Anda di halaman 1dari 20

SOSIAL EMOSIONAL

Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok 4


Mata Kuliah Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini

DISUSUN OLEH

Kelompok 4
IGA AULIA AFRILIANI NIM 0308191008
AGITHA FITRIANA BR TARIGAN NIM 0308193166
BELLA TASYA UFA NIM 0308193177
EVI SARAGIH NIM 0308192068
INDAH AYU RIZKY NIM 0308193114
AFUZA DALILA NIM 0308193166

Dosen Pembimbing :
Dr. Masganti Sit, M.Ag.

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN 2019-2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Penulis panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, serta
hidayahnya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini.
Tugasini sudah penulis susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalahini. Untuk itu penulis menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, penulis sadar sepenuhnya bahwa tugasini masih ada
kekurangan dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis dengan
lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa
memberikan inspirasi untuk pembaca.

Medan, 13 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 4
REVIEW BUKU ............................................................................................................... 4
A. Review Buku 1 ....................................................................................................... 4
B. Review Buku 2 ....................................................................................................... 5
C. Review Buku 3 ....................................................................................................... 7
D. Review Buku 4 ....................................................................................................... 8
E. Review Buku 5 ....................................................................................................... 13
F. Review Buku 6 ....................................................................................................... 17
BAB II ................................................................................................................................ 19
PERBANDINGAN BUKU ............................................................................................... 19
BAB III .............................................................................................................................. 20
KESIMPULAN ................................................................................................................. 20

3
BAB I
REVIEW BUKU

A. Review Buku 1

1. Identitas Buku
a. Judul buku : Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
b. Nama pengarang : Abd. Malik Dachlan
Nasrul Fuad Erfansyah
Taseman
c. Nama penerbit : Deepublish
d. No. Halaman : 1-244
e. Tahun terbit : 2019
f. ISBN : 978-623-209-629-5
2. Ringkasan Buku
Konsep Dasar Perkembangan Sosial Emosional
Perkembangan sosial emosi pada anak usia dini adalah perubahan perilaku yang
disertai dengan perasaan-perasaan tertentu yang melingkupi anak usia dini saat berhubungan
dengan orang lain. Perkembangan emosi merupakan perubahan kemajuan dalam
mengekspresikan luapan perasaan yang dimiliki.
Karakteristik sosial emosional anak usia dini
Menurut masnipal, ada beberapa cirri utama reaksi emosi sosial anak usia dini, yaitu:
1. Anak lebih sering terjadi perselisihan dengan teman sebaya, menunjukkan sikap suka
tidak suka, suka merajuk, sedih bila barang kesayangannta hilang/mati.
2. Kegiatan berteman kebuh intens, bermain bersama dirumah maupun dilaur rumah

4
3. Perilaku yang menclok adalah perilaku marah/tidak senang dengan menyembunyikan
diri sambil menangis.

Faktor penghambat perkembangan sosial emosional anak


Efek disiplin orang tua yang terlalu kuat, Hukuman terhadap respons sosial yang
kurang tepat, konsekensi pemberian hadiah bagi tingkah laku yang mengisolasi diri dari
orang lain, kurangnya kesempatan untuk belajar dan mealatih kealihan, adanya contoh-contoh
tingkah laku yang tidak pantas.

Pentingnya pengembangan sosial emosional pada taman kanak-kanak


Pada masa ini anak, haraus adanya kebebasan dalam lingkungn untuk pengembangan
fisik, mental dan pertumbuhan spiritualnya, karena dengan lingkungan yang kondusif
memungkinkan anak akan bereaksi bebas dan mengembangakan potensi dirinya secara
maksimal.
Pengembangan kecerdasan sosial emosional anak usia dini
Kecerdasan emosional pada anak dimana anak menuntut dirinya untuk belajar dan
bisa menghargai perasaan dirinya sendiri dan orang lain dan juga bisa menanggapinya dengan
tepat. Hal ini juga berkaitan dengan stimulus yang dalam pengembangan kecerdasan sosial
emosional anak. Unsur kecerdasan emosional yaitu: kecakapan pribadi, kecakupan sosial,
ketrampilan sosial, empati.
Asesmen kemampuan sosial emosional anak usia dini
Asesmen tidak digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program tetapi untuk
mengetahui bagaimana perkembangan dan kemajuan belajar anak. Asesmen tidak dilakukan
diakhir program tetapi dilakukan secara tertahap dan berkesinambungan sehingga kemajuan
peserta didik dapat diketahui yaitu dengan mengamati tindak tanduk anak saat bermain,
menggambar atau pun dari karya-karya anak yang lainnya. Asesmen memilki manfaat untuk
mengetahui ketercapaian, kemampuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum, untuk mencari
keberhasilan atau tidak berhasil dalam proses belajar, untuk memperoleh informasi apakah
kegiatan yangb dilakukan sesuai dengan kebutuhan anak,untuk memperoleh masukan tentang
kekuatan dan kelemahan dari suatu kegiatan belajar sehingga dapat digunakan untuk
merencanakan kegiatan belajar berikutnya.
Cara mengatasi anak usia dini yang mengalami gangguan sosial emosional
Anak tidak akan bersikap manis selamanya terkadang mereka akan menjadi suliit
untuk ditangani dan menunjukkan prilaku agresif, namun ada juga anak memilki kebutuhan

