Anda di halaman 1dari 4

Keberbakatan

Pertemuan ke 7

Apa sebenarnya makna dari bakat dan apa bedanya dengan kemampuan dan prestasi?
• Bakat merupakan kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan
dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat perlu latihan dan pendidikan agar dapat digunakan di
masa yang akan datang
• Kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari
pembawaan dan latihan. Dengan kata lain kemampuan adalah tindakan (performance) yang
dapat dilakukan sekarang
• Prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan

Di bawah ini dibahas mengenai dua konsep keberbakatan yang banyak dipakai di
Indonesia, yakni konsep keberbakatan dari hasil Seminar Nasional dan yang kedua adalah
konsep keberbakatan three-ring dari Renzulli, dkk.

1. Konsep keberbakatan dari Hasil Seminar Nasional tahun 1981


Berdasarkan hasil Seminar Nasional mengenai Alternatif Program Pendidikan bagi
Anak Berbakat tahun 1981 yang diadopsi dari U.S. Office of Education, disepakati
sebagai berikut:
Anak berbakat adalah mereka yang oleh orang-orang profesional
diidentifikasi sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi
karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul. Anak-anak
tersebut memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi dan/atau
pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa agar dapat
merealisasikan sumbangan mereka terhadap masyarakat maupun utnuk
pengembangan diri sendiri.
Kemampuan-kemampuan tersebut, baik secara potensial maupun yang telah
nyata meliputi:
o Kemampuan intelektual umum
o Kemampuan akademik khusus
o Kemampuan berpikir kreatif-produktif
o Kemampuan memimpin
o Kemampuan dalam salah satu bidang seni
o Kemampuan psikomotor (seperti dalam olahraga)
Meskipun pengertian anak berbakat di atas diadopsi dari U.S. Office of Education,
namun di tahun 1978, Amerika Serikat sendiri sebenarnya telah menghapuskan
kemampuan psikomotor dari daftar penggolongan bakat. Namun demikian, Indonesia
tetap memasukkan kemampuan psikomotor ke dalam daftar tersebut.
Dari definisi anak berbakat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ada implikasi
di dalamnya, sebagai berikut:
a. Anak berbakat, baik yang sudah mewujudkan bakatnya ataupun yang belum
(underachiever: belum berprestasi sesuai dengan potensinya) sama-sama dianggap
memiliki potensi/berbakat
b. Anak berbakat memerlukan pelayanan dan program pendidikan khusus sesuai
dengan potensi, minat, dan kemampuannya

2. Konsep Keberbakatan Three-Ring Concept dari Renzulli, dkk


Three-ring concept dari Renzulli, dkk menyatakan bahwa tiga ciri pokok yang
merupakan kriteria (persyaratan) keberbakatan adalah keterkaitan antara kemampuan di
atas rata-rata, kreativitas di atas rata-rata, dan task commitment yang tinggi.

