Anda di halaman 1dari 77

Nama dosen pembimbing : Feby Purnamasari S,ST. M.

keb

Mata kuliah : ASKEB IV

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUANG

REPRODUKSI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8

1. NUNI RAHMAWATI ( 02.18.013)

2. KARLINA (02.18.011)

3. RIZKIANI (02.18.016)

4. WAHYUNINGSI (02.18.024)

STIKES SALEWANGANG MAROS

DIII KEBIDANAN

TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta terutama

nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah

mata kuliah “ASKEB IV ”. Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi

besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-

Qur‟an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah askeb iv di program studi

DIII Kebidanan STIKES Salewangan Maros. Selanjutnya kami mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Feby Purnamasari S,ST.M.keb

selaku dosen pembimbing mata kuliah ASKEB IV dan kepada segenap pihak

yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan

makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ....................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................... 4

C. TUJUAN ............................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

A. MASTITIS ...........................................................................................

B. FIBRIO ADENOMA ....................................................................... 13

C. KISTA SARCOMA FILODES ....................................................... 19

D. CARSINOMA .................................................................................. 24

E. KANKER PAYUDARA .................................................................. 34

F. TUMOR JINAK DAN GANAS PADA VULVA VAGINA TUBA

UTERUS OVARIUM ...................................................................... 53

G. PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN DETEKSI DINI ................... 69

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ................................................................................ 72

B. SARAN ............................................................................................ 73

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan reproduksi perlu di perhatikan, baik laki-laki maupun perempuan,

namun yang dijadikan fokus adalah organ reproduksi perempuan karena banyak

penyakit yang dapat mengenai organ reproduksi perempuan. Pada umumnya

kesehatan reproduksi terganggu di karenakan masalah-masalah yang tidak diduga.

Organ reproduksi perempuan secara anatomis terlindungi dan terletak di antara

tulang panggul dan tulang kemaluan. Di samping itu posisinya telah dibuat

sedemikian rupa sehingga tidak ada cairan yang dapat menggenang didalamnya

( sidi aritjahja,2012).

Organ reproduksi perempuan merupakan tabung terbuka dengan vagina

sebagai mulutnya, sehingga merupakan port d„entry dari berbagai kontaminasi.

Baik air, udara, pakaian mau pun dari alat kelamin laki-laki (bagi yang bersuami).

Meski pun di dalam organ tersebut terdapat antibody khusus yang dapat melindun

gi dari berbagai kontaminasi dari luar, namun tidak dapat sepenuhnya untuk melin

dungi. Hal inilah yang mengakibatkan organ reproduksi perempuan mudah menga

lami gangguan kesehatan, baik infeksi akut mau pun kronis. ( sidi aritjahja,2012).

Kesehatan reproduksi perempuan tidak dapat dipisahkan dari kesehatan organ

reproduksinya. Kondisi organ reproduksi yang tidak sehat sering mengakibatkan

gangguan hasil reproduksi itu sendiri. Beberapa hal yang sering mengakibatkan

gangguan kesehatan reproduksi perempuan diantaranya adalah Infeksi (vagina,

rahim, mulut rahim, saluran indung telur dan indung telur), gangguan hormon,

1
adanya pertumbuhan massa tumor (jinak, ganas), sumbatan kelenjar dan kelainan

bentuk (rahim, saluran indung telur, vagina). ( sidi aritjahja,2012).

Infeksi pada organ reproduksi perempuan umumnya akan menghasilkan cairan

(fluor albus) dan mengakibatkan peningkatan keasaman cairan di rahim mau pun

vagina. Hal ini berakibat iritasi berkepanjangan pada organ reproduksi tersebut,

sehingga akan meningkatkan kesulitan untuk mendapat keturunan. Juga menyebab

kan nyeri menstruasi yang berkepanjangan. Infeksi dan iritasi berkepanjangan

juga dapat meningkatkan resiko terjadinya pertumbuhan massa tumor. Gangguan

hormon mengakibatkan gangguan siklus menstruasi, sehingga dapat mengganggu

pematangan sel telur. Seringkali perempuan yang mengalami gangguan hormonal

mengeluh sering terlambat menstruasi/siklus menstruasi memanjang. Bahkan

tidak sedikit yang sampai beberapa bulan bahkan beberapa tahun tidak mengalami

menstruasi. ( sidi aritjahja,2012).

Pertumbuhan massa tumor sering menyebabkan nyeri menstruasi dan terjadinya

perdarahan banyak sewaktu haid mau pun di luar masa haid. Tumor yang paling

sering terjadi adalah tumor ganas pada mulut rahim/kanker serviks.Beberapa hal

yang dianggap menjadi penyebab penyakit yang menggangu kesehatan reproduksi

ini adalah:

Pertama: hubungan seks pada usia muda atau pernikahan usia muda. Faktor

ini merupakan faktor resiko utama. Semakin muda seorang perempuan melakukan

hubungan seks, semakin besar resiko untuk terkena kanker serviks. Berdasarkan

penelitian para ahli, perempuan yang melakukan hubungan seks pada usia kurang

dari 17 tahun mempunyai resiko 3 kali lebih besar dari pada yang melakukannya

2
pada usia lebih dari 20 tahun. ( sidi aritjahja,2012).

Kedua: berganti-ganti pasangan seksual. Perilaku seksual dengan bergantiganti

pasangan seks akan meningkatkan penularan penyakit kelamin. Penyakit yang

ditularkan seperti infeksi human papilloma virus (HPV) telah terbukti dapat menin

gkatkan timbulnya resiko kanker serviks, penis dan vulva. Resiko terkena kanker

serviks menjadi 10 kali lipat pada perempuan yang mempunyai pasangan seksual

6 orang atau lebih. Di samping itu, virus herpes simpleks tipe-2 dapat menjadi

faktor pendamping. ( sidi aritjahja,2012).

Ketiga: merokok. Perempuan perokok memiliki resiko 2 kali lebih besar besar

Terkena kanker serviks dibandingkan perempuan bukan merokok. Penelitian men

unjukkan, lendir serviks pada perempuan perokok mengandung nikotin dan zat-

zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan

daya tahan serviks di samping itu merupakan ko-karsinogen infeksi virus. ( sidi

aritjahja,2012).

Keempat: penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang. Menggunakan obat

Oral pengontrol kelahiran untuk waktu yang lama (5 tahun atau lebih) dapat meni

ngkatkan risiko kanker leher rahim di antara perempuan dengan infeksi HPV.

Kelima: kehamilan yang sering/terlalu banyak anak. Studi-studi menyarankan

bahwa melahirkan banyak anak-anak dapat meningkatkan risiko kanker leher

rahim diantara perempuan dengan infeksi HPV. ( sidi aritjahja,2012).

Keenam: penyakit menular seksual. Perempuan dengan banyak mitra seksual

mempunyai risiko yang lebih tinggi terkena kanker leher rahim. Perempuan

berhubungan seksual dengan pria yang mempunyai banyak mitra seksual berisiko

3
lebih tinggi terkena kanker leher rahim. Pada kedua kasus tersebut, risiko terkena

kanker leher rahim lebih tinggi karena perempuan ini mempunyai resiko infeksi

HPV yang lebih tinggi dari rata-rata. ( sidi aritjahja,2012).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista

sarcoma Filodes, carsinoma, Kanker Payudara, Tumor Jinak dan

ganas pada Vulva Vagina tuba uterus ovarium?

2. Bagaimaana etiologi dan patofisiologi dari Mastitis, Fibrioma

Adnoma, Kista sarcoma Filodes, , carsinoma, Kanker Payudara,

Tumor Jinak dan ganas pada Vulva Vagina tuba uterus ovarium?

3. Bagaimana tanda dan gejala serta komplikasi Mastitis, Fibrioma

Adnoma, Kista sarcoma Filodes, , carsinoma, Kanker Payudara,

Tumor Jinak dan ganas pada Vulva Vagina tuba uterus ovarium?

4. Bagaimana Penatalaksanaan dari Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista

sarcoma Filodes, , carsinoma, Kanker Payudara, Tumor Jinak dan

ganas pada Vulva Vagina tuba uterus ovarium?

C. TUJUAN

1. Mengetahui definisi Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma

Filodes, , carsinoma, Kanker Payudara, Tumor Jinak dan ganas pada

Vulva Vagina tuba uterus ovarium.

4
2. Mengetahui etiologi dan patofisiologi Mastitis, Fibrioma Adnoma,

Kista sarcoma Filodes, , carsinoma, Kanker Payudara, Tumor Jinak

dan ganas pada Vulva Vagina tuba uterus ovarium

3. Mengetahui tanda dan gejala serta komplikasi Mastitis, Fibrioma

Adnoma, Kista sarcoma Filodes, , carsinoma, Kanker Payudara,

Tumor Jinak dan ganas pada Vulva Vagina tuba uterus ovarium

4. Mengetahui penatalaksanaan Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista

sarcoma Filodes, , carsinoma, Kanker Payudara, Tumor Jinak dan

ganas pada Vulva Vagina tuba uterus ovarium

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. MASTITIS

1. Pengertian dan klasifikasi

Peradangan payudara adalah suatu yang sangat biasa pada wanita yang pernah

hamil, malahan dalam praktek sehari-hari yang tidak hamil pun kadang-kadang

kita temukan dengan mastitis. Mastitis lazim dibagi dalam mastitis gravidarum

dan mastitis puerperalis karena memang penyakit ini boleh dikatakan hampir

selalu timbul pada waktu hamil dan laktasi.pada umumnya yang dianggap porte

d‟entrée dari kuman penyebab ialah puting susu yang luka atau lecet, dan kuman

pre kontinuitatum menjalar duk tulus – duk tulus dari sinus. Sebagian besar yang

ditemukan pada pembiakan ialah staphylococcus aureus. (Sarwono Prawirohardjo,

2005).

Mastitis adalah proses peradangan pada payudara. Mastitis umumnya di

sebabkan karena infeksi pada jaringan payudara atau disebabkan karena adanya

proses penyumbatan pada saluran air susu ibu. Mastitis banyak terjadi pada ibu

yang sedang menyusui namun dapat terjadi juga pada wanita yang masih gadis.

(Sarwono Prawirohardjo,2005).

2. Etiologi

Dua penyebab utama mastitis adalah statis ASI dan infeksi statis ASI biasanya

merupakan penyebab primer, yang dapat disertai atau berkembang menuju infeksi.

Dan organisme penyebab infeksi adalah staphylococcus aureus. Gunther pada

6
tahun 1958 menyimpulkan dari pengamatan klinis bahwa mastitis diakibatkan

oleh stagnasi di dalam payudara dan bahwa pengeluaran ASI yang efisien dapat

mencegah keadaan tersebut. Yang menyatakan bahwa infeksi bila terjadi, bukan

primer, tetapi diakibatkan oleh stagnasi ASI sebagai media pertumbuhan

bakteri(Sarwono Prawirohardjo,2005).

thomsen dan kawan-kawan pada tahun 1984 menghasilkan bukti tambahan

mengenai tanda klinis mastitis dengan mengajukan klasifikasi sebagai berikut:

a. statis ASI

b. inflamasi non infeksiosa (mastitis non infeksiosa)

c. mastitis infeksiosa

statis ASI dapat membaik hanya dengan terus menyusi, mastitis non infeksiosa

membutuhkan tindakan pemerasan ASI setelah menyusui dan mastitis infeksiosa

hanya dapat diobatidengan pemerasan ASI dan antibiotic sistemik. Tanpa

pengeluaran ASI yang efektif,mastitis non infeksiosa sering berkembang menjadi

mastitis infeksiosa dan mastitis infeksiosa menjadi pembentukan abses.

(Sarwono Prawirohardjo,2005).