5
khusus karena mengalami gangguan dalam emosional dan kemampuan sosialnya, dengan
kemampuan yang berada di luar rentang kemampuan anak seusianya.
Cara mengatasi gangguan sosial emosional adalalah, Mencari akar penyebabnya,
Membuat anak merasa aman, Membantu anak mengatasi kecemasannya, Mengalihkan anak
dengan kegiatan lain, Melakukan hal yang membuat anak tenang.
B. Review Buku 2

1. Identitas Buku
a. Judul buku : The Emotional Development of Young Children
b. Nama pengarang : Marilou Hyson
c. Nama penerbit : Edward Zigler
d. No. halaman : 50-80

2. Ringkasan Buku
PERKEMBANGAN EMOSIONAL PADA ANAK USIA DNI
Perkembangan emosional anak termasuk pada mengenali apa perasaan dan
emosi yang mereka alami , mengerti bagaimana dan mengapa hal itu bisa terjadi ,
mengenali perasaan sendiri dan orang lain , dan mengembangkan cara yang efektif
dalam mengelolanya. Seiring dengan pertumbuhan anak , perkembangan emosional
juga akan menjadi semakin kompleks tergantung dengan pengalaman yang di
dapatkannya.
Adapun yang paling penting dari emosi anak terhadap penyesuaian pribadi dan sosial
anak adalah sebagai berikut :
1 . menambah rasa nikmat bagi pengalaman sehari – hari
2 . menyiapkan tubuh untuk melakukan tindakan
3 . ketegangan emosi mengganggu keterampilan motorik
4 . menggangu aktivitas mental

6
5 . merupakan sumber penilaian diri dan sosial
6 . mempengaruhi interaksi sosial
7 . memperlihatkan kesan nya pada ekspresi wajah pada anak
8 . mempengaruhi suasana psikologis
9 . reaksinya apabila diulang – ulang akan menjadi kebiasaan.

C. Review Buku 3

1. Identitas Buku
a. Judul Buku : Perkembangan Peserta Didik
b. Nama Pengaran : Dra. Rahmamulyan,M.Pd.Kom
c. Nama Penerb : Unimed Press
d. No Hal : 66-70 hal.
2. Ringakasan Buku
Emosional
Perkembangan Emosi dan Temperamen
A. Perkembangan Emosi
dilihat dari Tiga Ranah yang bisa digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu ranah
kognitif, efektif, dan psikomotorik, emosi termasuk dalam ranah afektif. Emosi banyak
berpengaruh pada fungsi-fungsi psikis yang lainnya seperti pengamatan, tanggapan,
pemikiran, dan kehendak. Individu akan mampu melakukan pengamatan atau pemikiran
dengan baik jika disertai dengan emosi yang baik pula. Individu juga akan memberikan
tanggapan yang positif terhadap suatu objek manakala disertai dengan emosi yang positif
pula, sebaliknya individu akan melakukan pengamatan atau tanggapan negatif terhadap suatu
objek, jika disertai dengan emosi yang negatif terhadap objek tersebut.
Adapula bentuk-bentuk emosi :
a. Amarah, didalamnya meliputi brutal, mengamuk, marah besar, jengkel kesal hati,
terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan, dan
kebencian patologis.
b. Kesedihan di dalamnya meliputi pedih, sedih, muram, suram, melankolis,
mengasihani diri, kesepian, putus asa, depresi.

7
c. Rasa takut di dalam meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut
sekali, sedih, waspada, tidak tenang, ngerih, kecut, pening, dan phobia.
B. Perkembangan Temperamen
Tempramen dalam pandangan psikologi kepribadian individu yang mempengaruhi
perilaku untuk menyesuaikan diri dalam lingkungannya
Terdapat beberapa faktor diantara lain :
a. Faktor Herediter
Kondisi temepramen yang telah diabwa sejak kelahiran anak yang berangkutan dan ini
bersifat stabil, permanent atau menetap.
b. Faktor Lingkungan
Sejauhmana lingkungan amat mempengaruhi kondisi temepramen individu seperti
perlakuan atau pemeliharaan anak dari orang tua.
c. Faktor keturunan kondisi
tempramen telah dibawa sejak lahir.

