Anda di halaman 1dari 11

NAMA : MUHAMMAD HAIQAL

NIM : 1802101010128

KELAS : 03

MATA KULIAH : DIAGNOSA KLINIK

PENYEBAB TERJADINYA PENYAKIT JANTUNG


Penyakit kardiovaskular atau yang biasa disebut penyakit jantung umumnya

mengacu pada kondisi yang melibatkan penyempitan atau pemblokiran pembuluh

darah yang bisa menyebabkan serangan jantung, nyeri dada (angina) atau stroke.

Kondisi jantung lainnya yang mempengaruhi otot jantung, katup atau ritme, juga

dianggap bentuk penyakit jantung (American Heart Association, 2017).

* Jenis-jenis Penyakit Jantung

Menurut WHO (2016) ada beberapa jenis penyakit jantung, antara lain adalah:

a. Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner adalah kelainan pada pembuluh darah yang

menyuplai otot jantung. Kondisi yang menjadikan jantung tidak dapat

memompa darah dengan baik merupakan hal yang sangat menakutkan untuk

dialami manusia pada umumnya. Menjalani pemeriksaan rutin merupakan

tindakan utama untuk dapat terhindar dari terkena serangan penyakit jantung

koroner ini.

b. Penyakit Serebrovaskular

Serebrovaskular (CVD) adalah kelainan pada pembuluh darah yang

menyuplai otak yang berupa penyumbatan, terutama arteri otak. Penyakit ini

disebabkan oleh adanya gangguan pada pembuluh darah otak, berupa

penyumbatan ataupun pecah pembuluh darah otak, dan bukan disebabkan oleh

penyakit lain seperti tumor otak, infeksi otak ataupun gangguan saraf perifer.
c. Penyakit Arteri Perifer

Penyakit arteri perifer adalah sebuah kondisi penyempitan pembuluh darah

arteri yang menyebabkan aliran darah ke kaki menjadi tersumbat. Penyempitan

ini disebabkan oleh timbunan lemak pada dinding arteri yang berasal dari

kolesterol atau zat buangan lain (artheroma). Dalam kondisi ini, kaki tidak

menerima aliran darah yang memadai sehingga kaki terasa sakit, terutama saat

berjalan (klaudikasio). Kendati demikian, penyakit arteri perifer yang paling

ringan sekali pun mengindikasikan adanya masalah pada arteri di bagian lain

pada tubuh, khususnya jantung.

d. Penyakit Jantung Rematik

Jantung rematik adalah kerusakan pada otot jantung dan katup jantung dari

demam rematik, yang disebabkan oleh bakteri streptokokus. Bagian jantung

yang terkena dapat meliputi katup jantung maupun otot jantung. Gejala penyakit

ini umumnya terjadi antara 1 hingga 6 bulan setelah bakteri streptokokus

menyerang.

e. Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktur jantung yang dialami

sejak bayi dilahirkan. Kelainan ini terjadi pada saat janin berkembang dalam

kandungan. Peyakit jantung bawaan yang paling banyak ditemukan adalah

kelainan pada septum bilik jantung atau dikenal dengan sebutan ventricular

septal defect (VSD) dan kelainan pada septum serambi jantung atau lebih

dikenal dengan nama Atrial Septal Defect (ASD).

f. Gagal jantung

Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah

sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh pada tekanan yang

tepat.
* Penyebab Penyakit Jantung

Berdasarkan American Heart Association (2014) faktor-faktor penyebab

penyakit jantung adalah sebagai berikut

a. Diet Tidak Sehat

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan penyakit jantung adalah diet

yang tidak sehat. Diet lemak jenuh, dan kolesterol mengakibatkan penyakit

jantung. Selain itu, terlalu banyak kandungan garam (sodium) dalam makanan

bisa menaikkan kadar tekanan darah sehingga dapat lebih berpotensi terserang

penyakit jantung.