3. jenis-jenis mastitis

mastitis terbagi atas 4 yaitu Mastistis Gravidarum mastitis periductal, mastitis

pueperalis dan mastitis supurativa. Ketiga jenis mastitis ini terjadi akibat

penyebab yang berbeda dan kondisi yang juga berbeda. Berikut adalah penjelasan

tentang masing-masing jenis mastitis

a. Mastistis Gravidarum

7
Mastitis gravidarum biasanya muncul pada wanita di masa kehamilannya

b. mastitis periductal

Biasanya muncul pada wanita diusia menjelang menopause (wanita diatas 45

tahun), penyebab utamanya tidak jelas diketahui. Di duga akibat perubahan

hormonal dan aktivitas menyusui dimasa lalu. Pada saat menjelang menopause

terjadi penurunan hormone estrogen yang menyebabkan adanya jaringan yang

mati. Tumpukan jaringan mati dan air susu menyababka penyumbatan pada

saluran di payudara. Penyumbatan menyebabkan buntunya saluran dan akhirnya

melebarkan saluran di belakangnya yang biasanya terletak di belakang putting

payudara. Hasil akhirnya ialah reaksi peradangan yang disebut mastitis periductal.

Jenis mastitis ini jarang terjadi. (Sarwono Prawirohardjo,2005).

c. Mastitis puerperalis

Disebakan karena infeksi pada jaringan payudara. Mastitis ini terjadi pada wanita

yang sedang menyusui karena adanya perpindahan kuman dari mulut bayi atau

mulut dari suaminya hal itu disebabkan karea kesehatn mulut rendah seperti mulut

orang yang suka merokok. Kuman yang paling banyak menyebabkan mastitis

puerperalis adalah staphylococcus aureus. Selain itu kuman dapat masuk ke

payudara karena suntik silicon atau injeksi kolagen sehingga menyebabkan

peradagan. Mastitis puerperalis kuman berasal dari luar yang masuk ke dalam

payudara. (Sarwono Prawirohardjo,2005).

d. Mastitis supurativa

Mastitis jenis ini ilah yang paling sering ditemui. Mirip dengan jenis

sebelumnya, mastitis jenis nijuga disebabkan kuman staphylococcus selain itu

8
bisa juga disebabkan oleh jamur kuman TBC,bahkan sifilis. Mastitis jenis ini

harus mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat agar tidak terjadi abses atau

luka bernanah dalam jaringan payudara. Kuman dari mastitis supurative berasal

dari dalam tubuh yang masuk ke dalam jaringan payudara lewat aliran darah.

(Sarwono Prawirohardjo,2005).

4. tanda dan gejala mastitis

tanda –tanda : rasa panas dingin disertai dengan kenaikan suhu, penderita

sangat lesu, tidak nafsu makan, penyebab staphylococcus aureus,mamma

membesar, nyeri dan pada suatu tempat kulit merah, membengkak sedikit, nyeri

pada perabaan, adanya pembengkakan, rasa nyeri di payuda kemerahan pada

payudara, payudara keras dan merongkol, suhu tubuh meningkat, infeksi terjadi 1-

3 minggu pasca persalinan (Sarwono Prawirohardjo,2005).

gejala mastitis non infeksius: ibu memperhatikan adanya bercak panas, atau

area nyeri tekan yang akut, ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras di daerah

nyeri tekan tersebut, ibu tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja.

Gejala mastitis infeksisu: ibu mengeluh lemah dan sakit-sakit pada otot sperti flu,

ibumengeluh sakit kepala.ibu demam dengan suhu diatas 38 derajat c, terdapat

area luka yang terbatas atau lebih luas pada payudara, kulit pada payudara dapat

tampak kemerahan atau bercahaya, kedua payudara mungkin tarasa keras dan

tegang pembengkakan. (Sarwono Prawirohardjo,2005).

5. penyebab mastitis

ada 2 prinsip utama penyebab mastitis, yaitu statis/bendungan ASI dan infeksi.

Bendungan ASI umumnya merupakan penyebab utama, yang mungkin atau tidak

9
disertai oleh atau berkembang menjadi infeksi. Thomsen menghitung leukosit dan

bakteri pada ASI pada ibu yang mengalami mastitis, dan membagi:

a. Statis ASI: leukosit<106, bakteri< ⁄ ASI

b. Peradangan non infeksi – leukosit >106, bakteri < / ml ASI

c. Mastitis terinfeksi : leukosit > 106, bakteri > / ml ASI

Panyebab pasti mastitis belum diketahui, namun biasanya dari bakteri jeni

staphylococcus aureus. Umumnya, terjadi pada minggu ke 2-7 setelah persalinan

atau lebih awal atau malah lebih lama dari itu. Meskipun demikian, mastitis dapat

juga terjadi pada wanita yang tidak menyusui ataupun hamil. Bakteri biasanya

masuk melalui putting susu yang pecah-pecah atau terluka. (Sarwono Prawirohard

jo,2005).

6. patofiologi

adalah suatu inflamasi atau infeksi jaringan payudara dan terjadi paling umum

pada payudara wanita yang menyusui meskipun hal ini dapat terjadi pada wanita

yang tidak menyusui infeksi dapat terjadi akibat perpindahan mikoroorganisme ke

payudara oleh tangan pasien atau tangan pemberi perawatan atau dari bayi

menyusui yang mengalami infeksi oral, mata atau kulit. Mastitis dapat jga

disebabkan oleh organisme yang ditularkan melalui darah. Sejalan

berkembangnya inflamasi, terjadi infeksi pada duktus, sehingga menyebabkan

stagnasi ASI pada satu lobus atau lebih tekstur payudara menjadi keras atau

memadat dan pasien mengeluarkan nyeri pekak pada region yang terkena. Putting

10
susu yang mengeluarkan rabas material purulent, serum serum atau darah harus di

periksakan. (Sarwono Prawirohardjo,2005).

7. penanganan mastitis

yang parah dengan gejala seperti demam yang tak kunjung reda atau malah

meninggi dan bahkan mencapai 40 derajat celcius serta payudara terasa semakin

nyeri dan terjadi perubahan warna dari kecoklatan menjadi kemerahan, perlu

dikonsultasikan pada dokter atau klinik laktasi. Infeksi yang tidak ditangani bisa

memperburuk kondisi ibu karena kuman pada kelenjar susu akan menyebar ke

seluruh tubuh kemudian timbul abses (luka bernanah) berikut penanganan

mastitis:

a. Jangan lakukan pemijatan karena dikhawatirkan justru membuat

kuman tersebar keseluruh bagian payudara dan menambah resiko

infeksi

b. Bayi masih boleh menyusu kecuali bila terjadi abses kalau

demikian keadannya, untuk mengurangi bengkak, ASI harus tetap

dipompa keluar. Bayi sebaiknya tetap menyusu pada payudara

yang tak terinfeksi

c. Obat-obatan antibiotic yang aman untuk ibu menyusui biasanya

diberikan untk mengatasi infeksi sementara rasa skit bisa dikurangi

dengan obat-obatan yang mengandung anlgesik.

d. Bila terdapat abses, cairan nanah akan dikeluarkan dengan insisi

abses/tindakan bedah

11
e. Makanlah makanan bergizi dan banyak minumkarena kondisi

mastitis membuat daya tahan tubuh ibu menurun. Daya tahan tbuh

yang meningkatdapat mengatasi infeksi

f. Banyak istirahat. Cara ini pun bisa meningatkandaya tahan tubuh

karena istirahat dapat memulikan kondisi tubuh

h) pencegahan mastitis

untuk mencegah mastitis mau tak mau ibu harus menghindari

penyebabnya dengan:

a. Susui bayi segera dan sesering mungkin. Bila payudara terasa penuh

segera keluarkan dengan cara menyusui langsung pada bayi.

Kalaupun bayi belum lapar, keluarkan ASI dengan cara diperah atau

dipompa sehingga pengeluaran ASI tetap lancar.

b. Jaga kebersihan sekitar uting dan payudara. Selesai menyusui

bersihkan putting dengan menggunakan kapas yang dibasahi air

matang. Keringkan putting dengan handuk agarsuasana disekitarnya

tidak lembap. Kelembapan akan memudahkan kuman berkembang

biak.

c. Jangan membersihkan putting dengan sabun. Kandungan soda pada

sabun dapat membuat kulit menjadi kering sehingga mudah terjadi

iritasi seperti lecet atau luka bila disusui bayi.

d. Putting yang luka harus tetap dibersihkan sehabis diisap bayi

12
Pilih bra khusus untuk ibu menyusui dengan bahan menyerap keringat.

Jangan gunakan bra yang terlalu menekan payudara. Demi menjaga

higienitas daerah payudara ganti bra sesering mungkin setipa kali basah

karena keringat atau setelah dipakai seharian. (Sarwono Prawirohardjo,

2005).

B. FIBRO ADENOMA

1. Pengertian

Fibro adenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara

benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glandurer

(epitel) yang berada di payudara,sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur

(mix tumor),tumor tersebut dapat berbentuk bulak atau oval,bertekstur kenyal atau

padat, dan biasanya nyeri (Sarwono Prawirohardjo, 2005).

.Jenis-Jenis Fibrioadenoma

Pembagian fibro adenoma berdasarkan histologic yaitu:

a. Fibroadenoma Pericannaliculare

13
Yakni klenjar berbntuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa

lapis

b. Fibroadenoma intracanaliculare

Yakni jaringan ikat mengalami profilasi lebih banyak sehingga kelenjar

berbentuk -panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau

menghilang. Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit

dan pada saat menopause terjadi regresi.Fibro adenoma mammae timbul akibat

pengaruh kelebihan hormon estrogen, fibro adenoma dibagi menjadi 3 macam

yaitu;

1.Common fibro adenoma

2.Giant fibro adenoma umumnya berdiameter lebih dari 5 cm.

3.Juvenile fibro adenoma pada remaja.

2. Penyebab

1.Peningkatan aktif estrogen yang absolut atau relative

2.Genetik:payudara

3.Faktor-faktor predisposisi

a.usia:<30 tahun,

b.Jenis kelami,

c.pekerjaan

14
d.Heredirtas,

e.Diet,

f.Stress

g.Lesi prakanker

3. Patofisiologi

Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada

masa reproduksi yang di sebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat

sensitivitas jaringan setempatnya yang berlebihan terhadap estrogen sehingga

kelainan ini sering digolongkan dalam mammary dysplasia. .(Rukiyah,2009)

Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuardan luar atas, merupakan lobus

yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya.pada gambaran

histologist menunjukkan sroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi

kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang

berbeda. .(Rukiyah,2009)

Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu :

1. Fibroadenoma pericanaliculare yakni kelenjar berbentuk bulat dan

lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.

2. Fibroadenoma intracanaliculare yaitu jaringan ikat mengalami

profilerasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-

panjang tidak teratur dengan lumen yang sempit atau menghilang.

15
Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat

menopause terjadi regresi.

4. Gambaran klinis pada ibu ( tanda dan gejala )

1. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan

pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih kenyal.

2. Ada bagian yang menonjol ke permukaan

3. Ada penekanan pada jaringan sekitar

4. Ada batas yang tegas

5. Bila diameter mencapai 10-15 cm muncul fibroadenoma

raksasa.(Giant Fibroadenoma ).