D. Review Buku 4

1. Identitas Buku
a. Judul Buku: Emotional development
b. Nama pengarang: L. Alan Sroufe
c. Nama Penerbit: Syndicat Pers
d. No. Halaman: 3-235
2. Ringkasan buku
Perkembangan emosi

8
Subjek buku ini adalah emosi manusia, dengan fokus pada tahun-tahun awal. Itu
topik termasuk ekspresi emosi tertentu (seperti kegembiraan, ketakutan, dan kemarahan),
serta reaksi emosional yang lebih kompleks. Yang juga dibahas adalah tempat emosi dalam
organisasi dan aliran perilaku, ikatan antara emosi dan aspek lain dari fungsi seperti kognisi,
dan manajemen atau regulasi emosi oleh individu. Sementara di masa lalu masing-masing
topik ini telah didekati dengan berbagai cara, mereka sering diperlakukan secara individual.
Sinimereka didekati dalam konser dan dari perspektif tertentu, yaitu pembangunan.
Dalam perspektif perkembangan ada berkaitan dengan konvergensi, koordinasi, dan
integrasi berbagai utas perubahan perilaku dari waktu ke waktu, serta lintas kategori dan
bahkan domain tingkah laku. Pendekatan perkembangan melibatkan melihat cara perilaku
terorganisir pada titik waktu tertentu dan mempertimbangkan implikasinya organisasi
perilaku berikutnya dan sejarah organisasi sebelumnya. Perspektif perkembangan juga
mencakup cara tertentu dalam memandang individu perbedaan. Perbedaan usia
memanifestasikan beberapa emosi tertentu Reaksi hanyalah titik awal. Seseorang memiliki
minat khusus dalam berbagai hal cara proses normatif pertumbuhan emosional berjalan serba
salah. Karena itu, dengan menentukan sifat fitur inti dari proses normatif yang memandu
mempelajari perbedaan individu.

Ranah kognitif dan sosial, termasuk pengembangan kesadaran, antisipasi,


intensionalitas, konsep objek, diskriminasi diri sendiri, dan formasi lampiran tertentu.
Masalah fungsi, yaitu, bagaimana reaksi ini melayani adaptasi dan perkembangan bayi, juga
beragam. Ada yang banyak dibicarakan berfungsi sehubungan dengan dunia di luar bayi;
khususnya, komunikatif nilai perilaku tersebut. Kesejahteraan, keinginan untuk berinteraksi,
dan sebagainya.
Seseorang harus mempertimbangkan fungsi untuk bayi. Khususnya apa peran
afektif, perilaku ekspresif dalam mempromosikan keterlibatan stimulating dan novel
surround? Pemahaman penuh fungsi akan mencakup pertimbangan kesenangan bayi (yang
dialami dan dikomunikasikan) dan proses di mana gairah baru yang dihasilkan dikelola. Ini
Perlu dicatat bahwa reaksi afektif / motorik menghentikan periode perilaku yang singkat
diam. Reaksi afektif biasanya mengikuti reaksi orientasi kuat peristiwa baru dan terjadi
bersama atau diikuti oleh pembebasan perilaku lebih lanjut ekspresi. Bagaimana ekspresi
emosional manusia dibandingkan dengan hewan lain (termasuk aspek dan fungsi unik emosi
manusia) juga akan menjelaskan tentang arti senyum bayi. Tujuan buku ini adalah untuk

