Anda di halaman 1dari 75

PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI- ALAT

KESEHATAN DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI

Drs. Masrial Mahyudin Apt, MM, PIA


CURICULUM VITAE : Drs. Masrial Mahyudin Apt, MM, PIA

1. Staf Bindal Farmasi & Makanan Kanwil Depkes Prop. IRIAN JAYA –PAPUA Maret - Agustus 1989
2. Ka. Inst. Farmasi RSUD Kab. Dati II Merauke IRIAN JAYA – PAPUA tahun 1989 – 1991
3. Ka. Gudang Farmasi Kab. Dati II Merauke IRIAN JAYA – PAPUA tahun 1991 – 1993
4. Kepala Inst. Farmasi RS. Kanker “Dharmais Jakarta tahun 1999 – 1 Okt. 2010
5. Konsultan Farmasi Rumah Sakit Haji Jakarta tahun 2010 s/d 2012
6. Kepala Bagian Pelayanan Pelanggan RS. Kanker “Dharmais” Jakarta 1 Okt. 2010 – April 2012
7. Kepala Bagian Program & SIM RS. Kanker “Dharmais Jakarta April 2012 – Oktober 2016
8. Kepala Satuan Pemeriksaan Intern (SPI) RS. Kanker “Dharmais” Oktober 2016 - Sekarang
9. Surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Tahun 2017 s/d Sekarang
10. Ketua Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit Indonesia Jakarta (HISFARSI -JKT) tahun 2000 s/d
tahun tahun 2015 (3 periode)
11. Ketua Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit Indonesia (HISFARSI Nasional) tahun 2005 s/d tahun
2014 (2 periode)
12. Ketua Kompartemen Manajemen Farmasi Perhimpunan RS Seluruh Indonesia (PERSI) tahun 2009 –
Sekarang (Periode ke 4)
13. Wakil Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) - Bidang Farmasi Rumah Sakit tahun 2010 s/d tahun 2013
14. Anggota Dewan Penasehat Farmasi ITB tahun 2012 - 2017
DASAR HUKUM, MAKSUD DAN TUJUAN PENYIMPANAN SEDIAAN
FARMALKES DAN BMHP
DASAR HUKUM
1. Undang - undang no: 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang - undang no: 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Kesehatan Undang - undang no 5 tahun 1997 tentang Psikotropika
4. Undang - undang no 35 tahun 2009 tentang Narkotika
5. PerMenKes RI Nomor 72 tahun 2016; Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di rumah sakit.
MAKSUD
1. Menjamin tersedianya perbekalan farmasi setiap saat sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan.
2. Menjamin terlaksananya efisiensi pengelolaan perbekalan farmasi
3. Mewujudkan kendali mutu dan kendali biaya dalam pengelolaan perbekalan farmasi.
TUJUAN PENYIMPANAN
1. Memelihara mutu barang dan menjaga kelangsungan persediaan,
2. Memudahkan dalam pencarian,
3. Memudahkan pengawasan persediaan (stok), kerusakan dan kadaluarsa,
4. Menjamin pelayanan yang tepat dan cepat
FUNGSI FARMASI RS ( PERMENKES 72 / 2016 )

pemilihan a. Pengkajian & pelayanan


Perencanaan Resep
b. Penelusuran riwayat
Pengadaan
MANAJEMEN penggunaan Obat;
Penerimaan
FARMASI c. rekonsiliasi Obat;
PENYIMPANAN d. Pelayanan Informasi Obat
Pendistribusian (PIO);
Pemusnahan, e. konseling;
penarikan & f. visite;
Pengendalian FARMASI g. Pemantauan Terapi Obat
KLINIK (PTO);
h. Monitoring Efek Samping
Obat (MESO);
i. Evaluasi Penggunaan Obat
PRODUKSI (EPO);
 Steril j. DISPENSING SEDIAAN
FARMASI
 Non Steril STERIL;
k. Pemantauan Kadar Obat
dalam Darah (PKOD);
PENGORGANISASIAN
STANDAR NO ELEMEN PENILAIAN PEMENUHAN EP
PKPO.1 1 Ada regulasi organisasi yang Regulasi tentang organisasi pelayanan
mengelola pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat yang
kefarmasian dan mencakup :
penggunaan obat yang a. Struktur organisasi Ins. Farmasi
menyeluruh atau b. SDM Instalasi farmasi yang dilengkapi
mengarahkan semua dengan tupoksi
tahapan pelayanan obat c. Pengelolaan perbekalan (Manajemen
aman sesuai dengan Farmasi) dan Pengelolaan Penggunaan
peraturan perundang- Obat, Alkes dan BMHP (Farmasi Klinik)
undangan (R)
PENGORGANISASIAN
STANDAR NO ELEMEN PENILAIAN PEMENUHAN EP