b. Kurang Aktivitas

Kurangnya aktivitas fisik dapat mengakibatkan penyakit jantung, hal ini

juga dapat meningkatkan kemungkinan memiliki kondisi medis lain yang

merupakan faktor resiko, termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol

tinggi, dan diabetes.

c. Obesitas

Obesitas adalah kelebihan lemak tubuh. Obesitas dikaitkan dengan kadar

kolesterol dan trigliserida yang lebih tinggi dan menurunkan kadar kolesterol

baik. Selain penyakit jantung, obesitas juga bisa menyebabkan tekanan darah

tinggi dan diabetes sehingga dapat menimbulkan resiko terserang penyakit

jantung.

d. Alkohol

Kebiasaan mengkonsumsi alkohol bisa menaikkan kadar tekanan darah dan

beresiko terkena penyakit jantung. Selain itu, kebiasaan mengkonsumsi alkohol

juga dapat meningkatkan kadar trigliserida, yaitu suatu bentuk kolesterol yang

bisa mengeraskan arteri.


e. Merokok

Merokok dapat merusak jantung dan pembuluh darah, yang meningkatkan

resiko kondisi jantung seperti aterosklerosis dan serangan jantung. Selain itu,

nikotin meningkatkan tekanan darah, dan karbon monoksida mengurangi

jumlah oksigen yang dibawa oleh darah. Kondisi tersebut bukan hanya berlaku

bagi perokok aktif, namun juga berlaku untuk perokok pasif karena menghirup

asap rokok berlebihan.

f. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi merupakan faktor resiko utama penyakit jantung.

Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah kondisi medis yang terjadi saat

tekanan darah di arteri dan pembuluh darah lainnya terlalu tinggi. Menurunkan

tekanan darah dengan perubahan gaya hidup atau dengan pengobatan bisa

mengurangi resiko penyakit jantung dan serangan jantung.

g. Kolesterol Tinggi

Kolesterol adalah zat berlemak, seperti lemak yang dibuat oleh hati atau

ditemukan pada makanan tertentu. Jika mengkonsumsi lebih banyak kolesterol

dari pada yang dibutuhkan tubuh, maka kolesterol ekstra bisa menempel di

dinding arteri, termasuk pada jantung. Hal ini menyebabkan penyempitan arteri

dan bisa menurunkan aliran darah ke jantung, otak, ginjal, dan bagian tubuh

lainnya. Kolesterol tinggi adalah istilah yang digunakan untuk kadar lowdensity

lipoprotein, atau LDL, yang dianggap buruk karena dapat menyebabkan

penyakit jantung. Kadar kolesterol lipoprotein high-density yang lebih tinggi,

atau HDL, dianggap baik karena dapat mencegah penyakit jantung.

h. Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus juga meningkatkan resiko penyakit jantung. Tubuh

membutuhkan glukosa (gula) untuk energi. Insulin adalah hormon yang dibuat

di pankreas yang membantu memindahkan glukosa dari makanan menuju ke sel


tubuh. Jika menderita diabetes, maka tubuh tidak dapat membuat insulin.

Diabetes menyebabkan gula terbentuk di dalam darah. Resiko kematian akibat

penyakit jantung bagi orang dewasa dengan diabetes adalah dua sampai empat

kali lebih tinggi daripada orang dewasa yang tidak menderita diabetes.

i. Genetika dan Riwayat Keluarga

Faktor lain yang dapat menyebabkan terserang penyakit jantung adalah

genetika. Faktor genetik dapat mewariskan kelainan tekanan darah tinggi,

penyakit jantung, dan kondisi terkait lainnya. Resiko penyakit jantung bisa

meningkat bahkan lebih bila faktor keturunan dikombinasikan dengan pilihan

gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan makan makanan yang tidak

sehat.

j. Usia

Resiko penyakit jantung meningkat seiring bertambahnya usia. Hal tersebut

sudah menjadi wajar karena semakin bertambahnya usia maka semakin

menurunnya kinerja organ tubuh manusia.