9
mendefinisikan dan mengilustrasikan perspektif perkembangan dengan membawanya pada
topik kompleks perkembangan emosional.
Perkembangan emosional harus dipelajari bersama dengan kognitif dan sosial
pengembangan. Ini sebagian proposisi holisme - yang berfungsi individu sebagai totalitas,
dan tidak ada bagian yang dapat dipahami secara terpisah. Domain utama perkembangan
emosi (kemunculan yang mempengaruhi dan regulasi emosional) adalah bagian dari
keseluruhan yang sama Dalam ontogenesis dan ekspresi emosi atau pengaruh spesifik, ada
petunjuk untuk memahami proses regulasi emosional. Dalam menjelaskan alasannya satu
pengaruh bukan yang lain diekspresikan dan dasar perubahan untuk pengaruh ekspresi
dengan usia, masalah inti untuk memahami regulasi emosional akan diidentifikasi.
Munculnya dampak sebagian besar merupakan masalah normatif, meskipun bersifat
individual perbedaan dalam perubahan usia ditemukan. Regulasi emosional, di sisi lain
Emosi memiliki tempat sentral dalam studi pembangunan, dan perkembangan /
perspektif organisasi memberikan titik awal yang penting untuk melakukan pendekatan
bidang masalah tradisional dalam studi emosi dan perkembangan emosional.
Sudut pandang organisasi akan digunakan untuk mengarahkan upaya kami untuk
mendefinisikan emosi,
untuk melacak asal dan perubahan perkembangan dalam pengaruh spesifik, untuk membuat
konsep
hubungan antara perkembangan emosional dan aspek-aspek perkembangan lainnya
dan untuk memahami tempat emosi dalam adaptasi individu. Pertimbangan
perkembangan normatif, termasuk peran vital dari pengembangan pengasuhan
hubungan dalam mempengaruhi ambang batas untuk ancaman dan keseimbangan antara
eksitasi
dan penghambatan, meletakkan dasar untuk memahami perbedaan individu
dalam ekspresi emosional dan pengaturan emosi.
Setiap emosi dasar dilihat sebagai berevolusi dari prekursornya sendiri yang tampak
jelas dalam 5 bulan pertama kehidupan. Prekursor ini adalah prototipe dalam arti
mewujudkan fitur inti dari emosi nanti. Ini emosi prekursor (kesenangan, kewaspadaan,
reaksi frustrasi) juga muncul dari reaksi sebelumnya untuk dimodulasi atau dipertahankan
gairah. Sementara ekspresi emosional pada bayi muda terbatas, di sana adalah rute yang
berbeda untuk membangkitkan ekspresi ini. Dan ini berbeda rute terletak asal-usul emosi
yang berbeda. Proses umum dalam pengembangan dari masing-masing sistem afektif dapat
diuraikan sebagai berikut:
10
1. Untuk masing-masing dari tiga sistem dasar ini, sebuah prototipe fisiologis hadir di periode
baru lahir. Dalam setiap kasus, kelas yang luas dari peristiwa internal atau eksternal dapat
menyebabkan keadaan fisiologis. Reaksi ini murni disebabkan oleh fisik dan aspek kuantitatif
(lembut, termodulasi, berkepanjangan, dll.) untuk stimulasi atau proses internal. Itu terjadi
secara refleksif. Dalam perjanjian dengan Bridges, negatif Reaksi yang pada akhirnya akan
menjadi kemarahan dan ketakutan tidak dapat dibedakan di minggu-minggu awal. Namun,
karena jalur khusus menuju kesusahan yang terlibat, kita bisa melihatnya sebagai cikal bakal
dari reaksi yang matang. Karena pentingnya konten yang terbatas (subjektivitas, makna), ini
Reaksi tidak dianggap sebagai emosi yang tepat. Ini adalah strategi, definisi keputusan.
2. Setelah periode bayi baru lahir, emosi prekursor muncul (kesenangan, kewaspadaan, reaksi
frustrasi). Ini adalah emosi yang tulus karena melibatkan unsur makna dan peran untuk
konten acara. Namun ini reaksi emosional membutuhkan periode penumpukan atau
pengulangan cobaan, dan mereka adalah reaksi yang agak menyebar, yang melibatkan
seluruh tubuh (tersenyum, mendekut, menendang kaki, memutar, memutar, menggapai-gapai,
dll). Mereka didasarkan pada seorang jenderal, bukan makna tertentu (pengakuan atau
kegagalan pengakuan; gangguan dari urutan motor yang ditetapkan). Reaksi kegelisahan dan
frustrasi masih ada tidak dibedakan oleh perbedaan kualitatif dalam komponen ekspresif
mereka (keduanya mengarah ke kesusahan), meskipun reaksi frustrasi seringkali lebih intens.
3. Emosi dasar kegembiraan, kemarahan, dan ketakutan, yang dipandang muncul setengah
tahun kedua, melibatkan reaksi langsung yang lebih tepat dan spesifik berarti. Ketakutan,
misalnya, adalah pengakuan ancaman yang agak langsung ("saya tidak suka itu "). Ini bukan
kegagalan untuk mengenali bahwa, dalam bertahan, mengarah pada kesusahan
(kewaspadaan). Ketakutan bayi adalah sebagai tanggapan terhadap makna spesifik dari
peristiwa. Ketakutan dan kemarahan sekarang diekspresikan secara berbeda, dengan
penghindaran dalam ketakutan dan serangan menyebar dalam kemarahan. Dalam waktu,
perbedaan ekspresi wajah dapat diandalkan juga muncul.
4. Emosi yang lebih matang tidak menggantikan emosi prekursor. Yang halus pelaksanaan
perilaku masih bisa menghasilkan kesenangan, ketidakjelasan.
Seperti halnya dalam membahas sistem kesenangan / kegembiraan (Bab 5), dalam
memeriksa ontogenesis ketakutan proses perkembangan telah ditekankan. Itu fokus bukan
pada menentukan usia di mana ketakutan sejati muncul, tetapi lebih pada usia urutan
perubahan dalam sistem ketakutan. Ada yang berkembang lebih matang reaksi dari
pendahulu sebelumnya sejalan dengan peran yang berkembang untuk makna. Peneliti yang
berbeda mungkin berpendapat bahwa bentuk awal atau bahkan bentuk kemudian seharusnya
11
disebut rasa takut. Terlepas dari terminologi, jika perkembangan aspek fenomena dihargai