PKPO.1 2 Ada bukti seluruh apoteker 1. Daftar Apoteker yang memiliki STRA dan SIPA
memiliki ijin dan melakukan (dilengkapi berkas pendukung)
supervisi sesuai dengan 2. Jadwal supervisi yang meliputi : SDM, tempat
penugasannya (D,W) supervisi, dan waktu supervisi.
3. Hasil supervisi yang meliputi : temuan supervisi,
permasalahan, rekomendasi supervisi dan
usulan TL
3 Ada bukti pelaksanaan Kajian terkait pengelolaan Perbekalan
sekurang-kurangnya satu Farmasi/obat (manajemen farmasi) dan
kajian pelayanan kefarmasian pengelolaan penggunaan obat ( Farmasi klinik ) :
dan penggunaan obat yang dilakukan secara komprehensif untuk 12 bulan
didokumentasikan selama 12 terakhir ( sekurang-kurangnya 1 x dalam satu
bulan terakhir. (D,W) tahun)
CATATAN :
SUPERVISI
DILAKUKAN SETIAP
MINGGU DENGAN
SUPERVISOR SESUAI
TABEL DAN KHUSUS
UNTUK MINGGU V
DITIADAKAN
SUPERVISI MANAJEMEN PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI
APOTEKER : RUANGAN :
TANGGAL :
STANDAR INDIKATOR PENILAIAN TEMUAN PERMASALAHAN REKOMENDASI USUL
TINDAKLANJUT
Penyimpanan High Alert dan Lasa
Daftar obat HAM
Stiker Lasa dan Tallmen
Stiker
Nacl 3%
Benar penyimpanan Lasa
Benar penyimpanan di
kulkas
Pelabelan BUD
Narkotika
Kunci Lemari Narkotika
Serah terima
High alert
dst
PENYIMPANAN

MAKSUD DAN TUJUAN PKPO 3


PENYIMPANAN

STANDAR NO ELEMEN PENILAIAN PEMENUHAN EP


PKPO.3 1 Ada regulasi tentang Regulasi tentang organisasi pelayanan
pengaturan kefarmasian dan penggunaan obat yang
penyimpanan sediaan mencakup :
farmasi, alat a. Struktur organisasi Ins. Farmasi
kesehatan, dan bahan b. SDM Instalasi farmasi yang dilengkapi
medis habis pakai dengan tupoksi
yang baik, benar, dan c. Pengelolaan perbekalan (Manajemen
aman. (R) Farmasi) dan Pengelolaan Penggunaan Obat,
Alkes dan BMHP (Farmasi Klinik)
PENYIMPANAN
ELEMEN
STANDAR NO PEMENUHAN EP
PENILAIAN
PKPO.3 2 Ada bukti obat a. Setiap obat yang disimpan harus diberi label berisi : nama obat
dan zat kimia serta kekuatan, tgl ED dan peringatan khusus : (obat mendekati
yang digunakan ED 3-6 bulan misalnya diberi STICKER MERAH dan mendekati ED
untuk 6-9 bulan diberi STICKER KUNING)
mempersiapkan b. Obat – obatan dan bahan kimia yang digunakan secara multi
obat diberi label dosis, diberi label : isi obat, tanggal pertama kali dibuka dan
yang terdiri atas tanggal ED setelah dibuka (beyond use date)
isi/nama obat, c. Obat yang dikeluarkan dari wadah asli, seperti sediaan injeksi
tanggal yang sudah dikemas dalam syringe harus diberi etiket : nama
kadaluarsa, dan pasien dan identitas lain (nomor rekam medik atau tanggal lahir),
peringatan tanggal dibuka dan tanggal kadaluarsa setelah dibuka.
khusus. (lihat d. Obat-obatan dan bahan kimia yang didistribusikan dengan
juga MFK 5 EP 6). pengemasan ulang (repacking) harus diberikan etiket : nama dan
(D,W) jumlah sediaan, tanggal pengemasan dan beyond use date
BUD
BEYOND USE DATES (BUD) TO NON STERILE COMPOUNDS
NO BY TYPE OF FORMULATION
1 For non – aqueous formulations : The BUD is not later than the time remaining
until the expiration date of any active
pharmaceutical ingredient or 6 months,
whichever is earlier.
2 For water-containing oral The BUD is not later than 14 days when
formulations : stored at controlled cold temperatures
3 For water-containing topical/dermal The BUD is not later than 30 days
and mucosal liquid and semisolid
formulations :
The United States Pharmacopial convention 2012
PENYIMPANAN