k. Ras atau Etnisitas

Pada tahun 2013 penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di

Amerika Serikat untuk kulit putih non-Hispanik, kulit hitam non-Hispanik, dan

Indian Amerika. Bagi orang Hispanik, dan orang Amerika Asia dan Kepulauan

Pasifik, penyakit jantung menjadi penyebab kematian yang kedua setelah

kanker
CACING JANTUNG (HEARTWORM)

Heartworm pada anjing merupakan suatu penyakit kecacingan yang disebabkan oleh parasit
cacing  genus Dirofilaria immitis yang menyerang dan berkembang biak di organ jantung
sehingga sering disebut penyakit cacing jantung. Akan tetapi cacing tersebut juga bisa
menyerang organ hati, paru dan ginjal. 

Anjing dapat terserang penyakit heartworm dari gigitan nyamuk Anopheles sp. dan Culex sp.
yang terinfeksi larva cacing jantung (mikrofilaria). Nyamuk tersebut membawa mikrofilaria
kemudian disebarkan pada saat menghisap darah anjing menuju jantung, paru, ginjal dan
menjadi dewasa dan berkembang biak di lokasi tersebut.

Penyakit ini sangat berbahaya bagi anjing karena bisa mengakibatkan kematian karena
rusaknya organ dalam seperti jantung, paru, hati dan ginjal. Selain itu akibat jumlah cacing
yang sangat banyak dapat mengganggu sisitem sirkulasi darah di dalam jantung yang akan
diedarkan ke seluruh tubuh, peredaran darah dari organ-organ lain yang kembali menuju
jantung akan terblokir dan tersumbat yang disebut sebagai sindrom caval.

Penyebab penyakit :  

 Parasit cacing jantung Dirofilaria immitis yang disebarkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles sp. dan Culex sp. pada saat menghisap darah anjing

 Gejala klinis yang muncul :

 Biasanya tidak disertai dengan gejala jika mikrofilaria tidak ditemukan di dalam darah

 Batuk

 Kesulitan bernafas

 Nafsu makan dan minum menurun

 Penurunan berat badan

 Anemia

 Kematian mendadak
Kasus HeartWorm

a. Sinyalemen
1. Pasien:
Nama : Black
Spesies : Anggora
Kelamin : Jantan
Umur : 2 tahun
Warna : Hitam
2. Klien :
Nama : Randy
Alamat : Jl.Brigjend Katamso no 32. Medan
b. Anamnesa
-Kapan terakhir kali ia makan?
-Apakah ada muntah atau mencret?
-Apakah ia ada mengkonsumsi obat sebelumnya?

c. Status Present

 Keadaan Umum
- Gizi : Kurus
- Temparemen :Jinak
- Habitus : Lordosis
 Frekuensi Nafas : Tidak Normal
 Frekuensi Pulsus : Tidak Normal
 Suhu Tubuh : Tidak Normal (158x/menit)
 Alat Pernafasan : Tidak Normal (41 derajat celcius)
 Alat Pencernaan : Pencernaan terganggu
 Alat Kelamin : Normal
 Urat Saraf : Normal
 Anggota Gerak : Lengkap