koordinasi perubahan dalam sistem ketakutan dengan aspek lain dari pembangunan dapat
dilihat. Ketika definisi perkembangan sekarang dari ketakutan diterima, paralel dengan
kemunculannya ketakutan, kegembiraan, dan kemarahan tampak jelas, dan perubahan dalam
ketiga sistem terkoordinasi dengan perubahan perkembangan dalam intensionalitas, konsep
objek, dan aspek lain dari perkembangan kognitif. Ini adalah topik untuk bab selanjutnya.
Saling ketergantungan dari pengaruh dan kognisi sangat didukung oleh beragam
potongan bukti. Ini terlepas dari kenyataan bahwa ada sedikit dukungan untuk kausalitas
linear sederhana, baik dari kognisi mempengaruhi atau mempengaruhi kognisi. Keduanya
lebih baik dilihat sebagai aspek pelengkap dari perkembangan yang terpadu proses, dengan
melayani kognisi mempengaruhi dan mempengaruhi inspirasi inspirasi. Yang saling
menguntungkan dampak pengalaman emosional dan perkembangan kognitif akan menjadi
penting area untuk penelitian lebih lanjut. Satu rute untuk menjawab pertanyaan yang paling
mendesak mungkin akan menjadi studi longitudinal terperinci dari kasus-kasus individual.
Hipotesis kunci adalah bahwa kemajuan kualitatif dalam fungsi kognitif dapat dirangsang
oleh transaksi kritis (sarat muatan) dengan lingkungan. Hanya ketika seperti itu transaksi
dapat dicatat dalam beberapa angka, dalam konteks jadwal padat penilaian kognitif, dapatkah
hubungan yang diharapkan ditunjukkan. Itu studi terkaya akan sama-sama peduli dengan
pengaruh timbal balik yang sedang berlangsung kemajuan kognitif pada emosi.
pendekatan perkembangan umum untuk perbedaan individu dalam
perkembangan emosional
Seluruh diskusi untuk poin ini dapat diringkas dalam poin-poin berikut:
1. Dalam memeriksa kemunculan dan ontogenesis dari setiap sistem pengaruh spesifik
(kesenangan / kegembiraan, kewaspadaan / ketakutan, dll.), seseorang menemukan tempat
sentral untuk pertunangan dan makna, baik dalam manifestasi asli dari emosi maupun dalam
perkembangan perubahan. Perubahan perkembangan dalam sistem pengaruh sangat banyak
Makna, evaluasi, dan emosi \ A1 perubahan perkembangan dalam proses untuk menghasilkan
dan memodulasi gairah atau ketegangan (yang sekali lagi berhubungan dengan makna). Ini
adalah petunjuk penting untuk mendekat perbedaan individu dalam perkembangan
emosional.
2. Ketegangan, yang timbul karena terlibat dalam lingkungan, mendasari semua emosi reaksi.
Karenanya, dalam menjelaskan alasan mengapa satu emosi (mis., Suka cita) suka daripada
emosi lain (rasa takut) timbul, perlu untuk melampaui faktor seperti jumlah stimulasi dan
jumlah perbedaan (yang terkait dengan tingkat gairah dan besarnya, tetapi bukan nada
12
hedonis, dari dampaknya timbul). Dalam batas luas, tidak ada jumlah tegangan yang
dikaitkan dengan pengaruh negatif; melainkan, emosi tergantung pada proses evaluatif, yang
mempengaruhi "titik setel" anak untuk ancaman. Penentu utama reaksi afektif bayi (dan
dengan demikian kecenderungan untuk mempertahankan terorganisir penguasaan perilaku)
adalah evaluasi subyektif dari suatu peristiwa.
3. Selain tunduk pada perubahan perkembangan, ini menetapkan poin untuk ancaman secara
dramatis dipengaruhi oleh konteks. Karena konteksnya lebih aman, maka ambang batas untuk
ancaman lebih tinggi; lebih banyak ketegangan dapat ditoleransi. Oleh akhir tahun pertama,
rasa aman dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dalam hal itu situasi, pengalaman yang
lebih langsung, variabel keadaan, ketersediaan isyarat terkait dengan keamanan (prosedur
atau objek yang akrab, prediktabilitas, kontrol), dan ekspektasi umum tentang kemungkinan
hasil ketika ketegangan tinggi.
4. Kehadiran dan ketersediaan pengasuh bayi adalah unsur penting dalam keamanan konteks
dan memiliki pengaruh dramatis pada titik setel untuk ketegangan yang bisa ditoleransi.
Pengasuh adalah sumber keakraban portabel, dan umumnya bayi telah belajar bahwa di
hadapan pengasuh dibutuhkan ketegangan yang tinggi tidak mengarah pada pengalaman
permusuhan atau disorganisasi perilaku, melainkan bisa menimbulkan hasil yang cukup
positif.
5. Hubungan pengasuh bayi, penting dalam semua aspek perkembangan emosional, dengan
demikian dipandang sebagai landasan perbedaan individu - yaitu, perbedaan dalam toleransi
ketegangan dan fleksibilitas pengaturan ambang batas. Beberapa bayi dapat mengatur tingkat
ketegangan yang tinggi (dapat mengatasi sejumlah besar kebaruan) ketika pengasuh dapat
diakses oleh mereka. Diasumsikan bahwa fleksibilitas ini, mungkin berbeda dengan
karakteristik seperti reaktivitas atau daya tahan, adalah produk dari sejarah hubungan.
6. Tidak hanya bayi dapat berfungsi dalam sistem hubungan responsif lebih dengan mudah
melibatkan aspek-aspek baru dari lingkungan dan dengan demikian memperluas penguasaan
mereka kapasitas, mereka juga dapat memperoleh pengalaman dalam mempertahankan
perilaku yang terorganisir dalam menghadapi ketegangan tinggi. Karena itu mereka siap
untuk mengelola ketegangan sendiri pada periode perkembangan berikutnya.
Tema utama buku ini adalah kesatuan pembangunan. Dengan demikian, proses
terlihat dalam memeriksa perkembangan emosi spesifik juga ditemukan mendasari
pertumbuhan regulasi emosional. Apalagi fisiologis, kognitif, dan sosialaspek pembangunan
dikoordinasikan dalam pembukaan semua aspek kehidupan emosional.