STANDAR NO ELEMEN PENILAIAN PEMENUHAN EP


PKPO.3 3 Ada bukti implementasi a. Penyimpanan obat disesuaikan bentuk dan jenis
proses penyimpanan obat sediaan, stabilitas, sifat dan ketahanan Obat
yang tepat agar kondisi obat terhadap cahaya.
tetap stabil, termasuk obat b. Di setiap ruang penyimpanan dilengkapi dengan
yang disimpan di luar instalasi alat pengukur suhu dan kelembaban udara yg
farmasi. (D,W) sudh dikalibrasi
c. Petugas memonitor & mencatat suhu dan
kelembaban ruangan minimal 1 kali sehari,
sedangkan untuk kulkas 2 x sehari,
d. Pada form ceklist tersedia : suhu ruangan 18 -
25oC, stabilitas refrigerator suhu 2 – 8oC serta
kelembaban 50-75%
PEMENUHAN PKPO 3 EP 1 – 5 LANJUTAN
1. STANDAR FASILITAS (Ruang penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan habis pakai).
Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur, sinar/cahaya, kelembaban, dan ventilasi.
2. PEMBAGIAN GUDANG PENYIMPANAN
a. Gudang Alat Kesehatan
b. Gudang Infus
c. Gudang Obat oral
d. Gudang Obat Parenteral
e. Gudang B3
f. Gudang Obat High Alert
g. Depo RJ dan atau RI
3. Persyaratan khusus tempat penyimpanan
a. Suhu ruangan 22 – 25oC
b. Kelembaban 50-75%.
c. Penyimpanan Obat termolabil dalam medical refrigerator
d. Lemari penyimpanan B3
e. Lemari obat narkotik dan psikotropik
f. Lemari obat High Alert
g. Lemari Penyimpanan Nutrisi.
4. FASILITAS LAINNYA
a. Rak-rak obat
b. Palet untuk menyimpan infus dan perbekalan
PENYIMPANAN OBAT
Pemantauan dan
pencatatan suhu dan
kelembaban di area
penyimpanan obat
baik di ruangan
maupun di dalam
kulkas.
Suhu ruang : 15-25 C
Suhu dingin : 2-8 C
PENYIMPANAN

STANDAR NO ELEMEN PENILAIAN PEMENUHAN EP


PKPO.3 4 Ada bukti pelaksanaan a. Seluruh area RS yang melakukan
dilakukan supervisi secara penyimpanan obat harus disupervisi oleh
teratur oleh apoteker untuk Apoteker
memastikan penyimpanan b. Hal – hal yang perlu disupervisi meliputi
obat dilakukan dengan baik. kesesuaian kondisi penyimpanan dengan
(D,W) standar/kebijakan yang ditetapkan seperti :
Nama, jumlah dan jenis obat, Pelabelan dan
peringatan khusus, Suhu Penyimpanan
obat, Kelembaban dan Stabilitas,
Pencahayaan, sistem FEFO, Lokasi/tempat
penyimpanan.
Catatan : Supervisi Apoteker (idem standar
sebelumnya)
JADWAL & MATERI SUPERVISI APOTEKER
PENYIMPANAN
ELEMEN
STANDAR NO PEMENUHAN EP
PENILAIAN
5 Ada bukti a. Area penyimpanan tidak boleh dimasuki oleh petugas lain selain
pelaksanaan petugas farmasi. Gunakan access control
obat dilindungi b. Tempat penyimpanan yang terbuka 24 jam/ rawan pencurian
dari kehilangan diawasi dengan menggunakan CCTV.
serta pencurian c. Penyimpanan menggunakan prinsip FIFO ( first in first out ) dan
di semua FEFO ( first expired first out )
tempat d. Penyimpanan dikelompokkan berdasarkan:
penyimpanan 1) Jenis : obat, alat kesehatan, bahan baku, dan cairan infus,
dan pelayanan. disimpan terpisah & disusun secara alfabetis.
(D,W) 2) Bentuk sediaan seperti : parenteral, padat, setengah padat, dan
cair, disimpan terpisah & disusun secara alfabetis.
e. Pencatatan dan laporan mutasi menggunakan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).
f. Untuk mengantisipasi jika SIMRS tidak berjalan dibuat penyangga
dengan kartu stock secara manual
AKSES TERBATAS & CCTV
PENYIMPANAN OBAT

