Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

GANGGUAN CITRA TUBUH

Nama Mahasiswa: Windy Fatika Septiani


NIM/Tingkat : P3.73.20.1.17.079/ 3 Reguler B

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara
internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang
ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang
4 karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang
lain (Potter & Perry, 2016).
Sedangkan Keliat. BA (1999), dalam Nurhalimah (2016), mendefinisikan
citra tubuh sebagai sikap, persepi, keyakinan, pengetahuan individu secara
sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran, bentuk, struktur, fungsi,
keterbatasan, makna dan objek yang kontak secara terus menerus (anting,
make-up, kontak lensa, pakaian, kursi roda) baik masa lalu maupun sekarang.

2. Proses Masalah
Harga Diri Rendah (Efek)

Gangguan Citra Tubuh (Core Problem)

Kehilangan Anggota Tubuh (Causa)

Sumber: Buku Ajar Keperawatan Jiwa Komperehensif


B. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Faktor Predisposisi
Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu kondisi.
Faktor predisposisi gangguan citra tubuh terdiri dari tiga : faktor biologis,
psikologis, dan sosial budaya.
1) Faktor Biologis :
Gangguan citra tubuh turut dipengaruhi oleh faktor genetik. Faktor
biologis yang paling dominan terlihat adalah ketidakpuasan terhadap
bentuk dan ukuran tubuh. Akan tetapi hal ini bukanlah pemicu utama.
Bolton 2010 menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan
kesehatan turut mempengaruhi citra tubuh seseorang, seperti pada klien
penderita penyakit kronis atau kondisi lain seperti amputasi, stroke,
mastektomi, luka bedah, cidera saraf tulang belakang atau hilangnya
bagian/ fungsi tubuh.
2) Faktor Psikologis :
Berkaitan dengan depresi, rendah diri, dan ketidaksempurnaan yang
dirasakan oleh seseorang. Seperti gangguan kemampuan verbal, konflik
dengan nilai masyarakat, pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan, ideal diri tidak realistis.
3) Faktor Sosial budaya :
Pendidikan masih rendah, masalah dalam pekerjaan, nilai budaya
bertentangan dengan nilai individu, pengalaman sosial yang tidak
menyenangkan, kegagalan peran sosial.

b. Faktor Presipitasi
1) Trauma
2) Penyakit, kelainan hormonal
3) Operasi atau pembedahahan
4) Perubahan masa pertumbuhan dan perkembangan ; maturasi
5) Perubahan fisiologis tubuh ; kehamilan, penuaan.
6) Prosedur medis dan keperawatan ; efek pengobatan ; radioterapi,
kemoterapi.
c. Sumber Koping :
1) Hubungan interpersonal dengan orang lain.
2) Support dari keluarga, teman dan masyarakat dan jaringan sosial.
3) Bakat tertentu
4) Pekerjaan, penghasilan.
5) Keyakinan diri yang positif.

d. Mekanisme Koping :
1) Konstruktif
 Berfokus pada masalah : negosiasi, konfrontasi dan meminta
nasehat/saran.
 Berfokus pada kognitif : perbandingan yang positif, penggantian
rewards, antisipasi.
2) Destruktif
Berfokus pada emosi : Denial, Proyeksi, Represi, Kompensasi, Isolasi.

e. Konsep Diri :
Ideal diri : tidak realistis, ambisius

f. Sosial budaya :
1) Nilai budaya yang ada di masyarakat.
2) Nilai budaya yang dianut individu

2. Tanda dan Gejala


a. Data Objektif
1) Hilangnya bagian tubuh.
2) Perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsi.
3) Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu.
4) Menolak melihat bagian tubuh.
5) Menolak menyentuh bagian tubuh.
6) Aktifitas sosial menurun.
b. Data Subjektif
1) Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas dengan
hasil operasi.
2) Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang tidak berfungsi.
3) Menolak berinteraksi dengan orang lain.
4) Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh
yang terganggu.
5) Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.
6) Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.

3. Rentang Respon

Respon Respon
Adaptif Maladaptif

Aktualisasi Konsep Diri Harga Diri Keracunan Depersonalisasi


Diri Positif Rendah Identitas

4. Diagnosa
Diagnosa Keperawatan yang muncul adalah : Gangguan Citra Tubuh
(Body Image, Disturbed)
5. Tindakan Keperawatan

