Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

TA4116 GEOFISIKA PASIF PERTAMBANGN

MODUL F
KONVERSI PEMBACAAN ALAT DAN PENGOLAHAN DATA
ANOMALI GAYA BERAT (PEMODELAN 2D)

OLEH:
Muhammad Ilham Rafi’i Ramadhan Ginting
12116035

PROGRAM TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
I. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan yang dilakukan dalam praktikum modul F ini antara lain yaitu :
1. Menghitung koreksi data gaya berat sehingga diperoleh nilai anomali Bouguer.
2. Melakukan pengolahan data anomali sehingga diperoleh nilai anomali residual.
3. Melakukan pemodelan 2D data anomali residual.

II. Teori Dasar


 Prinsip Dasar Gravitasi
Metoda gravitasi merupakan metoda yang didasarkan pada pengukuran variasi
medan gravitasi bumi. Pengukuran ini dapat dilakukan di permukaan bumi, dikapal
maupun diudara. Dalam penulisan ini yang akan diuraikan adalah pola dari harga
anomali bouguer sebagai akibat dari variasi massa batuan di bawah permukaan,
sehingga pada pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi dari
satu titik obervasi terhadap titik observasi lainnya. Karena perbedaan medan gravitasi
ini relative kecil maka alat yang digunakan harus mempunyai ketelitian yang tinggi.

Adanya variasi medan gravitasi bumi ditimbulkan oleh adanya perbedaan


rapat massa (density) antar batuan. Adanya suatu sumber yang berupa suatu massa
(masif, lensa, atau bongkah besar) di bawah permukaan akan menyebabkan terjadinya
gangguan medan gaya berat (relatif). Adanya gangguan ini disebut sebagai anomali
gaya berat. Karena perbedaan medan gayaberat ini relatif kecil maka diperlukan alat
ukur yang mempunyai ketelitian yang cukup tinggi. Alat ukur yang sering digunakan
adalah Gravimeter. Alat pengukur gayaberat di darat telah mencapai ketelitian sebesar
±0.01 mGal dan di laut sebesar ±1 mGal. Ketelitian ini adalah untuk mendetilkan nilai
gaya berat yang akan diukur, karena ketika kita menggunakan cm/s 2 atau m/s2 akan
menghaluskan data atau tak terlihat kontras dari titik pengukuran satu dengan lainnya.
Oleh karena itu, satuan mgal disepakati sebagai satuan gaya berat dalam eksplorasi
dengan menggunakan metode gaya berat itu sendiri.

1
Secara umum, dalam pemisahan nilai anomali lokal dan anomali regional adalah
dengan menggunakan tiga metode ini :

1. Direct Estimate
2. Graphical Estimate
3. Mathematical Estimate :
o Moving Average
o Function Fitting
o Filtering and Upward Continuation
o Filtering and Downward Continuation

Adapun pemisahan anomali lokal dan anomali regional adalah sebagai berikut :

Anomali Bouger Anomali Regional Anomali Lokal

Berikut merupakan koreksi yang harus dilakukan pada pengolahan data pengukuran
lapangan :

A. Koreksi Pembacaan Alat


Koreksi Pembacaan Alat adalah koreksi yang dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam
pembacaan alat gravitasi yang digunakan. Rumus umum dalam pembacaan alat dapat
ditulis sebagai berikut:
Read (mGal) = ((Read (scale)-Interval) x Counter Reading) + Value in mGal
B. Drift Correction (Koreksi Kemuluran atau Apungan)
Koreksi drift dilakukan karena adanya kemuluran alat (pegas) ketika dilakukan
pengukuran. Setelah dipakai berulang-ulang pada satu hari survey maka pegas tersebut
akan mengalami kemuluran, untuk koreksinya adalah dengan kembali melakukan
pengukuran di titik base sesering mungkin. Pengukuran kembali di titik base dapat
dilakukan setiap satu jam sekali atau dua jam sekali tergantung kondisi yang terjadi di
lapangan. Namun, semakin sering melakukan pengukuran kembali maka akan semakin
baik dalam mendapatkan data untuk koreksi.

