Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALDEHID DAN KETON

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD FADHIIL
2019076
XII MIPA 3

SMAN 5 GOWA
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum identifikasi gugus fungsi
aldehid dan keton ini dapat diselesaikan dalam waktu yang ditentukan. Shalawat dan salam tak
lupa kita haturkan terhadap junjungan Nabi Muhammad SAW.
Adapun laporan hasil praktikum identifikasi gugus fungsi aldehid dan keton dibuat dalam
rangka menyelesaikan tugas mata pelajaran kimia dengan dibantu dari berbagai sumber dan hasil
analisis praktikum yang dilakukan untuk sehingga memiliki banyak referensi terkait guna
memperlancar pembuatan laporan ini. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih banyak
kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dan terlibat serta turut mendukung dalam
penyusunan laporan praktikum ini.
Namun, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
penyusun bahasa maupun segi lainnya dalam penyusunan laporan praktikum ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritikan serta saran yang membangun dari pembaca guna lebih
menyempurnakan penulisan laporan praktikum ini. Semoga adanya laporan praktikum ini dapat
bermanfaat bagi semuanya. Apabila ada hal-hal yang kurang berkenan, penulis meminta maaf
sebesar-besarnya. Sekian dan terima kasih.

Selasa, 15 Februari 2022

Penulis
A. Judul
Identifikasi Gugus Fungsi Aldehid dan Keton.
B. Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini antara lain :
1. Mengidentifikasi perbedaan aldehid dan keton dengan menggunakan pereaksi fehling
dan Tollens.
2. Mengetahui reaksi yang terjadi pada uji fehling dan tollens senyawa aldehid dan
keton.

C. Landasan Teori
Gugus fungsi adalah sebuah atom atau gugus atom-atom yang memiliki karakteristik
kimia dan sifat fisika, dan merupakan bagian molekul yang reaktif. Gugus fungsi paling
penting kimia organik yaitu gugus karbonil (-CO-). Gugus ini dimiliki oleh golongan
senyawa aldehida, keton, asam karboksilat, ester dan turunan lainnya. Senyawa ini
penting dalam banyak proses biologi.
Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat
pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Nama IUPAC dari aldehida diturunkan dari
alkana dengan mengganti akhiran “ana“ dengan “al“. Nama umumnya didasarkan nama
asam karboksilat ditambahkan dengan akhiran dehida (Petrucci, 1987).
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat
pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton juga dapat dikatakan
senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lainnya.
Keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil (Wilbraham,
1992).
Aldehid dan keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi pada umumnya aldehid
lebih reaktif dibanding keton. Beberapa uji laboratorium menggunakan sifat kemudahan
oksidasi untuk membedakan aldehid dari keton. Salah satu dari uji ini adalah uji Tollens,
dimana ion kompleks perak amonia mudah direduksi oleh aldehid menjadi logam perak.
Perak hidroksida tidak larut dalam air, sehingga ion perak harus di kompleks oleh amonia
dalam suasana basa agar tetap larut.
Persamaan untuk reaksi dapat ditulis :
RCHO + 2Ag(NH3)2+ + 3OH- RC O- + 2Ag + 4NH3 + 2H2O
Uji Tollen merupakan salah satu uji yang digunakan untuk membedakan mana yang
termasuk senyawa aldehid dan mana yang termasuk senyawa keton. Aldehid lebih mudah
dioksidasi dibanding keton. Oksidasi aldehid menghasilkan asam dengan jumlah atom
karbon yang sama ( Hart, 1990). Pereaksi tollens, pengoksidasi ringan yang digunakan
dalam uji ini, adalah larutan basa dari perak nitrat. Larutannya jernih dan tidak berwarna.
Untuk mencegah pengendapan ion perak sebagai oksida pada suhu tinggi, maka
ditambahkan beberapa tetes larutan amonia. Amonia membentuk kompleks larut air
dengan ion perak. (Willbraham,1992).
Pereaksi Tollens sering disebut sebagai perak amoniakal, merupakan campuran dari
AgNO3 dan amonia berlebihan. Gugus aktif pada pereaksi tollens adalh Ag2O yang bila
tereduksi akan menghasilkan endapan perak. Endapan perak ini akan menempel pada
tabung reaksi yang akan menjadi cermin perak. Oleh karena itu Pereaksi Tollens sering
juga disebut pereaksi cermin perak (Sudarmo, 2006).
Berikut reaksinya:
R-CHO + Ag2O → R-COOH + 2Ag
Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat, ion Ag+ dalam reagensia Tollens
direduksi menjadi logam Ag. Uji positif ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada
dinding dalam tabung reaksi. Reaksi dengan pereaksi Tollens mampu mengubah ikatan
C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton
selanjutnya keton tidak dapat dioksidasi lagi dengan menggunakan pereaksi Tollens.
Hal ini disebabkan karena keton tidak mempunyai atom hidrogen yang menempel
pada atom karbon karbonil. Keton hanya dapat dioksidasi dengan keadaan reaksi yang
lebih keras dibandingkan dengan aldehid. Ikatan antara karbon karbonil dan salah satu
karbonnya putus, memberikan hasil-hasil oksidasi dengan jumlah atom karbon yang lebih
sedikit daripada bahan keton asalnya. Pengecualian adalah dalam oksidasi keton siklik,
karena jumlah atom karbonnya tetap sama. Misalnya, sikloheksanon dioksidasi secara
besar-besaran menjadi asam dipat, bahan kimia penting dalam pembuatan Nylon.
Pereaksi Fehling merupakan campuran dari larutan Fehling A dan Fehling B dengan
jumlah yang sama. Larutan Fehling A terdiri atas larutan CuSO4, sedangkan larutan
Fehling B terdiri atas larutan NaOH dan larutan kalium-natrium tartrat. Pereaksi Fehling
merupakan ion kompleks Cu2+ dalam suasana basa, dan dalam persamaan reaksi cukup
ditulis CuO.
Aldehid dapat bereaksi dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan Cu2O yang
berwarna merah bata.
Berikut reaksinya:
R-CHO + 2CuO → R-COOH + Cu2O
Aldehid dan keton sangat banyak di alam. Banyak aldehid dan keton memiliki bau
yang harum dan cita rasa, sehingga sifat ini dimanfaatkan dalam produk parfum dan
produk konsumsi lainnya (contohnya sabun, pemutih, dan pengharum ruangan).
Namun penggumpalan dan ekstraksi zat wangi ini dari bunga, tumbuhan kelenjar
hewan sangat mahal. Channel 5, yang memasuki pasar parfum pada tahun 1921
merupakan wangi-wangian pertama yang menggunakan bahan kimia organik sintetik.
Sebagian besar pembuatan wewangian melakukan hal yang sama. Formaldehida
merupakan aldehid yang paling banyak diproduksi dan mempunyai banyak kegunaan,
antara lain : untuk mengawetkan mayat, untuk membuat berbagai jenis plastik. Keton
yang paling banyak penggunaannya adalah propanon, dengan nama dagang aseton.

D. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium kimia SMA Negeri 5 Gowa pada Hari
Rabu, tanggal 02 Februari 2022.

E. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaiu :
1. Alat :
a. 1 buah Gelas kimia 250 mL
b. 4 buah Tabung reaksi
c. Pipet tetes
d. Rak tabung reaksi
e. Pembakar spiritus
f. 1 Pasang Kaki tiga dan asbes

2. Bahan :
a. Air 150 mL
b. Larutan Glukosa/Aldehid 5 mL
c. Larutan Keton 5 mL
d. Larutan Fehling 3 tetes
e. Larutan pereaksi Tollens 3 tetes

F. Langkah Kerja
Adapun cara kerja praktikum ini antara lain :
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Didihkan 150 mL air dalam gelas kimia dengan bantuan pembakar spiritus.
3. Beri label nama pada tabung reaksi yang digunakan sesuai isi larutannya.
4. Isilah dua tabung reaksi dengan larutan glukosa/aldehid, masing masing 5 mL di tiap
tabung reaksi. Kemudian tambahkan 3 tetes larutan pereaksi Fehling pada tabung
pertama dan 3 tetes pereaksi Tollens pada tabung kedua. Lakukan hal yang sama pada
dua tabung dengan larutan keton.
5. Masukkan kedua tabung ke dalam air yang telah di panaskan selama 5-10 menit
sampai terjadi perubahan warna pada tabung reaksi larutan.
6. Amati perubahan yang terjadi dan catat perubahan dalam tabel pengamatan.
G. Tabel Pengamatan dan Hasil

Adapun tabel pengamatan dan hasil praktikum ini yaitu :

Bahan Larutan Fehling Pereaksi Tollens

Glukosa (Aldehid) Merah Bata Cermin Perak

Aseton (Keton) Tidak berubah (Bening) Tidak berubah (Bening)

Hasil :
Larutan glukosa/aldehid+Fehling = Merah Bata.
Larutan glukosa/aldehid+Tollens = Cermin Perak.
Larutan aseton/keton+Fehling = Tidak berubah warna (Bening).
Larutan aseton/keton+Tollens = Tidak berubah warna (Bening).

H. Pembahasan
Praktikum ini dilakukan untuk mengidentifikasi aldehid dan keton dengan pereaksi
khusus, yaitu pereaksi Tollens dan pereaksi Fehling, serta mengetahui reaksi yang terjadi
pada aldehid dan keton dengan menggunakan pereaksi Tollens dan Fehling.
Dalam uji pereaksi Tollens, dua tabung reaksi diisi dengan 3 tetes pereaksi tollens.
Pada tabung 1, ditambahkan pada 5 mL larutan glukosa/aldehid dan pada tabung 2
ditambahkan pada 5 mL larutan aseton/keton kemudian dimasukkan ke dalam air
mendidih, yang bertujuan untuk mempercepat reaksi yang terjadi. Pada tabung 1 terjadi
reaksi dan terbentuk cermin perak, sedangkan pada tabung kedua tidak terjadi reaksi dan
tidak berubah warna.
Dalam uji pereaksi Fehling, dua tabung reaksi diisi dengan 5 mL larutan
glukosa/aldehid (tabung A) dan 5 mL larutan aseton/keton (tabung B), kemudian
ditambahkan masing-masing 3 tetes fehling. Tabung reaksi dikocok agar terbentuk
campuran homogen, lalu dimasukkan ke dalam air mendidih untuk mempercepat reaksi.
Pada tabung A terbentuk endapan merah bata, sedangkan pada tabung B tidak terjadi
reaksi atau tidak berubah warna.

