net/publication/322697766
CITATIONS READS
0 7,832
7 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Nurul Hikmatul Qowi on 05 February 2018.
Disusun oleh :
BAB 1
PENDAHULUAN
bahwa belum ada sosialisasi tentang case management. Adapun pelaksanaan case
management di ruang bedah Cempaka belum dapat dijelaskan.
Tenaga yang dapat melakukan case management adalah case manager.
Case manager bertanggung jawab secara umum terhadap koordinasi dan
kesinambungan pelayanan pasien atau pada fase pelayanan tertentu teridentifikasi
dengan jelas sangat dekat dengan pasien sehingga model case management yang
dipimpin oleh case manager mampu mewujudkan layanan kesehatan berbasis
patient centered care (Aeni, 2014). Studi panel ekspert menyepakati sebuah
model keperawatan case management sebagai upaya yang mampu memujudkan
preference ataupun hak pasien untuk menentukan pilihan perawatan sesuai
kebutuhan dan harapan (Morales-Asencio et all, 2010). Case management
dipimpin oleh seorang case manager yang bekerja secara bersama-sama membuat
perencanaan perawatan agar sesuai dengan yang diinginkan dan dibutuhkan
pasien.
Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan masalah prioritas yang diambil
yaitu pelaksanaan case management yang belum maksimal dan didukung dengan
hasil wawancara dengan perawat di ruang Bedah Cempaka RSUD Dr. Soetomo
Surabaya. Oleh karena itu, kami memberikan sebuah inovasi unggulan untuk
meningkatkan pelaksanaan case management di ruang Bedah Cempaka RSUD Dr.
Soetomo Surabaya. Inovasi case management yang akan dilakukan berdasarkan
pada research and development dan mendukung misi RSUD Dr. Soetomo
Surabaya menyelengarakan pendidikan penelitian tenaga kesehatan yang
berintegritas tinggi, profesional, inovatif, dan melakukan jejaring pendidikan
penelitian yang terintegritas (Akademic Heath Care). Kegiatan ini akan di
laksanakan melalui tahap sosialisasi case management, Focus group discussion
(FGD) 1, overview rencana kegiatan, uji coba inovasi unggulan, FGD 2, uji coba
kegiatan, evaluasi kegiatan, finishing modul. Dengan adanya program inovasi ini,
diharapkan dapat meningkatkan mutu ruang Bedah Cempaka RSUD Dr. Soetomo
Surabaya dan mendukung suksesnya akreditasi KARS dan JCI yang dilakukan
oleh RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3
METODE DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
penilaian akreditasi KARS yang belum lulus, yaitu pokja PPI, PPK, dan
APK. Case management merupakan salah satu poin penilaian dalam pokja
APK (Akses Pelayanan dan Kontinuitas pelayanan). Case manager yang
tercantum dalam SK Direktur adalah semua kepala ruangan di RSUD Dr.
Soetomo Surabaya. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan,
pada ruang Bedah Cempaka, yang menjadi case manager adalah Ibu Sri
Rahayu, S.Kep. Ns selaku kepala ruangan. Pelaksanaan case management
di ruang Bedah Cempaka RSUD Dr. Soetomo Surabaya belum maksimal
dan masih belum jelas batasan deskripsi pekerjaan antara kepala ruangan
dan case manager. Disamping itu, pengetahuan perawat terkait case
management masih kurang. Berdasarkan hasil wawancara pada beberapa
perawat terkait case manager dan perannya, dapat diketahui bahwa dari 10
perawat, terdapat satu perawat yang mengetahui case management, peran,
dan dampak case management pada pelayanan pasien. Empat perawat
mengatakan peran case manager sama dengan kepala ruangan. Sebagian
besar perawat mengatakan bahwa belum ada sosialisasi tentang case
management.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka perlu dilakukan kegiatan
yang bertujuan untuk mengaplikasikan case management sesuai dengan
standar. Adapun beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait case
management yang menggunakan pendekatan PICOT.
