Anda di halaman 1dari 18

A.

Judul
Pemisahan dan Pemurnian
B. Tujuan
1) Memisahkan zat-zat padat dari zat cair dengan cara penyaringan dan
dekantasi
2) Memurnikan zat padat dengan cara penguapan
C. Dasar teori
Umumnya, berbagai jenis materi yang terdapat dialam berbeda
bentuk fisik karenaperbedaaan keadaan. Contohnya air, terdapat sebagai es
(air padat), sebagai cairan dan sebagai uap air. Logam natrium biasanya
padat, tetapi dapat meleleh menjadi cairan berwarna perak jika dipanaskan
sampai 98oC. Natrium cair berubah menjadi gas kebiruan jika suhu
dinaikkan sampai 883oC pada tekanan normal. Hal serupa, klorin yang
normalnya berupa gas, dapat membentuk cairan berwarna kuning atau
padatan pada suhu bekunya (Sunarya, 2010 : 13).
Kebanyakan materi yang terdapat di muka bumi ini tidak murni, akan
tetapi hanya berupa campuran dari berbagai komponen. Contohnya, tanah
terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair
maupun gas. Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari
campurannya. Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau
kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga
dapat dengan mudah dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan campuran
ppada jenis wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya yaitu
jika komponen berwujud zat padat dan zat cair, misalnya pasir dan air,
maka dapat dipisahkan dengan menggunakan saringan. Saringan ada
bermacam-macam, mulai dari porinya yang besar sampai porinya yang
halus. Contohnya kertas saring dan selaput semipermiabel. Kertas saring
digunakan untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarutnya.
Campuran homogen seperti alkohol dalam air, tidak dapat dipisahkan
dengan saringan, karena partikelnya lolos dalam pori-pori kertas saring
dan selaput semipermabel. Campuran seperti itu dapat dipisahkan yaitu

1
dengan cara fisika seperti detilisasi, rekristalisasi, ekstraksi, dan
kromaografi (Syukri, 1999 : 15)
1) Destilisasi
Teknik ini biasa digunakan untuk memisahkan campuran dalam
bentuk cair, seperti air laut yang merupakan campuran garam-garam
yang terlarut dalam air. Teknik ini banyak diterapkan ketika berada
didalam laboratorium atau industri yang banyak memerlukan air murni.
Prinsip destilisasi didasarkan kepada perbedaan titik didih dari
komponen campuran. Oleh karena itu, penggunaan metode desstilisasi
ini tidak terbatas pada campuran padat ataupun cair, misalnya campuran
alkohol dan air. Titik didih alkohol 65o C dan titik didih air 100oC,
akibatnya saat destilisasi dilakukan, alkohol menguap terlebih dahulu,
sehingga alkohol dinyatakan sebagai destilat (Sunarya, 2010 : 16).
2) Rekristalisasi
Kristalisasi daari lrutan dikategorikan sebagai salah satu proses
pemisahan yang sangat efisien. Secara umum proses dari kristalisasi ini
adalah untuk menghasilkan produk-produk kristal dengan kualitas yang
diharapkan. Kualitas kristal yang dihasilkan dapat ditentukan dari
parameter-paramaeter produk yaitu distribusi ukuran kristal, kemurnian
kristal dan bentuk kristal. Salah satu syarat terjadinya proses kristalisasi
adalah terjadinya kondisi supersaturasi. Kondisi supersaturasi adalah
kondisi dimana konsentrasi larutaj berada diatas harga kelarutannya.
Kondisi supersaturasi ini dapat dicapai dengan cara penguapan,
pendinginan atau gabungan dari keduanya. Terdapat dua fenomena
penting yang ada didalam proses kristalisasi yaitu pembentukan inti
kristal (nukleasi) dan pertumbuhan kristal (crystal growth). Dari
penelitian didapatkan bahwa garam yang berasal dari tambak mempuyai
kandungan NaCl sebesar 88,38%, melalui proses pencucian dan
rekristalisasi maka kualitas garam tersebut dapat ditingkatkan dengan
meningkatnya kandungan NaCl hingga sebesar 99,01% (Setyopratomo,
2003 : 17).

