Anda di halaman 1dari 12

Persepuluhan

KEWAJIBAN ATAU DISIPLIN ROHANI?


JOAS ADIPRASETYA1

There are three conversions necessary:


the conversion of the heart, mind, and the purse.
Martin Luther

Banyak anggota jemaat yang mengalami kebingungan dalam hal persepuluhan. Mereka kerap
mendengar dari banyak orang Kristen dari denominasi lain bahwa persepuluhan merupakan sebuah
kewajiban yang harus dipatuhi oleh semua orang Kristen, karena mereka sudah diberkati atau supaya
mereka diberkati. Di lain pihak, GKI ternyata tidak mewajibakannya. Lalu, bagaimana harus
menyikapinya?

PERSEPULUHAN DI DALAM PERJANJIAN LAMA


Mereka yang mendesakkan persepuluhan sebagai keharusan hampir selalu memakai Maleakhi 3:10
sebagai dasar alkitabiahnya: “Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta
alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat
kepadamu sampai berkelimpahan.” Sejak awal perlulah saya menegaskan bahwa pendekatan alkitabiah
tidak sama dengan pendekatan ayatiah. Pendekatan ayatiah biasanya sekadar mencomot ayat-ayat
favorit dan menarik darinya sebuah kesimpulan umum. Sedang pendekatan alkitabiah lebih peduli pada
pesan utama keseluruhan Alkitab tentang sebuah subjek (persembahan, misalnya) dan merumuskan
sikap kristiani masa kini berdasarkan prinsip-prinsip umum tersebut. Oleh karena itu, kita sungguh-
sungguh perlu melihat, bagaimana Alkitab secara keseluruhan berbicara mengenai persembahan,
khususnya persepuluhan. Kita mulai dari Perjanjian Lama.

1
JOAS ADIPRASETYA (jadiprasetya@gmail.com) adalah pendeta jemaat GKI Pondok Indah, Jakarta, yang
ditugasi secara khusus untuk menjadi dosen penuh waktu di STT Jakarta, untuk bidang Sistematika dan Etika.

1 persembahan persepuluhan, gki pondok indah, 15 november 2010


Sebelum Hukum Taurat
Sebelum munculnya Hukum Taurat dan hukum-hukum turunan yang mengikutinya, catatan
mengenai persepuluhan hanya muncul ketika Abraham memberikan sepersepuluh hasil rampasan
perangnya kepada Melkisedek (Kej. 14:20, 22) dan ketika Yakub bernazar kepada Tuhan (Kej. 28:22).
Tidak ada pengaturan legal sama sekali. Namun kita bisa menduga bahwa jumlah sepersepuluh yang
diberikan oleh Abraham kepada Melkisedek dan oleh Yakub kepada Allah memang menjadi tradisi
budaya di wilayah Timur Tengah. Selain itu, dalam peristiwa Yakub, ia memberikan persepuluhan
kepada Allah sebagai ungkapan syukur dalam konteks perjanjian dengan Allah, bukan sebagai sebuah
kewajiban.

Hukum Taurat
Kita akan segera tahu bahwa sebagian besar catatan mengenai persepuluhan terdapat dalam lima
Kitab Taurat (Kejadian-Ulangan). Hal pertama yang harus ditekankan, sehubungan dengan banyaknya
hukum dan peraturan dalam lima kitab pertama khususnya dan Perjanjian Lama umumnya, adalah
bahwa semua hukum itu semata-mata mencerminkan tuntutan agar umat percaya tunduk dan patuh
pada Allah sendiri. Persepuluhan dalam hal ini hanyalah menjadi sebuah contoh penerapannya. Yang
dipentingkan, dengan kata lain, adalah gaya hidup menatalayani hidup dan semua yang melekat
padanya, agar seluruh kehidupan diabdikan kepada Allah.
Mereka yang pada masa kini berusaha mematuhi perintah persepuluhan hanya dengan
menggantungkan diri pada Maleakhi 3:10 ternyata akan mengalami kesulitan besar jika harus
mempertimbangkan teks-teks khusus di dalam kelima kitab pertama. Sebab, di dalamnya kita akan
menemui ketidakajegan penjelasan mengenai persepuluhan. Ada bermacam-macam versi
persepuluhan.
IMAMAT 27 mencatat bahwa persembahan persepuluhan diberikan dalam bentuk hasil bumi atau
ternak (Im. 27:30-32). Namun, jika hendak ditebus dan diberikan dalam bentuk uang, maka orang
tersebut harus menambah seperlima (20%) dari harga persembahannya; jadi, total persepuluhan
dalam bentuk uang adalah 12%. Jadi, berbeda dengan persembahan persepuluhan dalam bentuk uang
yang berlaku pada masa kini.
BILANGAN 18 secara khusus menjelaskan bahwa persembahan persepuluhan harus diberikan
kepada suku Lewi sebagai ganti tidak diperolehnya tanah pusaka bagi suku ini. Namun suku Lewi ini
juga harus mempersembahan seperpuluh dari penghasilannya itu dan memberikannya kepada imam
Harun.
ULANGAN 12, secara mengejutkan, mengatur persembahan persepuluhan secara berbeda.
Persembahan persepuluhan harus diberikan bersama dengan persembahan-persembahan lainnya ke
tempat yang akan dipilih Tuhan. Setelah sampai di sana, umat Tuhan ternyata diharuskan untuk
memakan persembahan persepuluhan mereka sendiri; mereka bersama seiisi keluarga dan orang Lewi,
dengan penuh kegembiraan. Persembahan persepuluhan, dengan demikian, diberikan kepada Allah,
untuk dinikmati bersama dengan komunitas dalam perjamuan kasih. Hal yang sama ditegaskan lagi di