Perencanaan
Diagnosis
Tujuan
Keperawatan Kriteria evaluasi Intervensi Rasional
(Tuk/Tum)
Gangguan citra TUM : Pasien menunjukan 1.1 Bina hubungan saling percaya Kepercayaan diri pasien
tubuh Pasien dapat tanda-tanda percaya dengan mengukapkan prinsip merupakan hal yang akan
meningkatkan citra kepada perawat komunikasi terapeutik : memudah perawat dalam
tubuh dan dapat melalui : a. Mengucapkan salam melakukan pendekatan
berinteraksi a. Ekpresi wajah terapeutik. Sapa pasien dengan keperawatan atau
dengan orang lain cerah, terseyum ramah, baik verbal ataupun intervensi selanjutnya
tanpa terganggu b. Mau berkenalan non-verbal terhadap pasein
c. Ada kontak mata b. Berjabat tangan dengan pasien
TUK 1 : Pasien d. Bersedia c. Perkenalkan diri dengan sopan
dapat membina menceritakan d. Tanyakan nama lengkap
hubungan saling perasaannya pasien dan nama panggilan
percaya e. Bersedia yang disukai pasien
mengungkapkan e. Jelaskan tujuan pertemuan
masalah f. Membuat kontrak topik,
waktu, dan tempat setiap kali
bertemu pasien
g. Tunjukan sikap empati dan
menerima pasien apa adanya
h. Beri perhatian kepada pasien
dan perhatian kebutuhan dasar
pasien
TUK2: Kriteria evaluasi : Diskusikan persepsi pasien tentang Kekuatan ego tingkat
Mengindenti Pasien dapat citra tubuhnya : dulu dan saat ini, tertentu, seperti kapasitas
fikasi citra tubuh mengindentifikasi citra perasaan tentang citra tubuhnya dan untuk uji realitas, kontrol
pasien tubuhnya harapan terhadap citra tubuhnya saat diri, atau tingkat
ini intergritas ego, dibutuhkan
sebagai dasar asuhan
keperawatan kemudian
TUK 3 : Pasien Kriteria hasil : Pasien Diskusikan potensi bagian tubuh yang Memfasilitasi dengan
dapat mengidenti dapat mengidentifikasi lain memanfaatkan kelebihan.
fikasi potensi potensi positif yang Keterbukaan dan
(aspek positif ) dimiliki pengertian tentang
dirinya kemampuan yang dimiliki
adalah prasyarat untuk
berubah. Pengertian
tentang kemampuan yang
dimiliki diri memotivasi
pasien untuk tetap
mempertahakan
penggunaannya
TUK 4 : Pasien Kriteria hasil : 4.1 Bantu pasien untuk meningkatkan Pasien lebih percaya diri
dapat mengetahui Pasien tahu bagaimana fungsi bagian tubuh yang
cara – cara atau meningkatkan citra terganggu
tindakan untuk tubuh
meningkatkan citra
tubuh
TUK5: Kriteria hasil : Ajarkan pasien meningkatkan citra Pasien bertanggung jawab
Pasien dapat Pasien tubuh dengan cara : terhadap dirinya dalam
melakukan cara – mendemonstrasikan 5.1 Gunakan protese, wig, kosmetik meningkatkan citra tubuh
cara untuk tindakan yang akan atau yang lainnya sesegera
meningkatkan citra mengurangi gangguan mungkin. Gunakan pakaian yang Motivasi penting untuk
tubuh citra tubuhnya baru meningkatkan rasa
5.2 Motivasi pasien untuk melihat percaya diri pasien
bagian yang hilang secara lengkap
5.3 Bantu pasien menyentuh bagian
tersebut
5.4 Motivasi pasien untuk melakukan
aktifitas yang mengarah pada
pembentukan tubuh yang ideal
TUK6: Kriteria hasil : Lakukan interaksi secara bertahap Agar pasien lebih percaya
Pasien dapat Pasien merasa dirinya dengan cara : diri.
berinteraksi berharga dan dapat 6.1 Susun jadwal kegiatan sehari – hari
dengan orang lain berinteraksi tanpa 6.2 Dorong pasien untuk melakukan Setelah dapat berinteraksi
tanpa terganggu gangguan aktifitas sehari – hari dan terlibat dengan orang lain dan
dalam aktifitas keluarga dan sosial memberikan kesempatan
6.3 Dorong pasien untuk mengunjungi pasien dalam mengikuti
teman atau orang lain yang berarti aktifitas, pasien merasa
/ mempunyai peran penting lebih percara diri
baginya
6.4 Beri pujian terhadap keberhasilan Motibasi penting untuk
pasien melakukan interaksi meningkatkan rasa
percaya diri pasien.
TUK7: Kriteria eveluasi : 7.1 Jelaskan dengan keluarga tentang Keluarga merupakan
Pasien mendapta 1. Keluarga dapat gangguan citra tubuh yang terjadi sistem pendukun utama
dukungan keluarga mengenal pad pasein bagi pasien dan
untuk mengontrol masalah 7.2 Jelaskan kepada keluarga cara merupakan bagian penting
gangguan citra gangguan citra mengatasi masalah gangguan citra dari rehabilitasi pasien
tubuh tubuh tubuh
2. Keluarga 7.3 Menyediakan fasilitas untuk
mengetahui memenuhi kebutuhan pasien di
cara mengatasi rumah
masalah 7.4 Memfasilitasi interaksi di rumah
gangguan citra 7.5 Melaksanakan kegitan di rumah
tubuh dan sosial
3. keluarga 7.6 Memberikan pujian atas kegiatan
mampu yang telah dilakukan pasien
merawat pasien 7.7 Ajarkan kepada keluarga untuk
gangguan citra mengevaluasi perkembangan
tubuh kemampuan pasien, seperti pasien
4. keluarga mampu menyentuh dan melihat
mampu anggota tubuh yang terganggu,
mengevaluasi melakukan aktifitas di rumah dan
kemampuan di masyarakat tanpa hambatan
pasien dan 7.8 Berikan pujian yang realistis
memberikan terhadap keberhasilan keluarga
pujian atas 7.9 TAK : stimulasi persepsi HDR.
keberhasilan-
nya

6. Evaluasi
Dari tindakan keperawatan yang dilakukan, tolak ukur keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan adalah apakah pasien mampu:
1) Mengungkapkan persepsi tentang citra tubuhnya, dulu dan saat ini.
2) Mengungkapkan perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan tentang citra tubuhnya saat ini
3) Meminta bantuan keluarga dan perawat untuk melihat dan menyentuh bagian tubuh secara bertahap
4) Mendiskusikan aspek positif diri
5) Pasien meminta untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu (misalnya menggunakan anus buatan dari hasil kolostomi)
DAFTAR PUSTAKA

Direja, A. H. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.


Nurhalimah.2016.Modul Bahan Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI
Potter A, Perry. (2016). Fundamentals of Nursing. Elsevier
Susilawati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Sutejo. 2012. Keperawatan Jiwa Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan
Kesehatan Jiwa : Gangguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.

Anda mungkin juga menyukai