Anda di halaman 1dari 16

NAMA : NADIA INDAH PUTRI

NIM : 1900028
KELAS : D3-II A

TUGAS MIKROBIOLOI & PARASITOLOGI


1. Jenis-jenis plasmid dan peranannya
Jawaban :

Klasifikasi Plasmid

Plasmid merupakan materi genetik di luar kromosom (ekstra kromosomal).


Tersebar luas dalam populasi bakteri.Terdiri dari beberapa – 100 kpb,
beratnya ± 1-3 % dari kromosom bakteri. Berada bebas dalam sitoplasma
bakteri. Dapat bersatu dengan kromosom bakteri. Dapat berpindah dan
dipindahkan dari satu spesies ke spesies lain. Jumlahnya dapat mencapai
30 atau dapat bertambah karena mutasi. Plasmid terdapat di dalam
sitoplasma organisme prokaryot dan eukaryot sederhana uniseluler. Selain
terdapat dalam bakteri, plasmid juga terdapat pada Saccharomyces
cerevisiae  (plasmid 2µm).

Macam-Macam Plasmid Dan Peranannya

 Pili F dan

Dua macam pili yang disebut, pili F dan I, diketahui terlibat dalam transfer
plasmid dari sel ke sel. Dua kelompok faga RNA diketahui menginfeksi
sel yang membawa plasmid yang dapat dipindahkan. Faga ini dapat
digunakan untuk melihat adanya pili F dan I pada sel. Dua macam pili ini
dapat juga dibedakan secara imunologi. Pili F dilibatkan dalam transfer
faktor F dan beberapa plasmid resisten-antibiotik. Pili F juga terdapat pada
sel Hfr. Pili I dilibatkan dalam transfer plasmid resisten-antibiotik, plasmid
yang menentukan-colicin, dan lainnya.
 Faktor

Faktor R pertama kali ditemukan di Jepang pada strain bakteri enterik


yang mengalami resistensi terhadap sejumlah antibiotik (multipel resisten).
Munculnya resistensi bakteri terhadap beberapa antibiotik, sangat berarti
dalam dunia kedokteran, dan dihubungkan dengan meningkatnya
penggunaan antibiotik untuk pengobatan penyakit infeksi. Sejumlah
perbedaan gen-gen resisten-antibiotik dapat dibawa oleh faktor R. Plasmid
R100 disusun oleh 90 kpb yang membawa gen resisten untuk sulfonamid,
streptomisin/spektinomisin, asam fusidat, kloramfenikol, tetrasiklin dan
pembawa gen resisten terhadap merkuri.

R100 dapat berpindah diantara bakteri enterik dari genus Escherichia,


Klebsiella, Proteus, Salmonella, dan Shigella, tetapi tidak akan berpindah
ke bakteri nonenterik Pseudomonas. Juga sudah diketahui faktor R dengan
gen resisten terhadap kanamisin, penisilin, tetrasikliin, dan neomisin.
Beberapa elemen resisten obat pada faktor R merupakan elemen yang
dapat bergerak, dan dapat digunakan dalam mutagenesis transposon. Gen-
gen untuk sifat yang tidak berhubungan dengan resistensi antibiotik juga
dibawa oleh faktor R. Yang terpenting diantaranya menghasilkan pili
untuk transfer konjugatif, tetapi faktor R juga membawa gen untuk
replikasi dirinya sendiri dan gen untuk mengatur produksi protein yang
mencegah pengenalan plasmid lain.

Selanjutnya adanya satu faktor R yang menghambat pengenalan dari tipe


plasmid lain yang sama, suatu fenomena yang diketahui sebagai
ketidakcocokan. Karena faktor R dapat mengalami rekombinasi genetik,
gen dari dua faktor R dapat bergabung menjadi satu. Rekombinasi plasmid
merupakan suatu alat yang pertama kali ditimbulkan oleh pembiakan
organisme resisten-obat. Plasmid dapat membawa gen yang berhubungan
dengan fungsi-fungsi khusus lain, misalnya pada Rhizobium sp berperan
dalam fiksasi nitrogen, Streptococcus (grup N) berperan dalam
penggunaan laktosa, sistemgalaktose fosfotransferase, metabolisme sitrat.