2 persembahan persepuluhan, gki pondok indah, 15 november 2010


Ulangan 14:23. Persepuluhan tidak diberikan kepada para imam Lewi saja, namun untuk dinikmati
bersama-sama. Kalaupun orang-orang Lewi mendapat bagian dalam perayaan hasil persepuluhan, itu
karena mereka merupakan anggota masyarakat yang lemah disebabkan karena mereka tidak
memperoleh pembagian tanah Israel. Ulangan 14:27 menyatakan, “Juga orang Lewi yang diam di dalam
tempatmu janganlah kauabaikan, sebab ia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama engkau.”
Dengan demikian, orang-orang Lewi dikategorikan sebagai kelompok sosial yang lemah dalam
komunitas yang perlu ditopang.
Juga, pada akhir tahun ketiga, persembahan persepuluhan dikhususkan bagi “orang Lewi, karena
ia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama engkau, dan orang asing, anak yatim dan janda
yang di dalam tempatmu” (Ul. 24:29). Tahun ketiga ini disebut sebagai “tahun persembahan
persepuluhan” (Ul. 26:12). Tampak sangat jelas bahwa persembahan persepuluhan diberlakukan bukan
semata-mata karena itu adalah perintah Allah, namun juga demi memelihara kehidupan sosial yang
lebih adil. Pola pengaturan persepuluhan dalam konteks Kitab Ulangan ini menarik karena dimensi
sosialnya. Apalagi jika kita meletakkannya di dalam konteks Tahun Yobel yang dirayakan setiap tahun
ketujuh. Dengan demikian, siklus pengaturan sosialnya berlangsung demikian:

Tahun 1 Persepuluhan biasa Ul. 14:22-27


Tahun 2 Persepuluhan biasa Ul. 14:22-27
Tahun 3 Tahun persepuluhan Ul. 14:28
Tahun 4 Persepuluhan biasa Ul. 14:22-27
Tahun 5 Persepuluhan biasa Ul. 14:22-27
Tahun 6 Tahun persepuluhan Ul. 14:28
Tahun 7 Penghapusan hutang Ul. 15:1-11
Pembebasan budak Ul. 15:12-18

Secara umum kita bisa melihat bahwa pengaturan persembahan persepuluhan tidaklah “stabil.”
Ada beragam model pengaturan. Ada yang diberikan kepada orang-orang Lewi, ada yang diberikan
kepada orang-orang Lewi dan janda, anak yatim dan orang asing dan ada yang tidak menjelaskan sama
sekali kepada siapa persepuluhan diberikan. Kita melihat pergeseran tempat persembahan
persepuluhan, dari tempat-tempat ibadah lokal ke pusat ibadah utama. Ada pula tradisi yang
menyarankan persembahan persepuluhan dimakan bersama secara komunal sebagai tanda
kebersamaan persekutuan umat percaya. Soal apa yang dipersembahkan pun beragam. Kebanyakan
adalah hasil alam dan ternak, namun tidak tertutup kemungkinan diberikan dalam bentuk uang,
dengan menambah seperlima dari persepuluhan tersebut.

Kitab-Kitab Lain
Peraturan persepuluhan juga dimunculkan kembali di kitab-kitab sesudahnya, khususnya di
dalam 2 TAWARIKH 31 dan NEHEMIA 10, 12 & 13. Persepuluhan ini, dengan mengikuti tradisi Bilangan
18, diberikan kepada orang-orang Lewi, karena mereka tidak memperoleh bagian dari pembagian
tanah Israel.
Di dalam KITAB NABI-NABI, kita tidak menjumpai catatan yang memadai mengenai persepuluhan,
kecuali di dalam Kitab Maleakhi yang akan kita bahas terpisah nanti. Hal ini menunjukkan bahwa

3 persembahan persepuluhan, gki pondok indah, 15 november 2010


persembahan persepuluhan lebih dekat dengan tradisi imamat atau ritual dan bukan dengan tradisi
sosial atau kenabian. Amos 4 secara khusus berkomentar tentang persepuluhan, namun dengan nada
kritis dan negatif. Kita dengan segera dapat mengetahui bahwa yang terjadi pada saat itu adalah
kristalisasi hukum yang sudah membeku dan mengeras, sebab aturan hukum dilaksanakan secara
legalistis dan malah kehilangan semangat sosialnya. Dengan sinis Amos menyuarakan pesan Tuhan,