TIDAK MENEMPEL PENYIMPANAN OBAT


LANGSUNG KE LANTAI MENGGUNAKAN PALLET MENGGUNAKAN RAK OBAT
Maksud dan Tujuan PKPO 3.1
Beberapa macam obat seperti obat radioaktif dan obat yang dibawa pasien
sebelum rawat inap mungkin memiliki risiko keamanan.
Obat program pemerintah atau obat emergensi dimungkinkan ada kesempatan
penyalahgunaan atau karena ada kandungan khusus (misalnya nutrisi), memerlukan
ketentuan khusus unuk menyimpan dan mengawasi penggunaannya. Rumah sakit
menetapkan prosedur yang mengatur tentang penerimaan, identifikasi, tempat
penyimpanan, dan distribusinya. ( lihat juga MFK 4.1)
STANDAR NO ELEMEN PENILAIAN PEMENUHAN EP
PKPO.3.1 1 Ada regulasi Ada Pedoman dengan ketentuan sbb :
pengaturan tata kelola 1. Bahan berbahaya dan Beracun (B3)/mudah terbakar
bahan berbahaya, harus disimpan terpisah, di gudang khusus yang tidak
serta obat narkotika mudah terbakar dan masing-masing dilengkapi dengan
dan psikotropika yang Material Safety Data Sheet (MSDS).
baik, benar, dan aman
2. Obat-obat narkotika dan psikotropika, disimpan dalam
sesuai dengan
lemari khusus sesuai dengan ketentuan pengelolaan
peraturan perundang-
undangan. ? yang ditetapkan.
3. Penyimpanan khusus gas medis (diberi label,
diikat&dimonitor), radiofarmaka dan reagen dikelola
oleh masing – masing unit pengguna dan disupervisi
oleh Farmasi (Apoteker)
4. Obat-obat high alert di simpan dalam lemari khusus
yang pada bagian luar lemari diberi stiker warna merah
bulat dengan tulisan High Alert berwarna putih.
SEDIAAN B3 YANG DIDISPENS DENGAN KEMASAN KECIL
TEMPAT PENYIMPANAN
TEMPAT PENYIMPANAN B3
MSDS NARKOTIKA
GAS MEDIS RUMAH SAKIT
STANDAR NO ELEMEN PENILAIAN PEMENUHAN EP
PKPO.3.1 2 Ada bukti penyimpanan bahan
berbahaya yang baik, benar, dan
aman sesuai dengan regulasi. (O,W) Observasi Lapangan terhadap kesesuaian
penyimpanan B3, Narkotika dan
3 Ada bukti penyimpanan obat Psikotropika
narkotika serta psikotropika yang
baik, benar, dan aman sesuai dengan
regulasi. (O,W)
4 Ada bukti pelaporan obat narkotika 1) Pencatatan Harian Penerimaan,
serta psikotropika secara akurat penggunaan dan sisa stok Narkotika-
sesuai dengan peraturan dan Psikotropika
perundang-undangan. (D,W 2) Laporan pengunaan Narkotika dan
Psikotropika
HIGH ALERT MEDICATION
Obat yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadinya
kesalahan/error dan atau kejadian sentinel.
1. obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan (insulin, heparin, obat kemoterapi)
2. Obat-obat Look Alike Sound Alike (LASA)
3. Elektrolit konsentrat : Cairan ini bisa mengakibatkan KTD/sentinel
event bila tidak disiapkan dan dikelola dengan baik
PENYIMPANAN HIGH ALERT

Penyimpanan di tempat
terpisah  lemari yang diberi
tanda batas merah dan
diberikan sticker penandaaan
high alert
PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT
PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT
A. OBAT LASA
a. Obat-obat LASA tidak boleh disimpan berdekatan, harus diberi jarak ditingkat rak yang berbeda.
b. Obat Look alike (rupa sama) diberikan sticker LASA berupa lingkaran hijau dengan tulisan LASA
ditengahnya. Jika rupa sama disebabkan karena 2 sediaan yang mempunyai kekuatan yang berbeda
maka penulisan kekuatan sediaan diberi warna merah. Contoh penulisan obat rupa sama dengan
kekuatan sediaan berbeda : Ofloxacin 200 mg dan Ofloxacin 400 mg.
c. Obat sound alike (nama sama/terdengar sama) diberikan etiket dengan Tallman Letter. Cara
penulisan tallman letter adalah kata yang mempunyai kesamaan ucapan ditulis dengan huruf kecil
dan kata yang mempunyai perbedaan ucapan ditulis dengan huruf kapital. Contoh penulisan tallman
letter : DAUNOrubicin dan DOXOrubicin.
d. Obat-obat LASA di troli emergensi dan kit emergensi diberi sticker LASA berupa lingkaran hijau
dengan tulisan LASA ditengahnya dan diletakkan ditempat yang berjauhan.