2
Dimana:

C. Tidal Correction (Koreksi Pasang Surut)


Koreksi tidal merupakan koreksi yang dilakukan untuk menghilangkan efek tarikan
gravitasi dari benda-benda ruang angkasa yang berubah terhadap waktu. Biasanya
koreksi ini dilakukan bersamaan dengan koreksi drift.

Dimana:

D. Latitude Correction (Koreksi Lintang)


Koreksi ini dilakukan untuk mengkoreksi nilai gaya berat pada setiap lintang geografis
yang disebabkan oleh bentuk bumi yang ellipsoid dan adanya gaya sentrifugal yang
disebabkan oleh rotasi bumi. Terdapat dua permukaan acuan yang biasa digunakan, yaitu
permukaan geoid dan Spheroid. Secara umum gravitasi terkoreksi lintang dapat
dituliskan sebagai berikut:

Dimana:

E. Free Air Corretion (Koreksi Udara Bebas)


Koreksi ini untuk menghilangkan pengaruh dari ketinggian terhadap nilai pengukuran
pada suatu titik pengamatan. Koreksi ini disebabkan oleh pengaruh ketinggian tanpa
mempermasalahkan massa di antara titik ukur dan sea level. Jadi antara sea level dan
titik ukur hanyalah udara bebas.Koreksi ini dapat ditulis sebagai berikut:

Dimana:

F. Bouger Slab Correction (Koreksi Bouger)

3
Koreksi ini merupakan koreksi pertama yang dilakukan untuk perhitungan kelebihan
massa pada titik observasi terhadap permukaan laut. Selain itu, koreksi ini menghitung
defesiensi massa pada titik observasi yang terletak di bawah permukaan laut. Koreksi ini
dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut:

G. Terrain Correction (Koreksi Topografi)


Koreksi ini menghitung variasi percepatan gravitasi yang disebabkan variasi dari
topografi pada setiap titik observasi. Koreksi ini juga sering disebut sebagai koreksi
medan , diman mengakomodir ketidakteraturan pada topografi sekitar pengukuran. Pada
saat pengukuran, elevasi topografi disekitar titik pengukuran, biasanya dalam radius
dalam dan luar, diukur elevasinya. Sehingga koreksi ini dapat ditulis sebagai berikut:

III. Prosedur Percobaan


Prosedur pengolahan data praktikum modul ini adalah sebagai berikut :
1. Mengkonversikan nilai bacaan alat kedalam mgal dengan bantuan Tabel IX.
2. Menentukan koreksi pasang surut dari tabel VII.
3. Menentukan koreksi apungan alat dari nilai g setelah dikonversikan terhadap pasang
surut.
4. Menghitung nilai gaya berat dengan mengkoreksikannya terhadap koreksi pasang
surut dan apungan alat.
5. Menentukan Δg dengan mengurangkan nilai gterkoreksi pada titik pengamatan
dengan nilai gterkoreksi pada base.
6. Menentukan gobs dengan mengacu pada nilai greferensi.

4
7. Menentukan gθ, koreksi gabungan dan koreksi topografi (contoh tabel perhitungan
koreksi topografi ditunjukan pada tabel II).
8. Menghitung anomali bouger, anomali regional, dan anomali lokal.
9. Membuat pemodelan badan bijih menggunakan Grav2DC.

