifat demikian ini disebut dengan tumbuhan Efemer.
• Daerah gurun belum tentu merupakan tanah yang kurus, vegetasinya yang
miskin terutama disebabkan oleh kekurangan air.
Tipe-Tipe Vegetasi
6. Sabana
• Sabana adalah suatu vegetasi yang tampak
sebagai padang rumput dengan pohon-pohon
hidup berserekan atau bergerombol.
• Berdasarkan jenis jenis pohon yang menjadi
penyusun sabana, kita dapat membedakan
menjadi dua yaitu:
a. Sabana murni
b. Sabana campuran
Tipe-Tipe Vegetasi
• Sabana murni adalah sabana yang pohon penyusunnya hanya
terdiri dari satu jenis tumbuhan saja, misalnya Acasia
leucopholae. Sabana ini sering diberi nama menurut jenis pohon
penyusunnya , misalnya sabana gebang (Coripha utan), sabana
Eucaliptus dan sebagainya.
• Sabana campuran adalah jika pohon dalam sabana itu terdiri dari
berbagai jenis pohon. Sabana terdapat di daerah tropika maupun
sub tropika yang curah hujannya tidak begitu tinggi, misalnya di
Afrika, Australia, juga di Indonesia. Sabana biasanya terjadi dari
bekas ladang yang tidak mampu kembali menjadi hutan seperti
semula, karena kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan
dan hanya pohon-pohon tertentu yang dapat tumbuh kembali
(sebagian adalah relict dari hutan sebelumnya) dengan padang
rumput di antaranya.
Tipe-Tipe Vegetasi
7. Hutan Tropika Basah
• Hutan tropika basah ini terdapat di sepanjang katulistiwa, yaitu
daerah dengan intensitas penyinaran yang tinggi, dengan
panjang siang dalam malamnya kurang lebih sama , suhu selalu
tinggi, dengan amplitudo harian maupun tahunan yang kecil.
• Karena letaknya di sepanjang katulistiwa, maka di daerah ini juga
terdapat hujan yang tinggi, dan hujan ini merupakan hujan zenital
yang turun sepanjang tahun.
• Kondisi lainnya dengan lingkungan yang menguntungkan itu
menyebabkan hutan tropika basah merupakan suatu tipe vegetasi
yang menghijau sepanjang tahun, terdiri dari pohon-pohon yang
tinggi dari bermacam-macam jenis dan dalam hutan membentuk
berbagai tingkat.
Tipe-Tipe Vegetasi
• Pada pohon hutan itu tumbuh berbagai epifit dan liana yang
daunnya sampai kepada puncak pohon, dan pohon-pohon itu pada
pangkal batangnya menunjukkan struktur yang khas berhubung
adanya pembentukan akar-akar banir.
• Hutan ini tampak rapat dari luar, berhubung rapatnya tumbuhan
bawah (undergrowth) di bagian pinggirnya, karena di bagian pinggir
itu sinar matahari masih dapat mencapai lantai hutan dan
menyebabkan berkembangnya tumbuhan bawah tadi.
• Di bagian tengah ,cahaya matahari terhalang oleh tajuk pohon yang
tinggi, sehingga di bawah pohon-pohon tersebut tidak dapat
berkembang tumbuhan bawah seperti d ibagian pinggir hutan.
• Hutan tropika basah di benua Asia dan Afrika mempunyai komposisi
flora yang sama sekali berbeda dengan hutan tropika basah di
benua Amerika,
• di Indonesia terdapat perbedaan komposisi flora dari hutan ini yang
terdapat di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
• Hutan tropika basah di Amerika Selatan dinamakan Selva.
Tipe-Tipe Vegetasi
8. Hutan musim
• Di daerah tropika yang mempunyai iklim musim, yaitu musim kemarau
dan penghujan, terdapat suatu formasi hutan yang disebut hutan musim.
• Hutan ini terdiri dari vegetasi yang tahan terhadap kekeringan.
• Pohon hutan musim tidak begitu tinggi dan besar seperti pada
hutan tropika basah, juga tidak terdapat pembentukan tingkatan-
tingkatan.
• Sebagian besar pohon penyusunnya tergolong dalam tropofita, yaitu
hutan yang dalam musim kemarau meranggas (menggugurkan daun) dan
menjadi hutan kembali pada musim hujan. Misal randu, mindi, jati dan
sebagainya.
• Pada hutan musim, karena pohon tidak begitu rindang dan tajuk tidak
rapat, sinar matahari dapat menembus sampai di dasar hutan,
sehingga tumbuhan bawah terdapat di bagian pinggir dan di bagian
tengah hutan.
• Hutan musim sering terdapat suatu jenis yang dominan, sehingga nama
hutan musim didasarkan atas nama jenis pohon yang dominan,
misalnya hutan jati, hutan angsana, dan sebagainya.
• Di Indonesia hutan musim terdapat di daerah Jawa Timur sampai dengan
daerah Nusa Tenggara Timur
Tipe-Tipe Vegetasi
9. Hutan Mangrove (hutan Bakau)
• Hutan mangrove adalah suatu asosiasi yang
terdapat di daerah tropika maupun subtropika
sepanjang pantai yang landai dan di lingkungan air
serta dalam tanah terdapat kekurangan O2.
• Lingkungan itu juga mempunyai kadar garam yang
tinggi sehingga tumbuhan sulit mendapatkan air
walaupun air berlimpah. Keadaan ini dikenal dengan
istilah kekeringan fisiologis. Oleh sebab itu pohon
penyusun hutan mangrove pada umumnya
mempunyai bentuk daun yang tebal untuk
mencegah penguapan yang berlebihan.
Tipe-Tipe Vegetasi
• Daerah hutan mangrove dipengaruhi air pasang naik dan surut,
sehingga dalam keadaan air pasang naik, hutan tersebut
seperti hutan yang sedang mengalami banjir. Sebaliknya pada
waktu pasang surut, tampak sampai akar-akarnya di atas tanah
yang becek dan berlumpur.
• Hutan mangrove juga disebut hutan bakau, karena penyusun
utamanya adalah pohon bakau (rhizophora). Biasanya disamping