15
memenuhi kriteria sekali guna dibandingkan (selisih rata-rata [RD], −14.5; Worker Team on
inklusi mengingatkan partisipan dengan 269 adjusted rate ratio [RR], 0.77; Diabetic Control,
tentang preventif NCM/CHW 95% confidence in- Emergency
skrining. intensive terval [CI], 0.59-1.00). Pada Department Visits,
Data diabetic con- intervention analisis perlakuan, tingkat and Hospitalizations
trol dikumpulkan pada reduksi pada pasien yang Among Urban
baseline dan di bulan ke- mendapat kunjungan NCM dan African Americans
24 dilakukan dengan HCW paling sering, With Type 2 Diabetes
blinded menunjukkan nilai paling tinggi Mellitus. Arch Intern
observers; data (RD, −31.0; adjusted RR, 0.66; Med/ Vol 169 (No.
kunjungan 95% CI, 0.43-1.00; rate 19), Oct 26
IGD/emergency reduction ↓34%).
department (ER) Hal ini menunjukkan bahwa
dikumpulkan secara intervensi yang disesuaikan
administratif. secara budaya yang dilakukan
oleh tim NCM/CHW mengurangi
kunjungan ER/IGD oleh
penduduk Afrika-Amerika.
8 perawat Semistructured - Hasil studi menyimpulkan bahwa Desember 2002 Scheneiderman, 2008.
komunitas dari interviews dilakukan perawat berharap anak-anak asuh sampai dengan Qualitative Study on
120 perawat di untuk menggali menerima perawatan yang Maret 2003 the Role of Nurses as
Los Angeles pendapat mereka tentang komprehensif , meliputi Health Case
melaksanakan kebutuhan perawatan perawatan kesehatan mental,yang managers of Children
health case untuk meningkatkan sangat dipengaruhi oleh setiap in
management untuk derajat kesehatan anak. perubahan yang dialami di sekitar Foster Care in
anak-anak di panti Daftar pertanyaan untuk mereka tinggal. Selebihnya, California. Journal of
asuhan, 2 orang in-depth interviews responden/perawat berusaha Pediatric Nursing,
sebagai informan adalah sbb; menyediakan perawatan sesuai Vol.23, No.4.
kunci dan 6 orang 1. Apa yg harus kebutuhan anak-anak asuh
lainnya dipilih dari perawat lakukan dengan menyiapkan caregiver
critical case untuk dapat dan health case management
17
assessed using
administrative data
6 perawat yang Manajemen konflik oleh - Hasil penelitian menunjukan Data Pelaksanaan
berperan sebagai case manager bahwa konflik interdisiplin dikumpulkan Manajemen Konflik
case manager di berupa perselisihan dan selama tiga Interdisiplin Oleh
ruang Rawat Inap penurunan produktifitas kerja bulan (Maret - Case manager Di
RSUD Tugurejo oleh dokter, perawat dan petugas Mei 2016). Ruang Rawat Inap
farmasi klinis, disebabkan oleh RSUD Tugurejo
miskomunikasi, kewenangan dan Semarang
perubahan dan terjadi di ruangan
perawatan, dan terjadi di ruang
perawatan. Case manajer
memiliki peran penting dalam
penyelesaian konflik interdisiplin
yang terjadi di rumah sakit
4,472 rekam medis Retrospective analysis - Secara keseluruhan tingkat 30- Pre intervensi Drincic. 2017. The
pasien pulang pada pada 30-hari tingkat hari readmisi pasien diabetes (Juli 2010 – effect of diabetes case
18 bulan periode readmisi pasien diabetes berkurang secara signifikan dari Desember management and
pre intervensi, dan sebelum (Juli 2010– 20.1% (pre) menjadi 17.6% 2011), Diabetes Resource
32,046 rekam Desember 2011), dan (post) intervensi (p< 0.0001). dan post Nurse
medis pada 18 sesudah (Januari 2012– Pasien yang difollow up oleh intervensi program on
bulan periode post Juni 2013) memulai edukator diabetes memiliki (Januari 2012– readmissions of
intervensi. imple-mentasi model tingkat 30-hari readmisi terendah Juni 2013) patients with diabetes
perawatan diabetes ber- (15% selama studi), rentang yang mellitus. Journal of
jenjang. mendekati tingkat readmisi Clinical &
pasien nondiabetes di pusat Translational
kesehatan Nebrasca. Program Endocrinology 8, 29-
pengembangan perawat diabetes 34.
