PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Received: 20th December 2015; Revised: 07th January 2016; Accepted: 27 th February 2016
Dewi Fitriana Abstrak: Anak berbakat ini merupakan langkah yang visioner
IAIN Imam Bonjol Padang dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Cara pendidik
Email : bundadhila@yahoo.co.id peserta didik, orang tua dan masyarakat dapat saling
mendukung dalam program pendidikan. Perlunya wadah belajar
bagi anak berbakat pada akhir-akhir ini akan dipandang sebagai
langkah maju dalam dunia pendidikan. Keberadaan individual
yang beragam perlu mendapat perhatian khusus agar mencapai
kemampuan yang optimal.
S
eringkali muncul konsep yang mengarah pada kegilaan. Mitos-mitos lain
kurang tepat mengenai anak yang sering muncul (Hallahan &
berbakat. Mitos yang dulu sering Kauffman, 2006, Parke, 1989) yaitu :
muncul yaitu individu jenius cenderung
Mitos Kenyataan
Individu berbakat adalah sekumpulan Individu berbakat memiliki variasi yang
individu yang memiliki kesamaan luas dalam kemampuan, kepribadian, dan
minat
Individu berbakat mampu melakukan Beberapa individu berbakat memiliki
segala sesuatu dengan baik kemampuan di beberapa bidang, yang lain
di bidang tertentu
Individu berbakat sempurna Individu berbakat memiliki kekuatan dan
keterbatasan
Individu berbakat cenderung lemah fisik, Ada banyak variasi pada anak berbakat
canggung dalam bersosial, minatnya dan kebanyakan dari mereka yang
terbatas dan menunjukkan emosi yang memiliki inteligensi sehat, mampu
tidak stabil beradaptasi, mampu bersosial dan mampu
bertanggung jawab secara moral
53
54 Jurnal Al-Qalb, Jilid 7, Nomor 1, Maret 2015, hlm. 53-61
57
58 Jurnal Al-Qalb, Jilid 7, Nomor 1, Maret 2015, hlm. 53-61
indvidu berfungsi, fak-tor lingkungan Pada umumnya ada dua cara untuk
menentukan penca-paian dari rentang mengidentifikasi anak berbakat (Hawadi,
tersebut. 2002):
Terman mengadakan studi 1. Pengumpulan informasi dengan cara
longitudinal terhadap 1.528 anak berbakat obyektif, melalui tes sehingga data
di California yang diikuti tersedia bersifat kuantitatif. Sumber tes:
perkembangannya dari TK sampai usia tes inteligensi, tes prestasi belajar dan
pertengahan (lima puluhan). Dari hasil nilai prestasi akademik.
eksplorasi menunjukkan bahwa 2. Pengumpulan informasi yang bersifat
superioritas intelektual, stabi-litas subyektif, dalam bentuk daftar (ceklis)
emosional dan kemampuan penyesuaian perilaku, rekomen-dasi, rujukan
diri serta kemajuan hasil belajar setelah berdasarkan peni-laian kemam-puan
mereka dewasa tetap ajeg (Terman & Oden, dan penam-pilan individu.
1959 dalam Semiawan, 1997).
Identifikasi dan Intervensi Anak Langkah asesmen dan alat ukur yang
Berbakat direkomendasikan menurut Farke, 1989:
berdiferensiasi sesuai dengan minat dan 4. Matra Non Akademis: matra ini dapat
kemampuan intelektualnya. Melalui digali dari masyarakat, memberikan
program khusus individu berbakat akan kesempatan belajar di luar matra
memperoleh pengaya-an dari materi kurikulum sekolah.
pelajaran, proses belajar dan produk Terkait dengan istilah diferen-siasi,
belajar (Hawadi dkk., 2001). Clendening & enrichment dan acceleration merupakan
Davies (1983) menyatakan yang dimaksud bentuk pengimplementa-siannya.
differentiated adalah isi pelajaran yang Enrichment (pengayaan): suatu kurikulum
menunjuk pada konsep dan proses kognitif yang dimodifikasi melalui beberapa cara
tingkat tinggi, strategi instruksional yang pada isi atau dalam strategi mengajar.
akomodatif dengan gaya belajar anak
berbakat dan rencana yang memfasilitasi Tiga pendekatan pengayaan (dalam
kinerja individu. Kurikulum berdiferensiasi Hawadi dkk., 2001):
bagi anak berbakat mengacu pada Orientasi proses: mengembang-kan
penanjakan kehidupan mental melalui proses mental tinggi siswa.
berbagai program yang akan Orientasi isi: menekankan pada
menumbuhkan kreati-vitasnya serta presentasi bidang isi, materi disajikan
mencakup pengalaman belajar intelektual lebih luas dan mendalam daripada
pada tingkat tinggi (Semiawan, 1997). kurikulum reguler.
