Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN MATERNITAS II

SYOK HEMORAGIK

Dosen Pembimbing : Ns. Bestfy Anitasari, S.Kep., M.Kes

BAYU ZACKY DEVANO

(01.2018.003)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai.

Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit mengalami hambatan dan kesulitan, namun
berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak serta kerja keras, Alhamdulillah
makalah ini dapat selesai. Atas bantuan, bimbingan serta bantuan, penulis ucapkan terima kasih
kepada dosen yang telah membimbing, serta teman-teman yang telah membantu penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dalam
segi isi maupun penulisan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif
demi perbaikan makalah kedepannya. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Palopo, 7 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL....................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

A. Latar belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan masalah .........................................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3

A. Definisi syok hemoragik.................................................................................................3


B. Etiologi syok ..................................................................................................................3
C. Manifestasi klinis ...........................................................................................................3
D. Tanda dan gejala.............................................................................................................4
E. Tahapan syok..................................................................................................................5
F. Stadium-stadium syok....................................................................................................5
G. Langkah pertama menangani syok.................................................................................6

BAB III KASUS.........................................................................................................................8

A. Kasus...............................................................................................................................8
B. Pembahasan kasus..........................................................................................................8
C. Asuhan keperawatan kasus.............................................................................................8

BAB IV PENUTUP....................................................................................................................9

A. Kesimpulan ....................................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Shock ialah suatu keadaan yang di sebabkan oleh  defisiensi sirkulasi akibat
disparitas (ketidakseimbangan) antara volume udara dengan ruang suasana vaskuler.
Gejala-gejalanya ialah rasa lesu dan lemas, kulit yang basah, kolaps vena, terutama vena-
vena superfisial, pernafasan dangkal, nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah,
oliguria dan kadang-kadang di setai muntah yang berwarna seperti air kopi akibat
perdarahan lambung (hematemesis).
Apabila keadaan terus progresif, maka penderita menjadi apatik, kemudian stupor,
coma dan akhirnya dapat meninggal. Pada permulaan shock dalam tubuh timbul berbagi
usaha untuk mengkompensasi dan mengurangi akibat-akibat menurunnya volume darah
dengan jalan menguncupkan (vasokontraksi) arteriol-ateriol yang terjadi secara secara
neurogen atau humoral.

Hal ini dapat berlangsung karena terdapat prossoreceptor pada berbagai tempat
tertentu (glomus caroticus) dan hormone adrenalin yang di kelurkan oleh kelenjar
adrenal. Pada permulaan shock (intinal stage) yang di tibulkan secara eksperimental,
dapat di temukan vaseoxcitor material (VEM) dalam darah.

2. Rumusan masalah
1. Apa defenisi Syok Hemoragik ?
2. Apa etiologi Syok Hemoragik ?
3. Bagaimana Manifestasi Klinis Syok Hemoragik ?
4. Apa Tanda dan Gejala Syok Hemoragik ?
5. Bagaimana Tahapan Syok ?
6. Bagaimana Stadium-Stadium Syok ?

7. Bagaimana langkah pertama untuk menangani syok ?

3. Tujuan
1. Mengetahui defenisi syok Hemoragik.
2. Mengetahui etiologi syok Hemoragik.

1
3. Mengetahui Manifestasi Klinis Syok Hemoragik.
4. Mengetahui Tanda dan Gejala Syok Hemoragik.
5. Mengetahui Tahapan Syok.
6. Mengetahui Stadium-Stadium Syok.
7. Mengetahui langkah pertama untuk menangani syok.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi syok hemoragik
Syok hemoragik adalah suatu kondisi dimana perfusi jaringan menurun dan
menyebabkan in adekuatnya hantaran oksigen dan nutrisi yang diperlukan sel. Keadaan
apapun yang menyebabkan kurangnya oksigenasi sel, maka sel dan organ akan berada
dalam keadaan syok. Ditingkat multiseluler syok lebih sulit untuk dijelaskan karena tidak
semua jaringan dan organsecara klinis terganggu akibat kurangnya oksigen ini. Dekade
terakhir ini para klinisi berusahamenjelaskan dan memonitor utilisasi oksigen tingkat
intraseluler, yang bermanfaat secarafisiologis dalam menegakkan klinis dan pemeriksaan
penunjang apa yang harus dilakukan. Ada 4 kelas syok, sebagai berikut:
1. Hipovolemik
2. Vasogenik (septik)
3. Kardiogenik
4. Obstuktif

B. Etiologi Syok
Penyebab syok bervariasi, tetapi semua ditandai dengan perfusi jaringan inadekuat.
Mekanisme patofisiologi dasar yang tejadi pada syok adalah: Vasokonstriksi atau
vasodilatasi luas memperburuk tonus & resistensi vaskuler  perifer. Penurunan volume
intravaskuler (hipovolemia) Cardiac output inadekuat
Apapun jenis penyebab utama syok, respon tubuh pada umumnya sama. Syok dapat
terjadi akibat berbagai keadaan yang dapat digolongkan sesuai empat mekanisme etiologi
dasarnya :
a. Mekanisme kardiogenik
b. Mekanisme obstruktif
c. Perubahan dalam volume sirkulasi
d. Perubahan dalam distribusi sirkulasi.
C. Manifestasi Klinis