6. Memiliki kapsul dan soliter

7. Benjolan dapat digerakkan

8. Pertumbuhannya lambat

9. Mudah diangkat dengan lokal surgery

10. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian

Penatalaksanaan

Pemeriksaan diagnostik

Untuk menentukan ibu hamil dengan fibroadenoma dengan melakukan

pemeriksaan fisik payudara, pemeriksaan fisik harus dikerjakan dengan secara

teliti dan tidak boleh kasar dan keras, tidak jarang palpasi yang keras dapat

menimbulkan petechyenchymoses (penyebaran kedaerah lain) di bawah kulit

orang sakit dengan lesiganas tidak boleh berulang-ulang. Pada pemeriksaan

16
infeksi harus dilakukan pertama dengan tangan keatas, selagi pasien duduk, kita

akan melihat dilatasi-dilatasi pembuluh balik dibawah kulit akibat pembesaran

tumor jinak atau ganas dibawah kulit. .(Rukiyah,2009)

Pada pemeriksaan palpasi orang sakit harus tidur dan periksa dengan cara

sistematis bagian medial lebih dahulu dengan jari-jari yang halus kebagian lateral,

palpasi ini harus meliputi seluruh payudara dari parasentral kearah garis aksila

belakang dan dari subklavikula kearah distal. Pemeriksaan penunjang biopsy,

pembedahan, pemberin hormonal, PET, mammografi angiografi, MR, CT-sacan,

photo rontgen blood study, ekisisi, .(Rukiyah,2009)

5. Penanganan

Karena FAM adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak perlu

dengan pengangkatan mammae yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan

ukurannya saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa factor

yaitu factor fisik dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut

menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan

pengangkatan. .(Rukiyah,2012)

Pengobatan terbaik adalah biopsy (tes jaringan) dan eksisi (pengangkatan

jaringan) dan oleh karena penyakit ini, serta cytic desease dipengaruhi oleh

estrogen tidak jarang melihat kedua penyakit tersebut secara simultan, jaringan-

jaringan yang lain. .(Rukiyah,2009)

6. PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI

a. Periksaan payudara sendiri ( SADARI)

17
b. Pemeriksaan klinik

c. Mammografi

d. Melaporkan tanda dan gejala pada sumber/ahli mendapat perawatan.

7. SADARI

Dibawah ini langkah-langkah dari pemeriksaan payudara sendiri:

a. Berdiri di depan cermin perhatiakn payudara. Dalam kedaan normal,

ukuran payudara kanan dan kiri sedikit berbeda. Perhatikan perubahan

perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada

putting susu (tertarik ke dalam ) atau keluarnya cairan dari putting susu.

Paerhatikan apakah kulit pada putting susu berkerut

b. Masih berdiri di depan cermin kedua telapak tangan di letakkan di

belakang kepala dan kedua tarik di tarik ke belakang. Dengan posisi

seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil

akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara,

terutama payudara bagian bawah.

c. Kedua tangan diletakkan di pinggang dan badan agak condong kearah

cermin tekan bahu dansikut kearah depan. Perhatikan perubahan ukuran

dan kontur payudara

d. Angkat lengan kiri dengan menggunakan 3 atau4 jari tangan kanan,

telusuri payudara kiri. Gerakan jari-jari tangan secara memutar

(membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara.mulai dari tepiluar

payudara lalu bergerak kearah dalam sampai ke putting susu. Tekan

secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau masa dibawah kulit

18
e. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangk

at lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri

f. Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak. Tekan putting

susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari putting

susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.

g. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan dibawah bahu kiri

dan legan kiri di tarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan

menggunakan jri tangan kanan dengan posisi sepertiini payudara akan

mendatar dan memudahkan pemeriksaan

h. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan

bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan

penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kriri

i. Pemeriksaan point d dan eakan lebih mudah dilakukan ketika mandi

karena dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit

lebih licin

C. KISTA SARCOMA FILODES

1. Pengertian

19
Kista sarcoma philodes adalah fibro adenoma yang tumbuh meliputi seluruh

mamae, adakalanya bertambah besar nyaris tidak tergendong oleh penderita. Kista

sarkoma fillodes mengandung kista-kista besar diantaranya banyak sekali jaringan

ikat sehingga terkadang diduga sarkoma dipermukaan tumor terdapat banyak

jaringan (seperti lembaran-lembaran/phylor). (Fairuz quzwain,2015)

Phylode: menyerupai daun; istilah yang digunakan untuk tumor yang pada

pemotongannya memperhatikan lobusi. Johann Muller yang pertama kali

memberikan nama „cystosarcoma phyllodes’ pada tahun 1838. Di permukaan

tumor ada jaringan seperti lembaran-lembaran buku. Biasanya jinak, potensi jadi

sarcoma. Timbul pada usia 35 – 40 tahun. (Fairuz quzwain,2015)

2. . Etiologi

Etiologi kisto sarkoma fllodes belum diketahui secara pasti, namun beberapa

hal yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya tumor ini antara lain:

a. Kontrasepsi hormonal (terutama estrogen)

b. Pernah mengalami radiasi di daerah dada (lingkungan)

c. Adanya keturunan (genetik)

d. Wanita usia 35 – 40 tahun, resiko semakin meningkat pada keadaan:

1) Orang tua (ibu) pernah menderita Ca mammae terutama pada usia

relatif muda

2) Anggota keluarga menderita Ca mammae

3) Sebelumnya pernah menderita penyakit tumor/ kanker

4) Penderita tumor jinak payudara

5) Kehamilan pertama terjadi sesudah umur 35 tahun

20
3. Patofisiologi

Tumor filodes merupakan neoplasma non-epitelial payudara yang paling

sering terjadi, meskipun hanya mewakili 1% dari tumor payudara, tumor

ini memiliki tekstur halus, berbatas tajam dan biasanya bergerak secara

bebas. Tumor ini adalah tumor yang relative besar rata-rata 5 cm, namun

lesi yang> 30 cm pernah dilaporkan. (Rukiyah,2009)

4. Ciri – Ciri Kista Sarkoma Philodis

a. Berbentuk bulat atau lonjong dengan batas yang tegas dan tepat dapat

digerakkan.

b. Konsistensi tumor ini ada yang kistik dan padat seperti karet tidak

melekat pada kulit.

c. Tumor Philodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3 – 4 cm dan dapat

pula berukuran sangat besar dan membuat payudara menjadi besar

(bengkak).

5. Anamnesa

a. Pasien khususnya muncul dengan massa payudara keras, bergerak,berb

atas jelas, tidak lunak

b. Sebuah massa kecil dapat dengan cepat berkembang ukurannya dalam

beberapa minggu sebelum pasien mencari perhatian medis

c. Tumor jarang melibatkan kompleks putting areola atau mengulserasi

kulit

d. Pasien dengan metastase bisa muncul dengan gejala sperti dispnoe,

kelelahan, dan nyeri tulang. (suyatno,2015).

21
6. Pemeriksaan fisik

a. Disadari adanya massa payudara keras, bergerak, berbatas jelas, tidak

lunak.

b. Secara ganjil, cysto sarcoma phylloides cenderung melibatkan

payudara kiri lebih sering dibandingkan payudara kanan

c. Diatas kulit mungkin terlihat tampilan licin dan cukup translusen untuk

memperlihatkan vena payudara yang mendasarinya

d. Temuan fisik (misal, adanya massa bergerak dengan batas jelas mirip

denganyang ada pada fibroadenoma

e. Tumor filoides umumnya bermanifestasi sebagai massa lebih besar den

memperlihatkan pertumbuhan yang cepat

f. Temuan mamografi (misal, tampilan kepadatan bundar dengan batas

halus ) juga serupa dengan yang terdapat fibroadema

g. Tumor maligna rekuren terlihat lebih agresif dibandingkan tumor asal

h. Paru merupakan tempat metastase paling sering diikuti oleh tulang,

jantung dan hati.

i. Gejala untuk keterlibatan metastatic dapat timbul mulai dari sesegera

beberapa bulan sampai paling lambat 12 tahun setelah terapi awal.

j. Kebanyakan pasien dengan metastase meninggal dalam 3 tahun dari

terapi awal

k. Tidak terdapat pengobatan untuk metastase sistemik yang terjadi

l. Hitungan kasar 30% pasien dengan tumor filoides maligna meninggal

karena penyakit ini. (suyatno,2015).

22
7. Pemeriksaan laboratorium

Tidak ada penanda tumor hematologic atau uji darah lainnya yang bisa

digunakan untk mendiagnosa cystosarkoma

8. Prosedur

FNA untuk pemeriksaan sitology biasanya tidak memadai untuk diagnosis

tumor filoides. Biopsy jarum lebih dapat dipercaya, namun masih bisa terdapat

kesalahan pengambilan sampel dan kesulitan dalam membedakan lesi dari sebuah

fibroadenoma. Biopsy payudara eksisi terbuka untuk lesi lebih kecil atau biopsy

insisional untuk lesi lebih besar adalah metode pasti untuk mendiagnosis tumor

filoides.

9. Terapi bedah

Pada kebanyakan kasus cysto sarcoma phylloides, melakukan eksisi luas

normal, dengan lingkaran jaringan normal. Tidak terdapat aturan tentng besarnya

batas. Namun batas 2 cm untuk tumor kecil (<5cm) dan batas 5cm untuk tumor

besar (>5 cm) telah dianjurkan (Rukiyah,2012)

Lesi tidak seharusnya dikupas keluar seperti yang mngkin dilakukan dengan

fibroadenoma, atau angka rekurensi tanpa dapat diterima jadi meningkat

a. Jika tumor terhadap rasio payudara cukup tinggi untuk menghindarkan

hasil kosmetik yang memuaskan dengan eksisi segmental, mastektomi

total, dengan atau tanpa rekonstruksi, adalah sebuah alternative

b. Prosedur yang lebih redikal tidak secara umum dibenarkan

23
c. Melakukan diseksi nodus limfatikus aksila hanya untuk nodus yang

dicurigai secara klinis. Namun, sebenarnya semua nodus ini reaktif dan

tidak mengandung sel-sel maligna (suyatno,2015).

10. Komplikasi

Seperti kebanyakan operasi payudara, komplikasi pasca operasi dari

penatalaksanaan bedah tumor filoides termasuk berikut ini

a. Infeksi

b. Pembentukan seroma

c. Rekurnsi lokal dan atau jauh

D. Carcinoma

1. Pengertian

Kanker leher rahim adalah tumor ganas/karsinoma yang tumbuh di dalam leher

rahim/serviks, yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan

pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang

senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur,

tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang

wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun 90% dari kanker serviks berasal

dari sel skuamosa (pada jaringan epitel) yang melapisi serviks sedangkan 10%

berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke

dalam rahim (Anonim, 2005).

2. PENYEBAB

24
a. HPV atau Humas Papilloma Virus. HPV ini merupakan virus penyebab

kutil kelamin (kondlloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan

seksual.

b. sangat dipengaruhi oleh kebiasaan merokok. Merokok, tembakau dinilai

merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk

melawan infeksi HPV pada serviks.

c. melakukan hubungan seksual pertama pada usia dini, berganti-ganti

pasangan hubungan seksual bisa menjadi salah satu penyebab munculnya

kanker serviks

d. suami pasangan seksualnya melakukan hubungan sesksual pertama pada

usia dibawah 18 tahun, dan

e. berganti-ganti pasangan atau pernah menikah dengan wanita yang

menderita kanker serviks pun termasuk faktor penyebab.

f. pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah

keguguran, dan gangguan sistem kekebalan

g. pemakaian obat pil kontasepsi (KB) bisa menjadi penyebabnya munculnya

kanker serviks. (Anonim, 2005).