“Datanglah ke Betel dan lakukanlah perbuatan jahat, ke Gilgal dan terhebatlah perbuatan jahat!
Bawalah korban sembelihanmu pada waktu pagi, dan persembahan persepuluhanmu pada hari
yang ketiga! Bakarlah korban syukur dari roti yang beragi dan maklumkanlah persembahan-
persembahan sukarela; siarkanlah itu! Sebab bukankah yang demikian kamu sukai, hai orang
Israel?" demikianlah firman Tuhan Allah.” (Am. 4:4)

Jelas di sini Amos mengajukan kritik tajam atas persembahan persepuluhan yang diberikan Israel,
karena persepuluhan itu diberikan terlepas dari makna sosial dan iman. Makna sosial hilang ketika
mereka malah melakukan “perbuatan jahat” (ay. 4) dan “memeras orang lemah … menginjak orang
miskin” (ay. 1). Makna iman hilang ketika mereka memberi persembahan bukan dalam rangka ketaatan
kepada Allah namun untuk menonjolkan diri dan mendapat pujian (ay. 5). Persepuluhan yang tadinya
dimaksudkan sebagai sebuah mekanisme penatalayanan hidup sosial, kini telah berubah makna
menjadi sebentuk aturan kaku dan beku yang dimanipulasi untuk menutupi penindasan sosial.

Maleakhi 3
Maleakhi 3 perlu mendapat perhatian khusus, sebab ayat 10 secara khusus kerap dicabut dari
konteksnya dan dimanfaatkan untuk membenarkan praktik persepuluhan pada masa kini. Kita harus
mengakui secara jujur bahwa bahasa religius yang dipakai oleh Kitab Maleakhi sangat legalistis. Aturan
agama ingin ditegakkan. Namun demikian, semangat legalisme ini bukanlah yang paling utama. Pesan
Kitab Maleakhi bukan soal legalisme hidup iman, namun soal kesetiaan Allah yang direspons tidak
sepantasnya oleh umat Israel.
Sejak semula ditegaskan bahwa Allah mengasihi Israel (1:2-5). Ini pengakuan iman yang mendasari
hidup mereka. Namun demikian, sekalipun mereka sudah dikasihi Allah, namun mereka tetap
melakukan tindakan yang menyedihkan dan penuh cemar; mereka memberi persembahan yang cemar
dan tak layak (1:6-14), bahkan para imamnya terlibat dalam perusakan moral Israel (2:1-9), kemudian
juga malah orang Israel yang dituntut memelihara kemurnian iman malah kawin-mawin dengan
bangsa kafir (2:10-16). Jadi kalau mau dibuat skema dan bagannya, akan terlihat semacam ini:

Tuhan memelihara dan


mengasihi Israel (1:2-5; 3:6)

1
2

Israel melakukan pencemaran:


pencemaran ibadah (1:6-14)
pencemaran imam (2:1-9)
pencemaran perkawinan (2:10-16)

4 persembahan persepuluhan, gki pondok indah, 15 november 2010


Jadi perjanjian kasih Allah-manusia berlaku timpang: Allah mengasihi manusia namun manusia
membalas-Nya dengan kejahatan. Semua tindak pencemaran itu seakan-akan menunjukkan
ketidakpercayaan Israel bahwa Allah selalu memelihara dan setia. Itu sebabnya Allah menegaskan
bahwa Tuhan tidak pernah berubah, Ia selalu setia (3:6).
Hal ini amat menyedihkan Allah. Yang dituntut dari pihak manusia sebenarnya hanyalah ketaatan
yang terwujud dalam pemberlakuan hukum dan peraturan. Tapi mereka melanggarnya (termasuk
persepuluhan). Itulah sebabnya dengan nada perih dan luka Allah “menantang” Israel untuk
membuktikan kasih-setia Allah kembali. Lalu muncullah 3:10.
Ayat ini dengan demikian bukan bernuansa pengaturan/regulasi persepuluhan, namun sebuah
tantangan dari Allah untuk membuktikan kesetiaan Allah. Seakan Allah ingin berkata, “Ujilah Aku!
Kenapa engkau tak memercayai kesetiaan-Ku dengan cara menipu-Ku dan mencemari tugas
ibadahmu? Kenapa engkau memanipulasi persepuluhan untuk kepentinganmu, seolah-olah kalau
engkau memberi persembahan maka engkau akan berkekurangan? Bukankah Aku selalu membuktikan
kesetiaan-Ku dengan membuka tingkap langit dan mencurahkan berkat atasmu?”
Jadi, Maleakhi 3:10 harus dilihat dalam kerangka “kita-memberi-karena-sudah-menerima” dan
bukan sebaliknya, “kita-memberi-supaya-menerima”. Kerangka berpikir yang kedua sungguh
berlawanan dengan prinsip utama keseluruhan Alkitab. Allah Alkitab tidak pernah menetapkan suatu
cara berpikir “Hukum Bisnis Rohani.”

PERSEPULUHAN DI DALAM PERJANJIAN BARU


Perjanjian Baru ternyata mencatat sedikit bagian yang berbicara langsung tentang persepuluhan:
Matius 23:23 (paralel Luk. 11:42); Lukas 18:12; Ibrani 7:1-10.

Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam
hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus
dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. (Mat. 23:23; par. Luk. 11:42)

aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. (Luk.
18:12)

Kepadanyapun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya


Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera
… Camkanlah betapa besarnya orang itu, yang kepadanya Abraham, bapa leluhur kita,
memberikan sepersepuluh dari segala rampasan yang paling baik. Dan mereka dari anak-anak
Lewi, yang menerima jabatan imam, mendapat tugas, menurut hukum Taurat, untuk memungut
persepuluhan dari umat Israel, yaitu dari saudara-saudara mereka, sekalipun mereka ini juga
adalah keturunan Abraham. Tetapi Melkisedek, yang bukan keturunan mereka, memungut
persepuluhan dari Abraham dan memberkati dia, walaupun ia adalah pemilik janji … Dan di sini
manusia-manusia fana menerima persepuluhan, dan di sana Ia, yang tentang Dia diberi kesaksian,
bahwa Ia hidup. Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan perantaraan Abraham dipungut juga
persepuluhan dari Lewi, yang berhak menerima persepuluhan, (Ibr. 7:2, 4-6, 8-19)

5 persembahan persepuluhan, gki pondok indah, 15 november 2010


Teks-Teks Persepuluhan
Di dalam INJIL, persepuluhan disebutkan dalam suasana yang sangat kritis dan profetis.
Sayangnya, para pendukung hukum persepuluhan masa kini memanfaatkan Matius 23:23 dan
paralelnya di dalam Lukas 11:42 justru sebagai bukti implisit bahwa Yesus mendorong persepuluhan.
Penafsiran semacam ini, menurut Paul Leonard Stagg (“An Interpretation of Christian Stewardship,”
dlm. What is the Church?, 1958, h. 152), didasarkan pada sebuah “penafsiran yang meragukan yang
melanggar konteksnya dan mengabaikan pesan utama ayat tersebut.” Yesus mengecam orang-orang
Farisi yang terlalu mematuhi aturan persepuluhan namun kehilangan roh di baliknya, yaitu keadilan
sosial dan belas kasihan. Dengan kata lain, Yesus justru ingin menunjukkan betapa tak berartinya
persepuluhan dibandingkan solidaritas sosial di baliknya. Jadi, Yesus memang tidak menolak
persepuluhan, namun Ia juga tidak menganjurkannya. Yang dilakukan Yesus adalah mengajarkan
bahwa penatalayanan kristiani bukan didasarkan pada praktik persepuluhan, namun pada “keadilan
dan belas kasihan dan kesetiaan.”
Dengan sikap kritis yang sama, Yesus memaparkan kisah seorang Farisi (Luk. 18:12), yang dengan
bangganya mematuhi aturan persepuluhan, namun memiliki sikap sombong rohani dan merendahkan
orang lain. Di mata Yesus, orang semacam ini “akan direndahkan” (ay. 14). Kritik Yesus ini berada di
dalam arus tradisi kenabian, khususnya Amos, terhadap kehidupan yang menekankan kesalehan ritual
dan mengabaikan kesalehan sosial.
Catatan mengenai persepuluhan dalam Perjanjian Baru ternyata muncul paling banyak dalam
SURAT IBRANI, yaitu di dalam pasal 7 (sebanyak enam ayat), yaitu ketika dibicarakan kembali kisah
pemberian persepuluhan oleh Abraham kepada Melkisedek; itu pun persepuluhan muncul bukan
sebagai tema utama, karena yang dibicarakan sebenarnya adalah persiapan untuk membandingkan
Imam Besar Melkisedek dengan Yesus sebagai Imam Besar Perjanjian Baru. Jadi, teks Ibrani 7 sangat-
sangat berpusat pada Kristus (Kristosentris).
Sikap Yesus yang tidak menyarankan persepuluhan secara tersurat konsisten dengan surat-surat
Paulus yang sama-sekali tidak berbicara mengenai persepuluhan. Ia berkali-kali berbicara mengenai
uang dan tak satu kali pun berbicara mengenai persepuluhan. Bahkan di dalam perjalanan
penginjilannya yang ketiga (Kis. 18:23-21:16), ia mengumpulkan uang bagi jemaat Yerusalem dan
persembahan persepuluhan tak sekali pun disinggung, apalagi dipakai sebagai metode pengumpulan
uang. Malah, metode yang dipakainya adalah meminta setiap anggota jemaat untuk mengumpulkan
uang seperti menabung setiap hari Minggu, sebagaimana tercatat di dalam 1 Korintus 16:1-2:

Tentang pengumpulan uang bagi orang-orang kudus, hendaklah kamu berbuat sesuai dengan
petunjuk-petunjuk yang kuberikan kepada Jemaat-jemaat di Galatia. Pada hari pertama dari tiap-
tiap minggu hendaklah kamu masing-masing—sesuai dengan apa yang kamu peroleh—
menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru
diadakan, kalau aku datang.