3
Secara umum manifestasi klinis syock yang muncul antara lain : pucat, bingung,
coma tachicardy, Sianosis, Arithmia, gagal jantung kongestif, Berkeringat, takipneu,
Perubahan suhu, Oedem paru, Gelisah, Disorientasi. Sedang manifestasi klinis lain yang
dapat muncul yaitu menurunnya filtrasi glomerulus, menurunnya urin out put,
meningkatnya keeping darah, asidosis metabolic dan hyperglikemi

Tubuh yang berusaha mempertahankan ke otak dan jantung perlu dibrikan


pertolongan secepatnya. Terutama pada syok hipovelemik sedang dan berat. Kesadaran
adalah tanda yang vital dari pasien dengan shock hipovelemik sehingga perlu dievaluasi
dengan sebaik mungkin. Utamakan untuk memperbaiki sirkulasi terutama pada daerah
otak dan jantung dan segera mungkin tangani penyebabnya agar shock tidak berkembang
(worthley,2000).

D. Tanda dan Gejala


1. Sistem Kardiovaskuler
Gangguan sirkulasi perifer – pucat, ekstremitas dingin. Kurangnya pengisian vena
perifer lebih bermakna dibandingkan penurunan tekanan darah, Nadi cepat dan halus,
Tekanan darah rendah. Hal ini kurang bisa menjadi pegangan, karena adanya
mekanisme kompensasi sampai terjadi kehilangan 1/3 dari volume sirkulasi darah
Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang paling baik, CVP rendah.
2. Sistem Respirasi
Pernapasan cepat dan dangkal.
3. Sistem saraf pusat
Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila tekanan darah rendah sampai
menyebabkan hipoksia otak, pasien menjadi gelisah sampai tidak sadar. Obat sedatif
dan analgetika jangan diberikan sampai yakin bahwa gelisahnya pasien memang
karena kesakitan.
4. Sistem Saluran Cerna
Bisa terjadi mual dan muntah.
5. Sistem Saluran Kencing

4
Produksi urin berkurang. Normal rata-rata produksi urin pasien dewasa adalah 60
ml/jam (1/5–1 ml/kg/jam).

E. Tahapan Syok
Keadaan syok akan melalui tiga tahapan mulai dari tahap kompensasi (masih dapat
ditangani oleh tubuh), dekompensasi (sudah tidak dapat ditangani oleh tubuh), dan
ireversibel (tidak dapat pulih).
1. Tahapan kompensasi
Tahap kompensasi adalah tahap awal syok saat tubuh masih mampu menjaga fungsi
normalnya. Tanda atau gejala yang dapat ditemukan pada tahap awal seperti kulit
pucat, peningkatan denyut nadi ringan, tekanan darah normal, gelisah, dan pengisian
pembuluh darah  yang lama. Gejala-gejala pada tahap ini sulit untuk dikenali karena
biasanya individu yang mengalami syok terlihat normal.
2. Tahapan dekompensasai
Tahap dekompensasi dimana tubuh tidak mampu lagi mempertahankan fungsi-
fungsinya. Yang terjadi adalah tubuh akan berupaya menjaga organ-organ vital yaitu
dengan mengurangi aliran darah ke lengan, tungkai, dan perut dan mengutamakan
aliran ke otak, jantung, dan paru. Tanda dan gejala yang dapat ditemukan diantaranya
adalah rasa haus yang hebat, peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, kulit
dingin, pucat, serta kesadaran yang mulai terganggu.

3. Tahap ireversibel
Tahap ireversibel dimana kerusakan organ yang terjadi telah menetap dan tidak dapat
diperbaiki. Tahap ini terjadi jika tidak dilakukan pertolongan sesegera mungkin, maka
aliran darah akan mengalir sangat lambat sehingga menyebabkan penurunan tekanan
darah dan denyut jantung. Mekanisme pertahanan tubuh akan mengutamakan aliran
darah ke otak dan jantung sehingga aliran ke organ-organ seperti hati
dan ginjal menurun. Hal ini yang menjadi penyebab rusaknya hati maupun ginjal.

5
Walaupun dengan pengobatan yang baik sekalipun, kerusakan organ yang terjadi
telah menetap dan tidak dapat diperbaiki.

F. Stadium-Stadium Syok
Syok memiliki beberapa stadium sebelum kondisi menjadi dekompensasi atau
irreversible.
1. Stadium 1 ANTICIPATION STAGE
Gangguan sudah ada tetapi bersifat lokal. Parameter-paramater masih dalam batas
normal. Biasanya masih cukup waktu untuk mendiagnosis dan mengatasi kondisi.
2. Stadium 2. PRE-SHOCK SLIDE
Gangguan sudah bersifat sistemik. Parameter mulai bergerak dan mendekati batas
atas atau batas bawah kisaran  normal.
3. Sadium 3 COMPENSATED SHOCK
Compensated shock bisa berangkat dengan tekanan darah yang normal rendah, suatu
kondisi yang disebut “normotensive, cryptic shock”  Banyak klinisi gagal mengenali
bagian dini dari stadium syok ini. Compensated shock memiliki arti khusus pada
pasien DBD dan perlu dikenali dari tanda-tanda berikut: Capillary refill  time > 2
detik; penyempitan tekanan nadi, takikardia, takipnea, akral dingin.
4. Stadium 4 DECOMPENSATED SHOCK, REVERSIBLE
Di sini sudah terjadi hipotensi. Normotensi hanya bisa dipulihkan dengan cairan
intravena dan/atau vasopressor
5. Stadium 5 DECOMPENSATED IRREVERSIBLE SHOCK
Kerusakan mikrovaskular dan organ sekarang menjadi menetap dan tak bisa diatasi.

