Anda di halaman 1dari 7

PERBEDAAN MENYATUKAN SEMANGAT

Namaku Alex, aku adalah siswa kelas IX di salah satu SMP swasta
ternama di Surabaya. Sekolahku terkenal sebagai sekolah nasional,
karena siswa di sekolahku bermacam-macam. Tidak hanya anak-anak asli
Surabaya saja yang sekolah di sini, tapi hampir seluruh siswa dari suku di
Indonesia ada di sekolahanku ini. Seperti, teman sekelasku ada yang dari
Bali namanya Kadek Devi, kemudian Philipus dari Papua, Retno dari
Yogyakarta, Vania dari Surabaya, dan masih banyak lagi.

Hari ini aku berangkat pagi-pagi karena hari ini adalah jadwal
piketku, saat aku tiba di depan gerbang sekolah, aku melihat Philipus
teman sekelasku yang berasal dari Papua juga baru datang, memang hari
ini Philipus juga ada jadwal piket bersamaku. Aku menyapanya dan
mengajak nya masuk bersama. Sembari membersihkan kelas aku
mengobrol dengan Philipus. “Ehh, Philip kok kita kanya piket berdua
sihh? Vania dan Yoga kok nggak datang pagi ya” kata ku yang sedikit
kesal karena hanya piket berdua. “Tidak tahu juga Lex, mungkin mereka
masih di jalan” Jawab Philipus dengan pelan. “Pasti mereka sengaja tidak
datang pagi, karena nggak mau piket”, kataku yang mulai kesal. “Jangan
menuduh sembarangan dulu Lex”, kata Philip. Philipus memang orang
yang selalu berfikir positif.

Sebenarnya aku sangat senang sekolah di sini, karena aku bisa


memiliki teman yang beragam, dan berasal Dari bermacam-macam
daerah, namun ada satu hal yang kurang aku sukai di sini, yakni ada
beberapa anak yang membuat grub dan tidak mau bergaul dengan anak-
anak lain yang berbeda dengan nya. Seperti geng nya Vania, yang terdiri
dari anak-anak gaul dan sombong, mereka sering mengejek dan
mengerjai teman-temanku apalagi yang berasal dari luar daerah, seperti
Philipus.
Setelah piket selesai, aku dan Philipus duduk di teras depan kelas.
Tak lama kemudian aku melihat Vania dan gengnya yang terdiri dari 3
orang, yakni Chelsi, Dian, dan Ferdi yang juga baru datang. “Kok
datangnya siang Van, kamu kan hari ini piket?” Tanya ku pada Vania yang
mulai masuk kelas. “Apa’an sih lo, terserah gue dong” jawab Vania
dengan ketus. “Jangan gitu dong Van, ini kan tanggung jawab kamu” kata
Philip yang membelaku. “Ehh, lo jangan ikut campur ya, mandi dulu sana
lo biar nggak bau” jawab Vania yang mulai marah dan pergi meninggalkan
ku. Memang begitulah Vania yang selalu merasa benar, dan seenaknya,
meskipun begitu Vania termasuk siswa yang pandai juga di kelas, tapi
sifatnya itu yang sangat kurang baik.

Bel berbunyi, aku dan Philib pun masuk. Tak lama kemudian Bu.
Yuni guru matematika, yang juga wali kelasku datang. Pembelajaran pun
dimulai. Semua mengikuti dengan penuh semangat. Bel tanda istirahat
berbunyi, sebelum mengakhiri pelajaran Bu Yuni memberikan
pengumuman, bahwa akan diadakan lomba cerdas cermat di sekolah ku,
Bu Yuni meminta Vania untuk membuat tim yang terdiri dari 3 orang untuk
mewakili kelas ku. Karena Vania memang termasuk siswa pandai di
kelasku. Bu Yuni sangat berharap bahwa kelasku bisa menang, karena
nanti pemenangnya akan mewakili sekolah dalam lomba cerdas cermat
se-Surabaya.

Pada waktu istirahat, Vania mengumpulkan teman-teman


sekelasku, dia mengumumkan bahwa dia akan memilih Chelsi dan Ferdi
sebagai anggota timnya dalam cerdas cermat untuk mewakili kelasku.
“Hloh, kok mereka Van, kenapa nggak kamu, Retno, dan Plilipus”, tanyaku
yang kesal karena Vania se-enaknya memilih siswa dari geng nya. “Yha
terserah gue dong, kan Bu Yuni mint ague yang milih anak” jawab Vania.
“Tapi kamu harus mempertimbangkan kemampuannya juga Van, kita
harus diskusi bersama satu kelas” kata Iqbal. “Oke-oke, ya sudah siapa
yang mau kalian tunjuk” jawab Vania dengan nada sinis. Anak-anak mulai
bising berdiskusi untuk mendiskusikan siapa yang akan mewakili tim kelas
ku.
Akhirnya di dapatkan Plilipus dan Retno yang akan menjadi tim
Vania, namun Vania tidak setuju. “ehh, apa-apa an ini, kenapa yang jadi
tim gue orang-orang kampung semua, enggak ahh gue nggak mau, nggak
level tau” kata Vania sedikit marah. “ Kamu, jangan gitu Van, walaupun
Retno dan Philip nggak sama dengan kamu, tapi mereka tetap teman kita.
Indonesia kan memang terdiri dari beragam suku dengan ciri khas
masing-masing, jadi kamu tidak boleh membeda-bedakan. Apalagi Retno
dan Philip kan juga pandai seperti kamu” kata ku. “Yha, kami setuju. Aku
yakin kelas kita pasti akan menang, kalau kalian mau bekerja sama dalam
satu tim dengan kompak” jawan Andre teman sekelasku.