bakau juga terdapat kayu api (Avecenia), Bogem (Sruguiera), yang
masing-masing menunjukkan ciri kas sebagai akibat adanya
penyesuaian terhadap lingkungannya.
• Selain ciri mengenai daun, terdapat pula akar dengan bentuk
dan struktur yang khusus untuk memungkinkan tumbuhan
tersebut mendapat O2 dari udara.
• Pada Rizophora terdapat akar tunjang, sedangkan pada Avecenia
dan Senneratia akar nafas dan pada Bruguiera terdapat akar lutut.
Semua jenis akar tersebut, bagian yang muncul di atas lumpur atau
air berguna untuk penyerapan O2 dari udara.
Tipe-Tipe Vegetasi
10. Hutan lumut
• Hutan ini letaknya berlawanan dengan letak hutan mangrove, yaitu
asosiasi tipe v egetasi didaerah pegunungan yang dinamakan hutan
lumut atau hutan kabut (elfin forest).
• Hutan pegunungan ini biasanya terdapat dil ereng gunung pada ketinggian
di atas batas kondensasi uap air, sehingga hutan tersebut seakana kan
selalu diselimuti kabut (awan), oleh sebab itu dinamakan hutan kabut.
• Lingkungan yang sangat lembab dan suhu yang relatif rendah
memungkinkan pertumbuhan lumut yang baik, sehingga pohon-pohon
hutan seringkali penuh dengan lumut, tidak hanya di batang dan dahan
tetapi sampai daunnya.
• Jadi lumut dalam hutan ini tidak hanya hidup sebagai epifit tetapi
juga sebagai epifil (epi=atas, phyllon=daun). Banyaknya lumut pada
pohon hutan itulah yang menyebabkan tipe hutan ini jiga dinamakan hutan
lumut.
• Jadi hutan lumut bukan hutan yang terdiri dari tumbuhan lumut, tetapi
hutan yang pohon pohon penyusunnya ditumbuhi lumut. Pohon itu sendiri
termasuk berbagai jenis yang dapat hidup baik pada elevasi yang tinggi
(diantara berbagai jenis pisang, sarangan dll.).
• Selain lumut, pohon di hutan ini juga ditumbuhi lumut kerak, terutama
Usnea sp. =lumut janggut.
Dinamika Komunitas Tumbuhan
• A. Suksesi
• Antara komponen komunitas dan lingkungannya terdapat satu
hubungan timbal balik yang merupakan suatu keseimbangan yang
mantap, dan tampaknya seakan-akan tidak ada perubahan yang
terjadi. Suatu ekosistem adalah sesuatu sistem yang dinamik, yang
di dalamnya secara kontinue terjadi perubahan-perubahan.
Perubahan intensitas penyinaran, suhu dan kelembaban udara
siang dan malam. Hari yang satu berbeda dengan hari yang
berikutnya. Dalam satu tahun ada pergantian musim, dimana ada
yang dua kali (seperti Indonesia) dan ada pula yang sampai
mencapai empat kali ( seperti di daerah-daerah sedang). Keadaan
iklim pada tahun yang satupun tidak sama dengan tahun-tahun
berikutnya. Semuanya itu menyebabkan terjadinya perubahan
pada komunitas dalam ekosistem. Komunitas sebagai komponen
hidup menunjukkan pola perubahan sejalan dengan perubahan-
perubahan yang terjadi pada lingkungan.
• . Perubahan yang terjadi dalam komunitas dapat dengan mudah
diamati dan seringkali perubahan itu berupa pergantian suatu
komunitas dengan komunitas lainnya. Dalam kurun waktu tertentu
akan terlihat bahwa komunitas yang terbentuk akhir kurun waktu
tersebut akan berbeda, baik komposisi jenis maupun
strukturnya, dengan komunitas pada awal pengamatan. Proses
perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu
arah secara teratur disebut dangan suksesi. Hal ini terjadi
sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau
ekosistem, proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau
komunitas yang disebut klimaks. Dalam tingkatan klimaks telah
mencapai homoestatis dapat diartikan komunitas sudah dapat
mempertahankan kestabilan internalnya sebagai akibat dari
respon yang terkoordinasi dari komponen-komponen terhadap
setiap kondisi yang cenderung mengganu kondisi atau fungsi
normal komunitas.
• Menurut konsep mutakhir, suksesi tidak lebih
dari pergantian jenis yang pionir oleh jenis
yang lebih mantap dan dapat
menyesuaikan secara lebih baik dengan
lingkungannya. Dalam suksesi dikenal
suksesi primer dan suksesi sekunder,
perbedaan keduanya terletak pada kondisi
habitat pada awal proses suksesi terjadi.
PERSEBARAN FLORA DI INDONESIA
• Persebaran fauna di Indonesia sama dengan
pola persebaran tumbuhan, yaitu di bagian
Barat, faunanya mempunyai kemiripan dengan
fauna Asia, di bagian Timur faunanya mirip
dengan fauna di Australia, dan di antara kedua
daerah tadi, faunanya merupakan fauna
daerah peralihan. Hal tersebut dimungkinkan
karena pada zaman es Indonesia pernah
menyatu dengan Asia dan Australia.
• Pengaruh suhu udara terhadap habitat tumbuhan di
Indonesia telah dikenal dengan klasifikasi Junghuhn,
seorang ahli botani asal Jerman yang membagi jenis
tumbuhan berdasarkan ketinggian tempat. Persebaran
fauna di Indonesia berkaitan dengan sejarah geologis
Kepulauan Indonesia. Menurut Alfred Russel Wallace,
terdapat perbedaan sebaran binatang di Indonesia.
Klasifikasi persebaran fauna di Indonesia dikenal
dengan sebutan kralsifikasi garis wallace.Keberadaan
flora dan fauna di suatu tempat tentunya
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada di tempat
tersebut. Faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai
berikut.