IV. Data dan Pengolahan Data


Data
Data hasil pengukuran di lapangan yang akan diolah adalah :
Date Station Time Reading Lat (θ) Elevation (m) Terr. Corr.
18-10-'98 Base 6.45 1799.86 ̊
̊
1 9.12 1778.25 ̊̊̊ 3°46'2.4" ̊ 110.86 0.182
̊̊ ̊
2 9.24 1780.44 ̊ 3°46'5.6" ̊ 131.46 0.268
̊
3 9.37 1784.23 ̊̊̊ 3°46'8.8" ̊ 114.73 0.548
̊̊̊
4 9.46 1786.44 ̊ 3°46'12" ̊ 107.18 0.366
̊̊̊
5 9.54 1788.19 ̊ 3°46'13.2" ̊ 101.29 0.255
̊̊ ̊
6 10.03 1790.96 ̊ 3°46'18.4" ̊ 90.53 0.256
̊
7 10.13 1791.23 ̊̊̊ 3°46'21.6" ̊ 90.6 0.331
̊̊̊
8 10.39 1793.28 ̊ 3°46'24.6" ̊ 81.11 0.385
̊̊̊
9 10.41 1790.88 ̊ 3°46'28" ̊ 76.23 0.242
̊̊ ̊
10 11.05 1793.77 ̊ 3°46'28" ̊ 76.03 0.483
̊
11 11.15 1792.79 ̊̊̊ 3°46'24.8" ̊ 79.74 0.418
̊̊̊
12 11.35 1791.16 ̊ 3°46'21.6" ̊ 78.11 0.751
̊̊̊
13 12.06 1792.58 ̊ 3°46'18.4" ̊ 77.24 0.76
̊̊ ̊
14 12.18 1788.76 ̊ 3°46'15.2" ̊ 93.69 0.589
̊
15 13.09 1789.38 ̊̊̊ 3°46'12" ̊ 88.33 0.503
̊̊̊
16 13.23 1784.36 ̊ 3°46'8.8" ̊ 109.25 0.503
̊̊̊
17 13.38 1776.74 3°46'5.6" ̊ 138.77 0.28
Base 17.01 1799.79

Pengolahan Data

Untuk menentukan nilai anomali Bouger, anomali regional yang kemudian


untuk menentukan anomali lokal. Secara sederhana, anomali lokal dianggap sebagai
anomali residual karena merupakan hasil pengurangan anomali Bouger dengan anomali
regional. Dan berikut adalah formula-formula yang digunakan.

Anomali Bouger Anomali Regional Anomali Lokal

5
6
Kemudian data yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan excel adalah :

Date Station Time Reading Reading read in mGal Koreksi pasang surut Gpasut Tide Corr Konstanta
18-10-'98 Base 6.45 1799.86 1869.936467 -0.04 1869.896467 3739.83293
1 9.12 1778.25 1847.47244 0.1036 1847.57604 3695.04848 -0.000201137
2 9.24 1780.44 1849.748989 0.1136 1849.862589 3699.61158 -0.000201137
3 9.37 1784.23 1853.68877 0.1659 1853.85467 3707.54344 -0.000201137
4 9.46 1786.44 1855.986109 0.1842 1856.170309 3712.15642 -0.000201137
5 9.54 1788.19 1857.805269 0.1658 1857.971069 3715.77634 -0.000201137
6 10.03 1790.96 1860.684739 0.1415 1860.826239 3721.51098 -0.000201137
7 10.13 1791.23 1860.96541 0.1465 1861.11191 3722.07732 -0.000201137
8 10.39 1793.28 1863.096426 0.1576 1863.254026 3726.35045 -0.000201137
9 10.41 1790.88 1860.601578 0.1582 1860.759778 3721.36136 -0.000201137
10 11.05 1793.77 1863.60579 0.162 1863.76779 3727.37358 -0.000201137
11 11.15 1792.79 1862.587061 0.162 1862.749061 3725.33612 -0.000201137
12 11.35 1791.16 1860.892643 0.16 1861.052643 3721.94529 -0.000201137
13 12.06 1792.58 1862.368762 0.1496 1862.518362 3724.88712 -0.000201137
14 12.18 1788.76 1858.397795 0.1432 1858.540995 3716.93879 -0.000201137
15 13.09 1789.38 1859.042298 0.1058 1859.148098 3718.1904 -0.000201137
16 13.23 1784.36 1853.823907 0.093 1853.916907 3707.74081 -0.000201137
17 13.38 1776.74 1845.902765 0.078 1845.980765 3691.88353 -0.000201137
Base 17.01 1799.79 1869.863701 -0.0851 1869.778601 3739.6423 -0.000201137