2
3) Ekstraksi
Pemisahan campuran dengan cara ekstraksi berdasarkan perbedaan
kelarutan komponen dalam pelarut yang berbeda. Campuran dua
komponen yang berbeda (misalnya komponen A dan B) dimasukkan
kedalam pelarut X dan Y, syaratnya kedua pelarut ini tidak dapat
bercampur seperti air dan minyak. Kemudian semuanya dimasukkan
kedalam corong pisah dan dikocok agar bercampur sempurna, lalu
kemudian didiamkan sampai pelarut X dan Y memisah kembali. Kini
zat A dan B berada didalam kedua pelarut X dan Y, tetapi
perbandingannya tidak sama. Misalkan A lebih banyak larut di X,
sedangkan B lebih banyak larut di Y. Akhirnya A dan B telah terpisah
walaupun tidak sempurna. Kedua pelarut dapat dipisahkan dengan
membuka corong perlahan-lahan dan kemudian ditampung di dalam
bejana yang bersih. Jumlah B dalam pelarut X dapat dikurangi dengan
cara mengulangi cara diatas, yaitu dengan menambahakn pelarut Y
sehingga B ditarik lebih banyak ke Y (Syukri, 1999 : 17).
D. Kromatografi
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran dalam berbagai
wujud, baik padat, cair ataupun gas. Cara ini dipakai jika campuran tidak
dapat dipisahkan dengan cara yang lain. Dasar kromatografi adalah
perbedaan daya serap antara zat satu dengan zat yang lainnya. Jika
komponen campuran (misalnya A, B dan C) dialirkan disuatu pelarut
dengan padatan tertentu, maka A, B dan C akan bergerak dengan
kecepatan berbeda, karena daya serap pada padatan itu tidak sama. Cairan
atau pelarut yang membawa komponen bergerak disebut eluen atau fasa
bergerak, sedangkan padatan yang menyerap komponen disebut adsorben
atau fasa tetap. Syarat eluen harus dapat melarutkan semua komponen dan
dapat mengalir, maka harus berupa cairan ataupun gas. Eluen dapat
merupakan zat murni atau campuran, misalnya eter murni atau alkohol
50% (Syukri, 1999 : 17-18).

3
Dalam industri pengolahan minyak, minyak mentah yang diperoleh melalui
pengeboran pipa dibatuan tak berlubang masih merupakan campuran
senyawa-senyawa hidrokarbon. Senyawa-senyawa hidrokarbon ini
mempunyai perbedaan dalamm ukuran jumlah atom karbon. Senyawa
hidrokarbon kecil memiliki atom karbon sedikit dan titik didih yang rendah,
sedagkan senyawa hidrokarbon besar memiliki atom karbon banyak dan titik
didih yang tinggi (Mulyanti, 2015 : 316-317).
Zat adalah bentuk materi yang memiliki komposisi
(konstan) yang pasti dan memiliki sifat yang berbeda. Contohnya adalah air,
amonia, sukrosa, emas dan oksigen. Zat berbeda satu sama lain dalam
komposisi dan dapat diindentifikasi melalui penampilan, bau, rasa, dan sifat
lainnya.. campuran adalah kombinasi dari dua atau lebih zat dimana massing-
masing tersebut mempertahankan identitas mereka yang berbeda. Beberapa
contoh yang dikenal adalah udara, minuman, susu, dan semen. Campuran
tidak memiliki komposisi konstan , oleh karena itu, sampel udara yang
dikumpulkan dari berbagai kota mungkin akan berbeda dalam komposisi
karena perbedaan ketinggian, polusi dan sebagainya (Chang, 2010 : 10).
Banyak faktor yang
memengaruhi kelarutan suatu zat dalam pelarut tertentu, misalnya pengadukan
dan suhu. Pengadukan merupakan salah satu cara mekanik yang dapat
memengaruhi kelarutan suatu zat, misalnya pada pelarutan gula pasir kedalam
air dingin, pengadukan diperlukan agar gula pasir cepat larut. Kenaikan suhu
umumnya dapat mempercepat pelarutan, misalnya pelarutan kopi. Kopi dalam
air dingin kurang larut, tetapi larut baik dalam air panas. Berbeda dengan
pelarutan padatan, umumnya gas kurang larut dalam suhu tinggi. Gass oksigen
kurang larut dalam suhu yng tinggi, sedangkan dalam air dingin kelarutannya
relatif besar. Oleh karena itu larutan merupakan campuran serbasama dengan
komposisi dapat diatur, maka kita dapat menyatakan kadar suatu zat terlarut
dalam larutan. Dengan kata lain, kadar suatu zat dalam larutan menyatakan
susunan atau komposisi zat yang terdapat dalam larutan (Sunarya, 2010 : 18).