Prinsip yang diusung oleh Paulus sesungguhnya sama dengan semangat dari peraturan persepuluhan
di dalam Perjanjian Lama, yaitu kepedulian pada mereka yang membutuhkan. Namun, keduanya
berujung pada pengaturan teknis yang sama sekali berbeda. Yang satu mengajukan persepuluhan,

6 persembahan persepuluhan, gki pondok indah, 15 november 2010


yang lain penyisihan mingguan secara sukarela. Dari sini agaknya kita perlu memasuki konsep
persembahan di dalam Perjanjian Baru, yang secara mendasar membuat setiap pengharusan
persepuluhan tampil sebagai pengabaian terhadap konsep persembahan tersebut.

Konsep Perjanjian Baru tentang Persembahan


Konsep persembahan di dalam Perjanjian Baru sangat Kristosentris (berpusat pada Kristus), sebab
Kristus diyakini sebagai pembaru seluruh hukum Taurat di dalam Perjanjian Lama. Surat Ibrani
dengan amat tegas dan jelas menunjukkan pembaruan sistem persembahan yang selama ini dilakukan
umat Israel. Pembaruan tersebut terjadi justru karena fokus iman yang bergeser pada Kristus sendiri.
Dikatakan misalnya dalam Ibrani 9:9-10,

Itu adalah kiasan masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan korban dan persembahan
yang tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya menurut hati nurani
mereka, karena semuanya itu, di samping makanan minuman dan pelbagai macam pembasuhan,
hanyalah peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai tibanya waktu
pembaharuan.

Jadi persembahan model Israel itu akan berlaku hanya “sampai tiba waktu pembaharuan”. Kapankah
“waktu pembaharuan” itu tiba? Dijelaskan lebih lanjut, pembaharuan itu sudah terjadi di dalam Kristus
(ay. 9-14),

Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah
melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan
manusia, --artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, -- dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-
lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah
anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat
kelepasan yang kekal. Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu
lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa
lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri
kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari
perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Ide dasar dari Kitab Ibrani ini adalah bahwa Kristus adalah Imam Besar sekaligus domba
persembahan, yang dipersembahkan “satu kali untuk selama-lamanya” (once and for all). Dengan jalan
itu model persembahan Israel yang lama telah dibarui dengan persembahan tubuh Kristus sendiri (Ibr.
10:8-10). Persepuluhan sebagai bagian dari persembahan Israel dengan demikian dan dengan
sendirinya turut dihapuskan. Semua tuntutan persembahan—termasuk persembahan persepuluhan—
telah dilunaskan “sekali untuk selamanya” di dalam korban Kristus!
Bersamaan dengan penggantian konsep Imam dan korban, konsep bait Allah sebagai rumah
Tuhan diganti pula menjadi hidup tiap-tiap orang percaya sebagai bait Allah (1Kor. 3:16-17; 6:19-20),
konsep imam yang dipegang segelintir orang juga diganti menjadi setiap orang percaya yang menjadi
imamat am (1Ptr. 2:9).
Bersamaan dengan itu, Paulus secara khusus menegaskan sebuah prinsip persembahan yang lebih
radikal daripada persembahan persepuluhan. Yang harus kita persembahkan adalah seluruh “tubuh”
(sōma: hidup dalam keutuhannya), “sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan

7 persembahan persepuluhan, gki pondok indah, 15 november 2010


kepada Allah” (Rm. 12:1). Dan itu berarti seluruh milik kita juga, termasuk uang kita. Jadi, 100% uang
kita, bukan 10%, adalah milik Allah yang dipercayakan kepada kita dan harus kita persembahkan
kepada kita.
Dalam perspektif itulah, maka persembahan diserahkan kepada kita untuk kita kelola atau
tatalayani seluruhnya untuk kemuliaan Allah. Amat menarik bahwa Paulus kemudian memberi
petunjuk jelas mengenai makna persembahan seluruh hidup itu. Dalam 2 Korintus 8:1-15 ia
menganjurkan jemaat Korintus untuk memberikan persembahan khusus kepada jemaat di Yerusalem.
Ia menyebutnya sebagai “pelayanan kasih,” karena memang landasan utamanya adalah kasih (2Kor.
8:6, 7, 19-20, 9:12). Prinsipnya, persembahan kasih yang kita berikan kepada sesama itu adalah
cerminan dari persembahan hidup kita untuk Allah sendiri.

Dan bukan itu saja! Ia juga telah ditunjuk oleh jemaat-jemaat untuk menemani kami dalam
pelayanan kasih ini, yang kami lakukan untuk kemuliaan Tuhan dan sebagai bukti kerelaan kami.
(2Kor. 8:19)

Pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-
orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah. (2Kor. 9:12).
Di atas itu semua, persembahan persepuluhan yang disikapi secara legalistis ternyata berlawanan
dengan prinsip penatalayanan Kristen. Hidup ini harus ditata sebagai sebentuk pelayanan kepada Allah
yang diwujudkan menjadi karya bagi sesama. Dengan demikian, penatalayanan memiliki roh yang
sama dengan prinsip di balik persepuluhan di dalam Perjanjian Lama. Marvin E. Tate menegaskan
(“Tithing: Legalism or Benchmark?,” Review & Expositor 70 [Spring 1973], 161),

Mungkin, aspek yang paling mengenaskan dari promosi berlebihan atas persepuluhan adalah
kerusakan yang dilakukan terhadap konsep penatalayanan yang total. Kapan pun gereja
meningkatkan kewajiban persepuluhan pada level hukum ilahi, nyaris tak terhindarkan ia akan
menjadi bentuk dominan dari penatalayanan … Teologi penatalayanan dikubur di bawah legalisme
persepuluhan.