dan Diabetes Case manager
efektif menurunkan tingkat
readmisi. Pasien yang dimonitor
20
Konten Case Berdasarkan KARS (2012) Pelaksanaan di lapangan Mengembangkan Case manager
management penerapan case mengetahui dan
1. Penetapan dan 1. Sudah ada management di melaksanakan
Pengangkatan MPP SK Direktur RSUD ruang Bedah peran sesuai
oleh Direktur Dr. Soetomo Surabaya Cempaka deskripsi
Nomor : berdasarkan metode tugasnya, serta
188.8/557/301/20, research and mendokumentasi
semua kepala ruangan development kan case
ditunjuk sebagai case management yang
manager telah dilaksanakan
2. Melakukan skrining 2. Sudah dilakukan,
pasien yang namun belum sesuai
21
dicantumkan dalam
buku TAO, dan buku
complain/masalah
Ruang Bedah
Cempaka
Peran case 1. Melakukan skrining Case manager di Ruang
management awal tentang pasien Bedah Cempaka RSUD
yang mempunyai Dr. Soetomo adalah
masalah-masalah Kepala Ruangan yang
beresiko tinggi juga menjalankan
2. Melakukan asesment beberapa fungsi lain
utilitas dengan selain fungsi case
mengumpulkan manager dan fungsi
berbagai informasi Kepala Ruangan itu
klinis, psiko-sosial, sendiri, fungsi tersebut
sosioekonomi, maupun diantaranya adalah
sistem pembayaran manajemen komplain,
yang dimiliki pasien kendali tim mutu, dan
3. Menyusun rencana lain-lain. Kegiatan
manajemen pelayanan pengelolaan kasus yang
pasien tersebut, dilakukan oleh Kepala
berkolaborasi dengan Ruangan di ruang Bedah
Dokter Penanggung Cempaka selaku case
Jawab Pasien (DPJP) manager juga sudah
serta anggota tim klinis dilaksanakan dengan
4. Implementasi case cukup baik.
management dan
koordinasi dengan
Dokter Penanggung
Jawab Pasien (DPJP)
serta anggota tim klinis
lainnya
5. Melakukan evaluasi
pada pelaksanaan case
management dan
rencana tindak lanjut
6. Terminasi proses case
management
4. Penanggung Jawab
a. Sosialisasi : Mukhomad Nurhadi
b. Pengembangan instrumen : Evi Muslicha
c. Implementasi : Sofia Mayasari
d. Modul : Lukman Hakim
Adapun kegiatan yang akan dilakukan selama implementasi
yaitu sosialisasi instrumen case management, pendampingan
pengisian instrumen sesuai dengan kasus, evaluasi, dan
penyusunan alur pelaksanaan case manajemen
4. Melakukan ujicoba 1 instrumen case management di ruang Bedah
Cempaka RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 18, 22, dan 23 Mei 2017.
Responden dalam ujicoba ini yaitu 2 orang perawat, kepala
ruangan, dan wakil kepala ruangan. Kegiatan ini dilakukan dengan
mengujicobakan pengisian dokumentasi case management. Tim
memberikan form dokumentasi case management untuk diisi
sesuai dengan pemahaman terhadap form dokumentasi tersebut.
Instrumen dokumentasi case management yang disusun
berdasarkan KARS (2012). Adapun proses case management yang
didokumentasikan yaitu identifikasi pasien yang dilakukan case
management, melakukan assessment, perencanaan, dan
pelaksanaan koordinasi dengan multidisiplin.
Setelah dilakukan pelaksanaan ujicoba, maka peneliti melakukan
evaluasi, yaitu Responden masih bingung cara pengisian instrumen
pada beberapa kolom hal ini dikarenakan peneliti belum
menyediakan juknis instrumen yang membantu case manager
melakukan pendokumentasian. Disamping itu masih terdapat
beberapa poin yang masih belum jelas. Berdasarkan hasil observasi
pada lembar dokumentasi yang sudah diisi, proses dokumentasi
penyelesaian masalah seorang case manager belum terlihat dengan
jelas, sehingga perlu adanya pembenahan pada instrumen tersebut.
26
b) Sosialisasi 2
Kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan sosialisasi
instrumen case management, juknis, dan modul yang telah
disusun. Sosialisasi dilaksanakan pada 7 Juni 2017 dengan
peserta kepala ruangan dan wakil kepala ruangan. Tim
aplikasi klinik menjelaskan terkait modul, cara pengisian
instrumen, dan juknis kepada peserta sosialisasi. Setelah itu
mempersilahkan kepala ruangan dan wakil kepala ruangan
untuk menanyakan pada hal-hal yang belum dipahami
terkait instrumen dan juknis yang telah disediakan.
b. Externalization (Tacit to explicit)
Tahap ini dilakukan dengan memberikan pendampingan
kepada kepala ruangan dan wakil kepala ruangan dalam
melakukan pengisian instrumen. Instrumen yang digunakan
merupakan hasil dari kajian teori, diskusi pakar, uji lapangan,
dan saran dari kepala ruangan dan wakil kepala ruangan setelah
dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Dalam melakukan pengisian instrumen, kepala ruangan dan
wakil kepala ruangan mengambil satu kasus yang ada di ruang
bedah cempaka agar lebih mudah mengaplikasikan instrumen
tersebut. Modul dan Petunjuk teknis pengisian instrumen
disertakan dalam kegiatan ini. Kepala ruangan dan wakil kepala
ruangan sudah bisa melaksanakan pengisian instrumen dengan
baik.