13
E. Review Buku 5

1. Identitas Buku

a. Judul buku :Understanding Child Development


b. Nama pengarang : Jennie Lindon
c. Nama penerbit : Hodder Education
d. No. Halaman : 1-278 halaman
e. ISBN : 978-1-4441-6718-4

2. Ringkasan Buku

Berbagai Disiplin Ilmu Dan Pengembangan Pemahaman

Selama beberapa abad, banyak buku nasihat untuk orang tua ditulis oleh para dokter,
sering dari mereka sebagai dokter umum atau dokter anak. Hanya dalam beberapa dekade
belakangan ini para psikolog perkembangan telah diakui sebagai tempat orang-orang untuk
bertanya tentang anak-anak. Ilmu alam telah memainkan peran penting, paling tidak karena
beberapa nama ‘besar’ yang dikenali itu tidak berkembang psikolog pada awalnya.
Psikolog telah sangatmempengaruhi tahun awal dalam hal teori latar belakang apa
yang dipandang sebagai praktik yang baik. Untuk waktu yang lama, sosiokultural konteks
dianggap sebagai relavan dalam penelitian psikolog arus utama tentang anak-anak, serta
orang dewasa. Lebih tepatnya, konteks sosiokultural tertentu belahan bumi Barat, terutama
Eropa dan Amerika Serikat, diambil sebagai templat untuk ‘normal’. Psikolog perkembangan
secara tradisional lebih fokus pada anak individu dari pada konteks sosial. Ada asumsi kerja
bahwa apa yang diamati atau diajukan dalam teori, dapat diterapkan ke ‘’anak universal’’.

14
Beberapa eksplorasi dilakukan melalui lintas budaya psikologi, disiplin yang membangun
jembatan dengan antropologi.

Keseimbangan Antara Alam Dan Pengasuhan

Pertanyaan mendaasar yang diajukan tentang anak-anak adalah apakah perkembangan


mereka ditentukan oleh pola yang ditetapkan sebelum mereka dilahirkan? Atau apakah anak-
anak reaksi hasil dari pengalaman selanjutnya. Pertanyaan ini menentukan pengaruh alam
(reaksi bawan, keturunan) berbeda dengan pengasuhan (dampak dari pengalaman, lingkungan
mereka). Jawabannya adalah bahwa perkembangan anak tidak sesederhana atau dipengaruhi
oleh warisan genetik mereka, termasuk bagaimana otak anak berkembang.