Date Station Time Drift Corr Corr. Reading mGal Diff Δg mGal Ref gobs Lat (θ) Lat.Corr. ( ̊ )
18-10-'98 Base 6.45 3739.832934 0 978078.95 ̊
̊
1 9.12 -0.02353305 3695.072013 -44.76092135 978034.1891 ̊̊̊ 3°46'2.4" ̊ 3.76733333
̊
2 9.24 -0.0259467 3699.637524 -40.1954101 978038.7546 ̊̊̊ 3°46'5.6" ̊ 3.76822222
̊
3 9.37 -0.02856148 3707.572001 -32.26093372 978046.6891 ̊̊̊ 3°46'8.8" ̊ 3.76911111
̊
4 9.46 -0.03640583 3712.192823 -27.64011097 978051.3099 ̊̊̊ 3°46'12" ̊ 3.77
̊
5 9.54 -0.03801493 3715.814353 -24.01858187 978054.9314 ̊̊̊ 3°46'13.2" ̊ 3.77033333
̊
6 10.03 -0.03982517 3721.550804 -18.28213083 978060.6679 ̊̊̊ 3°46'18.4" ̊ 3.77177778
̊
7 10.13 -0.04183654 3722.119156 -17.71377866 978061.2362 ̊̊̊ 3°46'21.6" ̊ 3.77266667
̊
8 10.39 -0.04706611 3726.397517 -13.43541709 978065.5146 ̊̊̊ 3°46'24.6" ̊ 3.77355556
̊
9 10.41 -0.04807179 3721.409427 -18.42350741 978060.5265 ̊̊̊ 3°46'28" ̊ 3.77444444
̊
10 11.05 -0.05229567 3727.425876 -12.40705793 978066.5429 ̊̊̊ 3°46'28" ̊ 3.77444444
̊
11 11.15 -0.05430704 3725.390429 -14.44250576 978064.5075 ̊̊̊ 3°46'24.8" ̊ 3.77355556
̊
12 11.35 -0.05832979 3722.003616 -17.82931821 978061.1207 ̊̊̊ 3°46'21.6" ̊ 3.77266667
̊
13 12.06 -0.06456504 3724.951688 -14.88124616 978064.0688 ̊̊̊ 3°46'18.4" ̊ 3.77177778
̊
14 12.18 -0.06657641 3717.005367 -22.82756759 978056.1224 ̊̊̊ 3°46'15.2" ̊ 3.77088889
̊
15 13.09 -0.07723669 3718.267632 -21.56530251 978057.3847 ̊̊̊ 3°46'12" ̊ 3.77
̊
16 13.23 -0.08005261 3707.820867 -32.01206739 978046.9379 ̊̊̊ 3°46'8.8" ̊ 3.76911111
̊
17 13.38 -0.08306966 3691.966599 -47.86633514 978031.0837 ̊̊ 3°46'5.6" ̊ 3.76822222
Base 17.01 -0.1178664 3739.760168 -0.0727664 978078.8772