d. Etiology
Infeksi cacing jantung (dirofilariasis) disebabkan oleh D. immitis, terutama
terjadi pada anggota famili Canidae, telah tersebar luas di daerah tropis,
subtropis, dan daerah beriklim sedang. D. immitis merupakan parasit filaria
yang paling penting pada anjing. Cacing ini dapat menyebar dari hewan
terinfeksi ke hewan lainnya bahkan bisa juga tertular ke manusia melalui
gigitan nyamuk. Dirofilaria immitis juga dikenal dengan nama Leidy karena
yang pertama sekali menemukan parasit ini adalah J.Leidy pada tahun 1850.
Dirofilaria immitis termasuk dalam filum Nemathelminthes. Cacing ini
merupakan agen penyebab Heartworm disease pada anjing dan kucing atau
human pulmonary disease (HPD) pada manusia. Cacing dewasa mempunyai
bentuk tubuh bulat, panjang, langsing, berwarna putih. Habitat cacing dewasa
pada hewan (anjing dan kucing) berada dalam pembuluh darah dan jantung
yaitu inang definitif (ventrikel kanan, arteri pulmonalis, dan vena cava
posterior). Cacing jantan memiliki ukuran 12-18 cm sedangkan cacing betina
25-30 cm cacing betina lebih besar dan panjang daripada cacing jantan karena
mereka memproduksi telur. Cacing ini memiliki sistem perkembangbiakan
secara vivipar, menghasilkan stadium larva pertama yang motil, disebut
mikrofilaria. Mikrofilaria dalam darah berukuran panjang 307 – 322 μm, lebar
6.8 μm. Microfilaria dalam darah tidak mempunyai selubung, ujung anterior
panjang, ujung posterior tumpul. Sumber: http//:ebook.org.co.id Apabila
infeksi cacing jantung berlangsung lama dapat mengakibatkan perubahan
patologik, kondisi demikian disebut dengan penyakit cacing jantung. Penyakit
tersebut sangat bervariasi dari asimptomatik sampai parah, bahkan dapat
mengancam kehidupan inangnya karena menimbulkan penyakit kronis pada
arteri pulmonalis, paru-paru, dan jantung (Atkins, 2005).

e. Gejala Klinis
Sejumlah cacing D. immitis yang menginfeksi anjing dengan ukuran yang
relatif besar (cacing betina dengan panjang 25 – 35 cm) dapat mengakibatkan
gangguan sirkulasi yang bersifat kronis dan akhirnya mengakibatkan gagal
jantung. Gejala klinis yang ditimbulkan oleh infeksi D. immitis mulai gejala
yang ringan berupa keletihan karena hewan diberikan latihan sampai pada
gagal jantung kongestif yang bersifat fatal. Kebanyakan kasus infeksi cacing
jantung adalah asimptomatik. Sejarah penyakit anjing penderita sangat
bervariasi, di antaranya kehilangan berat badan, toleransi terhadap latihan
menurun, letargi, batuk, dispnea, sinkop, dan distensi abdominal (ascites).
Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan adanya suara jantung kedua berganda,
suara murmur pada jantung kanan, cardiac gallop, batuk, dispnea, dan
sianosis. Anjing yang terifeksi tidak menunjukan gejala yang spesifik. Gejala
klinis akan terlihat jika pada stadium kronis. Penderita kehilangan berat badan
secara progresif. Hewan cepat lelah setelah beraktifitas yang tidak berat,
diikuti batuk dan dyspnoe. Suhu tubuh normal atau mengalami kenaikan
karena proses radang antara lain dari paru-paru. Busung terjadi karena
lambatnya pengaliran darah disertai dengan hipoproteinemia. Gangguan
sirkulasi terlihat juga dari selaput lender mata yang mengalami sianotik.
Gejala klinis yang terlihat kelelahan dalam exercise, batuk, oedema, ascites,
gagal jantung dan kematian pada anjing-anjing yang terinfeksi ini tersebar dan
endemis di daerah tropis, subtropis dan wilayah yang beriklim panas di dunia
f. Diagnosa
Penyakit cacing jantung dapat didiagnosis dengan pemeriksaan mikroskopik
pada ulas darah dan metode konsentrasi untuk mengetahui ada tidaknya
mikrofilaria, tes antigen dan antibodi, serta teknik molekuler. Metode
mikroskopik dan konsentrasi memiliki sensitifitas yang rendah karena adanya
infeksi yang samar (infeksi tanpa mikrofilaria), sedangkan tes antibodi
spesifisitasnya sangat rendah (Vezzani, et al, 2008). Selama 10 - 15 tahun
terakhir, perhatian dialihkan dari pemeriksaan rutin untuk menemukan
mikrofilaria pada darah ke pemeriksaan serologis untuk pemeriksaan antigen
terhadap D. immitis. Metode yang paling umum digunakan untuk
mendiagnosis infeksi oleh D. immitis pada anjing adalah pemeriksaan antigen
spesifik dan/ atau pemeriksaan mikrofilaria (Ranjbar- Bahadori et al., 2007).
Metode pemeriksaan mikrofilaria di dalam darah memiliki sensitivitas yang
sangat rendah karena adanya occult infection (infeksi tanpa disertai adanya
mikrofilaria pada darah perifer). Jumlah occult infection tersebut dapat
mencapai 10–67% pada anjing yang terinfeksi secara alami. Saat ini telah
tersedia uji untuk mendeteksi antigen D. immitis yang beredar dalam darah,
akan tetapi diagnosis D. immitis dengan deteksi antigen parasit di dalam darah
tersebut masih memiliki kelemahan. Sebagian uji antigen D. immitis yang
tersedia saat ini hanya mampu mendeteksi antigen cacing betina. Infeksi oleh
cacing jantan saja tidak dapat dideteksi oleh sepuluh jenis/merk uji antigen D.
immitis. Dalam hal ini perlu diidentifikasi antigen cacing jantan dan betina
yang dapat dijadikan sebagai marka diagnosis dari infeksi aktif.
g. Prognosa
Prognosa dari cacing jantung ini yaitu dubius.