• a. Faktor Klimatik
• Iklim terdiri atas suhu udara, tekanan udara, kelembapan udara, angin, dan
intensitas sinar matahari. Perbedaan temperatur pada suatu wilayah dipengaruhi
oleh letak lintang (latitude) selatan dan utara dan ketinggian suatu tempat.
Perbedaan tersebut menyebabkan variasi tumbuhan pula. Distribusi jenis flora dari
daerah yang paling panas ke daerah yang paling dingin ternyata menyerupai
distribusi flora dari pantai hingga ke puncak gunung. Artinya, urutan
bioma (ekosistem dunia) dari ekuator (khatulistiwa) ke kutub sama dengan urutan
ekosistem dari pantai sampai ke puncak gunung.
• Meeriem berkesimpulan bahwa tipe tumbuhan suatu daerah dipengaruhi oleh
temperatur, kemudian dapat dibuktikan bahwa faktor kelembapan ternyata lebih
berperan dari pada faktor temperatur. Curah hujan yang tinggi dibutuhkan
untuk mendukung pertumbuhan tanaman besar. Semakin kita bergerak ke daerah
dengan curah hujan yang rendah, tumbuhan akan didominasi oleh tumbuhan kecil
(belukar, rumput) dan akhirnyakaktus atau tanaman padang pasir lainnya.