Komponen kurikulum berdi- Orientasi produk: menekankan pada
ferensiasi meliputi antara lain (dalam hasil atau produk dari pengajaran,
Hawadi dkk., 2001): misalnya laporan, novel, lukisan.
1. Materi pengalaman belajar yang Acceleration (akselerasi): suatu kuri-kulum
menumbuhkan kreativitas. yang memungkinkan siswa untuk
2. Terjadi penanjakan dinamis mental dan mempercepat penguasaan materi secara
tindakan kreatif. tuntas. Akselerasi termasuk:
3. Berorientasi pada proses, kegiatan aktif Meningkatkan motivasi, kepercayaan,
dan penerapan tugas serta memberi dan pengetahuan
peluang pada individu memilih Mencegah kemalasan mental
kegiatan belajar yang diminatinya. Melengkapi lebih awal latihan
4. Komponen bersifat teknis, seperti profesional
fasilitas, komposisi guru, metode Mereduksi biaya pendidikan (Van
belajar yang variatif. Tassel-Baska, 1986)
Matra kurikulum berdiferensiasi Kelompok Siswa Berbakat yang
(Semiawan, 1992 dalam Hawadi dkk., Terabaikan
2001):
Beberapa kondisi dimana siswa
1. Matra Umum: kumpulan kegiatan tergolong berbakat dan seringkali
belajar dasar, kurikulum berdiferensiasi terabaikan, yaitu (Winebrenner, 2001;
bertitik tolak pada matra ini. Hallahan & Kauffman, 2006):
2. Matra didiferensiasikan: berkaitan
dengan ciri khas perkembangan anak a. Siswa tergolong underachiever dengan
berbakat, merupakan kurikulum yang kemampuan khusus.
dikembangkan secara mendalam sesuai b. Siswa berbakat yang berada di taraf
tuntutan kebutuhan peserta didik sosial ekonomi lemah.
unggul. c. Siswa berbakat yang tergolong
3. Matra Subliminal: terdiri dari kelompok minoritas.
pengalaman belajar yang dijabarkan d. Siswa berbakat yang memiliki
dari lingkungan keluarga dan sekolah. kebutuhan khusus (twice exceptional),
yaitu:
60 Jurnal Al-Qalb, Jilid 7, Nomor 1, Maret 2015, hlm. 53-61
DAFTAR RUJUKAN
Coleman, J.Laurence. 1985. Schooling Kreativitas Anak Sekolah:
the Giftedness. Canada: Addison- Petunjuk Bagi Para Guru dan
Wesley Publishing Company. Orang tua. Jakarta: PT.Gramedia
Dehaan & Havighurst. 1962. Educating Widiasarana Indonesia.
Gifted Children. USA: the Munandar, Utami. 2004. Pengembangan
University of Chicago Press. Kreativitas Anak Berbakat.
Gallagher. 1986. Educating Exceptional Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Children. Boston: Houghton Parke, Beverly. 1989. Giftedness Students
Mifflin Campany. in Regular Classroom. USA:
Hallahan & Kauffman. 2006. 10th ed. Allyn and Bacon.
Exceptional Learners: Semiawan, Conny. 1997. Perspektif
Introduction to Special Education. Pendidikan Anak Berbakat.
USA: Pearson Education, Inc. Jakarta: PT.Grasindo.
Hawadi, Reni Akbar. 2005. Identifikasi Winebrenner, Susan. 2001. Teaching
Keberbakatan Intelektual Melalui Gifted Kids in the Regular
Metode Non Tes: dengan Classroom. USA: Free Spirit
Pendekatan Konsep Keberbakatan Publishing.
Renzulli. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Hawadi, Wiharjo & Wiyono. 2001.
Kurikulum Berdiferensiasi:
Panduan Bagi Penyelenggara
Program Percepatan Belajar.
Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Mangunsong, Frieda. 1998. Psikologi dan
Pendidikan Anak Luar Biasa.
Jakarta: LPSP3 UI.
Munandar, Utami. 1999.
Mengembangkan Bakat dan