Anda di halaman 1dari 10

ASWAJA

DEFINISI ASSAWADUL A’DHOM


MENURUT PARA ULAMA

Disusun Oleh:
Mochammad Hafidz Muzaidin 11419033
?

Dosen Pengampu:
Hj. Lilik Azkiyah Marwah Ismail. M.Ag

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO
2019 / 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia- Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan
salawat kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita
suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “DEFINISI ASSAWADUL A’DHOM MENURUT PARA
ULAMA” ini dengan lancar.
Makalah ini ditulis dari berbagai sumber yang berkaitan dengan agama islam
serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan agama islam, tak lupa kami
ucapkanterima kasih kepada pengajar mata kuliah Pendidikan Agama Islam atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Kami harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai implementasi iman dan
takwa dalam kehidupan modern, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih
jauh dari sempurna,maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik

Sidoarjo, 30 Maret 2020

Penulis Kelompok 20

ii
DAFTAR ISI

Halaman cover..............................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................iii
1. Bab 1 Pendahuluan............................................................................1
a) Latar Belakang.................................................................................1
b) Rumusan Masalah............................................................................2
c) Tujuan Penulis..................................................................................2
2. Bab 2 Tinjauan Pustaka....................................................................3
a) Pengertian Assawadul A’dhom........................................................3
b) Hadist Hadist Tentang Assawadul A’dhom.....................................5
3. Bab 3 Penutup ...................................................................................6
a) Kesimpulan......................................................................................6
b) Saran.................................................................................................6
4. Daftar Pustaka....................................................................................7

iii
Bab I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah Ahlussunah Waljama’ah tidak dikenal dizaman Nabi Muhammad SAW


maupun dimasa pemerintahan al-Khulafa’ al-Rasyidin, bahkan tidak dikenal dizaman
pemerintahan Bani Umayah (41-133 H / 611-750 M). Ahlussunah Waljama’ah
sebetulnya merupakan diksibaru, atau sekurang-kurangnya tidak pernah digunakan
sebelumnya di masa Nabi dan periode Sahabat.
Dari Abdillah bin Amr ra. berkata: Rasulullah saw bersabda: Sesungguh nya
umat Bani Israil terpecah belah menjadi 72 golongan. Dan umatku akan terpecah
menjadi 73 golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan yang akan
selamat. Para shahabat bertanya, siapa satu golongan yang selamat itu wahai
Rasulullah?
Beliau menjawab: „golongan yang mengikuti ajaranku dan ajaran
Shahabatku.‟ (HR. At-Tirmidzi)15
Menurut mayoritas ulama, madzhab al-Asy‟ari dan al-Maturidi adalah golongan
yang memerankan Ahlussunah Waljama’ah. Dalam konteks ini al-Imam al-Hafidh al-
Zabidi mengatakan:
“Apabila Ahlussunnah wal jamaah disebutkan, maka yang dimaksudkan adalah
pengikut madzhab al-Asy‟ari dan al-Maturidi.”
Mengenai dan membicarakan tentang Assawadul A’dhom, maka tidak bisa lepas
dan selalu ada kaitannya dengan Ahlussunnah Wal jama’ah dan hadits Nabi SAW.
Maka dari itu, kami akan menjelaskan tentang definisi Assawadul A’dhom dari
Hadist dan para Ulama.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi Assawadul A’dhom dari para Ulama?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi Assawadul A’dhom dari para Ulama.

2
Bab 2
Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Assawadul A’dhom

Menurut Bahasa As sawad artinya sesuatu yang berwarna hitam, dalam bentuk
plural. Al A’zham artinya besar, agung, banyak. Sehingga as sawaadul a’zham secara
bahasa artinya sesuatu yang berwarna hitam dalam jumlah yang sangat banyak.
Menggambarkan orang-orang yang sangat banyak karena rambut mereka umumnya
hitam.

Makna as sawaadul a’zham dipertegas lagi dengan beberapa penjelasan lain


dari para sahabat dan para ulama mengenai makna as sawaadul a’zham berikut ini.