Rhodospirillum rubrum berperan dalam sintesis pigmen


fotosintesis. Escherichia coli berfungsi dalam pengambilan dan
metabolisme sukrosa, ambilan sitrat. Pseudomonas sp. berfungsi dalam
degradasi kamfor, toluena, oktana, asam salisilat. Bacillus
stearothermophilus berfungsi menghasilkan enzim α-amilase. Alcaligenes
eutrophus berperan dalam penggunaan H2 sebagai energi oksidasi.

Klasifikasi Plasmid Berdasarkan Kemampuan Mentransfer


ke Bakteri

1. Konjugasi: pada plasmid F menginisiasi terbentuknya philus (bakteri


jantan). philus adalah saluran yang menonjol, melekat, & melisis bakteri
lainnya, sebagai jembatan sitoplasma. Plasmid bereplikasi, kemudian
plasmid replikasi yang baru dipindahkan ke sel bakteri pasangannya.
Plasmid ini memiliki 25 gen yang diperlukan untuk
2. Non konjugasi: plasmid non-konjugasi tidak melakukan konjugasi.
Plasmid ini hanya dapat di trannsfer dengan bantuan plasmid
3. Mobilisabel: pada saat tertentu bisa pindah, pada saat lain Membawa
hanya sebagian dari gen diperlukan untuk transfer. Juga bisa pindah
(parasit) pada saat konjugasi plasmid .

Beberapa jenis plasmid bisa hidup berdampingan dalam satu sel. Di sisi
lain, plasmid terkait seringkali tidak sesuai, yang mengakibatkan hilangnya
plasmid tersebut.
Gambar 6 Transfer seksual plasmid ke bakteri lain melalui pilus a. Plasmid F,
memiliki 25 gen yang diperlukan untuk transfer.

Plasmid berdasarkan Fungsinya :

1. Plasmid (F) fertilitas: untuk konjugasi, terdapat dalam gen untuk phili
2. Plasmid (R) resistensi: mengandung gen-gen yang membawa resistensi
bakteri, antibiotik, maupun
3. Col-Plasmid, mengandung kolkisin yang dapat membunuh bakteri yang
lain
4. Plasmid degradasi, plasmid yang mempunyai gen yang dapat
menghasilkan senyawa yang dapat mencerna, misalnya toluene atau asam
salisilat
5. Plasmid virulence (patogen opertunistik): plasmid yang dapat
menyebabkan patogen. Bila masuk ke dalam sel bakteri, dapat mengubah
bakteri yang tidak patogen menjadi
6. Addiction system: plasmid ini menghasilkan racun jangka panjang dan
pengakal singkat. Sel anak yang menyimpan salinan plasmid bertahan
hidup, sementara sel anak yang gagal untuk mewarisi plasmid meninggal

atau menderita penurunan. pertumbuhan tingkat karena racun tersisa dari


sel induk

2. Plasma bakteri
Jawaban :

Plasmid adalah DNA ekstrakromosomal pada bakteri (dan beberapa


jenis yeast). Umumnya plasmid berukuran kecil dan berbentuk sirkuler
(Gambar 1). DNA pada plasmid mampu direplikasi sendiri (autonomous
replication). Jumlah dan ukuran plasmid dalam sel bakteri bervariasi
tergantung jenis plasmid bakteri yang dimiliki mikroorganisme tersebut.
Umumnya gen yang terdapat dalam plasmid bukan gen-gen yang esensial
bagi pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme pemiliknya. Contoh gen
yang terdapat dalam plasmid adalah gen-gen resistensi terhadap antibiotik,
dan ada pula plasmid F, yakni plasmid yang bertanggung jawab terhadap
kemampuan sel melakukan konjugasi.

Berapa plasmid memiliki multicloning site,  yakni area dengan banyak


urutan basa yang mampu dikenali oleh enzim restriksi, hingga bermanfaat
dalam dunia bioteknologi modern, terutama dalam penelitian yang
melibatkan bakteri.