3. factor risiko

Faktor resiko kanker leher rahim

1. Infeksi virus HPV (Human Papiloma Virus)

2. Penyakit menular seksual

3. Memulai aktifitas seksual pada usia yang sangat muda

25
4.Berganti-ganti pasangan seks

5. Pemakaian kontrasepsi

6. Pemakaian Dietilstilbestrol (DES)

7. Sering melahirkan

8. Penyakit yang menekan system imun

9. Merokok

10. Genetik

4. STADIUM

Untuk tumbuh menjadi kanker leher rahim dibutuhkan beberapa tahun sejak

sel-sel leher rahim mengalami perubahan. Sel-sel leher rahim abnormal yang

bukan merupakan sel kanker namun dapat berkembang menjadi kanker disebut

dengan cervical intra-epithelial neoplasia (CIN). CIN juga disebut sebagai sel-sel

prekanker yang jika tidak ditangani lebih lanjut akan berpotensi untuk

berkembang menjadi kanker. Namun tidak semua wanita yang memiliki CIN akan

menderita kanker. Keberadaan CIN identik dengan displasia Perkembangan

kanker servik meliputi displasia ringan (5 tahun), displasia sedang (3 tahun),

displasia berat (1 tahun) sampai menjadi kanker stadium 0. Tahap pra kanker ini

sering tidak menimbulkan gejala (92%), selanjutnya masuk tahap kanker invasif

berupa kanker stadium I sampai stadium IV . (Anonim, 2005)

Menurut International Federation of Gynecologists and Obstetricians,

perkembangan kanker leher rahim dibagi menjadi 5 stadium berdasarkan ukuran

26
tumor, kedalaman penetrasi pada leher rahim dan penyebaran kanker di dalam

maupun diluar leher rahim. Stadium-stadium tersebut adalah sebagai berikut

Stadium 0 Terjadi pertumbuhan kanker (karsinoma) pada

jaringan epitel leher rahim

Stadium I Pertumbuhan kanker masih terbatas pada leher rahim

Ia Secara mikroskopis, kanker telah menginvasi jaringan

(terjadi penetrasi). Ukuran invasi sel kanker :

kedalaman < 5 mm, sedangkan lebarnya < 7 mm

Ia1 Ukuran invasi mempunyai kedalaman < 3 mm dan

lebar < 7 mm

Ia2 Kedalaman invasi > 3 mm dan < 5 mm, lebar < 7 mm

Ib Terjadi lesi yang ukurannya lebih besar dari lesi yang

terjadi pada stadium Ia

Ib1 Ukuran tumor < 4 cm

Ib2 Tumor > 4 cm

Stadium II Karsinoma meluas sampai keluar leher rahim tetapi

belum sampai dinding pelvis; karsinoma menyerang

vagina tapi belum mencapai 1/3 vagina bagian bawah

IIa Belum ada parameter yang jelas

IIb Parameter jelas

Stadium III Karsinoma meluas ke dinding pelvis; pada

pemeriksaan rektal, tidak terlihat adanya ruang

27
kosong antara tumor dan dinding pelvis; tumor

menyerang 1/3 vagina bagian bawah; pada semua

kasus juga ditemukan adanya hidronefrosis atau

ginjal tidak berfungsi

IIIa Kanker tidak menjalar ke dinding pelvis, tapi

menyerang 1/3 vagina bagian bawah

IIIb Menjalar ke dinding pelvis, terjadi hidronefrosis atau

kegagalan fungsi ginjal, atau keduanya

Stadium IV Karsinoma meuas melewati pelvis atau mukosa

kandung kemih atau rektal

IVa Menyebar ke organ yang berdekatan

IVb Menyebar ke organ yang jauh

5. Cara Deteksi Kanker Leher Rahim

Layaknya semua kanker, terjadinya kanker leher rahim ditandai dengan

adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal).

Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa

perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan sel-sel tersebut

biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah

menjadi sel-sel kanker. Selama jeda tersebut, pengobatan yang tepat akan

segera dapat menghentikan sel-sel yang abnormal tersebut sebelum berubah

menjadi sel kanker. Sel-sel yang abnormal tersebut dapat dideteksi

kehadirannya dengan suatu test yang disebut “Pap smear test”, sehingga

28
semakin dini sel-sel abnormal tadi terdeteksi, semakin rendahlah resiko

seseorang menderita kanker leher rahim.

1) Pap smear test

merupakan suatu test yang aman, cepat dan murah dan telah dipakai bertahun-

tahun untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim.

Test ini ditemukan pertama kali oleh Dr. George Papanicolou, sehingga

dinamakan Pap smear test. Pap smear test adalah suatu metode pemeriksaan sel-

sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop

untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel tersebut. Dalam keadaan

berbaring terlentang, sebuah alat yang dinamakan spekulum akan dimasukan

kedalam liang senggama. Alat ini berfungsi untuk membuka dan menahan dinding

vagina supaya tetap terbuka, sehingga memungkinkan pandangan yang bebas dan

leher rahim terlihat dengan jelas. Sel-sel leher rahim kemudian diambil dengan

cara mengusap leher rahim dengan sebuah alat yang dinamakan spatula, suatu alat

yang menyerupai tangkai pada es krim, dan usapan tersebut dioleskan pada

obyek-glass, dan kemudian dikirim ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan

yang lebih teliti . (Anonim, 2005)

Prosedur pemeriksaan Pap smear test mungkin sangat tidak menyenangkan, tetapi

tidak akan menimbulkan rasa sakit. Pap smear test dilakukan seminggu atau dua

minggu setelah berakhirnya masa menstruasi. Bagi orang yang telah tidak haid,

Pap smear test dapat dilakukan kapan saja. Tetapi jika kandung rahim dan leher

rahim telah diangkat atau dioperasi (hysterectomy atau operasi pengangkatan

29
kandung rahim dan leher rahim), Pap smear test tidak perlu lagi dilakukan karena

secara otomatis orang tersebut telah terbebas dari resiko menderita kanker leher

rahim. Pap smear test biasanya dilakukan setiap dua tahun sekali, dan lebih baik

dilakukan secara teratur. Hal yang harus selalu diingat adalah tidak ada kata

terlambat untuk melakukan Pap smear test. Pap smear test selalu diperlukan

meskipun tidak lagi melakukan aktifitas seksual . (Anonim, 2005)

Jika terjadi pendarahan setelah aktivitas sexual atau diantara masa menstruasi

terjadi dan terjadi keluarnya cairan (discharge) maka harus segera dilakukan

pemeriksaan ke dokter. Adanya perubahan tersebut bukanlah suatu hal yang

normal, dan pemeriksaan yang teliti harus segera dilakukan walaupun baru saja

melakukan Pap smear test. . (Anonim, 2005)

Hasil „Pap Smear‟ dikatakan abnormal jika sel-sel leher rahim ketika diperiksa di

bawah mikroskop akan memberikan penampakan yang berbeda dengan sel

normal. Kejadian ini biasanya terjadi 1 dari 10 pemeriksaan „Pap

Smear‟ Beberapa faktor yang dapat memberikan indikasi diketemukannya

penampakan „Pap Smear‟ yang abnormal adalah:

a. .Unsatisfactory „Pap Smear‟. Pada kasus ini, berarti pegawai di Lab

tersebut tidak bisa melihat sel-sel leher rahims dengan detail sehingga

gagal untuk membuat suatu laporan yang komprehensive kepada dokter.

Oleh karena itu harus dilakukan Pap Smear test kembali

b. Jika ada infeksi atau inflamasi. Kadang-kadang pada pemeriksaan „Pap

Smear‟ memberikan penampakan terjadinya inflamasi. Ini berarti bahwa

30
sel-sel di dalam leher rahim mengalami suatu iritasi yang sifatnya ringan.

Memang kadang-kadang inflamasi dapat kita deteksi melalui pemeriksaan

„Pap Smear‟, biarpun kita tidak merasakan keluhan-keluhan karena tidak

terasanya gejala klinis yang ditimbulkannya. Sebabnya bermacam-macam,

mungkin telah terjadi infeksi yang dikarenakan oleh bakteri, atau karena

jamur‟. Oleh karena itu harus dilakukan Pap Smear test kembali setelah

infeksi atau inflamasi sembuh

c. Atypia atau Minor Atypia. Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah jika

pada pemeriksaan „Pap Smear‟ terdeteksi perubahan-perubahan sel-sel

leher rahim, tetapi sangat minor dan penyebabnya tidak jelas. Pada kasus

ini, biasanya hasilnya dilaporkan sebagai „atypia‟. Biasanya terjadinya

perubahan penampakan sel-sel tersebut dikarenakan adanya peradangan,

tetapi tidak jarang pula karena infeksi virus. Karena untuk membuat suatu

diagnosa yang definitif tidak memungkinkan pada tahap ini, sehingga

harus dilakukan pemeriksaan lagi dalam waktu enam bulan. Pada

umumnya, sel-sel tersebut akan kembali menjadi normal lagi. Jadi, sangat

penting melakukan „Pap Smear‟ kembali untuk memastikan bahwa

kelainan-kelainan yang tampak pada pemeriksaan pertama tersebut adalah

gangguan yang tidak serius. Jika hasil pemeriksaan menunjukan hasil yang

sama maka disarankan untuk menjalani kolposkopi . (Anonim, 2005)

2) Kolposkopi

adalah suatu prosedur pemeriksaan vagina dan leher rahim oleh seorang dokter

yang berpengalaman dalam bidang tersebut. Dengan memeriksa permukaan leher

31
rahim, dokter akan menentukan penyebab abnormalitas dari sel-sel leher rahims

seperti yang dinyatakan dalam pemeriksaan „Pap Smear‟. Cara pemeriksaan

kolposkopi adalah sebagai berikut: dokter akan memasukkan suatu cairan kedalam

vagina dan memberi warna saluran leher rahim dengan suatu cairan yang

membuat permukaan leher rahim yang mengandung sel-sel yang abnormal

terwarnai. Kemudian dokter akan melihat kedalam saluran leher rahim melalui

sebuah alat yang disebut kolposkop. Kolposkop adalah suatu alat semacam

mikroskop binocular yang mempergunakan sinar yang kuat dengan pembesaran

yang tinggi . (Anonim, 2005)

Jika area yang abnormal sudah terlokalisasi, dokter akan mengambil sampel pada

jaringan tersebut (melakukan biopsi) untuk kemudian dikirim ke lab guna

pemeriksaan yang mendetail dan akurat. Pengobatan akan sangat tergantung

sekali pada hasil pemeriksaan kolposkopi . (Anonim, 2005)

6. Pencegahan

Yang harus dilakukan untuk menghindari kanker leher rahim adalah pertama,

jika pernah melakukan hubungan seksual maka harus melakukan Pap smear test

secara teratur setiap dua tahun dan ini dilakukan sampai berusia 70 tahun. Pada

beberapa kasus mungkin dokter menyarankan untuk melakukan Pap smear test

lebih sering. Hal yang ke dua adalah melaporkan adanya gejala-gejala yang tidak

normal seperti adanya perdarahan, terutama setelah coitus (senggama). Hal yang

ke tiga adalah tidak merokok. Data statistik melaporkan bahwa resiko terserang

kanker leher rahim akan menjadi lebih tinggi jika wanita merokok. Dengan

32
melakukan beberapa tindakan yang dapat memperkecil resiko tersebut, maka

kejadian kanker leher rahim ini dapat dihindari

7. Pengobatan

Terapi untuk kanker leher rahim berbeda untuk tiap stadium kanker. Pada

stadium awal dapat dilakukan pembedahan terhadap jaringan yang mengandung

sel kanker. Pada stadium selanjutnya, terapi dilakukan dengan radioterapi, kemot

erapi, maupun kemoradioterapi. Jenis terapi ini dapat berpengaruh pada selnormal

Jika perubahan awal sel leher rahim telah diketahui,pengobatan yang umum diber

ikan adalah dengan:

1.Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.

2.Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim,

termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksa

an yang lebih teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan.

Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh ahli kandungan Jika perjalanan penyakit

telah sampai pada tahap pre-kanker, dan kanker leher rahim telah dapat

diidentifikasi, maka untuk penyembuhan, beberapa hal yang dapat dilakukan

adalah:

1.Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus

beserta leher rahimnya.

2.Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat

dilakukan secara internal maupun eksternal . (Anonim, 2005)

33
E. KANKER PAYUDARA

1. pengertian

Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis

kanker paling umum yang di derita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang

kanker payudara ,walaupun kemungkinanya lebih kecil dari 1di antara 100.

Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu di

lanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi,tumor ganas yang berasal dari

jaringan sel-sel epitel yang berkembang khususnya pada payudara.kanker

payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak di temukan di Indonesia.

Biasanya kanker ini di temukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak di

kuadran lateral atas.(lin yulianti, 2016)

Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.

Kanker biasa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu,jaringan lemak

mupun jaringan ikat pada payudara.