Sahabat Nabi, Abu Umamah Al Bahili Radhiallahu’anhu, berkata yang artinya :

“Berpeganglah kepada as sawadul a’zham. Lalu ada yang bertanya, siapa as


sawadul a’zham itu? Lalu Abu Umamah membaca ayat dalam surat An Nur:

?‫?وا فَإ?ِنَّ? َم?ا َ?علَ? ْي? ِ?ه َما? ُ?ح ِّ?م َل? َ?و َ?علَ? ْي? ُ?ك ْ?م َم?ا? ُ?ح ِّ?م ْل?ت?ُ ْم‬
?ْ َّ?‫?ن تَ? َو?ل‬
?ْ ِ ‫فَ?إ‬

(HR. Ahmad no.19351. Sanadnya shahih sebagaimana dikatakan Al Haitsami dalam


Majma’ Az Zawaid 5/220)

Ayat tersebut berbunyi:

‫?وا فَإ?ِنَّ? َم?ا َ?علَ? ْي? ِ?ه َم??ا ُح ِّم? َ?ل َو? َع?لَ? ْي? ُك? ْم? َم? ا? ُ?ح ِّ?م ْل?ت?ُ ْم? َوإِ? ْن? تُ? ِط?ي ُع???وهُ? تَ? ْه?تَ?? ُد?وا? َو? َم?? ا? َع?لَ?ى‬ ?ْ ِ ‫ق?ُ ?ْل أَ ِط?ي? ُع?وا? هَّللا َ? َوأ?َ ِط?ي? ُع?وا? ال? َّ?ر ُس?و َ?ل فَ?إ‬
?ْ َّ ‫?ن تَ? َ?ول‬
?‫غ ْال? ُ?مبِ?ي ُ?ن‬
?ُ ‫ال? َّ?ر ُس?و ِ?ل إِ?اَّل ا ْل?بَ?اَل‬

“Katakanlah (wahai Muhammad): “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul;
dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang
dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang
dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat
petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat
Allah) dengan terang” (QS. An Nuur: 54)

Abu Umamah mengisyaratkan bahwa makna as sawadul a’zham adalah


orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, atau dengan kata lain, pengikut
kebenaran.

3
Muhammad bin Aslam Ath Thuusiy (wafat 242H) berkata:

?‫? ه?و? الر?ج??ل الع??الم? أو? ال??رجالن? ا?لم?تم?س?ك?ان? ب?س?ن?ة‬:‫? ق??ال‬،‫عل?يك?م با?تب?اع? السو?اد? األ?ع?ظم قالو?ا ل?ه? م?ن الس??واد? األ?ع?ظم‬
?‫? فم?ن? كا?ن مع? هذ?ين? الرج?لي?ن? أو? ا?لرجل‬،?‫? ول?يس ال?مرا?د? ب?ه? م?طلق? ال?مس?لم?ين‬،‫رسول? هللا صلى هللا علي?ه? وس?لم وطري?قت?ه‬
‫? وم?ن خالفه? فق?د? خالف? أ?هل الج?ماع?ة‬،‫وت?بع?ه? فه?و الجم?اع?ة‬

“Berpeganglah pada as sawaadul a’zham. Orang-orang bertanya, siapa as sawaadul


a’zham itu? Beliau (Muhammad bin Aslam) menjawab, ia adalah seorang atau dua
orang yang berilmu, yang berpegang teguh pada sunnah Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam dan mengikuti jalannya. Bukanlah as sawaadul a’zham
itu mayoritas kaum muslimin secara mutlak. Barangsiapa berpegang pada seorang
atau dua orang tadi dan mengikutinya, maka ia adalah Al Jama’ah. Dan barangsiapa
yang menyelisihi mereka, ia telah menyelisihi ahlul jama’ah” (Thabaqat Al Kubra
Lisy Sya’rani, 1/54)

Muhammad bin Aslam sendiri oleh ulama sezamannya, Ishaq bin Rahawaih (wafat
238H), dikatakan sebagai as sawaadul a’zham:

?‫? لَ ْم‬:?‫ق‬ُ ‫?س? َحا‬ ْ ِ‫? ث?ُ َّم? قَ??ا? َ?ل إ‬.ُ?‫? َو? َم? ْن? تَ?بِ? َع? ه‬،?ُ‫ص? َحا?بُ?ه‬ْ َ?‫? َو?أ‬،?‫?ن أَ ْ?س?لَ َم‬ ?ُ ‫? ُ?م َ?ح َّ?م ُد? ب‬:?‫ظ? ُ?م?? قَ???ا َل‬َ ?‫الس? َ?وا ُد? ا?ألَ? ْع‬ ?َّ ‫ب? َ?م ِ?ن‬ َ ْ‫ يَ?ا أَ?بَا? يَ? ?ْعق?ُ??و‬:?‫قَ?ا َل? َر ُ?ج ٌل‬
?‫?ن ُم? َح? َّم? ِ?د ب? ِ?ن أ?َ ْ?سلَ َم‬ َ ?- ?‫ش َّد? تَ? َم? ُّس??كا?ً بِأ?َثَ? ِر? ال?نَّ?بِ? ِّي‬
?ْ ‫ ِم‬-?‫صل?َّى? هَّللا ُ? َع?لَ? ْي? ِه? َو? َس?لَّ? َم‬ ?َ ?َ‫أ?َ ْ?س َ?م ْ?ع عَالِ?م?اً? ُم? ْن? ُذ? َخ ْم? ِس? ْي? َ?ن? س?نَ?ةً? َك?ا َ?ن? أ‬

“Ada seorang yang bertanya, wahai Abu Ya’qub (Ishaq bin Rahawaih), siapa as
sawadul a’zham itu? Beliau menjawab: Muhammad bin Aslam, murid-muridnya dan
para pengikutinya. Kemudian beliau berkata: Aku tidak pernah mendengar orang
yang alim sejak 500 tahun yang lebih berpegang teguh pada sunnah Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam selain Muhammad bin Aslam” (Siyar A’lamin Nubala,
9/540)

Abdullah Bin Mubarak (wafat 181H) ditanya as sawaadul a’zham:

?َّ ‫? أَب?ُو? َح ْم? ?َزةَ? ا?ل‬:?‫? يَ?ا أَبَ?ا? َع? ْب? ِد? ال َّ?ر ?ْح َم? ِن? َ?م ِ?ن ال َّس? َو?ا? ُ?د اأْل َ ْع?ظَ? ُم؟? قَ?ا َل‬:?‫ك? فَ?قَا َل‬
?ُّ ِ‫س ُك?و?ن‬
‫?ي‬ ?ِ ?‫َسأَ? َ?ل َر ?ُج ?ٌل ا ْب? ?َن ا ْل? ُم?بَ?ا َر‬

“Seorang lelaki bertanya kepada Ibnul Mubarak, wahai Abu Abdirrahman siapa as
sawadul a’zham itu? Beliau menjawab, Abu Hamzah As Sakuni” (Hilyatul Aulia,
9/238)

4
2.2 Hadits-Hadits Tentang As Sawadul A’zham

Untuk memahami makna as sawaadul a’zham, mari kita simak beberapa hadits yang
memuatnya:

‫ فإذا? رأيتم? اختالفا فعليكم ب?السواد األعظم? فإنه? من شذ شذ إلى النار‬،‫إن أمتي لن تجتمع? على ضاللة‬

“Sesungguhnya ummatku tidak akan bersatu dalam kesesatan. Maka jika kalian
melihat perselisihan, berpeganglah pada as sawaadul a’zham. Barangsiapa yang
menyelisihinya akan terasing di neraka”

Dalam riwayat lain:

‫إن أمتي ال تجتمع? على ضاللة فإذا رأيتم? االختالف فعليكم? بالسواد? األعظم يعني? الحق وأهله‬

“Sesungguhnya umatku tidak akan bersatu dalam kesesatan. Maka jika kalian melihat
perselisihan, berpeganglah pada as sawaadul a’zham yaitu al haq dan ahlul
haq” (HR. Ibnu Majah 3950, hadits hasan dengan banyaknya jalan kecuali tambahan
‫ من شذ شذ إلى النار‬sebagaimana dikatakan oleh Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah,
1331)