Fungsi Plasmid dan Penamaannya

Fungsi plasmid adalah sebagai pembawa sifat non-esensial bagi


pertumbuhan bakteri. Esensial disini berarti berperan secara langsung
dalam metabolisme dan segala aktivitas biologis yang menyokong
pertumbuhan bakteri.
Umumnya plasmid memiliki gen-gen pembawa sifat resisten terhadap
antibiotik. Antibiotik sendiri, seperti yang Anda tahu, tidak selalu ada
dalam lingkungan, hingga keberadaan gen-gen tersebut tidak esensial.
Fungsi plasmid juga merupakan faktor penentu nomenklatur atau
penamaan plasmid.
Plasmid Ti  contohnya, yang diberi nama sesuai kemampuan plasmid
tersebut menginduksi tumor pada tumbuhan, membentuk crown
gal sedangkan  pSym adalah gen yang bertanggung jawab dalam proses
pembentukan bintil akar spesies bakteri Rhizobium pada legum-leguman.

3. Mutagen
Jawaban :
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik baik pada taraf
tingkatan gen maupun pada tingkat kromosom. Mutasi pada tingkat gen
disebut mutasi titik, sedangkan mutasi pada kromosomal biasanya
disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada
munculnya alel baru dan menjadi dasar munculnya variasi-variasi baru
pada spesies. Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih
rendah daripada 1:10.000 individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat
pembangkit mutasi (mutagen,
termasuk karsinogen), radiasi surya, radioaktif, sinar ultraviolet, sinar X,
serta loncatan energi listrik seperti petir. Individu yang memperlihatkan
perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi disebut mutan. Dalam
kajian genetik, mutan biasa dibandingkan dengan individu yang tidak
mengalami perubahan sifat (individu tipe liar atau "wild type").

Jenis mutasi

Mutasi titik

Mutasi titik merupakan perubahan pada basa N dari DNA atau RNA.


Mutasi titik relatif sering terjadi namun efeknya dapat dikurangi
oleh mekanisme pemulihan gen. Mutasi titik dapat berakibat berubahnya
urutan asam amino pada protein, dan dapat mengakibatkan berkurangnya,
berubahnya atau hilangnya fungsi enzim. Teknologi saat ini menggunakan
mutasi titik sebagai marker (disebut SNP) untuk mengkaji perubahan yang
terjadi pada gen dan dikaitkan dengan perubahan fenotipe yang terjadi.
Contoh mutasi gen adalah reaksi asam nitrit dengan adenin menjadi zat
hipoxanthine. Zat ini akan menempati tempat adenin asli dan berpasangan
dengan sitosin, bukan lagi dengan timin.

Aberasi[sunting | sunting sumber]

Mutasi kromosom, sering juga disebut dengan mutasi besar atau aberasi
kromosom adalah perubahan jumlah kromosom dan susunan atau urutan
gen dalam kromosom. Mutasi kromosom sering terjadi karena kesalahan
meiosis dan sedikit dalam mitosis.

Aneuploidi

Aneuploidi adalah perubahan jumlah n-nya. Dalam hal ini, "n"


menandakan jumlah set kromosom. Sebagai contoh, sel tubuh manusia
memiliki 2 paket kromosom sehingga disebut 2n, dimana satu paket n
manusia berjumlah 23 kromosom. Aneuploidi dibagi menjadi dua yaitu
autopoliploidi dan allopoliploidi. Pada autopoliploidi, n-nya mengganda
sendiri karena kesalahan meiosis, sedangkan allopoliploidi, yaitu
perkawinan atau hibrid antara spesies yang berbeda jumlah set
kromosomnya.

Aneusomi

Aneusomi adalah perubahan jumlah kromosom. Penyebabnya adalah


anafase lag (peristiwa tidak melekatnya beneng-benang spindel ke
sentromer) dan non disjunction (gagal berpisah). Aneusomi pada manusia
dapat menyebabkan:

 Sindrom Turner, dengan kariotipe (22AA+X0). Jumlah kromosomnya 45


dan kehilangan 1 kromosom kelamin. Penderita Sindrom Turner berjenis
kelamin wanita, tetapi ovumnya tidak berkembang (ovaricular disgenesis).
 Sindrom Klinefelter, kariotipe (22 AA+XXY), mengalami trisomik pada
kromosom gonosom. Penderita Sindrom Klinefelter berjenis kelamin laki-
laki, tetapi testisnya tidak berkembang (testicular disgenesis) sehingga
tidak bisa menghasilkan sperma (aspermia) dan mandul (gynaecomastis)
serta payudaranya tumbuh.
 Sindrom Jacobs, kariotipe (22AA+XYY), trisomik pada kromosom
gonosom. Penderita sindrom ini umumnya berwajah kriminal, suka
menusuk-nusuk mata dengan benda tajam, seperti pensil,dll dan juga
sering berbuat kriminal. Penelitian di luar negeri mengatakan bahwa
sebagian besar orang-orang yang masuk penjara adalah orang-orang yang
menderita Sindrom Jacobs.
 Sindrom Patau, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada kromosom
autosom. kromosom autosomnya mengalami kelainan pada kromosom
nomor 13, 14, atau 15.
 Sindrom Edward, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada autosom.
Autosom mengalami kelainan pada kromosom nomor 16,17, atau 18.
Penderita sindrom ini mempunyai tengkorak lonjong, bahu lebar pendek,
telinga agak ke bawah dan tidak wajar.

Delesi, duplikasi, inversi

Terjadi ketika sebuah fragmen kromosom patah dan hilang pada saat
pembelahan sel. Kromosom tempat fragmen tersebut berasal kemudian
akan kehilangan gen-gen tertentu. Namun dalam beberapa kasus, fragmen
patahan tersebut dapat berikatan dengan kromosom homolog
menghasilkan duplikasi. Fragmen tersebut juga dapat melekat kembali
pada kromosom asalnya dengan arah terbalik dan menghasilkan inversi.

Mutagen

Bahan-bahan yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut mutagen.


Mutagen dibagi menjadi tiga yaitu:

 Mutagen bahan kimia, contohnya adalah kolkisin dan zat


digitonin. Kolkisin adalah zat yang dapat menghalangi terbentuknya
benang-benang spindel pada proses anafase dan dapat menghambat
pembelahan sel pada anafase.
 Mutagen bahan fisika, contohnya sinar ultraviolet, sinar radioaktif, dan
sinar gamma. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit.
 Mutagen bahan biologi, diduga virus dan bakteri dapat menyebabkan
terjadinya mutasi. Bagian virus yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi
adalah DNA-nya.

Pemanfaatan mutasi

Pada umumnya, mutasi itu merugikan, mutannya bersifat letal


dan homozigot resesif. Namun mutasi juga menguntungkan, diantaranya,
melalui mutasi, dapat dibuat tumbuhan poliploid yang sifatnya unggul.
Contohnya, semangka tanpa biji, jeruk tanpa biji, buah stroberi yang besar,
dan lain-lain. Mutasi ini juga menjadi salah satu kunci terjadinya evolusi di
dunia ini. Terbentuknya tumbuhan poliploid ini menguntungkan bagi
manusia, tetapi merugikan bagi tumbuhan yang mengalami mutasi, karena
tumbuhan tersebut menjadi tidak bisa berkembang biak secara generatif.

Meskipun secara biologi sebagian terbesar mutasi menyebabkan gangguan


pada kebugaran (fitness) individu, bahkan kematian, mutasi sebenarnya
adalah salah satu kunci bagi kemampuan beradaptasi suatu jenis (spesies)
terhadap lingkungan baru atau yang berubah. Sisi positif ini dimanfaatkan
oleh sejumlah bidang biologi terapan.

Terapi sel-sel tumor

Aplikasi radiasi radioterapi (seperti penyinaran dengan sinar X)


dan kemoterapi untuk menghambat perkembangan sel-
sel tumor dan kanker pada dasarnya adalah menginduksi mutasi pada sel-
sel kanker sebagai targetnya. Agen mutasi tersebut akan menyebabkan sel-
sel target berhenti tumbuh karena tidak mampu lagi memperbanyak diri.

