Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

ALDEHID DAN KETON

Penyusun : Putri Ananda Rizwan


Universitas Pakuan Bogor

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Mahasiswa diharapkan dapat membedakan dan menggolongkan jenis-jenis aldehid dan keton
dengan uji Tollens, uji Fehling, uji Bannedict, uji Schiff, dan uji Iodoform.

1.2 Dasar Teori


Aldehid dan keton merupakan dua dari sekian banyak kelompok senyawa organik yang
memiliki kandungan gugus karbonil. Suatu keton menghasilkan dua gugus alkil yang terikat
pada karbon karbonilnya, Gusus lain dalam suatu aldehid dapat berupa alkil, aril atau H.
Banyak aldehid dan keton mempunyai bau khas, yang membedakan pada umumnya aldehid
berbau merangsang dan keton berbau harum (Fesseden, 1986).

...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
................................................... (Pettuci, 1987).

Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil C=O, Jika kedua gugus ini menempel pada
gugus karbonil adalah gugus karbon, maka senyawa itu dinamakan keton. Jika salah satu dari
kedua gugus tersebut adalah hidrogen, maka senyawa tersebut adalah golongan aldehid.
Aldehid dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah, sedangkan reaksi reduksi
terbagi menjadi 3 bagian yaitu reduksi menjadi allkohol, reduksi menjadi hidrokarbon, dan
reduksi pinakol (Wilbraham, 1992).

Perbedaan sifat kimia yang paling menonjol antara lain adalah aldehid dan keton :

1. Aldehida mudah teroksidasi sendangkan keton agak sukar teroksidasi


2. Aldehida lebih reaktif dibandingkan keton terhadap adisi Nukleufilik

Sifat fisik aldehida dan keton :

1. Aldehid dan keton adalah polar dan membentuk daya tarik menarik
2. Kelarutan aldehid dan keton adalah dalam air sama dengan alkohol

Jenis-jenis pengujian terhadap Aldehid dan keton :

1. Uji Tollens, digunakan untuk menguji aldehid, menghasilkan endapan Ag yang


merupakan cermin perak akan menempel pada dinding tabung
2. ..................
3. ..................

| Edukasi
4. Uji dengan pereaksi 2,4 - dinitrofenilhidrazin
5. Uji Iodoform

BAB II
METODE KERJA

2.1 Alat dan Bahan


a. Alat

1. Beaker glass
2. Penangas air
3. Pipet tetes
4. Rak tabung reaksi
5. Tabung reaksi

b. Bahan

1. Asetaldehid
2. Aseton
3. Bemaldehid
4. Formaldehid
5. Iodium
6. ....
7. ...
8. ...
9. Pereaksi Fehling
10. Oereaksi Tolens
11. Pereaksi Schiff

2.2 Cara Kerja

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Pengamatan

3.2 Reaksi

3.3 Pembahasan
Pada percobaan kali ini adalah mengidentifikasi aldehida dan keton yang diuji dengan uji
Fehling, uji Bennedict, uji Schiff, uji Tollens, uji dengan 2,4-dinitrofenilhidrazin dan uji
Iodoform.

Pada uji Tollens (cermin perak), larutan dengan formaldehid paling cepat membentuk
endapan Ag yaitu cermin perak pada dinding tabung dibandingkan dengan Benzaldehid yang
agak sukar mengendap atau membentuk cermin perak, dan aseton sama sekali tidak
membentuk cermin perak setelah pem,anasan karena seton tidak bereaksi. Formaldehid cepat

| Edukasi
membentuk cermin perak dibanding dengan larutan lain karena formaldehid mengandung
sedikit atom C, sehingga cermin peraknya pun nampak lebih jelas.

Pada uji Fehling terbentuk endapan merah bata ketika diereaksikan dengan formaldehid. Jika
direaksikan dengan Benzaldehid dan Aseon tidak bereaksi. Seharusnya dapat bereaksi
dengan Benzaldehid karena uji Fehling ini spesifik untuk pengujian aldehid, namun mungkin
terjadi kesalahan saat pengambilan sampel atau kurangnya volume Benzaldehid yang di uji.
Jika dengan aseton tidak bereaksi karena uji Fehling tidak spesifik untuk pengujian keton.

Pada uji Bennedict, jika laruitan Bennedict direaksikan dengan Formaldehid menghasilkan
endapan merah bata, dengan Benzaldehid tidak terjadi endapan, ada lapisan seperti minyak
dipermukaan, dan dengan aseton juga tidak memebentuk endapan.

Pada uji Schiff, jika larutan schiff direaksikan dengan foormaldehid menghasikan warna ungu
pekat, dengan larutan benzaldehid menghasilkan warna kecoklatan. Sedangkan, dengan seton
tidak bereaksi, aseton tidak larut dikarenakan larutan schiff ini tidak mampu mengurai aseton
atau atom karbon pada aseton.

Pada pengujian aseton dengan larutan 2,4-dinitrofenilhidrazin aseton dapat bereaksi


menghasilkan endapan orange dengan cepat. Hal ini terjadi karena larutan 2,4-
dinitrofenilhidrazin spesifik untuk menguji keton.

Pada uji Iodoform, aseton diuji dengan Iodium dan NaOh. Iodium larut, jika berlebih tidak
menimbulkan endapan, seharusnya membentuk endapan namun mungkin terjadi kesalahan
pada pengujian kali ini, baik faktor kualitas sampel yang digunakan atau karena metode kerja
yang kurang sesuai.

BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum aldehid dan keton ini antara lain :

1. Aldehid dapat bereaksi dengan spesifik pada uji Tollens, Fehling, Bennedict dan Schiff
2. ..................................
3. .................................................
4. Larutak 2,4-dinitrofenilhidrazin dapat bereaksi dengan cepat dengan Aseton, karena
mampu mengurai atom karbon pada aseton.

DAFTAR PUSTAKA
 Fasseden, 1986. Dasar - Dasar Kimia Organik. Jakarta : Bina Aksara
 Petrucci, RH. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta : Erlangga
 Wilbraham, and Michael S. Matta. 1992. Kimia Organik dan Hayati. Bandung : ITB

Keterangan :
Untuk mendapatkan versi lengkap download di : http://bit.ly/kimoraldehidketon

| Edukasi

Anda mungkin juga menyukai