‫ي‬ َّ ِ‫ َوالنَّب‬،‫ي َو َم َع? هُ ال َّر ُج? ُل َوال? َّر ُجاَل ِن‬ َّ ِ‫? َوالنَّب‬،ُ‫صلَّى هللا ُ َعلَ ْي ِ?ه َو َسل َّ َم َو َم َع? هُ ال ُّرهَ ْي?ط‬َ ‫ي‬ ُ ‫ فَ َرأَي‬،‫ي اأْل ُ َم ُم‬
َّ ِ‫ْت النَّب‬ ْ ‫ض‬
َّ َ‫ت َعل‬ َ ‫ُر‬
ِ ‫ع‬
?،ُ‫ص?لَّى هللاُ? َعلَ ْي? ِه َو َس?ل َّ َم َوقَوْ ُم? ه‬ َ ‫وس?ى‬ َ ‫ هَ? َذا ُم‬:‫ فَقِي? َ?ل لِي‬،‫ت أَنَّهُ ْم أ ُ َّمتِي‬ ُ ‫ فَظَنَ ْن‬،‫? إِ ْ?ذ ُرفِ َع لِي َس? َوا ٌد َع ِظي ٌم‬،‫ْس َم َعهُ أَ َح ٌد‬
َ ‫لَي‬
:‫ فَقِي? َل لِي‬،‫? فَ?إ ِ َذا َس? َوا ٌد َع ِظي ٌم‬،‫?ق اآْل َخ? ِر‬ ِ ?ُ‫ ا ْنظُ??رْ إِلَى اأْل ُف‬:‫ فَقِي َل لِي‬،‫ت فَإ ِ َذا? َس َوا ٌد َع ِظي ٌم‬ ُ ْ‫ فَنَظَر‬،‫ق‬ ِ ُ‫َولَ ِك ْن ا ْنظُرْ إِلَى اأْل ُف‬
‫ب‬ٍ ‫ب َواَل َع َذا‬ ٍ ‫ْر ِح َسا‬ ?ِ ‫ُون أَ ْلفًا يَ ْد ُخلُونَ ْال َجنَّةَ بِ َغي‬
?َ ‫ك َو َم َعهُ ْم َس ْبع‬ ?َ ُ‫هَ ِذ ِ?ه أُ َّمت‬

“Diperlihatkan kepadaku umat manusia seluruhnya. Maka akupun melihat ada Nabi
yang memiliki pengikut sekelompok kecil manusia. Dan ada Nabi yang memiliki
pengikut dua orang. Ada Nabi yang tidak memiliki pengikut. Lalu diperlihatkan
kepadaku sekelompok hitam yang sangat besar, aku mengira itu adalah umatku. Lalu
dikatakan kepadaku, ‘itulah Nabi Musa Shallallhu’alaihi Wasallam dan kaumnya’.
Dikatakan kepadaku, ‘Lihatlah ke arah ufuk’. Aku melihat sekelompok hitam yang
sangat besar. Dikatakan lagi, ‘Lihat juga ke arah ufuk yang lain’. Aku melihat
sekelompok hitam yang sangat besar . Dikatakan kepadaku, ‘Inilah umatmu dan
diantara mereka ada 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab’. ”
(HR. Bukhari 5705, 5752, Muslim, 220)

5
Bab 3
PENUTUP

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:


1.1 Kesimpulan
sawaadul a’zham memiliki makna, yaitu orang-orang yang berkumpul bersama
imam mujtahid dan para ulama mereka yang berpegang teguh pada ajaran Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam dengan pemahaman para sahabat Nabi, mereka
berbaiat pada penguasa muslim yang sah serta tidak memberontak kepadanya, baik
jumlah mereka banyak maupun sedikit.
.
1.2 Saran
Disarankan banyak membaca buku, agar lebih paham tentang arti as sawaadul
a’zham. Karena buku adalah jendela dunia.

6
Daftar Pustaka
https://muslim.or.id/8367-makna-al-jamaah-dan-as-sawadul-azham.html

Anda mungkin juga menyukai