B. ELEKTROLIT PEKAT
a. Penyimpanan elektrolit pekat dilakukan di lemari high alert
b. Larutan elektrolit pekat diberi penandaan sticker high alert dalam setiap kemasan terkecil.
c. Elektrolit pekat tidak boleh diberikan tanpa didilusi di Instalasi Farmasi.
d. NaCl 3% boleh diberikan dalam kondisi tidak didilusi jika pasien menggunakan vena sentral dan
dalam kondisi hiponatremia berat. Pemberian NaCl 3% harus dilakukan pemantauan oleh DPJP yang
memberikan instruksi.
LOOK ALIKE SOUND ALIKE (LASA)
asam MEFENAMAT asam TRANEKSAMAT

kenaCORT-A kenaLOG

norVASK narFOZ
TRAMAdol FARMAdol

VOmeta ZOmeta
MENGURANGI RISIKO MEDICATION ERROR TERHADAP OBAT HIGH ALERT

1. Meminimalkan instruksi lisan dan via telepon, klarifikasi / baca ulang


2. Lakukan read back saat menerima instruksi lisan /telepon
3. Lakukan pembacaan label obat secara teliti sebelum pemberian
4. Lakukan check back kegunaan obat dan diagnosis penyakit sebelum
pemberian obat
5. Menyimpan obat terlihat mirip secara terpisah misalnya obat yang
terlihat mirip tidak boleh disimpan satu kotak untuk mencegah kesalahan
pengambilan obat
6. Menerapkan prinsip 7 benar ketika memberikan obat kepada pasien
C. KEMOTERAPI
1) Disimpan secara terpisah dari obat lainnya.
2) Ada lembar MSDS (Material Safety Data Sheet) dekat tempat penyimpanan obat.
3) Letak penyimpanan obat, minimal sejajar dengan mata atau lebih rendah, agar mudah terlihat tanda
berbahaya oleh petugas.
4) Tanda obat berbahaya pada kotak kemasan luar harus berada di sisi sebelah luar sehingga mudah
terlihat.
5) Bila perlu disimpan dalam lemari pendingin, maka masukkan dalam lemari pendingin yang terpisah.
6) Bila tidak tersedia lemari pendingin tersendiri, maka obat sitostatika dimasukkan dalam wadah
tertutup dari bahan anti bocor dan disimpan bersama obat lainnya di lemari pendingin yang sama.
7) Kerusakan pengemas maupun wadah harus ditangani dengan baik oleh petugas yang mengenakan
pakaian pelindung saat preparasi di ruangan.
8) Penyimpanan kemoterapi oral di gudang farmasi, satelit farmasi dan diruang perawatan diletakkan di
lemari high alert
9) Setiap obat sitostatika oral diberi sticker high alert pada kemasan terkecil yang didispens ke pasien.
10) Obat sitostatika injeksi di Instalasi Farmasi disimpan dalam gudang high alert.
11) Obat sitostatika injeksi diserahkan ke ruang perawatan dalam bentuk sudah direkonstitusi dan siap
digunakan.
12) Obat sitostatika yang sudah direkonstitusi dan akan dikirim ke ruang perawatan diberi sticker high
alert dan sticker obat sitostatika berwarna ungu bergambar sel yang sedang membelah.
D. OBAT HIGH ALERT LAINNYA (INJEKSI ANTIDIABETIK, PENGENCER DARAH,
OBAT-OBAT INOTROPIK)
a. Tempelkan stiker obat high alert pada setiap satuan terkecil yang akan
didispens.
b. Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high alert yang akan
diserahkan kepada perawat.
c. Penyimpanan obat high alert diletakkan dilemari khusus terpisah dari obat-
obat lain.
d. Obat high alert diruang perawatan harus disimpan di dalam lemari high
alert yang telah disiapkan dimasing-masing ruangan.
e. Jika obat akan digunakan multi dosis, maka harus menempelkan label
identitas pasien dan tanggal pertama kali dibuka
PENYIMPANAN OBAT NARKOTIKA /PSIKOTROPIKA (HIGH ALERT )
A. Obat Narkotika
a. Di Instalasi Farmasi dan Satelit Farmasi
1) Obat narkotika (injeksi dan oral) diberi sticker high alert (lingkaran berwarna merah dengan tulisan high alert
ditengahnya)
2) Disimpan dalam lemari terkunci ganda, setiap pengeluaran harus diketahui oleh penanggung jawabnya dan
dicatat.
3) Kunci lemari narkotika digantungkan dileher ketua tim dan 1 petugas lainnya yang bertugas pada shif tersebut.
4) Penyerahan narkotika kepada perawat dilakukan dengan bukti serah terima.
b. Diruang perawatan :
1) Narkotika milik pasien disimpan dilemari berkunci ganda
2) Kunci lemari narkotika digantungkan dileher ketua tim dan 1 petugas lainnya yang bertugas pada shif tersebut.
3) Setiap pengambilan obat harus dilakukan oleh 2 orang, 1 orang yang mengambil dan yang satu sebagai saksi.
4) Jika perawat akan memindahkan cairan obat narkotika ke dalam spuit/syringe harus menempelkan etiket yang
berisi : Identitas pasien (nama dan nomor rekam medik/tanggal lahir), tanggal pertama dibuka dan tanggal
kadaluarsa setelah dibuka, sticker High Alert.
5) Narkotika milik pasien yang tidak digunakan atau sisa dalam waktu 24 jam harus dimusnahkan atau
dikembalikan ke instalasi farmasi.
6) Pemusnahan sisa narkotika milik pasien dilakukan oleh perawat disaksikan petugas farmasi dengan cara :
a) Sediaan cair dibuang di saluran air dan disiram sampai habis
b) Sediaan padat, dibuat serbuk dan dibuang ke saluran air kemudian disiram.
PENYIMPANAN NARKOTIKA