KESIMPULAN DAN SIKAP PRAKTIS


1. Kita menolak pemahaman bahwa orang Kristen yang telah ditebus oleh darah Kristus masih
terikat pada kewajiban persembahan persepuluhan.
2. Persepuluhan kepada orang-orang Lewi dan imam-imam pada zaman Perjanjian Baru
dilangsungkan karena mereka adalah kelompok umat yang mengabdikan sepenuhnya hidup
mereka bagi komunitas dan mereka tidak memperoleh bagian atas tanah perjanjian. Kini, para
pendeta dapat saja ditopang secara baik melalui sistem Jaminan Kebutuhan Hidup (JKH), sehingga
persepuluhan untuk mereka tidak lagi dibutuhkan.
3. Kita juga menolak pemahaman bahwa segala bentuk persembahan, baik persepuluhan maupun
persembahan lain, perlu kita berikan demi mendapatkan berkat Allah. Karena justru sebaliknya,
kita memberi karena Allah sudah terlebih dahulu memberkati kita.

8 persembahan persepuluhan, gki pondok indah, 15 november 2010


4. Pernyataan bahwa 10% penghasilan kita adalah hak Allah benar, namun hanya sebagian, karena
kita memahami juga bahwa 100% milik kita adalah milik Allah, yang kemudian dipercayakan
kepada kita untuk kita tatalayani secara bertangung jawab.
5. Dalam rangka itu, yang terpenting adalah bagaimana kita menjadi hamba atau penatalayan yang
bertanggung jawab atas seluruh harta yang dipercayakan Tuhan kepada kita.
6. Kita juga menegaskan kembali pentingnya keseimbangan antara ibadah formal dan ibadah sosial,
antara persembahan kepada Tuhan dan pelayanan kepada sesama. Dalam hal ini maka apa yang
kita lakukan kepada sesama kita, termasuk pertolongan finansial, perlu dilihat sebagai sebuah
persembahan kepada Tuhan sendiri.
7. Sekalipun kita meyakini bahwa hidup kita seluruhnya adalah persembahan yang hidup bagi Allah,
namun kita tetap perlu mengungkapkan syukur kita melalui persembahan uang, baik melalui
persembahan mingguan dalam ibadah, maupun pelayanan kasih kepada sesama, sejauh dilakukan
dengan motivasi pengucapan syukur.
8. Sekalipun kita menolak praktik persembahan persepuluhan sebagai kewajiban, namun tak berarti
bahwa orang Kristen dilarang melakukannya. Kita tetap saja boleh memberikan persepuluhan,
asal dengan tulus, sukarela dan disertai pemahaman yang benar, yaitu sebagai disiplin dan
komitmen rohani dan pribadi, tanpa pemahaman bahwa semua itu adalah kewajiban.

Engkau telah memberikan


begitu banyak bagiku,
Berilah satu hal lagi,
yaitu sebuah hati yang bersyukur,
yang tak hanya berterima kasih,
ketika kesenangan kuperoleh;
namun, sebuah hati
yang detaknya pun memuliakan-Mu.

George Herbert, “Gratefulnesse,”