4
Campuran dapat pula terjadi antar senyawa, contohnya air dengan alkohol,
atau antara unsur dengan senyawa, contohnya nitrogen dengan uap air. Di
pasaran terdapat berbagai alkohol dalam berbagai perbandingan , misalnya
alkohol 75%, 50%, dan 25%. Alkohol 75% berarti 75% adalah massa alkohol
dan sisanya adalah air. Akibatnya harga alkohol tergantung pada perbandingan
atau komposisinya. Campuran dapat dibagi dua, campuran yang homogen dan
heterogen. Campuran homogen adalah penggabungan dua zat atau lebih yang
semua partikelnya menyebar rata sehingga membentuk satu fasa. Yang disebut
satu fasa adalah zat yang sifat komposisinya sama antara satu bagian dengan
bagian lain didekatnya. Sebagai contoh gula dan air. Campuran heterogen
adalah penggabungan yang tidak merata antara dua zat tumggal atau lebih
sehingga perbandingan komponen yang satu terhadap komponen yang lainnya
tidak sama diberbagai bagian di bejana. Contoh campuran air dengan minyak
tanah (Syukri, 1999 : 13).
Kristalisasi dari dua larutan terdiri dari dua fenomena yang berbeda yaituu
pembentukan inti kristal atau nukleasi (nukleation) dan pertumbuhan kristal
(crystal growth). Baik nukleasi maupun pertumbuhan kristal memerlukan
kondisi supernaturasi dari larutannya. Supernaturasi didefinisikan sebagai
perbedaan antara konsentrasi aktual dalam larutan dan konsentrasi dimana fasa
cair secara termodinamik berkesetimbangan dengan fasa padat (kelarutan) .

a) Nukleasi (nukleation)
Nukleasi adalah terbentuknya inti kristal yang muncul dari larutan yang
telah dilewati, molekul-molekul mulai mengumpul dan membentuk
cluster. Cluster tersebut akhirnya akan mencapai ukuran tertentu yang
disebut critical crustel. Penambahan molekul lebih lanjut ke critical cluster
akan melahirkan inti kristal (nucleus). Untuk menjadi inti kristal yang
stabil maka cluster harus mempunyai ketahanan terhadap kecenderungan
untuk melarut kembali dan berorientasi pada lattice tertentu. Nukleasi
primer adalah nukleasi pada sistem yang tidak mengandung kristal.

5
Nukleasi spontan adalah nukleasi dalam larutan lewat jenuh dimana
terdapat substansi padatan asing dalam larutan.
b) Pertumbuhan kristal
Tahap berikutnya adalah proses kristalisasi yaitu inti tumbuh menjadi
lebih besar dengan penambahan molekul solut dari larutan lewat jenuh.
Fenomena ini disebut pertumbuhan kristal (crystal growth). Berthound
(1912) dan Valeton (1924) menggambarkan model pertumbuhan kristal
dengan mode pertumbuhan dua tahap, yaitu proses difusi, dimana molekul
solut berpindah dari bulk fase liquid kepermukaan solid diikuti tahap
reaksi orde satu, dimana molekul solut menyusun dirinya dalam geometri
kristal (crystal latice) (setyopratomo, 2003 : 18-21).

Campuran bisa homogen dan heterogen, ketika sesendok gula larut dalam air, kita
memperoleh campuran homogen, dimana kondisi campurannya sama. Namun,
hika pasir dicampur dengan serbuk besi, butiran pasir dan serbuk pasir tetap
berpisah. Campuran jenis ini disebut campuran heterogen karena komposisinya
tidak seragam. Setiap campuran bbaik homogen dan heterogen dapat dibuat
kemudian dipisahkan dengan cara fisika menjadi komponen murni tanpa
mengubah identitas komponen. Jadi, gula dapat diperoleh kembali dari larutan air
dengan memanaskan larutan dan menguapkannya hingga kering. Konsentrasi uap
akan memberi kembali komponen air. Untuk memisahkan campuran passir-besi,
kita dapat menggunakan magnet untuk menghilangkan serbuk besi dari pasir
karena pasir tidak tertarik oleh magnet. Setelah pemisahan komponen campuran
akan memiliki komposisi dan sifat yang sama seperti yang mereka lakukan pada
awalnya. (Chang, 2010 : 11).
Secara umum dapat disimpulkan materi dapat dibagi atas zat murni
(tunggal) dan campuran (majemuk). Zat murni ada dua yaitu unsur dan senyawa.
Senyawa terbentuk dari ddua unsur atau lebih dengan komposisi tertentu.
Sedangkan campuran adalah gabungan dari dua zat murni dengan komposisi
seimbang (Syukri, 1999 : 14)