Di lemari khusus berkunci ganda


Kunci di pegang oleh petugas farmasi, 2 orang
yang berbeda.
CARA MENEMPELKAN STICKER HIGH ALERT

Sticker high alert ditempel pada


kemasan sekunder dan kemasan
primer (satuan yang terkecil) 
vial, ampul, blister
Kemasan Sekunder

Pada saat penyerahan obat ke


pasien/UDD  kemasan sekunder
(kardus) harus dibuka dan sticker
high alert ditempel pada kemasan
primer (vial, ampul, blister)
Kemasan Primer
CARA MENEMPELKAN STICKER HIGH ALERT
MENEMPELKAN STICKER HIGH ALERT PADA
SAAT PENYERAHAN KE PASIEN
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)/ NORUM
(NAMA OBAT RUPA SAMA)

OBAT-OBATAN YANG SECARA


VISUAL, FISIK, PENGEMASAN
DAN NAMA OBAT YANG MIRIP
PELETAKAN OBAT LASA
DIBERI JARAK MINIMAL 5 KOTAK OBAT PENYIMPANAN
Sound alike  obat-obatan yang memiliki
kesamaan dalam pelafalan, penyimpanan
dengan menggunakan penulisan Tallman
Letter
Penulisan TALLMAN LETTER yang benar??

ATORvastatin vs SIMvastatin

atorVASTATIN vs simVASTATIN
Penulisan TALLMAN LETTER yang benar??

bisoprOLOL vs propanOLOL

BISOPRolol vs PROPANolol
MAKSUD DAN TUJUAN PKPO 3.2
ELEKTROLIT KONSENTRAT ( TERGOLONG OBAT HIGH ALERT ) :
1. Elektrolit Konsentrat adalah obat elektrolit berkonsentrasi tinggi yang
sangat berisiko menyebabkan cedera bermakna pada pasien jika obat
digunakan secara tidak tepat.
2. Yang termasuk elektrolit konsentrat adalah : NaCl 3%, KCl lebih besar
atau sama dengan 2 meq/ml, Natrium Bicarbonat (NaHCO3) 8,4%,
MgSO4 diatas 50%
3. Proses identifikasi, peresepan, penyimpanan, pemberian label dan cara
pemberian elektrolit konsentrat perlu diawasi secara ketat dengan
membuat SPO sediaan yang berkonsentrasi tinggi tidak menimbulkan
risiko cedera (yang tidak diinginkan)
STANDAR NO ELEMEN PENILAIAN PEMENUHAN EP
PKPO.3.2 1 Ada regulasi rumah Adanya Regulasi tentang proses larangan penyimpanan
sakit tentang proses elektrolit konsentrat sesuai EP :
larangan menyimpan a. Hanya disimpan di Instalasi farmasi, kecuali :
elektrolit konsentrat 1) Pasien menggunakan akses vena sentral
di tempat rawat inap 2) Larutan di dilusi di instalasi farmasi
kecuali bila 3) Dengan permintaan khusus dan dalam
dibutuhkan secara pengawasan dokter intensivis.
klinis dan apabila b. Penyimpanan larutan elektrolit konsentrat dilakukan di
terpaksa disimpan di dalam lemari high alert dan terkunci
area rawat inap harus c. Tempelkan stiker/tanda/logo yang membedakan
diatur keamanannya antara obat high alert dengan obat lainnya dan di
untuk menghindari setiap kemasan terkecil diberi tanda sticker high alert
kesalahan. (lihat juga warna merah
SKP 3.1). (R)
STANDAR NO ELEMEN PENILAIAN PEMENUHAN EP
PKPO.3.2 2 Ada bukti penyimpanan elektrolit konsentrat Observasi tempat penyimpanan elektrolit
yang baik, benar, dan aman sesuai dengan konsentrat
egulasi. (O,W)