2. Patofisiologis

1) Transformasi

Sel-sel kanker di bentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang di

sebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi

2) Fase inisiasi

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang

memancing sel menjadi ganas perubahan dalam bahan genetik sel ini di sebapkan

oleh suatu agen yang di sebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia

34
,virus,radiasi (penyimpanan),atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki

kepekaan yang sama terhadap suatu kasinogen. Kelainan genetik dalam sel atau

bahan lainnya yang di sebut ponoobot,menyebapkan sel lebih rentang terhadap

suatu kasinogen bahkan gangguan fisik manapun bisa membuat sel menjadi lebih

peka untuk mengalami suatu keganasan .(lin yulianti, 2016)

3)Fase promosi

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi aliran berubah

menjadi ganas sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh

promosi. Karena di perlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan

(gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen) .(lin yulianti, 2016)

4)Stadium

Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaiian dokter saat

mendiagnosa suatu penyakit kanker yang di derita pasienya, sudah sejauh

manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar

maupun penyebaran ke tempat lain, stadium hanya di kenal pada tumor ganas atau

kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus di

lakukan pemeriksaan klinis dan di tunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya

yaitu histopatologi atau PA, rontgen,USG, dan bila memungkinkan dengan

CTscan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium namum

yang paling banyak di anut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi

sistem TNM yang di rokemendasian oleh UICC (International Union Against

Cancer dari World Health Organization)/AJCC (American Cancer Society dan

American College of Surgeons).

35
a) Stadium 1: Pada stadium ini, benjolan kanker tak lebih dari 2cm

dan tidak dapat di deteksi dari luar perawatan yang sangat sistematis

akan di berikan pada kanker stadium ini,tujuanya adalah agar sel

kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium

selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh total pada pasien

adalah 70%

b) Stadium 2: Pada stadium ini ,kemungkinan sembuh penderita

adalah 30-40% tergantung dari luasnya penyebaran sel

kanker.biasanya besarya benjolan kanker sudah lebih dari 2

bahkan bisa sampai 5 cm dan tingkat penyebaranya pun sudah

sampai daerah ketiak.Atau bisa juga ukuran kanker sudah

mencapai 5cm tapi belum menyebar kemana-mana.biasanya di

lakukan operasi untuk mengankat sel-sel kanker yang ada pada

seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi di lakukan

penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang

tertinggal.

c) Stadium 3A : menurut data dari Depkes 87% kanker payudara di

temukan pada stadium ini.benjolan kanker sudah berukurang

lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar limfa.

d) Sadium 3B: Kanker sudah menyebar ke seluruh bagian payudara,

bahkan mencapai kulit, diding dada,tulang rusuk dan otot dada.

Selain itu juga menyebarnya juga sudah menyebar secara tuntas

36
kelenjar limfa. Jika sudah demikian tidak ada alternatif lain selain

pengankatan payudara.

e) Stadium 4: sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian

tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru,hati atau otak. Atau bisa

juga menyerang kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang

leher,sama seperti stadium 3, tindakan yang harus di lakukan

adalah pengankatan payudara.

3.Faktor resiko

Beberapa faktor risiko yang mempengaruhi adalah:

1) Usia: sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun.

Resiko terbesar di temukan pada wanita berusia di atas 75 tahun

2) Pernah menderita kanker payudra.setelah payudara terkena di angkat ,

maka resiko terjadinya terjadinya kanker payudara yang sehat

meningkat sebesar 0,-1%%tahun

3) Riwayat keluarga menderita kanker payudara .wanita yang ibu, saudara

perempuan,atau anaknya menderita kanker. Memiliki resiko 3 kali

lebih besar untuk menderita kanker payudara.

4) Faktor genetic dan hormonal

5) Pernah menderita penyakit payudara non- kanker

6) Pemakai fil kb atau terapi sulit estrogen

37
7) Obesitas pasca menopause

8) Pemakaian alcohol. .(lin yulianti, 2016)

4.Faktor faktor penyebab

Faktor resiko menurut moningkey dan kodim.penyebap spesifik kanker

payudara belum di ketahui ,tetapi terdapat banyak faktor yang di perkirakan

mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara di antaranya:

1) Faktor reproduksi:karateristik reoroduktif yang berhubungan

dengan resiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas

menarche pada umur mudah.monopause pada umur tua, dan

kehamilan pertama pada umur tua.

2) Penggunaan hormon: hotom esterogen berhubungan dengan

terjadinya kanker payudara, laporan dari Harwind sehoal of pubeh

health menyatakan bahwah terdapat peningkatan kanker payudara

yang sknifikan pada para pengguna terapi .

3) Penyakit fibroklistik: pada wanita dengan adenosis, fibrodenoma,

dan fibrosis, tidak ada peningkatan resiko terjadinya kanker

payudara

4) Obesitas: terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan

bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca

menopause,

38
5) Komsumsi lemak: komsumsi lemak di perkirakan sebagai suatu

faktor resiko terjadinya kaker payudara. Willet dkk. Melakukan

studi prospektif selama 8 tahun tentang komsumsi lemak dan

serat dalam hubunganya dengan resiko kanker payudara pada

wanita umur 34 sampai 59 tahun

6) Radiasi :eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah

pubertas meningkatkan terjadinya resiko kanker payudara dari

beberapa peneliitian yang di lakukan disimpulkan bahwah resiko

kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur

saat terjadinya eksposour

7) Riwayat keluarga dan faktor genetik: riwayat keluarga merupakan

komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan di

laksanakan skrening untuk kanker payudara terdapat peningkatan

resiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker

payudara. .(lin yulianti, 2016)

5.Gejala klinis

Gejala klinis kanker payudara dapat berupa :

1) Benjolan pada payudara

Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara benjolan ini mula-

mula kecil,semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau

menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau putting susu .(lin yulianti,

2016)

39
2) Erosi atau eksema putting susu

Kulit atau putting susu tadi menjadi tertarik kedalam (retraksi) berwarnah

merah mudah kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit seperti

kelihatan kulit jeruk .ciri-ciri lainnya

a. Pendarahan pada putting susu

b. Rasa sakit dan nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor

sudah besar,sudah timbul borok, atau bila sudah muncul

metastase ke tulang-tulang

c. Kemudia timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak,

bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker di seluruh

tubuh .(lin yulianti, 2016)

6. Pengobatan kanker

Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapanya banyak tergantung

pada stadium klinik penykit yaitu:

1. Mastektomi

Mastektomi adalah operasi pengankatan payudara ada 3 jenis mastektomi

a. Modified radical mastectomy,yaitu operasi pengankatan seluruh

payudara

b. Total (Simple) mastectomy. Yaitu operasi pengankatan seluruh

payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak

40
c. Radical mastectomy. Yaitu operasi pengankatan sebagian dari

payudara,biasanya di sebut lumpatcomy ,yaitu pengankatan hanya

pada jaringan yang mengandung sel kanker.

2.Radiasi

Penyinaran /radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena

kanker dengan menggunakan sinar x dan sinar gamma yang bertujuan membunuh

sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi

3. Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk fil

,cair, kapsul atau melaluhi infus yang bertujuan membunuh sel kanker.

7.Strategi pencegahan

Pada pesar, prinsipnya ,strategi pencegahan di kelompokan dalam 3 kelompok

besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone

.pencegahan kanker yang di lakukan antara lain:

1.pencegahan primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk

promosi kesehatan karena di lakukan pada orang yang sehat melaluhi upaya

menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan

melaksanakan pola hidup sehat.

2.pencegahan sekunder

41
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki resiko untuk

terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid

normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara.skrenig dengan

mammografi tetap dapat di laksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain.

a.Wanita sudah mencapai usia 40 tahun di anjurkan melakukan

cancer risk assessement survey

b. Pada wanita dengan faktor resiko mendapat rujukan untuk di

lakukan mammografi setiap tahun.

c. Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun

sampai mencapai usia 50 tahun

Foster dan costanta merupakan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih

sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (pemeriksaan

payudara sendiri)di bandingkan yang tidak walaupun sensivitas SADARI untuk

mendeteksi kanker payudara hanya 26% bila di kombinasikan dengan

mammografi maka sensivitas mendeteksi secara dii menjadi 75%

3. pencegahan tersier

Pencegahan tertier biasanya di lakukan individu yang telah positif menderita

kanker payudara penaganan yang tepat menedrita kanker payudara sesuai dengan

stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup

penderita pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup

penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneeruskan pengobatan

42
,tindakaan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpegaruh banyak

terhadap ketahanan hidup penderita .Jauh bermetastasis, dilakukan tindakan

kemoterapi dengan sitostatika.pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan

hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif

1. Pengertian tumor

Tumor adalah benjolan atau suatu pertumbuhan bisa ganas bisa jinak. Tumor

adalah perkembangan tubuh akibat pertumbuhan sel-sel tubuh sendiri. Tumor

adalah bengkak akibat radang, cedera neoplasma,edema. (Ramli Ahmad, 2003 "

Kamus kedokteran, Jakarta Djambatan").

Tumor jinak adalah pembengkakan tubuh akibat pertumbuhan sel-sel tubuh

sendiri yang memiliki pertumbuhan lambat dan tidak menyebar ke bagian tubuh

lain. (Ramli Ahmad, 2003 " kamus kedokteran, Jakarta Djambatan").

Tumor ganas adalah pembengkakan tubuh akibat pertumbuhan sel-sel tubuh

sendiri yang memiliki pertumbuhan cepat, tidak terkendali dan menyebar ke

bagian tubuh lain. (Ramli Ahmad, 2003 " kamus kedokteran, Jakarta

Djambatan").

1. Tumor jinak

a. Pertumbuhan lambat

b. Terbungkus dalam kantong

c. Tidak menyebar ke bagian tubuh lain

2. Tumor ganas

43
a. Pertumbuhan sel cepat

b. Tidak terkendali

c. Menyebar ke bagian tubuh lain (metastase)

d. Tumor ganas = kanker

3. Tujuan asuhan kebidanan

a. Untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu dengan gangguan

reproduksi

b. Untuk mengatasi masalah gangguan reproduksi terutama pada

tumor jinak dan ganas pada uterus

c. Untuk mencegah penyebaran pada tumor ganas

d. Sebagai sorining/ deteksi dini pada tumor jinak dan ganas pada

uterus

F. Tumor jinak dan ganas pada vulva

Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara

otonom, lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari

sel normal dalam bentuk dan strukturnya.

Tumor ganas pada alat reproduksi wanita di jumpai pada semua umur (18-80

tahun ) dengan rata-rata puncaknya pada usia 50 tahun. Kejadian paling sering

pada kelompok umur 30-40 tahun.

1. Pengertian

44
Vulva merupakan bagian luar dari sistem reproduksi wanita, yang meliputi

labia,lubang vagina,lubang uretra dan klitoris 3-4% kanker pada sistem reproduksi

wanita merupakan kanker vulva dan biasanya terjadi setelah menopause.

(Rukiyah,2012)

2. Beberapa jenis kanker vulva :

a. Karsinom sel skuamosa (85%)

Karsinoma sel skuamosa berasal dari sel-sel skuamosa yang merupakan jenis sel

kulit yang utama. Kanker jenis ini biasanya berbentuk secara perlahan selama

bertahun-tahun dan biasanya didahului oleh suatu perubahan prekanker yang

mungkin berlangsung selama beberapa tahun. (Rukiyah,2012)

b. Melanoma (5%)

Melanoma berasal dari sel penghasil pigmen yang memberikan warna pada kulit

c. Sarkoma (2%)

Sarkoma adalah tumor jaringan ikat di bawah kulit yang cenderung tumbuh

dengan cepat. Sarkoma vulva bisa menyerang semua golongan usia, termaksud

anak-anak.

d. Karsinoma sel basal (1%)

Karsinoma sel basal sangat jarang terjadi pada vulva, karena biasanya menyerang

kulit yang terpapar oleh sinar matahari.

e. Adenokarsinoma (1%)

45
Sejumlah kecil kanker vulva berasal dari kelenjar dan di sebut

adenokarsinoma. Beberapa diantaranya berasal dari kelenjar bartholin yang

ditemukan pada lubang vagina dan menghasilkan cairan pelumas yang

menyerupai lendir. Kebanyakan kanker kelenjar Bartholin adalah

adenokarsinoma, tetapi beberapa diantaranya (terutama yang tumbuh dari saluran

kelenjar) merupakan karsinoma sel transisional atau karsinoma sel skuamosa.