• b. Faktor Edafik

• Jenis tanah erat kaitannya dengan kesuburan tanah di
tempat yang bersangkutan. Jenis tanah di berbagai
tempat berbeda-beda, bergantung pada faktor bahan
asal tanah, iklim, serta vegetasi. Hal ini menyebabkan
tingkat kesuburan di berbagai tempat juga berbeda,
sehingga terhadi penyebaran flora dan fauna di
seluruh dunia.


• c. Faktor Fisiografik

• Daratan yang ada di seluruh permukaan bumi
mempunyai ketinggian yang berbeda-beda. Daratan
bisa berupa daratan rendah, pantai, dataran tinggi,
serta pegunungan. Makin tinggi relief daratan suatu
tempat, maka suhu udaranya makin dingin. Pada
daerah-daerah berelief tinggi yang bersuhu dingin,
jenis flora dan fauna yang ada sangat terbatas.

• d. Faktor Biologis

• Dalam biosfer selalu terjadi hubungan yang
saling memengaruhi antara sesama makhluk hidup yang
disebut interaksi. Terutama manusia dengan budayanya,
merupakan faktor biologis yang paling berpengaruh dalam
biosfer. Manusia dengan budayanya mampu memengaruhi
lingkungan biosfer di sekitarnya. Misalnya, manusia yang
selalu berupaya memperbaiki jenis serta penyebaran flora
dan fauna. Namun, tidak semua bentuk interaksi
antarfaktor biologis dalam biosfer bersifat
memperbaiki (konstruktif), sebab ada pula yang bersifat
merusak (destruktif) atau gabungan dari keduanya.
• Tumbuhan (flora) di Indonesia merupakan bagian
dari geografi tumbuhan Indo-Malaya. Flora Indo-Malaya
meliputi tumbuhan yang hidup di India, Vietnam, Thailand,
Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Flora yang tumbuh di
Malaysia, Indonesia, dan Filipina sering disebut sebagai
kelompok flora Malesiana. Hutan di daerah flora Malesiana
memiliki kurang lebih 248.000 spesies tumbuhan tinggi,
didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae, yaitu
pohon-pohon yang menghasilkan biji bersayap.
Dipterocarpaceae merupakan tumbuhan tertinggi dan
membentuk kanopi hutan. Tumbuhan yang termasuk
famili Dipterocarpaceae misalnya keruing ( Dipterocarpus
sp), meranti (Shorea sp), kayu garu (Gonystylus bancanus),
dan kayu kapur (Drybalanops aromatica).
• Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan
hujan tropis atau hutan basah, dicirikan dengan
kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana
(tumbuhan yang memanjat), seperti rotan.
Tumbuhan khas Indonesia seperti durian (Durio
zibetinus),Mangga (Mangifera indica), dan
Sukun (Artocarpus sp) di Indonesia tersebar
di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan
Sulawesi. Sebagai negara yang memiliki
flora Malesiana, apakah di Malaysia dan
Filipina juga memiliki jenis tumbuhan seperti
yang dimiliki oleh Indonesia.
• Kalimantan, dan Jawa terdapat
tumbuhan endemik Rafflesia. Tumbuhan ini
tumbuh di akar atau batang tumbuhan pemanjat
sejenis Indonesia bagian timur, tipe
hutannya agak berbeda. Mulai dari Sulawesi
sampai Irian Jaya (Papua) terdapat hutan non–
Dipterocarpaceae. Hutan ini memiliki pohon-
pohon sedang, di antaranya beringin (Ficus sp),
dan matoa (Pometia pinnata). Pohon matoa
merupakan tumbuhan endemik di Irian.
• Hewan-hewan di Indonesia memiliki tipe oriental (Kawasan Barat Indonesia) dan Australia
(Kawasan Timur Indonesia) serta peralihan. Hewan-hewan di bagian Barat Indonesia (oriental) yang
meliputi Sumatra, Jawa, dan Kalimantan, memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
• Banyak spesies mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak. Mamalia
berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
• Terdapat berbagai macam kera, misalnya bekantan, tarsius, orang utan.
• Terdapat hewan endemik, seperti badak bercula satu, binturong (Aretictis binturang), monyet
(Presbytis thomasi), tarsius (Tarsius bancanus), kukang (Nyeticebus coucang).
• Burung-burung memiliki warna bulu yang kurang menarik, tetapi dapat berkicau. Burung-burung
yang endemik, misalnya jalak bali (Leucopsar nothschili), elang jawa, murai mengkilat (Myophoneus
melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons).
• Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian timur, yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif
sama dengan Australia. Hewan-hewan di bagian Timur Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
• 1) Mamalia berukuran kecil
• 2) Banyak hewan berkantung
• 3) Tidak terdapat species kera
• 4) Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam

• Papua memiliki hewan mamalia berkantung, misalnya
kanguru (Dendrolagus ursinus), kuskus
(Spiloeus maculatus). Papua juga memiliki kolek si
burung terbanyak, dan yang palingterkenal adalah
burung Cenderawasih (Paradiseae sp). Di Nusa
Tenggara, ter-utama di pulau Komodo, terdapat
reptilian terbesar yaitu komodo (Varanus
komodoensis).
• Sementara itu, daerah peralihan yang meliputi daerah
disekitar garis Wallace yang terbentang dari Sulawesi
sampai kepulauan Maluku, jenis hewannya antara lain
tarsius (Tarsius bancanus), maleo (Macrocephalon
maleo), anoa, dan babi rusa (Babyrousa babyrussa).

a) Tumbuhan Langka di Indonesia

• Tumbuh-tumbuhan langka misalnya bedali
(Radermachera gigantea), putat (Planchonia valida), kepuh
(Sterula foetida), bungur (Lagerstroemia speciosa), nangka
celeng (Artocarpus heterophyllus), kluwak (Pangium edule),
bendo (Artocarpus elasticus), mundu (Garcinia dulcis),
sawo kecik (Manilkara kauki), winong
(Tetrameles nudiflora), bayur (Pterospermum javanicum),
gandaria (Bouea macrophylla), matoa (Pometia pinnata),
sukun berbiji (Artocarpus communis).


• b) Tumbuhan Endemik di Indonesia
• Di Indonesia banyak terdapat hewan dan
tumbuhan endemik, yaitu hewan dan tumbuhan itu
hanya ada di Indonesia, tidak terdapat di negara
lain. Tumbuhan yang endemik terutama dari genus
Rafflesia misalnya Rafflesia arnoldi (endemik di
Sumatra Barat, Bengkulu, dan Aceh), R. borneensis
(Kalimantan), R. cilliata (Kalimantan Timur),
R. horsfilldii (Jawa), R.padma (Nusa Kambangan dan
Pangandaran), R. rochussenii (Jawa Barat), dan R.
contleyi (Sumatra bagian timur).