7
Date Station Time Elevation (m) gФ Densitas (gr/cm3) Comb. Corr. Terr. Corr. Distance (m) B.A mgal R.A mgal L.A mgal
18-10-'98 Base 6.45 0
1 9.12 110.86 978054.136 1.67 26.463446 0.182 20 6.69902 32.6511 -25.952
2 9.24 131.46 978054.146 1.67 31.3808823 0.268 40 16.2574 33.1778 -16.92
3 9.37 114.73 978054.157 1.67 27.3872557 0.548 60 20.4677 33.4098 -12.942
4 9.46 107.18 978054.167 1.67 25.5849914 0.366 80 23.0938 33.5545 -10.461
5 9.54 101.29 978054.171 1.67 24.1789865 0.255 100 25.1944 33.6702 -8.4758
6 10.03 90.53 978054.188 1.67 21.6104616 0.256 120 28.3462 33.8439 -5.4976
7 10.13 90.6 978054.199 1.67 21.6271713 0.331 140 28.9958 33.8797 -4.8839
8 10.39 81.11 978054.209 1.67 19.3618087 0.385 160 31.0523 33.993 -2.9407
9 10.41 76.23 978054.22 1.67 18.1969014 0.242 180 24.7457 33.6455 -8.8998
10 11.05 76.03 978054.22 1.67 18.1491593 0.483 200 30.9554 33.9876 -3.0322
11 11.15 79.74 978054.209 1.67 19.0347753 0.418 220 29.7512 33.9213 -4.1701
12 11.35 78.11 978054.199 1.67 18.6456772 0.751 240 26.3188 33.7322 -7.4134
13 12.06 77.24 978054.188 1.67 18.437999 0.76 260 29.0787 33.8842 -4.8056
14 12.18 93.69 978054.178 1.67 22.3647867 0.589 280 24.8986 33.6539 -8.7553
15 13.09 88.33 978054.167 1.67 21.0852985 0.503 300 24.8059 33.6488 -8.8429
16 13.23 109.25 978054.157 1.67 26.0791221 0.503 320 19.3635 33.3489 -13.985
17 13.38 138.77 978054.146 1.67 33.1258561 0.28 340 10.3434 32.8519 -22.509
Base 17.01 360

Berikut adalah penampang 2D dari nilai anomali Bouger, anomali regional dan juga anomali
lokal (residual) :

Anomali Bouger vs Jarak

Anomali Regional vs Jarak

8
Anomali Lokal vs Jarak

Setelah diperoleh nilai anomali lokal atau residual, maka dilakukan pemodelan badan bijih
(2D) dengan menggunakan software Grav2DC. Hasil pemodelan 2D Grav2DC adalah :

Hasil pemodelan dengan perangkat lunak Grav2DC, data nilai densitas dari setiap body
model di atas adalah :
Densitas ( g/cm3) Densitas ( g/cm3)
-5.125 14.25
6.6 -2.325

9
31.839 1.86
-3.091 9.565
4.2144 47.183

V. Analisis
Dari setiap pengukuran geofisika haruslah dilakukan koreksi terhadap data yang
diperoleh dari lapangan, khususnya data ekplorasi gaya berat karena faktor : koreksi
pembacaan alat, koreksi pasang surut, koreksi lintang, koreksi udara bebas dan
penambahan massa serta drift correction. Karena jika dipaksakan akan mengahasilkan
data yang tidak akurat atau valid karena bukan anomali yang sebenarnya. Pengolahan
data gaya berat dilakukan terhadap nilai pembacaan gravimeter kemudian didapatkan
nilai anomali Bouguer dari setiap titik pengamatan. Untuk mendapatkan data yang valid
maka dilakukan konversi pembacaan gravimeter menjadi nilai gaya berat dalam satuan
mgal.
Setiap koreksi dilengkapi dengan tabel bantu koreksi alat serta dengan koreksi-
koreksi diantaranya Koreksi Apungan (Drift Correction), Koreksi Pasang Surut (Tidal
Correction), dan Koreksi Lintang (Latitude Correction). Kemudian dengan beberapa
langkah pengolahan akhirnya nilai Anomali Bouger, Anomali Regional, dan Anomali
Lokal. Dimana dapat dianalogikan seperti gambar berikut,

Dari hasil yang diperoleh dapat bahwa nilai anomali Bouger dipengaruhi oleh
keberadaan regional dan keberadaan anomali lokal. Dari hasil pemodelan badan bijih
menggunakan software Grav2DC didapatkan beberapa body dengan nilai densitas
masing-masing, yaitu:
Densitas ( g/cm3) Densitas ( g/cm3)
-5.125 14.25
6.6 -2.325
31.839 1.86
-3.091 9.565
4.2144 47.183
Dari nilai densitas tiap body dari pemodelan 2D Grav2DC terdapat nilai
densitas yang tidak rasional yaitu nilai negatif dan juga sangat besar hingga 31.8 –