Meskipun agak jarang, adenokarsinoma juga bisa berasal dari kelenjar keringat

pada kulit vulva.

3. Etiologi

Penyebabnya belum diketahui. Faktor risiko terjadinya kanker vulva:

a. Infeksi HPV atau kutil kelamin ( kutil genitalis)

HPV merupakan virus penyebab kutil kelamin dan ditularkan melalui hubungan

seksual

b. Pernah menderita kanker leher rahim atau kanker vagina

c. Infeksi sifilis

d. Diabetes

e. Obesitas

f. Tekanan darah tinggi

g. Usia

46
Tiga perempat penderita kanker vulva berusia di atas 50 tahun dan dua pertiganya

berusia di atas 70 tahun ketika kanker pertama kali terdiagnosis. Usia rata-rata

penderita kanker invasif adalah 65-70 tahun.

h. Hubungan seksual pada usia dini

i. Berganti-ganti pasangan seksual

j. Golongan sosial-ekonomi rendah. Hal ini berhubungan dengan pelayanan

kesehatan yang adekuat, termasuk pemeriksaan kandungan yang rutin

k. Merokok

l. Infeksi HIV

HIV adalah virus penyebab AIDS. Virus ini menyebabkan kerusakan pada sistem

kekebalan tubuh sehingga wanita lebih mudah mengalami infeksi HPV menahun.

4. Gejala

Kanker vulva mudah dilihat dari teraba sebagai benjolan penebalan ataupun

luka terbuka pada atau di sekitar lubang vagina. Kadang terbentuk bercak bersisik

atau perubahan warna. Jaringan di sekitarnya mengkerut disertai gatal-gatal. Pada

akhirnya akan terjadi pendarahan dan keluar cairan yang encer.

Gejala lainnya adalah:

a. Nyeri ketika berkemih

b. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual

47
c. Hampir 20% penderita yang tidak menunjukkan gejala

5. Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan hasil biopsi

jaringan.

a. Staging ( menentukan stadium kanker). Staging merupakan suatu proses yang

menggunakan hasil-hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik tertentu

untuk menentukan ukuran tumor, kedalaman tumor, penyebaran ke organ di

sekitarnya dan penyebaran ke kelenjar getah bening atau organ jauh. Dengan

mengetahui stadium penyakitnya maka dapat ditentukan rencana pengobatan yang

akan dijalani oleh penderita.

b. Jika hasil biopsi menunjukkan bahwa telah terjadi kanker vulva, maka

dilakukan beberapa pemeriksaan untuk mengetahui penyebaran kanker ke daerah

lain :

c. Sistoskopi (pemeriksaan kandung kemih)

d. Proktoskopi (pemeriksaan rektum)

e. Pemeriksaan panggula dibawah dibawah pengaruh obat bius

f. Rontgen dada

g. CT scan dan MRI.

6. Penangan

48
Terdapat 3 jenis pengobatan untuk penderita kanker vulva

a. Pembedahan

1) Eksisi lokal luas : dilakukan pengangkutan kanker dan sejumlah jaringan

normal di sekitar kanker.

2) Eksisi lokal radikal : dilakukan pengangkatan kanker dan sejumlah besar

jaringan normal di sekitar kanker, mungkin juga disertai dengan pengangkutan

kelenjar getah bening.

3) Bedah laser : menggunakan sinar laser untuk mengangkut sel-sel kanker

4) vulvektomi skrinning : dilakukan pengangkutan kulit Vulva yang mengandung

kanker

5) vulvektomi simplek : dilakukan pengangkutan seluruh vulva

6) vulvektomi parsial : dilakukan pengangkatan sebagian vulva

7) vulvektomi radikal : dilakukan pengangkatan seluruh vulva dan kelenjar getah

bening di sekitarnya

8) eksenterasi panggul : jika kanker telah menyebar keluar vulva dan organ wanita

lainnya, maka dilakukan pengangkatan organ yang terkena ( misalnya kolon.

Rektum atau kandung kemih ) bersamaan dengan pengangkatan leher rahim,

rahim dan vagina. Untuk membuat vulva atau vagina buatan setelah pembedahan,

dilakukan pencangkokan kulit dari bagian tubuh lainnya dan bedah plastik.

b. Terapi penyinaran

49
Pada terapi penyinaran digunakan sinar X atau sinar berenergi tinggi lainnya

untuk membunuh sel-sel kanker dan memperkecil ukuran tumor. Pada radiasi

eksternal digunakan suatu mesin sebagai sumber penyinaran, sedangkan pada

radiasi internal, ke dalam tubuh penderita dimasukkan suatu kapsul atau tabung

plastik yang mengandung bahan radioaktif.

c. Kemoterapi

Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat

tersedia dalam bentuk tablet/kapsul atau suntikan (melalui pembuluh darah atau

otot). Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik karena obat masuk ke dalam

aliran darah sehingga sampai ke seluruh tubuh dan bisa membunuh sel-sel kanker

di seluruh tubuh.

d. Pengobatan berdasarkan stadium

Pengobatan kanker vulva tergantung kepada stadium dan jenis penyakit serta usia

dan keadaan umum penderita.

1) kanker vulva stadium 0

a) Eksisi lokal luas bedah laser, atau kombinasi keduanya

b) vulvektomi skinning

c) salep yang mengandung obat kemoterapi

2) kanker vulva stadium I

a) Eksisi lokal luas

50
b) Eksisi lokal radikal ditambah pengangkatan seluruh kelenjar getah bening

selangkangan dan paha bagian atas terdekat pada sisi yang sama dengan kanker.

c) vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan pada

salah satu atau kedua sisi tubuh.

d) terapi penyinaran saja

3) kanker vulva stadium II

a) vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan kiri

dan kanan. Jika sel kanker ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka

dilakukan setelah pembedahan dilakukan penyinaran yang diarahkan ke panggul.

b) terapi penyinaran saja (pada penderita tertentu)

4) kanker vulva stadium III

a) vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening selangkangan dan

kelenjar getah bening paha bagian atas kiri dan kanan.

b) jika di dalam kelenjar getah bening ditemukan sel-sel kanker atau jika sel

kanker hanya ditemukan di dalam vulva dan tumornya besar tetapi belum

menyebar,setelah pembedahan dilakukan terapi penyinaran pada panggul dan

selangkangan

c) terapi radiasi dan kemoterapi diikuti oleh vulvektomi radikal dan pengangkatan

kelenjar getah bening kiri dan kanan.

d) terapi penyinaran ( pada penderita tertentu) dengan atau tanpa kemoterapi

51
5) kanker vulva stadium IV

a) vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon bagian bawah, rektum atau

kandung kemih ( tergantung kepada lokasi penyebaran kanker) disertai

pengangkatan rahim, leher rahim dan vagina ( eksenterasi panggul)

b) vulvektomi radikal diikuti dengan terapi penyinaran

c) terapi penyinaran diikuti dengan vulvektomi radikal

d) terapi penyinaran ( pada penderita tertentu) dengan atau tanpa kemoterapi dan

mungkin juga diikuti oleh pembedahan

6) kanker vulva yang berulang ( kambuh kembali) :

a) Eksisi lokal luas dengan atau tanpa terapi penyinaran

b) vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon, rektum atau kandung kemih

(tergantung kepada lokasi penyebaran kanker) disertai dengan pengangkatan

rahim, leher rahim dan vagina (eksenterasi panggul)

c) terapi penyinaran ditambah dengan kemoterapi dengan atau tanpa pembedahan

d) terapi penyinaran untuk kekambuhan lokal atau untuk mengurangi gejala nyeri,

mual atau kelainan fungsi tubuh

7. Pencegahan

Ada 2 cara untuk mencegah kanker vulva :

a. Menghindari faktor risiko yang bisa dikendalikan

52
b. Mengobati keadaan prekanker sebelum terjadi kanker invasif

Keadaan prekanker bisa ditemukan dengan menjalani pemeriksaan sistem

reproduksi secara teratur dan memeriksakan setiap ruam, tahi lalat, benjolan atau

kelainan vulva lainnya yang sifatnya menetap

Pengobatan NIV bisa mencegah sejumlah kasus kanker invasif melanoma bisa

dicegah dengan mengangkat tahi lalat atipik. Setiap wanita hendaknya

mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada kulit vulva dengan melakukan

pemeriksaan sendiri (dengan bantuan sebuah cermin) setiap bulan

G. Tumor jinak dan ganas pada vagina

1. Pengertian

Vagina adalah saluran sepanjang 7,5-10 cm, ujung atasnya berhubungan

dengan serviks (leher rahim/bagian terendah dari rahim), sedangkan ujung

bawahnya berhubungan dengan vulva. Dinding vagina dilapisi oleh epitelium

yang terbentuk dari sel-sel skuamosa. Di bawah epitelium terdapat jaringan ikat,

otot involunter, kelenjar getah bening dan persarafan: Dinding vagina memiliki

banyak lipatan yang membantu agar vagina tetap terbuka selama hubungan

seksual atau proses persalinan berlangsung.

Kista di vagina bisa mempersempit lubang vagina yang akhirnya akan

menghambat persalinan. Bahkan jika bentuknya besar,bisa menghalangi hubungan

intim dan akibatnya malah tak bisa hamil. Karenannya, jika ibu menemukan kista

di vaginanya, harus segera dioperasi agar bisa hamil. Bila setelah hamil dijumpai

53
ada kista, harus dilakukan Operasi ketika usia kehamilan masih muda, sekitar 3-4

bulan. Jika sudah telanjur, harus dilakukan operasi sesar.

2. Tumor ganas vagina

Tumor ganas pada vagina disebut juga kanker vagina. Di RSCM Jakarta

sebanyak 0,3% dari semua tumor ganas ginekologik pada kelompok umur 45-73

tahun. Di RS Dr.sardjito

Yogyakarta sebanyak 0,6% dari semua keganasan ginekologik pada kelompok

umur 50-70 tahun. Kanker vagina jarang terjadi, biasanya di derita oleh wanita

berumur 50 tahun ke atas. Insideksi kurang dari 1 kasus baru per 100.000 populasi

wanita setahun.

3. Jenis

Ada beberapa jenis kanker vagina :

a. Karsinoma sel skuamosa (85-90%)

Berasal dari lapisan epitelium vagina. Lebih banyak di temukan di vagina

bagian atas. Karsinoma skuamosa biasanya ditemukan pada wanita berusia 60-80

tahun. Karsinoma verukosa adalah sejenis karsinoma sel skuamosa yang

tumbuhnya lambat. Karsinoma ini tumbuh ke arah rongga vagina dan tampak

seperti kutil atau bunga kol. Karsinoma sel skuamosa tidak tumbuh secara tiba-

tiba, kanker ini berkembang selama bertahun-tahun dar suatu perubahan

prekanker pada vagina yang disebut neoplasi intraepitel vagina (NIVA). Biasanya

lesi muncul pada 1/3 bagian proksimal dinding belakang vagina, yang kemudian

54
akan melibatkan septum rektovaginal. Tumor mulai sebagai lesi ulseratif dengan

tepi induratif yang mudah berdarah pada sentuhan.

Karsinoma sel skuamosa tidak tumbuh secara tiba-tiba, kanker ini berkembang

selama bertahun-tahun dari suatu perubahan prekanker pada vagina yang disebut

neoplasi intraepitel vagina (NIVA).

b. Adenokarsinoma (5-10% )

Adenokarsinoma paling sering terjadi pada wanita berusia 12-30 tahun .

c. Melanoma maligna (2-3%)

Berasal dari sel-sel penghasil pigmen, lebih banyak di temukan di vagina bagian

bawah.

d. Sarkoma (2-3%)

Kanker ini tumbuh jauh di dalam dinding vagina, bukan pada epitelium. Ada

beberapa jenis sarkoma, yang paling sering ditemukan adalah lelomiosarkoma,

yang menyerang wanita berusia 50 ke atas.

e. Rabdomiosarkoma

Adalah kanker pada masa kanak-kanak, biasanya terjadi sebelum usia 3 tahun.