6
D. Alat dan Bahan
1. Alat

No. Nama Alat Kategori Gambar Fungsi


1. Gelas kimia 1 Untuk pengukuran
aquadest yang
selanjutnya
dimasukkan kurang
lebih 1 sendok pasir,
teh , gula pasir dan
garam
2. Corong 1 Membantuu proses
penyaringan pada
larutan teh dan garam

3. Cawan 1 Tempat untuk


penguapan dimasukkannya
kuraang lebih 1
sendok bubuk
naftalena dan larutan
garam
4. Gelas ukur 1 Untuk mengukur
50 ml larutan aquadest yang
kemudian dimasukkan
ke gelas kimia

5. Kaki tiga 1 Sebagai penahan


kawat kasa asbes dan
penyangga ketika
proses pemanasan

7
6. Pembakar 1 Untuk memanaskan
bunsen larutan garam dan
naftalena

7. Kaca arloji 1 Untuk mengeringkan


padatan

8. Kasa asbes 1 Untuk menahan labu


ketika proses
pemanasan
menggunakan
pembakar bunsen

9. Batang 1 Untuk mengaduk


pengaduk larutan teh dalam
gelas beaker

10. Spatula 1 Untuk mengambil


bahan padatan berupa
pasir

8
11. Mortal dan 1
Tempat untuk
Alu
menghaluskan bubuk
naftalena

12. Erlemenyer 1
Sebagai tempat larutan
yang telah selesai
disaring menggunakan
kertas saring

2. Bahan

No Nama Bahan Kategori Sifat Fisis Sifat Kimia


1 Garam dapur Umum - mudah larut dalam - Bisa didapat dari
air reaksi NaOH dan
- tidak bisa melewati HCL sehingga PH-
selaput nya netral
semipermiabel - merupakan lariutan
elektrolit kuat karena
terionisasi sempurna

2 Gula pasir Umum -Mudah larut dalam -mudah terurai dengan


air pemanasan menjadi
- berwarna putih senyawa yang lebih
sederhana

9
3 Aguadest Umum -merupakan cairan -produk stabil
- tidak berbau - tidak beracun
- titik didih 100oC - tidak dapat terbakar
Ph = 7

4 Pasir Umum -berbentuk butiran- -tidak dapat larut


butiran dalam air

5 naftalena Khusus -berbau khas Uapnya mudah


- berbentuk dua terbakar
cincin benzena yang
bersatu (padatan)
6 Teh Umum Berbentuk butiran- Tidak dapat larut
butiran kasar dalam air

7 Kertas saring Umum -bersifat kuat -dapat larut dalam


pelarut organik
misalnya CHCl3 dan
CCl4

10
8 Es batu Umum padat Tidak beracun

9 Alkohol 70% Khusus Kelarutan alkohol Oksidasi alkohol


dalam air makin primer dengan
rendah apabila rantai natrium bikromat dan
hidrokarbonnya asam sulfat akan
makin panjang menghasilkan suatu
aldehida daalm air

E. Prosedur kerja
1. Percobaan I (dekantasi)

± 1 sendok pasir
Memasukkan kedalam gelas
kimia yang berisi 25 ml air

Mengaduk

Membiarkan pasir mengendap

Menuangkan larutan bagian atas.

Air keruh Endapan Pasir

11
2. Percobaan II (filtrasi)

Garam + gula pasir


memasukkan 1 sendok kedalam
gelas beker

Mengaduk campuran

Menambahkan 25 ml alkohol
70% kedalam campuran
tersebut

Menyiapkan corong dan kertas


saring, lalu menyaring.

mengamati larutan yang telah


tercampur

Filtrat Residu (garam)


3. Percobaan III (kristalisasi)

Garam dapur (NaCl)