10
47. 18 untuk densitas suatu mineral atau batuan. Ini menunjukkan bahwa hasil
pengolahan data dari Grav 2DC tidak dapat langsung digunakan untuk
menginterpretasi kondisi geologi atau batuan yang ada pada daerah pengukuran
eksplorasi gaya berat. Namun nilai densitas yang positif dapat digunakan untuk data
interpretasi suatu batuan atau endapan di daerah pengukuran. Iterpretasi dari nilai
positif densitas dari tiap body model Grav 2DC adalah :
Densitas ( g/cm3) Batuan/Mineral (Telford,1990)
6.6 Bismuththinite
1.86 Anthracite or Soil or Sandstone

11
12
VI. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dari setiap pengukuran geofisika haruslah dilakukan
koreksi terhadap data yang diperoleh dari lapangan, khususnya data ekplorasi gaya
berat karena faktor : koreksi pembacaan alat, koreksi pasang surut, koreksi lintang,
koreksi udara bebas dan penambahan massa serta drift correction. Karena jika
dipaksakan akan mengahasilkan data yang tidak akurat atau valid karena bukan
anomali yang sebenarnya dengan banyak faktor yang menyertainya. Dari pembacaan
alat saat pengukuran didapatkan nilai anomali Bouger ( harus dikoreksi juga dan
dinyatakan dalam satuan mgal) . Yang kemudian diolah lebih lanjut untuk
mendapatkan nilai anomali regional dan selanjutnya anomali lokal dengan dasar
formula berikut :

Hasil dari anomali lokal (residual) digunakan dalam pemodelan gaya berat 2D Grav2DC
seperti berikut :

Densitas ( g/cm3) Densitas ( g/cm3)


-5.125 14.25
6.6 -2.325
31.839 1.86
-3.091 9.565
4.2144 47.183
Dengan nilai yang dapat diterima adalah :

Densitas ( g/cm3) Batuan/Mineral (Telford,1990)


6.6 Bismuththinite
1.86 Anthracite or Soil or Sandstone
Dari nilai densitas tiap body dari pemodelan 2D Grav2DC terdapat nilai densitas yang
tidak rasional yaitu nilai negatif dan juga sangat besar hingga 31.8 – 47. 18 untuk
densitas suatu mineral atau batuan. Ini menunjukkan bahwa hasil pengolahan data dari

13
Grav 2DC tidak dapat langsung digunakan untuk menginterpretasi kondisi geologi
atau batuan yang ada pada daerah pengukuran eksplorasi gaya berat. Namun nilai
densitas yang positif dapat digunakan untuk data interpretasi suatu batuan atau
endapan di daerah pengukuran.

VII. Daftar Pustaka

Sulistijo, Budi, Darmawan Sumardi, M. Nur Heriawan, Yana Rahmat Riyanto. 2002. Catatan
Kuliah TA 415 Geofisika Cebakan Mineral II. Bandung: Penerbit ITB.
Telford, W.M., L.P. Geldart, R.E. Sheriff. 1990. Applied Geophysics Second Edition.
Cambridge : Cambridge University Press
Slide Praktikum GPP Modul F. 2019. Pengolahan Data Eksplorasi Radioaktif. Bandung:
FTTM-ITB
https://geofisika42.wordpress.com/2009/02/10/berkenalan-dengan-gravitasi-anomali-bouger-
dan-metode-nettleton diakses pada 20 November 2019 pukul 20:00 WIB.

http://geofisika1b.blogspot.co.id/2009/12/metoda-gaya-berat.html diakses pada tanggal 20


November 2019 pukul 20:26 WIB

14

Anda mungkin juga menyukai