Sel-selnya mirip dengan sel otot volunter, yang merupakan suatu jaringan yang

dalam keadaan normal tidak ditemukan pada dinding vagina.

4. Patofisiologi

55
Tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium invaginasi yang sederhana dari

epitel germinal sampai ke invaginasi disertai permukaan ruangan kista yang luas

terjadi pembentukan papil-papil kearah dalam tumor mistik.

5. Etiologi

Faktor yang menyebabkan gejala kista meliputi :

a. Gaya hidup tidak sehat

b. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat

c. Zat tambahan pada makanan

d. Kurang olahraga

e. Merokok dan konsumsi alkohol

f. Terpapar dengan polusi dan agen infeksius

g. Sering stress

h. Faktor genetik, Dalam tubuh kita terdapat gen-gen yang berpotensi memicu

kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya

karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia tertentu

atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen

pemicu kanker.

Sampai sekarang penyebab dari listrik ovarium belum ditemukan secara pasti,

tetapi beberapa pendapat para ahli menyebutkan bahwa individu yang mempunyai

56
riwayat hertditor menghidap tumor prosentasenya lebih tinggi dari pada yang

tidak mempunyai riwayat tumor.

Mengenai terjadinya kista ada dua teori. Disebabkan oleh karena perkembangan

yang tidak sempurna pada akhir stadium glastomer. Tumor ini berasal dari

perkembangan sel telur yang tidak dibuahi dalam ovarium.

6. Tindakan

Cara yang paling efektif untuk mengatasi kista yaitu:

a. DES ( dietilstilbestrol)

DES adalah suatu obat hormonal yang banyak digunakan pada tahun 1940-

1970 untuk mencegah keguguran pada wanita hamil. Sebanyak 1 diantara 1000

wanita yang ibunya mengkonsumsi DES, menderita adenokarsinoma sel bersih

pada vagina maupun serviks.

b. Dengan mengangkat kista melalui operasi

Namun, tindakan pengobatan tersebut hingga kini belum memberikan hasil

yang memuaskan. Tindakan operasi pengangkatan kista tidak menjamin kista

tidak tumbuh kembali nantinya. Selama seorang wanita masih memproduksi sel

telur, maka potensi untuk tumbuh kista akan tetap ada. Namun, dengan

meningkatnya pengetahuan serta kesadaran kaum wanita saat ini untuk

memeriksakan organ reproduksinya merupakan langkah awal yang tepat untuk

mengurangi risiko terjadinya kista.

57
c. Mengatasi kista dengan laparoskopi

Laparoskopi merupakan teknik pembedahan atau operasi yang dilakukan

dengan membuat dua atau tiga lubang kecil (berdiameter 5-10 milimeter) disekitar

perut pasien. Satu lubang pada pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat

yang dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar dalam rongga perut ke layar

monitor, sementara dua lubang yang lain untuk peralatan bedah yang lain. Teknik

ini disebut juga teknik operasi minimal invasif (minimal invnsive surgery).

Namun, teknik ini tetap memiliki risiko bagi pasien, terutama karena saat

melakukan operasi tersebut, dokter yang menangani memerlukan ruang dalam

rongga perut sehingga memerlukan gas karbondioksida (CO²) untuk

mengembangkan rongga perut, antara lain risiko yang dapat terjadi jika gas

bertekanan tinggi tersebut masuk ke dalam pembuluh darah.(Aiyeyeh

Rukiyah,2012)

H. TUMOR JINAK dan GANAS PADA TUBA

1. pengertian

Kanker sel telur adalah tumor ganas pada saluran telur ( tuba falopi). Kanker

saluran telur paling banyak ditemukan pada wanita pasca menopause, tetapi bisa

juga ditemukan pada wanita yang lebih muda. Kebanyaka kanker saluran telur

memiliki gambaran mikroskopik yang sama dengan kanker ovarium yang paling

sering ditemukan adalah adenokarsinoma. .(Aiyeyeh Rukiyah,2012)

2. penyebabnya

Penyebabnya tidak diketahui

58
3.Gejala

Kanker biasanya merupakan penyebaran dari organ lain (misalnya

ovarium/indung telur). Kanker saluran telur paling banyak ditemukan pada wanita

pasca monopause, tetapi bisa juga ditemukan pada wanita yang lebih muda.

Kebanyakan kanker saluran telur memiliki gambaran mikrosopik yang sama

dengan kanker ovarium dan yang paling sering ditemukan adalah

adenokarisnoma.

4.Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil periksaan fisik

Pada panggul ditemukan suatu massa yang membesar.staging (menentukan

stadium kanker):

Stadium I : kanker terbatas pada saluran telur

Stadium II : kanker menyerang salah satu atau kedua saluran telur dan telah

menyebar kepanggul.

Stadium III : kanker pada salah satu atau kedua saluran telur dan telah menyebar

keluar panggul.

StadiumIL IV : kanker pada salah satu atau kedua saluran telur dan telah

menyebar ke organ tubuh lainnya yang jauh

5. Pengobatan

59
Pengobatan yang utama untuk kanker saluran telur adalah pembedahan untuk

mengangkat kedua saluran telur. Kedua indung telur dan rahim disertai

pengangkatan kelenjar getah bening perut dan panggul. Pada kanker stadium

lanjut, setelah pembedahan mungkin perlu dilakukan kemoterapi atau terapi

penyinaran.

I. TUMOR JINAK DAN GANAS PADA UTERUS

1.Pengertian

Mioma uteri adalah suatu tumor jinak pada rahim yang berasal dari otot

rahim.bisa disebut myom atau tumor otot rahim. .(Aiyeyeh Rukiyah,2012)

2.Riwayat penyakit

Beberapa teori menyebutkan pertumbuhan tumor ini disebabkan ransangan

hormon estrogen. Pada jaringan mioma jumlah reseptor estrogen lebih tinggi

dibandingkan jaringan otot kandungan (miometrium) sekitarnya sehingga mioma

uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan (membesar pada usia

reproduksi) dan boasanya berkurang ukurannya sesudah monopause (mengecil

pada pascanopase) .(Aiyeyeh Rukiyah,2012)

3.jenis-jenis

Berdasarkan lokasinya mioma uteri dibagi dalam tiga jenis

a.pertumbuhan tetap didalam dinding rahim

b.pertumbuhan kearah rongga rahim

60
c.pertumbuhan kearah permukaan dinding rahim

4.Gejala dan tanda

Gejala yang timbul bergantung pada lokasi dan besarnya tumor, namun yang

paling sering ditemukan adalah

a. Sering abortus: gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim melalui

plasenta

b. Gejala sekunder: anemia (pendarahan) uremia desakan ureter menimbulkan

gangguan fungsi ginjal).

c. Pendarahan yabg banyak dan lama selama masa haid ataupun diluar masa

haid.

d. Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya

infeksi didalam rahim.

e. Penekanan pada organ disekitar tumor seperti kandung kemih, ureter, rektum

atau organ rongga panggul lainnya.

f. Gangguan sulit hamil karena terjadi penekanan pada saluran indung telur

g. Pada bagian bawah perut dekat rahim terasa kenyal

h. Seringkali penderita merasa nyeri akibat miom mengalami degnerasi atau

kontraksi uterus berlebihan pada mioma yang tumbuh kedalam rongga rahim

5. Pengobatan

61
a. Bila tumor berukuran kecil dan tidak membesar cukup dilakukan pemeriksaan

rutin setiap 3-6 bulan sekali, pengecilan tumor sementara dengan obat-obatan

GnRH analog, mioma memiliki lapisan kapsul yang tegas dapat

dipisahkan/dikupas dari massa tumornya. .(Aiyeyeh Rukiyah,2012)

b. Oprasi pembedahan: dengan hikstrektorni (pengangkatan kandungan) jika

tidak ada rencana hamil lagi, atau miomek tomi (mengangkat miomnya saja) pada

usia reproduksi/masi rencana hamil. .(Aiyeyeh Rukiyah,2012)

6. Tumor ganas pada uterus

a. Pengertian

Adalah tumor ganas pada leher rahim, merupakan karsinoma ginekologi yang

terbanyak diderita.

b. Etiologi

Belum diketahui: faktor ekstrinsik yang di duga berhubungan dengan insiden

Ca. Serciks uteri adalah sinegma, infeksi virus human papilloma virus (HPV) dan

spermatozoa.

C. Faktor resiko

Berhubungan dengan (Ca serviks adalah perilaku seksual berupa mitra seks

multiple, paritas tinggi, nutrisi, rokok aktivitas seksual pada usia muda. .(Aiyeyeh

Rukiyah,2012)

D.klasifikasi menurut vigo 1978

62
1.) O: karsinoma insitu atau karsinoma intraepitel

2.) I: proses terbatas pada serviks (perluasan ke korpus tidak dinilai).

3.) Ia: karsinoma serviks prelinis, hanya dapat diagnosa secara mikrosopik lesi

tidak >3 mm atau secara mikrosopik kedalamannya >3-5 mm dari epitel basal dan

memanjang tidak >7 mm

4.) Ib: lesi invasive >5 mm dibagi atas lesi <4 cm dan >4 cm

5.) II: proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar ke 2/3 bagian atas

vagina dan atau keparametrium tetapi tidak sampai dinding panggul.

6.) Ila : penyebaran hanya kevagina , parametrium masih bebas dan infiltrate

tumor

7.) IIb : penyebaran ke parametrium uni atau bilaterai tetapi belum sampai

dinding panggul.

8.) III : penyebaran 1/3 distal vagina atu ke para metrium sampai dinding

panggul

9.) IIIa : penyebaran sampai 1/3 distal vagina, namun sampai kedinding panggul.

10.) IIIb : penyebaran sampai dinding panggul tidak ditemukan daerah bebas

ingiltrasi antara tumor dengan dinding panggul/proses pada tingkat 1/II, tetapi

sudah ada gangguan faal ginjal/hidronefrosis.

63
11). IV : proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa

rctum dan atau vesika urinaria (dibuktikan secara histology) , yang telah metastase

kelar panggul/ke tempat yang jauh.

12). IVa : telah bermestastasis ke organ sekitar

13) IVb : telah bermestastasis jauh.

E patologi

Ca cerviks timbul dibatas antara epitel yang melapisi ektoserviks (portio) dan

endoserviks kanalisis serviks yang dibuat sebagai squamo-columnar junction

(SCJ).pada wanita muda SJC ini berada diluar OUE sedang pafa wanita berumur

> 35 th. SCJ berada di dalam kanalis servikalis pada awal perkembangannya

kanker serviks tidak memberi tanda-tanda dan keluhan ada pemeriksaan dengan

speculun, tampak porsio yang erosive (metaplasi skuamosa) yang fisiologik atau

patologik. Tumor dapat tumbuh:

1) Eksofitik mulai dari SCJ ka arah lumen vagina sebagai masa proliteratif

yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.

