Anda di halaman 1dari 7

KURIKULUM SD MUHAMMADIYAH BAYAT

Sumber: Kepala Kurikulum Ibu Sri Rahayu, S.Si

A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan
sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas
yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia
terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis,
bertanggung jawab.
Sebenarnya Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan
KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu.
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan
yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal.
1. Tantangan Internal
a. Pemenuhan 8 (delapan)Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar
pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar
kompetensi lulusan.
b. Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia
produktif. SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan
keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya.
Namun, apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan
menjadi beban pembangunan.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan
tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi
masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena
negatif yang mengemuka.
a. Tantangan masa depan antara lain globalisasi, kemajuan teknologi informasi.
b. Kompetensi masa depan antara lain  kemampuan berkomunikasi, kemampuan
berpikir jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga negara yang
bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda, dan memiliki kesiapan untuk bekerja.
c. Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban
siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter.
d. Perkembangan pengetahuan dan pedagogi antara lain Neurologi, Psikologi,
Observation based [discovery] learning dan Collaborative learning.
e. Fenomena negatif antara lain perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme,
dan kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek..)
3. Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud
apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir dalam proses pembelajaran
sebagai berikut ini.
a. Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.
b. Dari satu arah menuju interaktif.
c. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.
d. Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.
e. Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
f. Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
g. Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
h. Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
i. Dari alat tunggal menuju alat multimedia.
j. Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
k. Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
l. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.
m. Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.
n. Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
o. Dari pemikiran faktual menuju kritis.
p. Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.
 
4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Penyusunan kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan standar kompetensi
lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan
kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang
terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan
dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat
nasional. Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran
tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu
yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat
memberatkan guru.

B. Struktur Kurikulum SMK MUHAMMADIYAH JATINOM


Struktur kurikulum adalah Pengertian Struktur Kurikulum Struktur kurikulum
merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran kedalam muatan kurikulum setiap mata pelajaran pada
setiap tahun pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik
sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam kurikulum.Sedangkan struktur
kurikulum menurut Risma Dwi Widyasari adalah pola dan susunan mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pelayanan kedalam muatan kurikulum
pada setiap mata pelajaran dituangkan dalam kompetensi kompetensi yang dimaksud,
terdiri atas standar Kompetensi, kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan
berdasarkan standar kompetensi lulusan yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan
beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam
bentuk mata pelajaran, posisi konten/ mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/
mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban
belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan
aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian
beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar
yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per
semester. Struktur kurikulum adalah gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum
mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau
jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai
posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata
pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi siswa pertolongan.
Ada sejumlah pasal menyangkut Kurikulum yang disisipkan di antara Pasal 77 dan Pasal
78 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yaitu dari Pasal 77A hingga Pasal 77Q.
Kerangka Dasar Kurikulum ini digunakan sebagai:
a. Acuan dalam Pengembangan Struktur Kurikulum tingkat nasional
b. Acuan dalam Pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah
c. Pedoman dalam Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

"Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,


muatan Pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan
dan program pendidikan," demikian bunyi Pasal 77B ayat (1) PP No. 32 Tahun 2013.
Disebutkan dalam PP ini, Struktur Kurikulum PAUD formal berisi program
Pengembangan pribadi anak; Struktur Kurikulum untuk satuan pendidikan dasar berisi
muatan umum; untuk pendidikan menengah terdiri atas:
a. Muatan umum
b. Muatan peminatan akademik
c. Muatan peminatan kejuruan
d. Muatan pilihan lintas minat/pendalaman minat

"Muatan umum sebagaimana dimaksud terdiri atas muatan nasional untuk satuan
pendidikan, dan muatan lokal untuk satuan pendidikan sesuai dengan potensi dan
keunikan lokal," bunyi Pasal 77B ayat (9) PP tersebut.

