Anda di halaman 1dari 2

Patofisiologi dan manifestasi klinis peritonitis

Peritonitis didefinisikan sebagai peradangan pada peritoneum, biasanya disebabkan


oleh infeksi lokal atau general (dejong), dan dapat dibagi menjadi peritonitis lokal dan
peritonitis general (difus). (bailey)
Peradangan menimbulkan akumulasi cairan karena kapiler dan membran mengalami
kebocoran, dan terjadi ascites. Adhesi di sekitar organ yang terkena, menyebabkan banyak
eksudat inflamasi yang kaya akan leukosit dan protein plasma atau disebut nanah dan
serpihan fibrin muncul menyebabkan loop usus saling melekat satu sama lain dan juga ke
peritoneum parietal (dejong) (bailey)
Gejala dan tanda awal peritonitis lokal adalah dari kondisi yang mendasarinya.
Inflamasi yg terjadi pada peritoneum visceral yang diinervasi oleh saraf otonom akan
menyebabkan nyeri tekan, jika inflamasi meluas sampai ke peritoneum parietal yang
diinervasi oleh saraf somatik akan terjadi nyeri lepas dan secara umum suhu tubuh dan
denyut nadi akan meningkat (takikardia).(dejong)
Takikardia dan suhu tubuh meningkat disebabkan karena pelepasan mediator
inflamasi. (medscape) Anoreksia dan mual adalah gejala yang sering dan mungkin
mendahului perkembangan nyeri perut. Muntah dapat disebabkan oleh patologi organ
visceral yang mendasarinya (yaitu, obstruksi) atau sekunder akibat iritasi peritoneum.
(Medscape) Tanda khas dari peritonitis lokal ini adalah nyeri lepas lokal yang disebabkan
karena kontraksi dinding perut involunter untuk melindungi viskus (Organ interna) dari
tangan yang memeriksa. Kadang-kadang terdapat kekakuan yang disebabkan karena
kontraksi involunter konstan dinding abdomen terhadap inflamasi pada peritoneum parietal
atau disebut dengan defans muscular. (bailey)
Kecepatan kontaminasi peritoneum adalah faktor utama terjadinya peritonitis general
(difus). Jika apendiks yang mengalami inflamasi atau perforasi viskus lainnya sebelum
pelokalan terjadi, akan ada penghabisan isi ke dalam rongga peritoneum (isi mengalir keluar
ke rongga peritoneum) yang dapat secara langsung menyebar ke area yang luas. (bailey)
Pada peritonitis general atau difus, manifestasi klinis awalnya ialah sebagai berikut;
Nyeri perut yang parah dan diperparah dengan bergerak atau bernafas. Pertama kali dirasakan
di lokasi lesi dan menyebar keluar dari titik ini (seluruh kuadran atau seluruh abdomen), dan
pasien biasanya berbaring diam. Pada pemeriksaan fisik palpasi ditemukan nyeri lepas dan
Jika resolusi peritonitis difus tidak terjadi, perut akan menjadi kaku (generalised rigidity) atau
sering disebut perut papan. Inflamasi tadi juga akan menyebabkan aktivitas peristaltik usus
menurun, sehingga udara terperangkap di usus dan terjadi akumulasi cairan sehingga usus
akan meregang dan terjadi distensi abdomen. Bising usus yang melemah, mungkin masih
terdengar selama beberapa jam, tetapi perlahan menghilang dengan adanya ileus paralitik.
Denyut nadi dan suhu meningkat sesuai dengan derajat peradangan dan infeksi.
Terjadi kegagalan sirkulasi darah, dengan ekstremitas dingin, lembab, mata cekung,
lidah kering, denyut nadi (tidak teratur), dan wajah yang tertarik dan cemas (wajah
hippokratis), Pasien akhirnya jatuh pingsan.(bailey) Karena tubuh mencoba untuk
mengkompensasi dengan cara retensi cairan dan elektrolit oleh ginjal, produk buangan juga
ikut menumpuk. Takikardia awalnya meningkatkan curah jantung tetapi segera gagal begitu
terjadi syok hipovolemia. Terjebaknya cairan didalam kavum peritonealis dan lumen, lebih
lanjut meningkatkan tekanan intraabdomen, membuat usaha pernapasan menjadi sulit dan
menimbulkan penurunan perfusi splanik.(sabiston) Dengan diagnosis dini dan perawatan
yang memadai, kondisi ini jarang terlihat dalam praktik bedah modern. (bailey)

(wajah hippokratis)

https://emedicine.medscape.com/article/180234-clinical

Anda mungkin juga menyukai