2) Endofitik mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stroma servik dan cenderung

untuk mengadakan infiltrasi terjadi ulkus

3) Ulseratif mulai dari sCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks

dengan melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas

Serviks secarra normal secara alami mengalaminproses metaplasi (erosi)

akibat saling desak mendesaknya kedua jenis epitel yang melapisi dengan

64
mutagen patologik melalui tingkatan NID-I,II, III dan KIS untuk akhirnta menjadi

karsinoma invasive. Sekali menjadi mikro invasive, proses keganasan akan

berjalan terus. .(Aiyeyeh Rukiyah,2012)

F. Gambaran klinik

1). Keputihan ( makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis

jaringan)

2). Pendarahan yang dialami segera sehaabiaS senggama

3). Pendarahan spontan umumnya terjadi ppada tingkat klinik lebih lanjut (II

dan III) : pendarahan spontan saat defekasi

4). Dapat juga ditemukan gejala karena metastase : obstruksi total vesika

urinaria

5). Pada yang lanjut ditemikan keluhan cepat lelah kehilangan berat badan

dan anemia

6). Pada pemeriksaan fosik serviks teraba membesar, lunak ireguler bila

tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada portio / sudah sampai vagina

G. Prosedur /pemeriksaan

1). Anamnesa didapatkan keluhan metroragi,keputihan penadarahan pasca coitus,

perdarahan spontan, bau busuk khas, dapat ditemukan gejala obstruksi total vesika

urinaria pada yamg lanjut ditemukan cepat lelah, kehilangan BB, anemia

65
2). Pada pemeriksaan fisik serviks teraba membesar, lunak, ireguler bila tumor

tumbuh eksofitik terlihat lesi pada portio dan sudah sampai pada vagina

3). Pemeriksaan penunjang:

a). Sitologi dengan cara tes pap

b). Kolposkopi

c). Servikogragi

d). Pemeriksaan visual.langsung

e). Gineskopi

f). Pap net ( pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil > sensitif)

g). Diagnosis harus dipastikan dengan pemeriksaan histologik dan jaringan yang

diperoleh dari biopsy.

H. Penatalaksanaan

1). Stadium 0 : konisasi ( pengambilan jaringan serviks berbentuk kerucut dwngan

basis pada portio untuk tujuan diagnostik/terapeutik)

2). Stadium IA : simole histerektomi ( histerektomi total)

3). Satdium IB dan IIA : histerektomi dan chemoterapi

4). Radioterapi satdium IV : paliatif ( meringankan tetapi tidak menyembuhkan):

a). Paliatif

66
b). Analgetika

c). Chemoterapi paliatif

d). Radioterafi paliatif

e). Eksenterasi ( pengangkatan leher rahim dan kandungbkemih).

J. Tumor jinak dan ganas pada ovarium

1. Pengertian

Tumor jinak ovarium adalah bentuk padat atau kista yang dapat tumbuh secara

alami . Tumor ovarium biasanya asimtomatis smapai mereka besar yang dapat

menyebabkan tekanan pada pelvic ini merupakan deteksi dini dari keganasan.

.(Aiyeyeh Rukiyah,2012)

2. Etiologi

Sampai sekarang penyebab dari kistik ovarium belum ditemukan secara pasti,

tetapi beberapa pendapat para ahli menyebutkan bahwa individu yang mempunyai

riwayat heriditor menghidap tumor prosentasenya lebih tinggi dari pada yang

tidak mempunyai riwayat tumor.

Mengenai terjainya kista ada 2 teori diaebabkan oleh karena perkambangan

yang tidak sempurna pada akhir stadium glastomeer. Tumor ini berasal dari

perkembangan sel telur yang tidak dibuahi dalam .ovarium .(Aiyeyeh

Rukiyah,2012)

3. Gejala

67
Gejala yang timbul merupakan asosiasi dari penekanan meliputi:konstipasi,

sering kencing, terasa penuh di perut dan terasa berat nyeri pada saat defekasi dan

dispa reunia (nyeri waktu koitus). Nyeri akut biasanya terjadi pada saat menstruasi

perutnya membesar dan pakaiannya tidak.muat atau cukup. Umumnya mereka

hamil, gejala akhir meliputi distensi abdominal dengan dyspnea , edoma perifer

dan anoreksia. Nyeri pelvis muncul sebagai gejala lanjut, jika tumor ovari tumbuh

secara cepat dan jika tumor memproduksi hormon akan mempengaruhi menstruasi

menjadi irreguler dan efek maskulin atau feeminin. .(Aiyeyeh Rukiyah,2012)

4. Diagnosis tumor ovarium

Kista dan tumor ovarium jinak tumbuh secara tersembunyi dan sering tidak

dapat terdeteksi selama beberapa tahun. Tidak menyebabkan nyeri, tetapi jika.me

mbesar dapat menimbulkan rasa tidak enak. Jarang menimbulkan gangguang fung

si menatruasi. Pemeriksaan abdomen dan Vagina secara periodik akaan dapat

mendeteksi tumor ini.kista tanpa nyeri atau massa padat di cull-de sac,atau di

tempat ovarium. Diagnosis dapat di komfirmasi dengan skening ultrason aldomen

atau transvaginal,yang dapat membedakannya dari kehamilan, kegemukan

pseudosiesis,kandung kemih atau degenerasi kistik dari mioma. .(Aiyeyeh

Rukiyah,2012)

5. Patofisiologi

Tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium dan vaginasi yang sederhana

dari epitel germinal sampai ke invaginasi di sertai permukaan ruangan kista yang

68
luas, Terjadi pembentukan papil-papil kearah dalam tumor kistil .(Aiyeyeh

Rukiyah,2012)

6. Penatalaksanaan

a. Satu-satunya pengobatan untuk neoplasma dari ovarium adalah operasi. Janis

dan luasnya operasi tergantung pada .jeniau usia wanita dan perlu atau tidaknya

wanita hamil lagi, sebaiknya isi kista segera dibuka, sbelum perut situtup kembali

b. Pada wanita yang lebuh tua (lebih dari 40 tahun) jalan yang baik adalah

hysterectomy totalis dan solping‟oophorectomy bilateral walaupun tidak ada

tanda-tanda keganasan.

c. Penatalaksanaan tumor ovarium pengobatan kistadenoma musinosa adalah

pembedahan. Luasnya operasi bergantung pada usia pasien. Pada wanita muda

dapat dilkaukan kistektomi ovarium, kemudian dilakukan rekontruksi ovarium

setelah tumor dikeluarkan. Pendekatan yang sama juga dapat dilakukan pada kista

denoma serosa, tetapi wanita berusia diatas 40 tahun, lebih di sukai dengan

tindakan salpingk-ooforektomi bilateral dan hysterectomi total karena

kemungkinan perubahan menjadi malikna. .(Aiyeyeh Rukiyah,2012)

G. . Prosedur pemeriksaan dan deteksi dini

Prosedur pemreiksaan dan deteksi dini pada mastitis,,fibrio adenoma, kista

sarkoma filoder, sarkoma, dan kanker payudara dapat dilakukan dengan cara

SADARI

69
1. Mulailah dengan melihat payudara anda di cermin dengan bahu lurus dan

lengan di pinggang. Apakah payudara anda memiliki ukuran, bentuk, dan

warna sperti biasanya, kita harus curiga apabila payudara memiliki besar

yang tidak sama asimetris. Penampakan payudara rata tampa terlihat

distorsi atau bengkak. Jika anda melihat perubahan berikut, bawalah ke

dokter untuk di periksa:

Dimpling ( permukaan tertarik /cekung), puckring (kerutan) atau bengkak

pada kulit. Puting susu berubah posisi atau tertarik (terdorong dan tertarik

ke dalam ). Kemerahan, rasa nyeri, ruam, atau pembengkakan.

2. Angkat lengan dan cari perubahan yang sama

3. Ketika di depan cermin cari tanda-tanda apapun cairan yang keluar /

berasal dari sallah satu atau kedua puting susu (ini bisa menjadi cairan

seperti susu, kung atau darah)

4. Selanjutnya, periksa payudara anda sementara berbaring. Gunakan tangan

kanan untuk memeriksa payudara kiri dan gunakan tangan kiri untuk

memeriksa payudara kanan. Palpasi dilakukan dengan perlahan, sentuhan

lembut dengan ujung jari tangan secara bersamaan. Lakukan melingkar

setiap bagian payudara. Tekan seluruh payudara dari atas kebawah dari

satu sisi ke sisi lain, dari bagian atas kearah perut, dan dari ketiak

ketengah. Mengikuti pola tersebut. Anda dapat mulai memeriksa puting

susu, bergerak kebagian yang lebih besar dan lebih besaar hingga

mencapai tepi luar dari payudara. Anda jika dapat memindahkan jari-jari

anda secara vertikal keatas dan kebawah pastikan untuk merasakan semua

70
jaringan dari depan sampai kebelakang payudara. Untuk kulit dan jaringan

dibawahnya, gunakan tekanan ringan. Sedangkan untuk jaringan yang

lebih dalam gunakan tekanan yang kuat

5. Rasakan payudara anda sambil berdiri atau duduk banyak wanita yang

menemukan cara yang mudah untuk memeriksa payudara mereka yaitu

ketika kulit mereka basah dan licin dengan melakukan langkah ini di

shower ( sementara mandi) menekan seluruh payudara melakukan gerakan

tangan yang sama seperti di jelaskan pada langkah 4.(Aiyeyeh Rukiyah,20

12).

71
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Organ reproduksi perempuan merupakan tabung terbuka dengan vagina

sebagai mulutnya, sehingga merupakan port d„entry dari berbagai kontaminasi.

Baik air, udara, pakaian mau pun dari alat kelamin laki-laki (bagi yang bersuami).

Meski pun di dalam organ tersebut terdapat antibody khusus yang dapat melindun

gi dari berbagai kontaminasi dari luar, namun tidak dapat sepenuhnya untuk melin

dungi. Hal inilah yang mengakibatkan organ reproduksi perempuan mudah menga

lami gangguan kesehatan, baik infeksi akut mau pun kronis. ( sidi aritjahja,2012).

Gangguan reproduksi pada wanita pada umumnya bermacam – macam

diantaranya yaitu: Mastitis adalah peradangan pada payudara, yang disebabkan

karena infeksi pada jaringan payudara atau disebabkan karena adanya

penyumbatan. Fibrio adenoma adalah benjolan padat yang kecil dan jinak pada

payudara yang terdiri dari jaringan kelenjar dan fibrosa. Kista Sarkoma Filodes

merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup (invasive) secara local

dan dapat menjadi ganas (10-15%).

Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar.

Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara yang merupakan

gangguan yang dapat mempengaruhi organ dalam tubuh ditandai dengan oleh

proliferasi sel abnormal jaringan epitel pada duktus lafiferis atau lobulus pada

72
payudara, membentuk massa yang padat, terbentuk tumor yang sering disebut

neoplasma.

Neoplasma kemudian menyebar ke jaringan sekitar dan akhirnya

mempengaruhi fungsi normal. Tumor Jinak dan Ganas Pada Vulva, Vagina, dan

Ovarium. Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil

proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Terdapat perbedaan

sifat yang nyata diantara Tumor jinak dan tumor ganas dan memang

membedakannya merupakan tuntutan wajib bagi praktisi medis.(Aiyeyeh

Rukiyah,2012)

B. SARAN

Berikut beberapa hal yang kami sarankan agar dapat mendeteksi gejala- gejala

gangguan sistem reproduksi :

1. Minimal setiap satu bulan sekali lakukan pemeriksaan SADARI (periksa

Payudara sendiri), Biasanya waktu yang tepat yaitu tiap 1 minggu setelah

selesai menstruasi. Lakukan sesuai Prosedur.

2. Jika menemukan keganjalan atau merasakan ketidakbiasaan dengan pola

menstruasi segera konsultasikan dengan dokter atau bidan.

3. Hindarilah pola kebiasaan yang tidak baik bagi kesehatan, Olahraga yang

teratur dan makan makanan yang bergizi.

73
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2005, Kesehatan Wanita /Definisi, http://www.medicastore.com/cybermed/Masalah,


diakses 2006.

Aritjahja, Sidi. 2012. Aplikasi Herbal dalam Kesehatan Perempuan.1-6.

Priwarhardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Quzwain, Fairuz. 2015. Tumorigenesis Tumor Filodes Payudara serta Peranan Estrogen dan
Progesteron sebagai Faktor Hormonal. 140-151

Rukiyah, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan IV. Jakarta: Trans Info Media..

Rukiyah, Aiyeyeh,dan Lia Yulianti.2012.Asuhan Kebidanan IV. Jakarta: Trans Info Media.

Suyatno, 2015. Peran Pembedahan pada Tumor Jinak Payudara.12-27

74

Anda mungkin juga menyukai