Bayi tidak harus diajari untuk menggunakan anggota tubuhnya, merangkak, atau
berjalan. Mereka secara alami kembangkan semua keterampilan yang mereka miliki. Namun
kekurangan gizi dan pembatasan berat pada gerakan dapat membatasi keterampilan fisik bayi,
sebagai akibat dari kesehatan yang buruk dan kurang latihan yang diperlukan.

Teori Pematangan Biologis

Para ahli teori yang mendasari ide-ide mereka dalam biologi biasanya tidak
mengklaim bahwa lingkungan tidak memiliki bagian untuk dimainkan. Mereka berpendapat
bahwa pemograman genetik dan cara kerja internal otak adalah pengaruh yang kuat. Teori
pematangan biologis sebagian besar tidak disukai pertengahan abad ke-20, tetapi sekarang
ada minat baru dalam dasar biologis untuk perkembangan dan pola perilaku.

Suatu Proses Pematangan

Gesell dan timnya mempelajari bayi dan anak-anak dengan sangat rinci dan mereka
deskripsi sangat spesifik untuk usia tertentu. Pekerjaan penelitian mereka adalah untuk
menilai bayi dan anak-anak. Gagasan dari ‘’tonggak sejarah’’ dan ‘’norma perkembangan’’
sebagian besar muncul dari karya gesell. Itu pendekatan kedewasaan, seperti yang
dikembangkan oleh gesell, mempengaruhi beberapa penulis sangat spesifik apa yang harus
dilakukan ‘anak anda’ pada usia tertentu. Gagasan terkait yang masuk ke saran orang tua
15
adalah agar bayi dan anak-anak mencapai perbedaan tahap perkembangan dan keterampilan
ketika mereka siap dan semacam itu perilaku, seperti marah anak dua tahun, adalah fase yang
akan berlalu.

Pendekatan kedewasaan terhadap perkembangan anak merangsang luar biasa. Fokus


pada perkembangan normal adalah kontras dengan pendekatan psikoanalisis, juga menonjol
pada saat ini, yang disorot begitu banyak yang ternyata bisa salah. Pendekatan kedewasaan
meyakinkan orang tua bahwa mereka tidak secara pribadi bertanggung jawab atas setiap
cegukan diperkembangan anak mereka.

Pendekatan Psikoanalitik

Freud mengembangkan teori tahapan dalam perkembangan anak-anak dimana libido


memberikan dampak paling besar dibagian tubuh anak yang sensitif pada usia itu. Freud
percaya bahwa, pada setiap anak-anak membutuhkan stimulasi yang cukup untuk area tubuh
mereka dimana sensasi kunci difokuskan. Perkembangan tertentu, terus berjuang dalam
kehidupan dewasa dengan konflik emosional yang belum terselesaikan. Teori ini mengklaim
bahwa dasar-dasar orang dewasakepribadian ditentukan pada saat seorang anak mencapai
usia lima tahun.

Teori psikoanalisis beralih dari dorongan biologis untuk menekankan halitu perilaku dibentuk
oleh pikiran dan perasaan bawah sadar serta sadar.beberapa materi di alam bawah hanya
dapat naik ke kesadaran penuh jika orang siap untuk mengeksplorasi kemungkinan, baik
dalam introspeksi pribadi, atau melalui terapi. Perkembangan lebih lanjut dalam teori Freud
adalah kecemasan itu menimbulkan konflik, yang dikelola oleh anak-anak dan orang dewasa
dikemudian hari mekanisme pertahanan. Bentuk-bentuk perlindungan diri ini berfungsi
dialam bawah sadar tingkat. Freud mengaanggap mereka sehat secara psikologis, kecuali jika
mereka mengarah kemasalah serius distorsi realitas.

Teori Pembelajaran Sosial

Anak-anak belajar perilaku baru terutama melalui proses pemodelan orang dewasa
menunjukkannya melalui perilaku mereka sendiri bagaimana mereka lebih suka anak-anak

16
berperilaku. Proposisi ini membuka kemungkinan nyata bahwa anak-anak juga meniru orang
dewasa perilaku yang tidak ingin disalin oleh orang dewasa.

F. Review Buku 6

1. Identitas Buku
a. Judul buku : Metode Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
b. Nama pengarang : Susianty Selaras Ndari. M.Pd, Amelia Vinayastri.M.Pd dkk
c. Nama penerbit : Edu Publisher
d. Tahun terbit : Desember 2018
e. ISBN : 978-602-52595-7-9

Perkembangan Sosial Emosional


Anak usia dini mengalami masa keemesan yang merupakan masa dimana anak mulai
peka/ sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak
berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara induvidual. Pada
masa ini merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan moral, kognitif,
bahasa, fisik motorik, dan sosial emosional.
Tahapan Perkembangan Sosial Emosional Erickson
Tahap perkembangan anak selama prasekolah adalah:
1. Basic Trust vs Mistrust (usia 0-1 tahun)
Tingkat pertama ini terjadi antara kelahiran sampai usia tahun dan merupakan tingkatan
paling dasar dalam hidup. Oleh karena bayi sangat bergantung. Perkembangan kepercayaan
didasarkan