Setelah dilakukan pendampingan pengisian instrumen, kepala
ruangan dan wakil kepala ruangan menjadi lebih memahami
instrumen dengan baik, dan mengatakan bahwa instrumen
merupakan panduan dalam melakukan case management,
mudah dipahami, dan aplikatif daripada instrumen yang
ditawarkan sebelumnya
29
BAB 4
Instrumen case management yang telah disusun juga dapat membantu case
manager dalam melakukan fungsi-fungsinya. Case management adalah proses
kolaboratif melalui pengkajian, perencanaan, koordinasi, monitoring, dan evaluasi
pelayanan untuk menemukan kebutuhan kesehatan pasien melalui komunikasi dan
sumber daya yang tersedia untuk mempromosikan cost effective (CMSA, 2010).
Aspek pengkajian, perencanaan, koordinasi, monitoring, dan evaluasi dalam
pelaksanaan case management sudah dimasukkan dalam instrument case
management. Dengan adanya instrument ini, diharapkan dapat memperbaiki
proses penyelesaian masalah pasien oleh case manager, sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan di ruang Bedah Cempaka dan untuk mendukung
akreditasi KARS dan JCI yang akan dilaksanakan oleh RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, terutama pada penilaian elemen APK 2.
Menurut Kemenkes (2011), case manager akan mengatur pelayanan
pasien selama seluruh waktu rawat inap, meningkatkan kontinuitas pelayanan,
koordinasi, kepuasan pasien, kualitas pelayanan dan hasil yang diharapkan, yang
diperlukan bagi pasien tertentu yang kompleks dan pasien lain yang ditentukan
rumah sakit. Pada RSUD Dr. Soetomo Surabaya, case manager diangkat
berdasarkan SK Direktur RSUD Dr. Soetomo yang menyatakan semua kepala
ruangan ditunjuk sebagai case manager. Penunjukan case manager ini diharapkan
dapat menyelesaikan masalah pasien dengan baik akan meningkatkan kepuasan
pasien dan berdampak pada peningkatan mutu rumah sakit.
Kegiatan case management di ruang bedah cempaka RSUD Dr. Soetomo
Surabaya sudah dilaksanakan sejak awal tahun 2017 dengan baik dan berdampak
pada kepuasan pasien. Berdasarkan data yang diambil pada tanggal 2-4 Mei 2017
bahwa 100% pasien puas dengan pelayanan yang dilakukan di ruang Bedah
Cempaka RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Berdasarkan hasil evaluasi kepuasan
pasien ini, belum diketahui apakah kepuasan tersebut dikarenakan proses case
management saja karena aspek yang dinilai dalam kepuasan pasien terdiri dari
peran perawat dalam orientasi di ruangan, penyelesaian masalah, edukasi,
keterampilan perawat dalam melakukan pelayanan keperawatan.
32
BAB 5
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Aeni, W. 2014. Pengembangan Case manager Dalam Patient Centered Care. Jurnal
Manajemen Keperawatan . Volume 2, No. 2, November 2014; 126-134.
CMSA. 2010. Case management Society Of America Standards of Practice for Case
management. Diakses dari www.cmsa.org
de Stampa et al. 2014. Multidisciplinary teams of case managers in the implementation of an
innovative integrated services delivery for the elderly in France. BMC Health
Services Research 14:159. http://www.proquest.com diakses tanggal 12 Mei 2017
14: 01 WIB
Drincic. 2017. The effect of diabetes case management and Diabetes Resource Nurse
program on readmissions of patients with diabetes mellitus. Journal of Clinical &
Translational Endocrinology 8, 29-34. http://www.sciencedirect.com diakses tanggal
12 Mei 2017 13:40 WIB
Dubberly and Evenson. 2011. Design as learning-or “knowledge creation”- the SECI model.