G. Langkah Pertama Menangani Syok


Langkah pertolongan pertama menangani syok (Alexander R H, Proctor H J.
Shock,1993).
1. Posisi tubuh
Posisi tubuh diletakkan berdasarkan letak luka, secara umum posisi penderita
dibaringkan terlentang dengan tujuan meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital.
Apabila terdapat trauma pada leher dan tulang belakan, penderita jangan digerakkan
sampai persiapan transportasi selesai, kecuali untuk menghindari terjadinya luka yang

6
lebih parah atau untuk memberikan pertolonga pertama seperti membebaskan jalan
napas.
Penderita yang mengalami luka parah pada bagian bawah muka, atau penderita tidak
sadar, harus dibaringkan pada salah satu sisi tubuh untuk memudahkan cairan keluar
dari rongga mulut untuk menghindari sumbatan jalan napas oleh muntah atau darah.
Penanganan yang sangat penting adalah meyakinkan bahwa saluran napas tetap
terbuka untuk menghindari terjadinya asfiksia.
Penderita dengan luka dikepala dapat dibaringkang terlentang datar atau kepala agak
ditinggikan. Tidak di benarkan posisi kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya.
Kalau masih ragu dengan posisi luka penderita, sebaiknya penderita dibaringkan
dengan posisi terlentang datar.
2. Pertahankan respirasi
baskan jalan napas. Lakukan penghisapan bila ada sekresi atau muntah.
Kalau perlu pasang alat bantu jalan napas.
3. Berikan oksigen 6 liter/menit.
Bila pernapasan tidak adekuat, berikan oksigen dengan pompa sungkup atau ETT.
4. Pertahankan sirkulasi
Segera pasang infus intravena, bisa lebih dari satu infus, pantau nadi, tekanan darah,
warna kulit, isi vena, produksi urine dan CVP

7
BAB III
KASUS
A. Kasus
B. Pembahasan kasus
C. Asuhan keperawatan kasus

8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syok hemoragik disebabkan kehilangan akut dari darah atau cairan tubuh.  Cairan
tubuh manusia terdiri dari cairan intraselular dan cairan ekstraseluler terbagi dalam cairan
intravascular, cairan interstitial, dan cairan transelular.  Syok hemoragik dapat terjadi
pada keadaan trauma ataupun selama pembedahan.  Resusitasi pada syok hemoragik akan
mengurangi angka kematian, dengan tujuan untuk mengembalikan volume sirkulasi,
perfusi jaringan dengan mengoreksi hemodinamik, control perdarahan, optimalisasi
transfer oksigen.  Pemberian cairan merupakan hal penting dalam pengelolaan syok
hemoragik dimulai dengan pemberian kristaloid dan koloid dilanjutkan dengan transfuse
darah komponen.  Transfusi darah dapat optimal jika pemilihan jenis darah yang
digantikan tepat dan sesuai kondisi pasien, dengan mempertimbangkan komplikasi yang
dapat terjadi dalam reaksi transfuse darah.
Transfusi masif adalah penggantian sejumlah darah yang hilang atau lebih banyak dari
total volume darah pasien dalam waktu <24 jam.  Morbiditas dan mortalitas cenderung
meningkat pada beberapa pasien. bukan disebabkan oleh banyaknya volume darah yang
ditransfusikan, tetapi karena trauma awal, kerusakan jaringan dan organ akibat
perdarahan dan hipovolemia.

B. Saran
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini. Dan penulis berharap semoga
karya ini dapat bermanfaat sesuai yang di harapkan kita semua.

9
DAFTAR PUSAKA

Bullock BL dan PP Rosendhal (1992), Pathopisiologi (ed ke-3). Philadelpia, JB Lippincot


Company.
Anonim. 2011. Syok.http://nursingbegin.com. Diakses tanggal 08 Januari 2015

https://www.scribd.com/document/19834799/Syok-Hemoragik

Alexander R H, Proctor H J. 1993, Shock, dalam buku : Advanced Trauma Life Support Course
for Physicians. USA, 1993 ; 75 – 94
Atkinson R S, Hamblin J J, Wright J E C. Shock. Dalam buku:Hand book of Intensive
Care.London: Chapmanand Hall, 1981; 18-29
Worthley LIG. Basic science review Shock : A Review of Pathophysiology and Managemen.
Part I. Critical care and Resuscitation 2000; 2 pp

10

Anda mungkin juga menyukai