17
pada ketergantungan dan kualitas dari pengasuh kepada anak. Jika anak berhasil membangun
kepercayaan, dia akan merasa selamat dan aman dalam dunia. Pengasuh yang tidan konsisten
tidak tersedia emosional atau menolak dapat mendorong perasaan tidak percaya diri pada
anak yang diasuh.
2. Autonomy vs Shame and Doubt (usia 2 tahun)
Tingkat teori ini perkembangan psikososial yang terjadi pada usia 2 tahun masa awal
kanak-kanak dan berfokus pada perkembangan besar dari pengendalian diri. Pemerolehan
pengendalian lebih yakni atas pemilihan makanan, mainan yang disukainya dan juga
pemilihan pakaian.
3. Initiative vs Guilit ( usia 3-5 tahun)
Selama masa usia ini anak mulai menunjukkan kekuatan dan kontrolnya akan dunia
melalui permainan langsung dan interaksi sosial lainya. Anak lebih tertantang karena
menghadapi dunia sosial yang lebih luas, maka dituntut berperilaku aktif dan bertujuan.
4. Industry vs Inferiority (usia 6-11 tahun)
Terjadi pada usia 6-11 tahun. Melalui interaksi sosial, anak mulai mengembangkan
persaan bangga terhadap keberhasilan dan kemampuan mereka. Anak yang didukung oleh
orang tua dan guru membangun perasaam kompeten dan percaya dengan keterampilan yang
dimilikinya. Anak yang menerima sedikit atau tidak sama sekali didukung oleh orang tua,
guru, atau teman sebayanya akan merasa ragu akan kemampuannya untuk berhasil.s

18
BAB II
PERBANDINGAN BUKU
A. Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
Di dalam buku ini tersusun sangat rapih dan sangat jelas dalam penyajiannya tahapan
demi tahapan di jelaskan dengan sangat baik. Penjelasannya jugak mudahdi mengerti.
Buku ini sangat cocok untuk dijadikan sumber refrensi untuk mahasiswa.
B. The Emotional Development of Young Children
Di dalam buku ini menjelaskan perkembangan emosional pada anak di jelaskan
dengan sangat rinci. Buku ini dalam baha Inggris hal ini yang membuat pemahaman
pengarang terhadap pembacakurang tercerna dengan mudah
C. Perkembangan Peserta Didik
Buku ini membahas Perkembangan Emosi dan Temperamen yang mana penjelasan
dari buku ini hanya membahas dasar-dasar perkembanga emosi dantempramen.
D. Emotional development
Buku ini membahas sosial emosional pada awal emosional anak dan perkembangan
dari si anak secara rinci hanya saja buku ini berbahasa Inggris yang mana kita selaku
orang Indonesia sulit memahami kata tiap kata yang ada di buku ini.
E. Understanding Child Development
Buku ini hanya membahas literasi emosional yang hanya menyinggung soal
sosial emosional pada tahapan umumnya saja. Tidak banyak penjelasan yang
menerengkan lebih dalam.

F. Metode Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini


Di dalam buku ini terdapat menjelaskan tahapan tahapan sosial emosional pada anak
sehingga kita dapat mengetahui tahapan tahapannya dengan mudah.

19
BAB III
KESIMPULAN
Perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang dalam berperilaku di dalam
lingkungan sekitarnya (masyarakat) yang sesuai dengan tuntutan sosial (norma, nilai atau
harapan sosial).
Perkembangan emosional adalah suatu keadaan yang kompleks, dapat berupa perasaan
ataupun getaran jiwa yang ditandai oleh perubahan biologis yang muncul menyertai
terjadinya suatu perilaku.
Moral berasal dari kata latin “mores” yang berarti tata cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku
sikap moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial, yang
dikembangakan oleh konsep moral
Permasalahan sosial yang sering terjadi pada anak usia dini adalah sebagai berikut:
Maladjustment, Egosentrisme, Anak yang terisolasi, Agresif, Negativisme, Pertengkaran,
Mengejek dan menggertak, perilaku yang sok perkuasa, dan prasangka
Permasalahan emosional yang sering terjadi pada anak usia dini adalah sebagai
berikut: (kekurangan afeksi, cemas, hipersensitivas, dan fobia).
Permasalahan Moral yang sering terjadi pada anak usia dini adalah: Retardasi mental,
Autisme, Gangguan prilaku, ADHD dll.

20

Anda mungkin juga menyukai