ACM-Interactions-Volume XVIII-January+February 2011-OnModelingForum
Gary, et.al. 2003. Randomized controlled trial of the effects of nurse case manager and
community health worker interventions on risk factors for diabetes-related
complications in urban African Americans. Preventive Medicine 37, 23–32.
http://www.sciencedirect.com diakses tanggal 9 Mei 2017 16:15 WIB.
Gary, et.al. 2009. The Effects of a Nurse Case manager and a Community Health Worker
Team on Diabetic Control, Emergency Department Visits, and Hospitalizations
Among Urban African Americans With Type 2 Diabetes Mellitus. Arch Intern Med/
Vol 169 (No. 19), Oct 26. http://jamanetwork.com diakses tanggal 9 Mei 2017 16:01
WIB
Hartini, dkk. 1999. Hubungan penempatan dokter umum sebagai case manager dan kepuasan
pasien diruang rawat inap RS. ST.Elizabeth Semarang. Jurnal Manajemen Pelayanan
Kesehatan Vol.02/No. 02/1999. http://google.schoolar.com diakses tanggal 9 Mei
2017 11:35 WIB
Huber, L. 2010. Diane, Leadership and Nursing Care Management (Fourth Edition).
Saunders.
KARS. 2012. WS Implementasi Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) dan case
manager dalam Akreditasi Rumah Sakit versi 2012.
Kasim, F. 2008. Case manager dan Aplikasinya di Rumah Sakit. Bandung: Stikes Immanuel
Kemenkes RI. 2011. Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1. Diakses dari
Kustriyarini. 2016. Pelaksanaan Manajemen Konflik Interdisiplin Oleh Case manager Di
Ruang Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang. Tesis Program Studi Magister
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.
Morales-Asencio, J. M., et all. 2010. Design of a case management model for people with
chronic disease (Heart Failure and COPD). BMC Health Services Research, 10,
324.
NCMN (National Case Managament Network). 2009. Canadian Standards of Practice for
case management: Connect, Colaborate, Communicate the power of case
management. Diakses dari www.ncmn.ca
Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
34
Reimbursement
______________________________ _______________________
37
PENGERTIAN
Pencatatan proses manajemen pelayanan pasien yang wajib diisi oleh seorang case manager.
TUJUAN
Acuan bagi case manager dalam melaksanakan proses perencanaan, koordinasi, pengelolaan, dan
penelaahan asuhan seorang pasien.
PENANGGUNG JAWAB
Case manager (kepala ruangan yang berperan sebagai case manager)
MEKANISME PENGISIAN FORM
Isi nama pasien, nomor rekam medis, diagnosa medis pasien, nama case manager dan nama DPJP.
1. Pada kolom screening awal pasien, berilah tanda (√) pada pilihan kriteria pasien yang
menurut anda paling prioritas untuk dilakukan case management. Pilihan boleh lebih dari
satu.
a. ALOS memanjang
Apabila hari rawat inap lebih dari 6-9 hari (Depkes, 2005).
b. Kasus penyakit kronik
Apabila pasien masuk rumah sakit dengan penyakit-penyakit kronik dan menunjukkan
prognosis yang kurang baik.
c. Kasus komplek
Apabila pasien yang dirawat memiliki lebih dari satu diagnosa medis dan mengalami
komplikasi.
d. Potensial komplain
Apabila pasien seorang pejabat, tenaga kesehatan, sosial ekonomi tinggi, dan
berpendidikan tinggi.
e. Membutuhkan kontinuitas pelayanan
Apabila pasien membutuhkan pelayanan berkelanjutan selama perawatan di rumah
sakit dan pasca perawatan yang melibatkan beberapa unit penyedia layanan, misal:
membutuhkan pelayanan homecare, klinik, dan lain-lain.
f. Biaya tinggi
Apabila selama proses perawatan, kebutuhan pelayanan dan fasilitas tidak semua
ditanggung BPJS atau asuransi kesehatan lainya.
g. Kendala sistem pembayaran
Apabila terdapat kendala dalam sistem pembayaran yang dibebankan pada pasien.
4. Pada kolom perencanaan dan implementasi, berilah tanda (√) sesuai dengan proses case
management yang dilakukan :
1. Assesment utilitas
38
7. Bubuhkan paraf disertai nama terang case manager pada kolom paraf setiap selesai
melaksanakan implementasi dan evaluasi.
8. Bubuhkan taandatangan case manager dan kepala keperawatan yang menjelaskan alur
koordinasi dan pelaporan kegiatan case managemen
40
40