dlm. The Poems of George Herbert

9 persembahan persepuluhan, gki pondok indah, 15 november 2010


25 TUHAN berfirman kepada Musa:
PERSEPULUHAN 26 "Lagi haruslah engkau berbicara kepada orang Lewi dan berkata kepada mereka:
Apabila kamu menerima dari pihak orang Israel persembahan persepuluhan yang
Kuberikan kepadamu dari pihak mereka sebagai milik pusakamu, maka haruslah
di dalam kitab suci kamu mempersembahkan sebagian dari padanya sebagai persembahan khusus
kepada TUHAN, yakni persembahan persepuluhanmu dari persembahan
persepuluhan itu,
27 dan persembahan itu akan diperhitungkan sebagai persembahan khususmu, sama
seperti gandum dari tempat pengirikan dan sama seperti hasil dari tempat
IMAMAT 27:30-34 pemerasan anggur.
30 Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih 28 Secara demikian kamupun harus mempersembahkan sebagai persembahan
di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah khusus kepada TUHAN sebagian dari segala persembahan persepuluhan yang
persembahan kudus bagi TUHAN. kamu terima dari pihak orang Israel. Dan yang dipersembahkan dari padanya
31 Tetapi jikalau seseorang mau menebus juga sebagian dari persembahan sebagai persembahan khusus kepada TUHAN haruslah kamu serahkan kepada
persepuluhannya itu, maka ia harus menambah seperlima. imam Harun.
32 Mengenai segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing
domba, maka dari segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, ULANGAN 12:5-7; 10-12;17-19
setiap yang kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN. 5 Tetapi tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu sebagai
33 Janganlah dipilih-pilih mana yang baik dan mana yang buruk, dan janganlah kediaman-Nya untuk menegakkan nama-Nya di sana, tempat itulah harus kamu
ditukar; jikalau orang menukarnya juga, maka baik hewan itu maupun tukarnya cari dan ke sanalah harus kamu pergi.
haruslah kudus dan tidak boleh ditebus." 6 Ke sanalah harus kamu bawa korban bakaran dan korban sembelihanmu,
34 Itulah perintah-perintah yang diperintahkan TUHAN kepada Musa di gunung Sinai persembahan persepuluhanmu dan persembahan khususmu, korban nazarmu
untuk disampaikan kepada orang Israel. dan korban sukarelamu, anak-anak sulung lembu sapimu dan kambing dombamu.
7 Di sanalah kamu makan di hadapan TUHAN, Allahmu, dan bersukaria, kamu dan
BILANGAN 18:21-28 seisi rumahmu, karena dalam segala usahamu engkau diberkati oleh TUHAN,
21 Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku berikan kepada mereka segala Allahmu.
persembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk …
membalas pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan. 10 Tetapi apabila nanti sudah kamu seberangi sungai Yordan dan kamu diam di
22 Maka janganlah lagi orang Israel mendekat kepada Kemah Pertemuan, sehingga negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dimiliki, dan apabila Ia
mereka mendatangkan dosa kepada dirinya, lalu mati; mengaruniakan kepadamu keamanan dari segala musuhmu di sekelilingmu, dan
23 tetapi orang Lewi, merekalah yang harus melakukan pekerjaan pada Kemah kamu diam dengan tenteram,
Pertemuan dan mereka harus menanggung akibat kesalahan mereka; itulah suatu 11 maka ke tempat yang dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di
ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun. Mereka tidak akan sana, haruslah kamu bawa semuanya yang kuperintahkan kepadamu, yakni
mendapat milik pusaka di tengah-tengah orang Israel, korban bakaran dan korban sembelihanmu, persembahan persepuluhanmu dan
24 sebab persembahan persepuluhan yang dipersembahkan orang Israel kepada persembahan khususmu dan segala korban nazarmu yang terpilih, yang kamu
TUHAN sebagai persembahan khusus Kuberikan kepada orang Lewi sebagai milik nazarkan kepada TUHAN.
pusakanya; itulah sebabnya Aku telah berfirman tentang mereka: Mereka tidak 12 Kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, kamu ini, anakmu laki-laki
akan mendapat milik pusaka di tengah-tengah orang Israel." dan anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan

1
orang Lewi yang di dalam tempatmu, sebab orang Lewi tidak mendapat bagian yatim dan kepada janda, supaya mereka dapat makan di dalam tempatmu dan
milik pusaka bersama-sama kamu. menjadi kenyang.
… 13 Dan haruslah engkau berkata di hadapan TUHAN, Allahmu: Telah kupindahkan
17 Di dalam tempatmu tidak boleh kaumakan persembahan persepuluhan dari persembahan kudus itu dari rumahku, juga telah kuberikan kepada orang Lewi,
gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung lembu dan kepada orang asing, anak yatim dan kepada janda, tepat seperti perintah
sapimu dan kambing dombamu, ataupun sesuatu dari korban yang akan yang telah Kauberikan kepadaku. Tidak kulangkahi atau kulupakan sesuatu dari
kaunazarkan, ataupun dari korban sukarelamu, ataupun persembahan khususmu. perintah-Mu itu.
18 Tetapi di hadapan TUHAN, Allahmu, haruslah engkau memakannya, di tempat
yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, engkau ini, anakmu laki-laki dan anakmu 2 TAWARIKH 5-6; 11-12
perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi yang 5 Segera setelah perintah ini tersiar, orang Israel membawa dalam jumlah yang
di dalam tempatmu, dan haruslah engkau bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, besar hasil pertama dari pada gandum, anggur, minyak, madu dan segala macam
karena segala usahamu. hasil bumi. Mereka membawa juga persembahan persepuluhan dari segala
19 Hati-hatilah, supaya jangan engkau melalaikan orang Lewi, selama engkau ada di sesuatu dalam jumlah yang besar.
tanahmu. 6 Orang Israel dan orang Yehuda yang tinggal di kota-kota Yehuda juga membawa
persembahan persepuluhan yang terdiri dari lembu sapi dan kambing domba, dan
ULANGAN 14:22-23;27-29 persembahan persepuluhan yang terdiri dari persembahan kudus yang telah
22 "Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh dikuduskan bagi TUHAN Allah mereka. Semuanya itu diletakkan mereka
hasil benih yang tumbuh di ladangmu, tahun demi tahun. bertimbun-timbun.
23 Di hadapan TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya untuk membuat …
nama-Nya diam di sana, haruslah engkau memakan persembahan persepuluhan 11 Kemudian Hizkia menyuruh menyediakan bilik-bilik di rumah TUHAN dan mereka
dari gandummu, dari anggurmu dan minyakmu, ataupun dari anak-anak sulung menyediakannya.
lembu sapimu dan kambing dombamu, supaya engkau belajar untuk selalu takut 12 Dan dengan setia mereka membawa segala persembahan khusus, persembahan
akan TUHAN, Allahmu. persepuluhan dan persembahan-persembahan kudus itu ke sana. Konanya,
… seorang Lewi, mengawasi semuanya, dan Simei, saudaranya, adalah orang kedua,
27 Juga orang Lewi yang diam di dalam tempatmu janganlah kauabaikan, sebab ia
tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama engkau. NEHEMIA 10:37-38
28 Pada akhir tiga tahun engkau harus mengeluarkan segala persembahan 37 Dan tepung jelai kami yang mula-mula, dan persembahan-persembahan khusus
persepuluhan dari hasil tanahmu dalam tahun itu dan menaruhnya di dalam kami, dan buah segala pohon, dan anggur dan minyak akan kami bawa kepada
kotamu; para imam, ke bilik-bilik rumah Allah kami, dan kepada orang-orang Lewi akan
29 maka orang Lewi, karena ia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama kami bawa persembahan persepuluhan dari tanah kami, karena orang-orang Lewi
engkau, dan orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu, akan inilah yang memungut persembahan-persembahan persepuluhan di segala kota
datang makan dan menjadi kenyang, supaya TUHAN, Allahmu, memberkati pertanian kami.
engkau di dalam segala usaha yang dikerjakan tanganmu." 38 Seorang imam, anak Harun, akan menyertai orang-orang Lewi itu, bila mereka
memungut persembahan persepuluhan. Dan orang-orang Lewi itu akan
ULANGAN 26:12-13 membawa persembahan persepuluhan dari pada persembahan persepuluhan itu
12 "Apabila dalam tahun yang ketiga, tahun persembahan persepuluhan, engkau ke rumah Allah kami, ke bilik-bilik rumah perbendaharaan.
sudah selesai mengambil segala persembahan persepuluhan dari hasil tanahmu,
maka haruslah engkau memberikannya kepada orang Lewi, orang asing, anak