Memasukkan kedalam cairan


penguapan

memanaskan diatas pembakaran


bunsen

menunggu kira-kira 10 menit

mengamati larutan tersebut

Kristal gula

4. Percobaan IV (sublimasi)

Bubuk Naftalena
12
Memasukkan 1 sendok kedalam cawan
penguapan

Menutup dengan kaca arloji yang berisi


bongkahan es batu

Memanaskan dengan pembakaran bunsen

mengamatinya

kristal

13
F. Hasil pengamatan

N Perlakuan Pengamatan
O
1 Dekantasi
- Memasukkan ± 1 sendok pasir - Warna air berubah menjadi keruh
dalam gelas kimia yang berisi
air 25 ml, lalu diaduk
- Membiarkan pasir mengendap, - pasir mengendap digelas kimia karena
kemudian menuangkan larutan pasir tidak bercampur
bagian atas
- menuangkan larutan bagian atas -air berwarna keruh
ke dalam gelas kimia baru
2 Filtrasi
- Memasukan 1 sendok garam - garam dan gula pasir berada dalam
dan gula ke dalam gelas beker gelas beker
- menambahkan alkohol sebanyak - alkohol yang dicampurkan bersama
25 ml ke dalam campuran garam dan gula menjadi keruh
tersebut lalu di aduk
- melakukan penyaringan dengan -garam tidak larut dalam alkohol (residu)
menggunakan corong dan kertas - gula larut bersama alkohol (filtrat)
saring
3 pengkristalan
- menuangkan filtrat kedalam Terbentuk kristal gula
cawan penguapan kemudian
panaskan dengan pembakar
bunsen

4 Sublimasi
- Memasukan 2 buah naftalena - terbentuk padatan putih
kedalam mortal dan alu,
kemudian haluskan, bubuk
naftalena dipindahkan kedalam

14
cawan penguapan
- tutup cawan penguapan - bubuk naftalena menguap dan
dengan kaca arloji yang ada terjadi pengkristalan pada bagian
bongkahan es batu kemudian bawah kaca arloji
pnaskan dengan pembakar bunsen

G. Pembahasan
Pemisahan dan pemurnian merupakan suatu cara yang dilakukan
untuk memisahkan dan memurnikan suatu senyawa maupun sekelompok
senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan.
Pada prinsipnya, pemisahan dilakukan untuk memisahkan 2 zat atau lebih

15
yang bercampur sedangkan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan
suatu zat dari suatu zat tercampur.
a) Percobaan pertama yaitu proses pemisahan air dan pasir dengan
cara dekantasi. Dekantasi adalah cara pemisahan suatu campuran
dengan cara mengendapkan campuran ini merupakan campuran
yang dibuat dari penggabungan dua zat yang berlainan.
Berdasarkan hasil pecobaan dapat dilihat bahwa pasir dan air
bercampur secara heterogen atau pasir tidak tercampur dengan air ,
pasir akan mengendap terpisah dengan air. Sedangkan warna air
menjadi keruh.
b) Percobaan kedua yaitu proses pemisahan garam dan gula dengan
cara filtrasi. Filtrasi adalah proses pemisahan dengan cara
penyaringan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa garam dan
gula yang tercampur alkohol menjadi warna keruh. Saat larutan
tercampur, garam yang tertahan pada kertas saring disebut residu
dan gula disebut filtrat.
c) Percobaan ketiga yaitu proses pemisahan garam dan gula dengan
cara kristalisasi. Percobaan ini dilakukan dengan memisahkan
garam dan gula. Berdasarkan hasil percobaan ini larutan garam dan
gula yang telah diuapkan membentuk kembali kristal-kristal.
d) Percobaan keempat yaitu proses sublimasi. Pada percobaan ini
sublimasimasi dilakukan dengan cara memanaskan atau
menguapkan sampai terbentuk kristal. Berdasarkan hasil percobaan
ini campuran naftalena yang dipanaskan atau diuapkan akan
membentuk kristal.

16
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
Pemisahan adalah proses untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling
bercampur. Pemisahan zat padat dan zat cair dapat dilakukan dengan
berbagai cara tergantung pada bahannya. Untuk bahan yang tidak dapat
larut dalam air dapat dipisahkan dengan cara dekantasi dan filtrasi
sedangkan pada bahan yang dapat larut dalam pelarut pemisahannya dapat
dilakukan dengan cara kristalisasi dan sublimasi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Chang, raymond. 2010. General chemistry. Jakarta. Erlangga

Mulyanti, sri. 2010. Kimia Dasar Jilid 1. Bandung

Setyopratomo, puguh, dkk. 2003. Studi eksperimental pemurnian garam dengan


kaca cara rekristalisasi. Vol II

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB

Sunarya, yayan.2010. Kimia dasar 1. Bandung : Yarma widya

18

Anda mungkin juga menyukai