Pemuliaan

Pemaparan tanaman terhadap radiasi sinar mengion, seperti sinar


gamma dari Co-60, atau terhadap beberapa kemikalia,
seperti EMS dan DS, dalam waktu dan kadar tertentu juga digunakan
untuk menginduksi mutasi. Dalam penerapan ini, mutasi tidak ditujukan
untuk mematikan sel, tetapi untuk mengubah susunan basa
nitrogen pada DNA atau untuk menyebabkan mutasi segmental.
Harapannya adalah ada beberapa sel yang akan mengalami mutasi yang
menguntungkan. Dengan demikian, tidak hanya sedikit yang dipaparkan,
tetapi ribuan sampai ratusan ribu individu. Cara pemuliaan dengan bantuan
mutasi ini kebanyakan dilakukan terhadap tanaman hortikultura, seperti
tanaman sayuran dan tanaman hias (ornamental). Batan telah
menghasilkan beberapa kultivar unggul padi yang dirakit melalui mutasi.
4. Uji mutagen (Ames)

Jawaban :

Tes Ames adalah metode yang banyak digunakan yang


menggunakan bakteri untuk menguji apakah bahan kimia yang diberikan
dapat menyebabkan mutasi pada DNA organisme uji. Lebih formal, ini
adalah uji biologis untuk menilai potensi mutagenik senyawa
kimia. [1] Tes positif menunjukkan bahwa bahan kimia bersifat mutagenik
dan karenanya dapat bertindak sebagai karsinogen , karena kanker sering
dikaitkan dengan mutasi . Tes ini berfungsi sebagai uji cepat dan mudah
untuk memperkirakan potensi karsinogenik suatu senyawa karena uji
karsinogen standar pada tikus dan tikus memakan waktu (membutuhkan
dua hingga tiga tahun untuk menyelesaikannya) dan mahal. Namun, false-
positive dan false-negative diketahui. 
Prosedur ini dijelaskan dalam serangkaian makalah pada awal 1970-an
oleh Bruce Ames dan kelompoknya di University of California, Berkeley . 
Prosedur umum

Tes Ames menggunakan beberapa jenis bakteri Salmonella


typhimurium yang membawa mutasi pada gen yang terlibat dalam
sintesis histidin . Strain ini adalah mutan auksotrofik , yaitu mereka
membutuhkan histidin untuk pertumbuhan, tetapi tidak dapat
memproduksinya. Metode ini menguji kemampuan zat yang diuji dalam
menciptakan mutasi yang menghasilkan kembalinya ke keadaan
"prototrofik", sehingga sel-sel dapat tumbuh pada media yang bebas
histidin.
Strain tester dibuat secara khusus untuk mendeteksi perubahan
bingkai (misalnya strain TA-1537 dan TA-1538) atau mutasi (misalnya
strain TA-1531) pada gen yang diperlukan untuk mensintesis histidin,
sehingga mutagen yang bekerja melalui mekanisme yang berbeda dapat
diidentifikasi. Beberapa senyawa cukup spesifik, menyebabkan
pembalikan hanya dalam satu atau dua strain.  Strain tester juga membawa
mutasi pada gen yang bertanggung jawab untuk
sintesis lipopolysaccharide , membuat dinding sel bakteri lebih
permeabel,  dan dalam sistem perbaikan eksisi untuk membuat tes lebih
sensitif.
Organisme yang lebih besar seperti mamalia memiliki proses metabolisme
yang berpotensi mengubah suatu bahan kimia yang dianggap tidak bersifat
mutagenik menjadi sesuatu yang bersifat mutagenik menjadi sesuatu yang
tidak mutagenik.  Oleh karena itu, untuk lebih efektif menguji
mutagenisitas senyawa kimia dalam kaitannya dengan organisme yang
lebih besar, enzim hati tikus dapat ditambahkan dalam upaya untuk
mereplikasi efek proses metabolisme pada senyawa yang diuji dalam Tes
Ames. Ekstrak hati tikus secara opsional ditambahkan untuk
mensimulasikan efek metabolisme , karena beberapa senyawa,
seperti benzo [ a ] pyrene , tidak bersifat mutagenik sendiri tetapi produk
metaboliknya.
Bakteri tersebar di piring agar - agar dengan sejumlah kecil
histidin. Sejumlah kecil histidin dalam media pertumbuhan ini
memungkinkan bakteri tumbuh untuk pertama kalinya dan memiliki
kesempatan untuk bermutasi. Ketika histidin habis hanya bakteri yang
bermutasi untuk mendapatkan kemampuan menghasilkan histidinnya
sendiri yang akan bertahan. Piring diinkubasi selama 48
jam. Mutagenisitas suatu zat sebanding dengan jumlah koloni yang
diamati.