- Reaksi pada uji Tollens :


Reaksi yang terjadi pada sampel glukosa setelah ditambah pereaksi sebelum
pemanasan berwarna bening kehitaman. Setelah dilakukan pemanasan) mun0ul endapan
berwarna perak. Terdapat reaksi antara reagen tollens dengan gugus aldehid.
Menandakan glukosa tergolong monosakarida yang memiliki gugus aldehid yang disebut
aldosa. Glukosa memiliki gugus -H yang mudah teroksidasi. Gugus hidroksil yang reaktif
pada glukosa terletak pada karbon nomor dua (anomerik). Hasil oksidasi gugus aldehid
adalah asam karboksilat. Oksidator yang dipakai pada percobaan tollens adalah oksidator
lemah sedangkan keton hanya dapat dioksidasi dengan oksidator kuat) contohnya adalah
kalium permanganat (Winarno,2008).
Hasil uji dari aseton sebelum pemanasan berwarna bening dan setelah pemanasan
tidak terjadi perubahan. Menandakan aseton memiliki gugus keton. Gugus keton tidak
reaktif dengan pereaksi tollens karena gugus keton hanya dapat bereaksi dengan
oksidator kuat contohnya adalah kalium permanganat (Winarno,2008).
- Reaksi pada uji Fehling :
Hasil pengujian pada glukosa sebelum pemanasan berwarna coklat kehijauan
kemudian setelah dilakukan pemanasan sampel berwarna coklat bata. Menandakan
glukosa memiliki gugus fungsi aldehid. /ada gugus keton tidak akan bereaksi. Karena
masih bening di permukaan dan biru yang mengendap (Puspita,2013).
Hasil pengujian pada aseton tidak terjadi reaksi karena pereaksi fehling tidak dapat
mengoksidasi gugus keton pada aseton. Karena sampel sebelum dan setelah pemanasan
tidak berubah. Hal ini karena aseton tidak mempunyai atom H yang terikat langsung pada
atom C karbonilnya sehingga tidak mengalami oksidasi. Aseton dalam pereaksi fehling
tidak dapat mereduksi ion tembaga, sehingga tidak terbentuk endapan (Puspita,2013).

I. Kesimpulan
Glukosa atau aldehid dapat dibedakan dengan keton karena bereaksi dan berubah
warna saat uji Fehling dan Tollens. Sedangkan aseton atau keton dapat dilihat tidak
mengalami reaksi saat uji Fehling dan Tollens. Suatu sampel dapat dikatakan sebagai
aldehid apabila direaksikan dengan pereaksi tollens kemudian dipanaskan akan terbentuk
cermin perak pada dinding tabung reaksinya dan berwarna merah bata saat tercampur
dengan larutan fehling. Sedangkan sampel dikatakan keton apabila terjadi reaksi negatif
atau tidak terjadi perubahan saat ditambah pereaksi tollens atau fehling. Dari hasil
percobaan, larutan glukosa termasuk senyawa aldehid dan larutan aseton termasuk
senyawa keton.

J. Saran
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya :
1. Berhati-hati dalam melakukan percobaan dan lakukan sesuai prosedur.
2. Beri label pada tabung reaksi agar lebih mudah dikenali dan tidak tertukar.
3. Lebih teliti dalam melihat warna dan terbentuknya cermin perak.
4. Patuhi protokol kesehatan dan kebersihan area praktikum.

K. Daftar Pustaka
http:/journal2.um.ac.id di akses Hari Selasa, tanggal 15 Februari 2022 pukul 11.00 WITA
https://www.kimiamath.com/post/laporan-praktikum-kimia-identifikasi-aldehid-keton
di akses pada Hari Selasa, tanggal 15 Februari 2022 pukul 11.00 WITA
http://kikyrisqiyatulj.blogspot.com/2013/10/uji-tollen-untuk-aldehid-dan-keton.html
di akses pada Hari Selasa, tanggal 15 Februari 2022 pukul 11.00 WITA
https://www.academia.edu/23246605/
laporan_identifikasi_gugus_fungsi_aldehid_dan_keton di akses pada Hari Selasa, tanggal
15 Februari 2022 pukul 11.00 WITA
L. Lampiran Percobaan
Dokumentasi praktikum :

Anda mungkin juga menyukai