• Persebaran Flora (dunia tumbuhan) di Indonesia
• Tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu tempat ada
yang tumbuh secara alami dan ada juga yang
dibudidayakan oleh manusia. Flora ataua dunia
tumbuhan di berbagai tempat di dunia pasti berbeda-
beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain sebagai berikut :
• [*]Iklim
[*] Jenis tanah
[*] Relief atau tinggi rendah permukaan bumi
[*] Biotik (pengaruh makhluk hidup).
• Adanya faktor-faktor tesebut, Indonesia memeliki
keanekara- gaman jenis tumbuh-tumbuhan. Iklim
memiliki pengaruh yang sangat besar terutama suhu
udara dan curah hujan. Daerah yang curah hujannya
tinggi memiliki hutan yang lebat dan jenis tanaman
lebih bervariasi, misalnya: di Pulau Sumatera dan
Kalimantan. Sedangkan daerah yang curah hujannya
relatif kurang tidak memiliki hutan yang lebat seperti di
Nusa Tenggara. Daerah ini banyak di tum- buhi semak
belukar dengan padang rumput yang luas. Suhu udara
juga mempengaruhi tanaman yang dapat hidup di
suatu tempat.
• Junghuhn telah membuat zonasi (pembatasan wilayah)
tumbuh- tumbuhan di Indonesia sebagai berikut :
• [*]Daerah panas (0 – 650 meter), tumbuhan yang
cocok di daerah ini adalah kelapa, padi, jagung, tebu,
karet.
• [*] Daerah sedang ( 650 – 1500 meter), tumbuhan yang
cocok di daerah ini adalah kopi, tembakau, teh,
sayuran.
• [*] Daerah sejuk ( 1500 – 2500 meter), tumbuhan yang
cocok di daerah ini adalah teh, sayuran, kina, pinus.
• [*] Daerah dingin (di atas 2500 meter) tidak ada
tanaman budidaya
• Beberapa jenis flora di Indonesia yang dipengaruhi oleh iklim antara lain sebagai berikut :
• [*]Hutan Musim, terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan memiliki
perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada musim kemarau pohonnya
akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau kembali. Contoh hutan musim ialah
hutan jati dan kapuk randu. Hutan musim banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
• [*] Hutan Hujan Tropis, terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim tropis
dan dilalui garis khatulistiwa sehingga Indonesia banyak memperoleh sinar matahari sepanjang
tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi. Di Indonesia hutan hujan tropis terdapat di
Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
• [*] Sabana, terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana beru- pa padang rumput yang
diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara
Timur.
• [*] Steppa, adalah padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang curah hujannya
sangat sedikit atau rendah. Stepa terdapat di Nusa Tenggara Timur, baik untuk peternakan.
• [*] Hutan Bakau atau Mangrove, adalah hutan yang tumbuh di pantai yang berlumpur. Hutan bakau
banyak terdapat di pantai Papua, Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
• Jenis-jenis hutan yang dipengaruhi iklim antara lain
(a). Hutan Hujan Tropis, (b). Sabana, (c). Steppa, (d). Hutan Mangrove

• Indonesia meliliki keanekaragaman flora dan fauna baik di Indonesia
bagian barat, tengah dan timur akibat pengaruh keadaan alam, rintangan
alam dan pergerakan hewan di alam bebas. Ketiga wilayah di Indonesia
memiliki keunikan dan ciri khas keragaman binatang dan tanaman yang
ada di alam bebas.
• Ciri-ciri
• Flora Fauna Asiatis Daerah persebaran :
• a. Pulau Sumatra
• b. Pulau Jawa
• c. Pulau Kalimantan
• d. Pulau Bali
• e. Selat Makasar
• f. Selat Lombok


• Flora Asiatis :
• a. Flora endemik (bunga Raflesia)
• b. Flora pantai (Hutan Bakau dan Rawa Gambut)
• c. Flora Hutan Hujan Tropis (Meranti,
Kemuning, Rotan, Kamper, Merbau, Damar Laut,
Rangkirai.

• Ciri Ciri Flora Asiatis
• Flora asiatis merupakan sebuah hutan tropis yang didalamnya hidup pohon meranti, kamper, keruing, serta
mahoniantara lokasi asiatis dengan lokasi peralihan dibatasi oleh garis wallace.
• Contoh Flora Asiatis :
• 1. Rafflesia arnoldi : tanaman ini adalah tumbuhan parasit obligat yang sangatlah terkenal dikarenakan
mempunyai bunga yang berukuran amat sangat besar, apalagi adalah bunga terbesar di dunia. Bunga ini cuma
berusia lebih kurang 1 minggu ( 5-7 hari ) serta sesudah itu layu serta mati. Bunga raflesia adalah parasit yang
tidak berakar, tidak berdaun, serta tidak memiliki tangkai. Diameter bunga saat tengah mekar dapat meraih 1 mtr.
Dengan berat lebih kurang 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik serta organik dari tanaman inang
tetrasigma.
• 2. Anggrek : anggrek adalah sejenis tumbuhan berbunga yang kerap ditanam sebagai tanaman hiasan. Tumbuhan
berbunga mulai nampak pada zaman kapur.
• 3. Bunga bangkai : bunga bangkai ( cadaver scent ), terlebih pada malam hari, yang kadang-kadang aromanya bisa
tercium sejauh 25 mtr. Dari area tumbuhnya, menarik serta merangsang lalat dan serangga yang lain untuk
lakukan penyerbukan. Tingginya bisa meraih 6m. Bunganya amat besar serta tinggi, berupa seperti lingga (
sesungguhnya yaitu tongkol atau spadix ) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar.
• 4. Daun sang : tumbuhan ini cuma didapati di tempat besitang tepatnya di lokasi 242 aras napal, serta sebagian
tempat di sekitar lokasi tersebut. Persebaran tidak luas serta berbentuk endemik tidak ditemukan di tempat lain.
• 5. Kantung semar : kantung semar yaitu tumbuhan tropika yang menampilkan wujud yang amat unik. Keunikannya
ada pada kantungnya yang bergantung pada seutas sulur yang menyerupai spiral, yang keluar dari ujung daun.
Keunikan yang lain ada pada kantungnya yang berupa corong diisi cairan yang didalamnya bisa ditemukan
beragam type serangga serta hewan lain.
• Flora Fauna Australis
• Daerah persebaran :
• a. Pulau Sulawesi dan sekitarnya
• b. Nusa Tenggara
• c. Maluku Barat