Kemampuan Task
di atas rata- commitment
rata

Kreativitas

Gambar 1
Konsep Renzulli mengenai Keberbakatan
a. Kemampuan di atas rata-rata
Menurut Renzulli, kecerdasan dan kecakapan dari hasil tes prestasi belajar
tidak bisa dijadikan bahan identifikasi bakat seorang anak. Bahkan Terman,
seorang tokoh yang terkenal dengan hasil kerjanya di bidang tes inteligen juga
beranggapan bahwa intelegensi yang tinggi tidak sama dengan keberbakatan.
Renzulli juga menekankan bahwa “kemampuan di atas rata-rata” harus
diinterpretasikan sebagai potensi yang berada di kisaran atas dalam area apapun.
Misalnya, area seni melukis, menari atau menulis cerita.
Renzulli membedakan kemampuan di atas rata-rata menjadi dua, yakni
kemampuan umum dan kemampuan spesifik.
Kemampuan umum terdiri atas trait yang dapat diaplikasikan ke dalam
semua domain (misalnya: kemampuan kognitif secara umum) atau domain luas
(misalnya kemampuan verbal secara umum yang diaplikasikan ke dalam dimensi
seni bahasa). Kemampuan ini terdiri atas kapasitas untuk memproses informasi,
untuk mengintegrasi pengalaman yang menghasilkan respons yang sesuai dan
pantas terhadap situasi baru, dan kapasitas untuk melakukan pemikiran abstrak.
Contohnya adalah verbal dan numerikal reasoning, hubungan spasial, memori, dan
kelancaran berbahasa. Kemampuan ini biasanya diukur dengan menggunakan tes
aptitude umum atau tes intelegensi dan dapat diaplikasikan secara luas ke dalam
situasi pembelajaran tradisional.
Sementara itu kemampuan spesifik terdiri atas kapasitas untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau kemampuan untuk melakukan satu atau lebih
aktivitas yang khusus dan dalam rentang yang terbatas. Kemampuan ini
didefinisikan dengan cara yang merepresentasikan bagaimana manusia
mengekspresikan diri mereka dalam situasi dunia nyata atau dengan kata lain,
situasi non-test. Misalnya kimia, ballet, matematika, komposisi musik, memahat,
dan fotografi. Kemampuan spesifik dalam beberapa area, seperti matematika dan
kimia memilih hubungan kuat dengan kemampuan umum yang dijelaskan
sebelumnya, sehingga beberapa indikasi potensi dalam area ini dapat ditentukan
dari tes aptitude umum, tes intelegensi, tes pencapaian hasil belajar, dan tes
aptitude spesifik. Namun banyak kemampuan spesifik tidak dapat diukur dengan
menggunakan tes. Maka dari itu area seperti seni, atletik, kepemimpinan,
pembuatan rencana, dan keterampilan berhubungan dengan orang lain harus
dievaluasi melalui observasi oleh observer yang terampil atau dengan
menggunakan teknik assessment berdasarkan performa.
b. Kreativitas
Kriteria kedua yang dimiliki oleh individu berbakat adalah kreativitas dimana
kreativitas ini adalah kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru,
sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat
diterapkan dalam pemecahan masalah atau sebagai kemampuan untuk melihat
hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada.
c. Task commitment yang tinggi
Individu yang berbakat mampu mengikat diri dengan tugas sebagai bentuk
motivasi internal yang mendorong mereka untuk tekun dan ulet dalam
menyelesaikan tugasnya. Meskipun mengalami tantangan dan hambatan, mereka
mampu untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Galton, meskipun memandang bahwa keberbakatan dan kejeniusan
bergantung pada genetik individu, ia juga percaya bahwa motivasi intrinsik dan
kapasitas untuk bekerja keras merupakan kondisi yang perlu untuk mencapai
prestasi unggul. Sedangkan Crutchfield memandang bahwa individu kreatif
mampu bertahan terhadap tekanan sosial karena orientasi yang lebih kuat terhadap
tuntutan penyelesaian tugas.

Konsep keberbakatan dari hasil Seminar Nasional yang diadopsi dari U.S. Office of
Education maupun konsep keberbakatan dari Renzulli keduanya memiliki manfaatnya masing-
masing. Konsep keberbakatan dari hasil Seminar Nasional memberikan pemahaman bahwa
bakat umum tidak hanya ada pada intelegensi umum yang tinggi namun juga ada pada bidang
akademik khusus, seperti matematika dan sastra dan dalam bidang seni; juga bakat kreatif,
kepemimpinan dan psikomotor. Selain itu, konsep tersebut juga menyetujui bahwa anak
berbakat memerlukan program dan pelayanan khusus dan bahwa program tersebut dapat
membantu mengembangkan potensi anak berbakat sehingga di masa yang akan datang mereka
dapat menjadi pemimpin dan pemecah masalah kreatif yang terlatih bagi masyarakat.
Sementara itu, konsep keberbakatan dari Renzulli menambahkan task commitment sebagai ciri
afektif yang penting pada orang berbakat. Konsep dari Renzulli juga menunjukkan keterkaitan
antara kemampuan di atas rata-rata, kreativitas dan task commitment sebagai persyaratan
keberbakatan.

Anda mungkin juga menyukai