Anda di halaman 1dari 6

Perkembangan CT Scan (Generasi I - Sekarang)

Perkembangan CT Scan sangat pesat. Dimulai dari generasi I yang hanya memiliki
satu detector dan menggunakan berkas Pencil Beam, sampai yang sekarang ini
sudah menggunakan Multi Slice Detector (MSCT) dan Dual Source CT (DSCT).
1. Generasi I

         Pesawat CT Scan pertama kali dirancang bangun pada tahun 1971 atas dasar
tindak lanjut ide teori Dr. Hounsfield dengan prinsip kerja pesawat teknik tomografi.
Dimana lingkup kerja pesawat CT Scan hanya terbatas pada pengambilan gambar-
gambar diagnosa kepala secara scanner, sehingga pesawat CT Scan waktu itu
disebut CT Head Scanner.
Ciri-ciri CT Scan generasi pertama diantaranya :
• X-ray tube yang digunakan masih menghasilkan pencil beam.
• Detector yang digunakan single detector untuk mendapatkan gambaran per-
slicenya.
• Pixel yang dihasilkan dalam bentuk pixel recon matrix memiliki ukuran 80 x 80 pixel
recon matrix, 13 mm slice thickness 33 mA, 120 KV.
• Scanning time yang bisa dilakukan pesawat adalah 4 s/d 5 menit.
• Kerja x-ray tube secara continous radiation.
• Proyeksi gambar scanning secara paralel untuk tiap kali rotasi.
• Prinsip kerja pesawat menggunakan prinsip kerja teknik tomografi
• Secara translation dan rotation yang bergantian dan berlainan arah antara x-ray
tube dengan detector.
• Secara translation dan rotation yang bergantian dan berlainan arah antara x-ray
tube dengan detector.
• Perintis    :  EMI, London, 1977
• X-ray      :  pencil beam
• Gerakan  :  translate – rotate
• Detektor  :  single detector
• Rotasi      :  180 derajat
• Waktu     :  4,5 – 5,5 menit / scan slice
• App        :  head scanner
Gambaran pergerakan tabung dan detektor pada generasi pertama :

2. Generasi II
         CT Scan generasi kedua muncul pada tahun 1975, dimana pesawat CT Scan
II merupakan evolution CT Scan generasi pertama, pada pesawat CT Scan II
mempunyai fasilitas komponen yang lebih lengkap, terutama dalam pemakaian
komponen detector. Pada CT Scan II, sistem detector yang dipakai adalah
multidetector, sehingga sensitifitas pesawat tersebut terhadap berkas radiasi x-ray
yang terpancar dari sumber sinar-x lebih tinggi jika dibandingkan dengan pesawat
CT Scan yang menggunakan single detector.
CT Scan generasi kedua juga memiliki ciri-ciri khusus diantaranya :
• X-ray tube yang digunakan dapat menghasilkan fan beam.
• Banyaknya detector yang dipakai biasanya lebih dari 30 detector.
• Lama waktu Scanning ± 20 s/d 90 second.
• Menghasilkan x-ray secara continous radiation.
• Sudah bisa digunakan untuk Scan hampir seluruh tubuh.
Gambaran gerakan tabung dan detector pada alat CT Scan generasi kedua :

3. Generasi III
         Berdasarkan hasil rekontruksi gambaran diagnosa yang dihasilkan, CT Scan III
mampu menampilkan tampilan gambaran diagnostik suatu objek dengan
kemampuan resolusi yang lebih baik daripada gambaran diagnostik yang dihasilkan
pada generasi CT Scan sebelumnya. CT Scan III muncul sekitar tahun 1977 setelah
CT Scan II muncul. Kemunculan pesawat CT Scan III merupakan imbas dari
kemajuan teknologi komputer dalam merekontruksi gambar-gambar medik dengan
resolusi citra yang baik. Hal ini ditandai dengan semakin kompleksnya sistem
pesawat pada CT Scan III. Sehingga pencitraan medik pada gambaran diagnostik
tampak lebih sempurna.
CT Scan III mempunyai ciri-ciri khusus sebagai berikut :
• Sinar-x yang dihasilkan oleh x-ray tube adalah fan beam geometri.
• Detector yang digunakan sebagai pendeteksi sinyal radiasi x-ray lebih banyak
daripada CT Scan I dan II, yakni jumlahnya sebanyak 380 s/d 768 element.
• Dapat menghasilkan sinar-x yang bersifat pulsed radiation atau continous radiation
(tergantung dari rancangan pesawat tersebut).
• Sistem pergerakkan kerja rotanx dan detector tidak secara linier, melainkan secara
rotasi dengan kecepatan tinggi (high speed).
• Exposure time yang relatif cepat ± 500 ms (Somatom Plus 4, Siemens) s/d 1,4
second (Somatom DR Siemens).
• Dapat digunakan untuk mendiagnosa seluruh tubuh.
Gambaran gerakan tabung dan detector pada alat CT Scan generasi kedua :