Setelah berdiskusi panjang, entah apa yang di fikirkan Vania, dia


seperti melamun.”Benar juga yha, aku tidak boleh membeda bedakan
teman hanya karena dia tidak sama dengan ku, walaupun begitu mereka
kan sama dengan ku, tetap warga Indonesia, apalagi Philip dan Retno kan
memang pandai, pengetahuan mereka luas, aku yakin kalau se tim
dengan mereka pasti bisa menang” gumam Vania dalam hati. “Baiklah,
aku setuju. Jadi yang yang akan mewakili kelas kita adalah aku, Retno
dan Philib. Ma’afkan aku yang telah egois teman-teman, hanya
mementingkan geng ku saja”, kata Vania yang mulai menyadari
kesalahannya.

Hari ini tiba saat nya pelaksanaan lomba cerdas cermat, semua
siswa berkumpul di aula untuk menyaksikan perlombaan. Vania, Retno,
dan Plilib naik ke atas podium, dan kamipun bersorak memberikan
semangat kepada mereka. Vania, Retno dan Plilib terlihat sangat kompak
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di tanyakan. Tibalah di
akhir perlombaan, dan MC membacakan skor akhir tiap tim, dan akhirnya
tim kelasku memperoleh skror tertinggi dan menjadi juara 1. Kami semua
sangat senang dengan kemenangan ini. Aku dan teman-teman ku
bergegas menghampiri Vania, Retno dan Philib yang berjalan turun dari
panggung, kami memberikan ucapan selamat atas kemenangan mereka
“Selamat ya.. kalian hebat sekali” kataku sambil menjabat tangan Vania,
Retno dan Philib. “Sama-sama, sekali lagi aku minta ma’af teman-teman
atas sikapku selama ini yang jahat pada kalian, suka mengejek, dan
membeda-bedakan kalian. Aku menyesal” jawab Vania dengan nada
terbata-bata. “Tidak apa-apa Van, kami senang akhirnya kamu menyadari
kesalahanmu” kataku. “Aku sadar, ternya kalau kita mau bekerja sama,
dan bersatu tanpa membeda-bedakan teman kita dapat menjadi tim yang
kuat dan bisa menjadi juara, yeyyy…” kata Vania dengan semangat.

Aku sangat senang, dengan perubahan sikap Vania, dia jadi baik,
dan tidak sombong. Vania mulai mau bergaul dengan teman-teman yang
lain, kelas kami pun jadi ramai, asyik dan seru. Tidak ada lagi
pertengkaran-pertengkaran. Dan kami pun bisa belajar dengan nyaman
dan suasana hati yang menyenangkan.
A). Tema: merajut kebangsaan dan kebhinekaan, Karena didalam
cerita dijelaskan keanekaragaman suku bangsa indonesia.

B). Alur: alur maju, karena cerita tidak mengandung unsur masa lalu
dan penyelesain cerita berada diakhir.

C). Penokohan:

1) Alex : bersifat tanggung jawab,disiplin,pandai,dan rendah hati


karna ia datang piket kelas tepat waktu dan walaupun dia
pandai tapi dia tidak sombong.

2).philipus : tanggung jawab,disiplin,rendah hati,penasihat,dan sabar


karna ia mejalankan piket dengan tanggung jawab,dia
pandai tetapi tidak sombong,ia menasehati alex,dan ia
sabar walaupun ia piket berdua bersama alex.

3).Vania : sombong tidak disiplin dan tidak bertanggung jawab


karnai ia tidak menjalankan piket dengan baik dan ia
pandai tapi ia menyombangkan dirinya.

4).Yoga : tidak disiplin dan tidak bertanggung jawab.karna,ia


tidak menjalankan piketnya dengan tepat waktu.

5)Retno : rendah hati dan penyabar.karna,meskipun juara ia tidak


sombong dan walaupun dia diejek tapi dia tetap
bersabar.
D.Setting

1. Latar tempat :

a).gerbang sekolah:ia bertemu dengan philipus di depan gerbang


sekolahan.

b).Teras depan kelas:setelah piket ia dan philpus duduk didepan teras


kelas.

c). Aula:semua siswa berkumpul diaula untuyk mentyaksikan


perlombaan.

2. Latar waktu:a),pagi:hari ini aku berangkat pagi-pagi karna hari ini


adalah jadwal piketku.

3. Latar suasana:

a).marah:pati mereka sengaja tidak datang pagi kataku mulai kesal.

b).senang:aku sangat senang,dengan perubahan sikap vania.

E.Gaya bahasa

a).majas perbandingan :vania membandingkan kepandaianya dengan


temenya.

F . Kelebihan:

alur ceritanya sangat jelas,gaya bahasanya sangat mudah dipahami

kekurangan:

unsur ceritanya kurang lengkap sehingga sulit untuk dipahami

G .Masalah dan solusi:vania menyombongkan kepandaianya kepada


temanya.seharusnmya,ia tidak ,menyombongkan dirinya dan tetap
bersikap rendah hati

Anda mungkin juga menyukai