3 Elektrolit konsentrat diberi label obat yang harus Observasi pelabelan setiap obat Konsentrat
diwaspadai (high alert) sesuai dengan regulasi.
(O,W)
2. SPO PERESEPAN
a. Dokter meresepkan obat elektrolit konsentrat (high alert) secara tertulis termasuk dg campurannya bila
diperlukan, Hindari instruksi lisan (verbal order). Instruksi lisan hanya diperbolehkan pada keadaan
emergensi
b. Untuk elektrolit konsentrat harus mencantumkan nama obat, volume dan cairan pelarut, dosis dalam
mEq,dan rute pemberian
c. Peresepan elektrolit konsentrat tanpa dilusi harus memberikan keterangan bahwa pasien menggunakan
akses vena sentral
d. Perawat memberikan resep permintaan larutan elektrolit konsentrat ke instalasi farmasi
e. Petugas satelit farmasi rawat inap membuat permintaan penyiapan larutan elektrolit konsentrat ke bagian
produksi farmasi untuk dilakukan pencampuran elektrolit konsentrat sesuai dengan konsentrasi yang
diinginkan.
3. SPO PEMBERIAN LARUTAN ELEKTROLIT KONSENTRAT (LANJUTAN)
a. Sebelum perawat memberikan elektrolit konsentrat kepada pasien maka perawat harus melakukan double
check yang meliputi :
1) kesesuaian nama obat
2) ketepatan perhitungan dosis obat
3) rute dan waktu pemberian
4) identitas pasien (nama, tanggal lahir dan nomor rekam medik)
b. Berikan Elektrolit Konsentrat dengan menghitung kecepatan tetesan infus / pump infus sesuai order dokter
( tempelkan label nama obat pada syringe pump atau Kolf Infus)
c. Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan kepada perawat penerima pasien
bahwa pasien mendapatkan obat high alert
MAKSUD DAN TUJUAN PKPO 3.3
STANDAR NO ELEMEN PENILAIAN PEMENUHAN EP
PKPO.3.3 1Ada regulasi pengaturan Dibuat Pedoman tentang penyimpanan
penyimpanan obat dengan obat khusus dapat disatukan dengan
ketentuan khusus meliputi butir a) standar sebelumnya dan mencakup
sampai dengan e) pada maksud dan ketentuan sbb :
tujuan. (R)
PEMENUHAN PKPO 3.3 EP 1 – 6
1. Penyimpanan obat pasien secara UDD di setiap kamar obat di ruang perawatan. Masing-
masing pasien mempunyai 1 kotak obat yang berisi obat-obatan untuk penggunaan 1 hari.
2. Nutrisi parenteral yang dibutuhkan dalam perawatan disimpan ditempat yang terkontrol
suhu dan kelembabannya agar terhindar dari kerusakan. disimpan mengikuti persyaratan
yang tertera pada produk. Atau pada suhu dan stabilitas yang telah ditentukan berdasarkan
referensi.
3. Penyimpanan bahan-bahan radiofarmaka dilakukan di ruang tindakan radiofarmaka
berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan. Penyimpanan dan pengelolaan
radiofarmaka dilakukan oleh apoteker
PEMENUHAN PKPO 3.3 EP 1 – 6 (lanjutan)
4. Obat-obatan yang dibawa oleh pasien dari rumah diletakkan dalam kantong khusus
dengan identitas dan bukti serah terima dan selanjutnya disimpan di depo farmasi
(sesuai ruang perawatan). Setelah direkonsiliasi obat akan dilakukan dispensing secara
dosis unit jika masih dilanjutkan tetapi jika obat tidak dilanjutkan akan dikembalikan
kepada pasien setelah perawatan selesai.
5. Penyimpanan obat program pemerintah disimpan ditempat khusus. Pencatatan dan
pelaporan obat program pemerintah dilakukan setiap bulan dan dikirim ke Dinas
Kesehatan.
6. Penyimpanan Obat Penelitian dilakukan di Instalasi farmasi dengan mengikuti persyaratan
penyimpanan yang telah ditentukan dari sponsor penelitian. Pelaporan obat penelitian
dilakukan secara periodik kepada sponsor penelitian.
7. EP 2-6 O : LIHAT SEMUA TEMPAT PENYIMPANAN; W: KA. IFRS, APOTEKER & STAF (KHUSUS
4 LIBATKAN PERAWAT
PENYIMPANAN NUTRISI
1. Ruang
penyimpanan
harus mudah dan
cepat diakses
2. Terlindung cahaya
matahari langsung
3. Penyimpanan
harus terkontrol
suhu dan
kelembaban
4. Pendistribusian
tidak boleh
melalui PTS
DAFTAR NAMA PRODUK, KOMPOSISI & TOTAL KALORI
Ruang penyimpanan Zat Radio Aktif
(ZRA) dilapisi Timbal dengan
ketebalan tertentu untuk tembok dan
pintunya sesuai kebutuhan tingkat
radiasi ZRA yang di kelola di dalamya
Selalu terkunci dan hak Akses
terbatas serta ada penanda radiasi