5. Fungsi plasmid dalam bidang farmasi serta kegunaannya


Jawaban :
Di bidang farmasi, rekayasa genetika terbukti mampu
menghasilkan berbagai jenis obat dengan kualitas yang lebih baik sehingga
memberikan harapan dalam upaya penyembuhan sejumlah penyakit di
masa mendatang. Bahan-bahan untuk mendiagnosis berbagai macam
penyakit dengan lebih akurat juga telah dapat dihasilkan.
Teknik rekayasa genetika memungkinkan diperolehnya berbagai
produk industri farmasi penting seperti insulin, interferon, dan beberapa
hormon pertumbuhan dengan cara yang lebih efisien. Hal ini karena gen
yang bertanggung jawab atas sintesis produk-produk tersebut diklon ke
dalam sel inang bakteri tertentu yang sangat cepat pertumbuhannya dan
hanya memerlukan cara kultivasi biasa. Dengan mentransfer gen untuk
produk protein yang dikehendaki ke dalam bakteri, ragi, dan jenis sel
lainnya yang mudah tumbuh di dalam kultur seseorang dapat
memproduksi protein dalam jumlah besar, yang secara alami hanya
terdapat dalam jumlah sangat sedikit (Chambell et all, 2000)
1)      Pembuatan insulin melalui proses rekayasa genetika
Insulin adalah suatu hormon polipetida yang diproduksi
dalam sel-sel β kelenjar Langerhaens pankreas. Insulin berperan penting
dalam regulasi kadar gula darah (kadar gula darah dijaga 3,5-8,0
mmol/liter). Hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh kita dikenal juga
sebagai sebutan insulin endogen. Namun, ketika kalenjar pankreas
mengalami gangguan sekresi guna memproduksi hormon insulin, disaat
inilah tubuh membutuhkan hormon insulin dari luar tubuh, dapat berupa
obat buatan manusia atau dikenal juga sebagai sebutan insulin eksogen.
Kekurangan insulin dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes mellitus
tergantung insulin (diabetes tipe I). Insulin terdiri dari 51 asam amino.
Molekul insulin disusun oleh 2 rantai polipeptida A dan B yang
dihubungkan dengan ikatan disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino
dan rantai B terdiri dari 30 asam amino.

Adapun proses pembuatan insulin dengan menggunakan


plasmid pada bakteri sebagai vektor pengklon (pembawa DNA) sebagai
berikut:
1-      Pengisolasian vector dan DNA sumber gen
          Rangkaian DNA yang mengkode insulin dapat diisolasi dari gen
manusia yang sebelumnya telah ditumbuhkan dalam kultur di laboratorium
          Vektor yang digunakan berupa plasmid dari bakteri Escherichia
coli. Plasmid merupakan molekul DNA kecil, sirkuler, dapat bereplikasi
sendiri dan terpisah dari kromosom bakteri. Adapun plasmid yang
digunakan mengandung gen:
·         Amp-R yang terbukti memberikan resistensi pada sel inang terhadap
antibiotik amphisilin
·         LacZ yang mengkode enzim β-galaktosidase yang menghidrolisis gula
laktosa
Plasmid ini memiliki pengenalan tunggal untuk enzim restriksi
endonuklease yang digunakan dan urutan ini terletak dalam gen lacZ

2-      Penyelipan DNA ke dalam vector


-          Plasmid maupun DNA manusia dipotong dengan menggunakan enzim
restriksi yang sama dimana enzim ini memotong DNA plasmid pada
tempat restriksi tunggalnya dan mengganggu gen lacZ.
-          Mencampurkan fragmen DNA manusia dengan plasmid yang telah
dipotong
-          Penambahan enzim ligase untuk membentuk ikatan kovalen antara
keduanya