4. Generasi IV
         Pesawat CT Scan generasi IV muncul pada tahun 1977 setelah munulnya CT
Scan III. Pesawat CT Scan IV merupakan suatu modifikasi dari CT Scan III. Karena
semua cara kerja yang diaplikasikan pada pesawat CT Scan IV adalah dasar prinsip
kerja pesawat CT Scan III. Meskipun berdasarkan kedetailan penyampaian informasi
secara digital, CT Scan IV sedikit lebih akurat daripada CT Scan III. Hal ini
disebabkan karena pada CT Scan IV dimodifikasi dengan stationary detector.
Pengembangan dari generasi III

 X-ray      :  wide fan beam


 Gerakan :  stationary-rotate system
 Detektor :  multi detector (424-2400)
 Slip ring detector
 Rotasi    :  360 derajat
 Waktu    :  <10 detik / scan slice
 App        :  whole body scanner
CT Scan generasi ini detektornya berbentuk seperti cincin yang dinamakan  ring.
Sehingga hanya tabungnya saja yang berputar 360 derajat dan detektornya statis
(diam). Waktu yang diperlukan untuk satu kali scanning selama 1 – 5s
Gambaran pergerakan tabung sinar-x dan detector :
5. Generasi V

          CT Scan V muncul tidak layaknya seperti CT Scan generasi sebelumnya.


Pada CT Scan generasi I, II, III, dan IV hadir dengan prinsip aplikasi fungsional dan
peranan x-ray sebagai media pembentuk gambaran diagnostik. Akan tetapi, pesawat
CT Scan V muncul tanpa menggunakan peranan x-ray sebagai media untuk
menampilkan tampilan diagnosa. 
           Pada Electron Beam Technique tidak menggunakan tabung sinar-x, tapi
menggunakan electron gun yang memproduksi pancaran electron berkekuatan 130
KV. Pancaran electron difokuskan oleh electro-magnetic coil menuju fokal spot pada
ring tungsten. Proses penumbukkan electron pada tungsten menghasilkan energy
sinar-x.  Sinar-x akan keluar melewati kolimator yang membentuknya menjadi
pancaran fan beam.  Kemudian sinar-x akan mengenai obyek dan hasil atenuasinya
akan mengenai solid state detector dan selanjutnya prosesnya sama dengan prinsip
kerja CT Scan yang lain.  Perbedaannya hanya pada pembangkit sinar-x nya bukan
menggunakan tabung sinar-x tetapi menggunakan electron gun.

6. Generasi Keenam (Spiral / Helical CT)


Akuisisi data dilakukan dengan meja bergerak sementara tabung sinar-x
berputar, sehingga gerakan tabung sinar-x membentuk pola spiral terhadap pasien
ketika dilakukan akuisisi data.
Pola spiral ini diterapkan pada konfigurasi rancangan CT generasi ketiga dan
keempat.
Pengembangan dari generasi III dan IV
         X-ray      :  wide fan beam
         Gerakan :  stationary-rotate system
          scanning (spiral CT)
         Detektor :  multi detector (424-2400)
         slip ring detector
         Rotasi    :  360 derajat
         Waktu    :  <10 detik / scan slice
         App        :  whole body scanner (multi slice, 3D, 4D)
             Gambaran pergerakan tabung sinar-x, detector dan meja pasien :
7. Generasi Ketujuh (Multi Array Detector CT / Multi Slice CT)
            Dengan menggunakan multi array detector, maka apabila kolimator dibuka
lebih lebar maka akan dapat diperoleh data proyeksi lebih banyak dan juga diperoleh
irisan yang lebih tebal sehingga penggunaan energy sinar-x menjadi lebih efisien.

8. Generasi Kedelapan (Dual Source CT)


Dual Source CT (DSCT) menggunakan dua buah tabung sinar-x dan
terhubung pada dua buah detector. Masing-masing tabung sinar-x menggunakan
tegangan yang berbeda. Yang satu menggunakan tegangan tinggi (biasanya sekitar
140 KV) dan tabung yang lainnya menggunakan tegangan rendah (sekitar 80 KV). 
DSCT berguna untuk menentukan jenis bahan atau zat.

Anda mungkin juga menyukai