1. Skat Timbal (shielding Pb) dan kaca


timbal (leadbreak) untuk membuka
kemasan produk ZRA dan
penyiapan radiofarmaka Jadi
peroral
2. Meja berlapis Timbal untuk
menyimpan sementara limbah ZRA
sebelum di pindahkan ke ruang
limbah khusus atau untuk kemasan
sebelum di kembalikan ke suplayer
3. Penanda tempat pengelolaan ZRA
Untuk jenis tertentu ZRA yang
memiliki energy pancaran tinggi Isolator dengan pelapis pb 6 cm
shilding Pb mencapai ketebalan untuk ZRA energy tinggi penggunaan
50 cm IV
SPECT
Lab Rekonstitusi Radionuklida
Tc-99m dan I-131 1. Kontener 1 dan 2
kemasan zat
radioaktif dari
distributor dengan
pengaman radiasi
terbuat dari timbal
(Pb) dengan
ketebalan yang
diperhitungkan
sedemikian rupa
sehingga paparan
minimal sesuai aturan
BAPETEN <10 µSv/h.
2. Ketebalan
tergaantung energy
pancaran radiasi oleh
Zat Radioaktif (ZRA)
1. Fume hood (lemari asam) dengan pengaman Shielding Pb
untuk ZRA folatil
2. Kontener denga Pb untuk Spuit radiofarmaka siap pakai ke
pasien
3. Limbah ZRA dalam Kontener Pb dikumpulkan sementara
hingga radiasinya reda selanjutnya di buang ke sampah medis
4. Limbah Kemasan ZRA radioaktif sesudah dinyatakan aman
oleh PPR dikembalikan ke distributor dan cicatat
PENARIKAN DAN PEMUSNAHAN OBAT (PERBEKALAN FARMASI)
A. PENARIKAN
1. Penarikan obat dilakukan jika diperoleh informasi penarikan obat dari badan POM/
industri farmasi/ distributor
2. Obat-obat yang ditarik dari peredaran akan dibuatkan surat pemberitahuan kepada
SMF/unit pelayanan untuk mengembalikan obat tersebut
3. Obat yang akan kadaluarsa dari depo farmasi dan ruang perawatan dikembalikan kepada
gudang farmasi ( misalnya 3 bulan sebelum ED).
4. Gudang farmasi mengembalikan obat/ alkes yang akan ED / kadaluarsa kepada PBF
sesuai dengan masa yang telah disepakati.
B. PEMUSNAHAN
1. Pemusnahan obat/Alkes dilakukan secara periodik berkoordinasi dengan Panitia
Penghapusan Barang.
2. Panitia pemusnahan dibuat secara internal di RS
3. Apabila obat yang akan dimusnahkan tersebut Narkotika maka pemusnahan disaksikan
oleh Dinas Kesehatan setempat (cq. Balai POM)
4. Untuk pemusnahan obat non narkotika tidak diatur ttg saksi dari Dinkes sehingga cukup
apoteker IFRS
STANDAR NO ELEMEN PENILAIAN PEMENUHAN EP
PKPO.3.5 1 Ada regulasi penarikan kembali Dibuat Regulasi tentang penarikan kembali
(recall) dan pemusnahan sediaan dan pemusnahan sediaan farmasi sesuai EP
farmasi, alat kesehatan, dan (dapat menyatu dengan Regulasi PKPO 1
bahan medis habis pakai yang
tidak layak pakai karena rusak,
mutu substandar, atau
kadaluwarsa. (R)
2 Ada bukti pelaksanaan penarikan Dokumen pelaksanaan dan berita acara
kembali (recall) sesuai dengan penarikan obat rusak dan dilengkapi
regulasi yang ditetapkan. (D,W) Wawancara : Kepala Instalasi Farmasi,
Apoteker dan Staf Farmasi
3 Ada bukti pelaksanaan Dokumen pelaksanaan dan berita acara
pemusnahan sesuai dengan pemusnahan obat yang dilengkapi
regulasi yang ditetapkan. (D,W) wawancara dengan : Direktur, Kepala
Instalasi Farmasi, Apoteker dan Staf Farmasi

Anda mungkin juga menyukai