H. Pengobatan

Penanganan terhadap cacing jantung dapat dilakukan dengan pencegahan dan


pengobatan. Pengobatan dilakukan tiga tahap yaitu menghilangkan cacing
dewasa, menghilangkan larva cacing (mikrofilaria), tindakan pencegahan agar
tidak terinfeksi ulang. Infeksi cacing jantung sangat melemahkan kondisi
hewan penderita dan bahkan mematikan. Pengobatannya sangat mahal dan
sulit dilakukan (Talukder, et al., 2007). Karena itu pencegahan infeksi perlu
diprioritaskan. Sejumlah obat tersedia untuk pencegahan infeksi cacing
jantung. Macrocyclic lactone (ivermectin, milbemycin oxime, moxidectin, dan
selamectin) merupakan obat pilihan yang aman dan efektif. Obat tersebut
memotong perkembangan larva cacing dua bulan setelah infeksi, sehingga
sangat manjur sebagai obat untuk mencegah penyakit cacing jantung (McTier,
et al., 200; Venco, et al., 2004; McCall, 2005; Atkins, 2005; Lok, et al., 2005).
Nelson, et al. (2005) menyatakan bahwa obat-obat tersebut juga mempunyai
aktivitas antelmintik terhadap mikrofilaria. Pengobatan terhadap infeksi cacing
jantung sangat sulit. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan, termasuk
pilihan untuk tidak melakukan pengobatan sama sekali. Konsep penting untuk
disadari adalah bahwa pengobatan infeksi cacing jantung tidak sederhana dan
juga tidak aman. Sebelum pengobatan dilakukan, hewan penderita
Dirofilariasis harus dinilai terhadap risiko kemungkinan terjadinya
tromboembolisme setelah pengobatan (Venco, 2007). Pengobatan terhadap
penyakit cacing jantung dilakukan dengan membunuh cacing dewasa. Obat
yang efektif membunuh cacing dewasa adalah melarsomine dihydrochloride.
Setelah pemberian obat melarsomine dihydrochloride aktivitas anjing harus
sangat dibatasi selama 4 - 6 minggu untuk memperkecil komplikasi
kardiopulmoner (Nelson, et al., 2005; Venco, 2007; Kahn dan Line, 2008).
Pemberian ivermectin setiap bulan secara berkesinambungan pada dosis
profilaktik dilaporkan efektif terhadap larva prekardiak dan cacing muda.
DAFTAR PUSTAKA

https://anjingkita.com/artikel/28439/penyakit-heartworm-cacing-jantung-
pada-anjing.

http://eprints.uny.ac.id/53146/3/BAB%20II.pdf.

https://www.academia.edu/35264250/Penyakit_Cacing_Jantung_Dirofilaria_i
mmitis_pada_Anjing.

Anda mungkin juga menyukai