• Flora Australis :
• a. Hutan Hujan Tropis (beraneka tumbuhan)
• b. Tanaman yang memiliki vortabilitas genetika yang tinggi
• c. Flora pantai (Sagu, Nipah, Hutan Gambut)

• Ciri Ciri Flora Australis
• Flora australis merupakan flora yang terdapat
di dangkalan sahul serta meliputi lokasi papua
serta maluku flora australis juga adalah rimba
tropis dengan tumbuhan yang tidak sama
seperti nipah, sagu, serta merbau lokasi
australis serta lokasi peralihan dibatasi oleh
garis weber.
• Contoh Flora Australis :
• 1. Matoa : tinggi pohon 50m, akar papan tingginya meraih 5m, daun majemuk berseling, bersirip
genap, tangkai daun panjang ± ; 1m, anak daun 4-13 gunakan memiliki bentuk bundar memanjang
dgn pinggir yang mana bergerigi. Mahkota bunga agak berbulu pada bagian luarnya, kelopak bunga
agak menyatu.
• 2. Cendana : kayu ini dipakai sebagai bahan rempah-rempah, bahan baku untuk dupa, sebagai
aromaterapi, serta minyak wangi. Tanaman ini umumnya ditemukan di nusa tenggara timur.
• 3. Eboni : tumbuhan ini umumnya tumbuhan ini datang dari tempat tropis, serta cuma sebagian
spesies yang tumbuh di tempat beriklim tengah. Tumbuhan ini bisa ditemukan di pulau sulawesi,
tepatnya di sulawesi sedang.
• 4. Siwalan : yaitu sejenis palma yang tumbuh di asia selatan serta asia tenggara. Pohon ini pada
umumnya tumbuh di daerah-daerah kering. Daunnya bisa dipakai untuk bahan dasar kerajinan dan
juga bisa dijadikan bahan penulisan naskah lontar. Beberapa bahan kerajinan yang dibikin dari daun
lontar diantaranya yaitu kipas, tikar, serta sasando.
• 5. Pakis : seluruh pakis berumah dua ( dioecious ) hingga ada tumbuhan jantan serta betina. Serbuk
sari dihasilkan oleh sang tumbuhan jantan dari runjung besar yang tumbuh dari ujung batang. Alat
bunga betina serupa daun dengan biji-biji tumbuh dari samping. Alat betinanya tumbuh dari sela-
sela ketiak daun.

• Flora Fauna Peralihan
• Daerah Persebaran :
• a. Irian Jaya (Papua)
• b. Maluku dan sekitarnya

• Flora Peralihan :
• a. Memiliki kerabat yang paling dekat dengan kawasan musim di
Maluku, Nusa Tenggara, dan Jawa.
• b. Flora pantai mirip dengan flora yang ada di Papua
• c. Flora di pegunungan mirip dengan yang ada di Kalimantan
• d. Umumnya Hutan Bakau dan Pohon Nipah
• e. Selainnya mirip dengan yang ada di Nusa Tenggara dan Jawa

Anda mungkin juga menyukai