Dari sumber kami atas sumber dari Ibu Sri Rahayu, S.Si struktur kurikulum
mereka terdiri dari 3 bagian utama yaitu: muatan umum, muatan peminatan
Akademik/lokal,dan muatan ekstra kurikuler. SD Muhammadiyah Bayat Klaten untuk
pendidikan agama dibagi menjadi banyak mata pelajaran:BTA,Tarikh,Al qur'an dan Al
hadist,Fiqih,Akhidah Akhlaq dan Bahasa Arab.

C. Muatan Kurikulum SD Muhammadiyah Bayat


Menurut Ibu Sri Rahayu, S.Si kurikulumnya memuat :
Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) –menguraikan
mengenai dua komponen kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yaitu visi misi
dan tujuan. Dan yang ketiga dari komponen kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
secara garis besar adalah struktur dan muatan kurikulum KTSP yang akan membumikan
pendidikan share pada kesempatan kali ini. Uraiannya adalah sebagai berikut.
Struktur dan Muatan KTSP
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman dan keluasan muatan
kurikulum untuk setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan beban belajar yang tercantum
dalam struktur kurikulum. Kompetensi tersebut mencakup standar kompetensi dan
kompetensi dasar, yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan
lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Struktur KTSP memuat: mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan
pengembangan diri, pengaturan beban, kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan,
pendidikan kecakapan hidup, serta pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
global.Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
tertuang dalam standar isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

D. Kurikulum Muatan lokal


Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah.
Materi muatan  lokal  bukanlah  bagian  dari  materi mata pelajaran lain. Substansi
muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran
keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus
mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan
lokal yang diselenggarakannya.
Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal
setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat
menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal. Di SD MUHAMMADIYAH
BAYAT itu diantarannya: Bahasa Jawa, Bahasa Inggris.
E. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat setiap siswa, sesuai dengan kondisi  sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier siswa serta kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, dan kelompok
ilmiah remaja.
Khusus untuk sekolah menengah kejuruan, pengembangan diri terutama
ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier. Pengembangan diri
untuk satuan pendidikan khusus menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan
kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus siswa. Pengembangan diri bukan
merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara
kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran. SD Muhammadiyah Bayat
Jatinom terdapat kegiatan untuk pengembangan diri : Tapak Suci, Hisbul Wathon,
Menari, Dhuha dan membaca doa serta surat pendek.

F. Mekanisme Pengembangan Diri


Mekanisme KBM yang mana teknisnya sudah diatur dari sekolah memiliki
susunan juga dalam membantu pengembangan diri yang mana pagi Murid-Murid
sebelum memulai Mata Pelajaran diminta untuk membaca surat-surat pendek dari Al
Qur'an atau Doa-Doa pendek.
Mekanisme lainnya yaitu dengan memberikan beberapa ekstra kurikuler yang
wajib diikuti untuk membantu dalam pengembangan diri seperti: HISBUL WATHON.
Mekanisme lain dengan mengikutsertakan siswa siswa untuk ikut kepada Ekstrakurikuler
yang sesuai minatnya masing-masing seperti halnya: Tapak Suci, Menari ,dst.Dengan itu
mereka bisa mengembangkan diri sebaik-baiknya.

G. Pengaturan Beban Belajar


Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
siswa untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan
siswa.
Pihak sekolah untuk menangani kelas V yang sudah mendekati masa-masa ujian
nasional maka akan segera diadakan sekolah tambahan yang mana akan menjadi amunisi
tambahan.Hal itu diharapkan akan mempermudah siswa yang nantinya akan fokus dalam
menyelesaikan ujian nasional maupun ujian akhir sekolah.

H. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing
indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata siswa serta kemampuan sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan
meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria
ketuntasan ideal.

Kenaikan Kelas dan Kelulusan


Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran, dengan kriteria
yang diatur oleh masing-masing direktorat teknis. Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005
Pasal 72 Ayat (1), siswa dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar
dan menengah setelah:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi; serta
d. Lulus ujian nasional.

Anda mungkin juga menyukai