2
NEHEMIA 12:44 10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
44 Pada masa itu beberapa orang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku,
perbendaharaan, bilik-bilik untuk persembahan khusus, untuk hasil pertama dan firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-
untuk persembahan persepuluhan, supaya sumbangan yang menurut hukum tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
menjadi bagian para imam dan orang-orang Lewi dikumpulkan di bilik-bilik itu
sesuai dengan ladang setiap kota. Sebab Yehuda bersukacita karena para imam MATIUS 23:23
dan orang-orang Lewi yang bertugas. 23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang
munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar,
NEHEMIA 14-5; 12 tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan
4 Tetapi sebelum masa itu imam Elyasib yang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan
rumah Allah kami, dan yang mempunyai hubungan erat dengan Tobia, diabaikan.
5 menyediakan sebuah bilik besar bagi Tobia itu. Sebelumnya orang membawa ke
bilik itu korban sajian, kemenyan, perkakas-perkakas dan persembahan LUKAS 11:42
persepuluhan dari pada gandum, anggur dan minyak yang menjadi hak orang- 42 Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar
orang Lewi, para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang, dan persembahan persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu
khusus bagi para imam. mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain
12 Maka seluruh orang Yehuda membawa lagi persembahan persepuluhan dari pada jangan diabaikan.
gandum, anggur dan minyak ke perbendaharaan.
IBRANI 7:4-10
AMOS 4:4-5 4 Camkanlah betapa besarnya orang itu, yang kepadanya Abraham, bapa leluhur
4 "Datanglah ke Betel dan lakukanlah perbuatan jahat, ke Gilgal dan perhebatlah kita, memberikan sepersepuluh dari segala rampasan yang paling baik.
perbuatan jahat! Bawalah korban sembelihanmu pada waktu pagi, dan 5 Dan mereka dari anak-anak Lewi, yang menerima jabatan imam, mendapat tugas,
persembahan persepuluhanmu pada hari yang ketiga! menurut hukum Taurat, untuk memungut persepuluhan dari umat Israel, yaitu
5 Bakarlah korban syukur dari roti yang beragi dan maklumkanlah persembahan- dari saudara-saudara mereka, sekalipun mereka ini juga adalah keturunan
persembahan sukarela; siarkanlah itu! Sebab bukankah yang demikian kamu Abraham.
sukai, hai orang Israel?" demikianlah firman Tuhan ALLAH. 6 Tetapi Melkisedek, yang bukan keturunan mereka, memungut persepuluhan dari
Abraham dan memberkati dia, walaupun ia adalah pemilik janji.
MALEAKHI 3:6-10 7 Memang tidak dapat disangkal, bahwa yang lebih rendah diberkati oleh yang lebih
6 Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan tinggi.
lenyap. 8 Dan di sini manusia-manusia fana menerima persepuluhan, dan di sana Ia, yang
7 Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tentang Dia diberi kesaksian, bahwa Ia hidup.
tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, 9 Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan perantaraan Abraham dipungut juga
firman TUHAN semesta alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah persepuluhan dari Lewi, yang berhak menerima persepuluhan,
kami harus kembali?" 10 sebab ia masih berada dalam tubuh bapa leluhurnya, ketika Melkisedek
8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: menyongsong bapa leluhurnya itu.
"Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan
persepuluhan dan persembahan khusus!
9 Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!

Anda mungkin juga menyukai