3-      Pemasukan plasmid ke dalam sel bakteri


-          Plasmid yang telah termodifikasi dicampurkan dalam kultur bakteri
-          Bakteri akan mengambil plasmid rekombinan secara spontan melalui
proses transformasi namun tidak semua bakteri yang akan mengambil
plasmid rekombinan yang diinginkan

4-      Pengklonaan sel dan gen asing


-          Bakteri hasil transformasi ditempatkan pada medium nutrient padat
yang mengandung amphisilin dan gula yang disebut X-gal. Amphisilin
dalam medium yang akan memastikan bahwa hanya bakteri yang
mengandung plasmid yang dapat tumbuh karena adanya resistensi
dari amp-R. Sedangkan X-gal akan memudahkan identifikasi koloni
bakteri yang mengandung gen asing yang disisipkan. X-gal ini akan
dihidrolisis oleh β-galaktosidase menghasilkan produk berwarna biru,
sehingga koloni bakteri yang mengandung plasmid dengan gen β-
galaktosidase utuh akan berwarna biru. Tetapi jika suatu plasmid memiliki
DNA asing yang diselipkan ke dalam gen lacZ-nya maka koloni sel yang
mengandung DNA asing ini akan berwarna putih karena sel tersebut tidak
bisa menghasilkan β-galaktosidase untuk menghidrolisis X-gal.

5-      Identifikasi klon sel yang membawa gen yang diinginkan


-          Setelah tumbuh membentuk koloni, bakteri yang mengandung DNA
rekombinan diidentifikasi menggunakan probe asam nukleat. Probe adalah
rantai RNA atau rantai tunggal DNA yang diberi label isotop radioaktif
atau bahan fluorescent dan dapat berpasangan dengan basa nitrogen
tertentu dari DNA rekombinan. Pada langkah pembuatan insulin ini probe
yang digunakan adalah RNAd dari gen pengkode insulin pankreas
manusia. Untuk memilih koloni bakteri mana yang mengandung DNA
rekombinan, caranya adalah menempatkan bakteri pada kertas filter lalu
disinari dengan ultraviolet. Bakteri yang memiliki DNA rekombinan dan
telah diberi probe akan tampak bersinar.
Setelah mengidentifikasi klon sel yang diinginkan,
kemudian ditumbuhkan dalam kultur cair dalam tangki besar dan
selanjutnya dengan mudah mengisolasi gen tersebut dalam jumlah besar.
Selain itu juga dapat digunakan sebagai probe untuk mengidentifikasi gen
yang serupa atau identik di dalam DNA dari sumber lain.
Pada industri pengolahan pangan, misalnya pada pembuatan keju,
enzim renet yang digunakan juga merupakan produk organisme
transgenik. Hampir 40% keju keras (hard cheese) yang diproduksi di
Amerika Serikat menggunakan enzim yang berasal dari organisme
transgenik. Demikian pula, bahan-bahan food additive seperti penambah
cita rasa makanan, pengawet makanan, pewarna pangan, pengental
pangan, dan sebagainya saat ini banyak menggunakan produk organisme
transgenik

6. Peranan Transposon di bidang farmasi


Jawaban :

Transposon adalah sekuens DNA semi parasit yang dapat mereplikasi dan


menyebar melalui genom inang. Mereka dapat dimanfaatkan sebagai
alat genetik untuk analisis fungsi gen dan protein . Penggunaan transposon
dikembangkan dengan baik di Drosophila (di mana unsur - unsur P paling
sering digunakan) dan di Thale cress ( Arabidopsis thaliana ) dan bakteri
seperti Escherichia coli ( E. coli ). 
Saat ini transposon dapat digunakan dalam penelitian genetik dan rekayasa
genetika rekombinan untuk mutagenesis insersional . Mutagenesis
penyisipan adalah ketika transposon berfungsi sebagai vektor untuk
membantu menghilangkan dan mengintegrasikan sekuens genetik. Karena
desainnya yang relatif sederhana dan kemampuan yang melekat untuk
memindahkan sekuens DNA, transposon sangat cocok untuk
mentransduksi materi genetik, menjadikannya sebagai alat genetik yang
ideal.

Anda mungkin juga menyukai