3 PB
3 PB
Nurussakinah Daulay
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Abstract
The purpose of this article is to understand the basic neuroanatomy of the brain and the
neurodevelopmental characteristics of children with autism spectrum disorders. Children
with autism spectrum disorders are children with complex developmental disorders, based
on a neuropsychological approach, a disorder experienced by a child with autism due to
abnormalities in the structure and biochemistry of the brain, as well as the interference in
integrating sensory information received by the environment. Disturbances in the sensory
process include how to obtain sensory information (sensory procesing), how to process the
information (sensory procesing), and how to move the muscles and perform a series of
movements in response to sensory stimuli received.
Keywords: autism spectrum disorder, brain, neuropsychology
Buletin Psikologi 11
DAULAY
penurunan dalam bahasa dan komunikasi, area gangguannya sangat berbeda satu
interaksi sosial, dan bermain serta imajinasi, dengan lainnya.
dengan terbatasnya perhatian akan minat Ginanjar (2008) menjelaskan bahwa
dan perilaku yang berulang-ulang pada anak autis terdapat gejala-gejala seba-
(American Psychiatric Association [APA], gai berikut: 1) gangguan wicara ekspresif,
2013). Pada DSM-IV-TR (APA, 2000), autis reseptif, baca, tulis, hitung; 2) gangguan
masuk dalam payung gangguan perkem- kendali emosi, empati; hipersensitivitas
bangan pervasif bersama dengan gangguan kulit dan terhadap bunyi; 4) tidak cekatan;
Asperger, Childhood Disintegrative Disorder, 5) gangguan keseimbangan. Gejala-gejala
Rett’s Disorder, dan Pervasive Developmental ini menunjukkan adanya gangguan
Disorder Not Otherwise Specified (PDD-NOS). fungsional yang tersebar di dalam otak
Pada DSM-5 (APA, 2013), autis dipandang mengenai banyak sistem saraf. Tidak
sebagai entitas tunggal dan diubah menjadi berkembangnya secara normal struktur-
sebuah spektrum yang meliputi seluruh struktur di dalam batang otak dan korteks
gangguan perkembangan pervasif kecuali serebri yang mengurus atensi, mengakibat-
gangguan Rett. Gangguan spektrum autis kan pengabaian banyak rangsangan. Hal
ini terjadi pada semua ras, etnis, dan tersebut dapat menerangkan terganggunya
kelompok ekonomi sosial serta empat kali komunikasi dengan orang lain dan tidak
lebih mungkin terjadi pada anak laki-laki berkembangnya bahasa, empati, kendali
dibandingkan anak perempuan (CDC, emosi.
2014). Perkiraan prevalensi berkisar 1%
Pada bulan Mei 2013, American
dalam populasi umum (Baird, Simonof, &
Psychiatric Association (APA), mempubli-
Pickless, 2006).
kasikan edisi kelima dari DSM setelah 14
Istilah spektrum menunjukkan bahwa tahun proses revisi dari DSM IV. Terdapat
gejala gangguan ini bervariasi antara anak satu perubahan yang kontroversial terkait
yang satu dengan anak lainnya. Ada anak gangguan spektrum autis dalam DSM-5,
yang gejalanya ringan sehingga sedikit yaitu: Pertama, perubahan diagnosa.
membutuhkan bantuan dari lingkungan, Diagnosa gangguan autistik, sindrom
misal anak masih mampu memahami asperger, gangguan disintegratif masa
instruksi meskipun harus berulang kali kanak-kanak dan gangguan Pervasive
disampaikan, anak mengalami penurunan Developmental Disorder Not Otherwise
dalam sensori sehingga dikira tuli, anak Specified (PDD-NOS) diklasifikasikan
masih mampu berkomunikasi dengan orang sebagai gangguan spektrum autis dalam
lain namun kontak matanya rendah. DSM-5 karena diagnosa tersebut dianggap
Terdapat juga anak yang gejalanya sangat tidak spesifik (Raising Children Network,
berat dan membutuhkan dukungan yang 2015). Kedua, tingkat keparahan. Tingkat
intens dari lingkungan, misalnya perilaku keparahan gangguan spektrum autis dibagi
menyakiti dirinya sendiri, tantrum, tidak menjadi level 1,2,3 tergantung pada
mampu sama sekali mengungkapkan apa kebutuhan individu (Raising Children
yang ia pikirkan atau rasakan. Mash dan Network, 2015). Level 1 menunjukkan anak
Wolfe (1999) juga menekankan bahwa dengan gangguan spektrum autis mem-
beberapa individu didiagnosa autis terlibat butuhkan dukungan, level 2 menunjukkan
dalam perilaku yang sangat agresif dan anak dengan gangguan spektrum autis
merugikan diri sendiri. Secara keseluruhan, membutuhkan dukungan besar, dan level 3
derajat tingkat keparahan setiap anak dan menunjukkan anak dengan gangguan
12 Buletin Psikologi
KAJIAN NEUROPSIKOLOGI: STRUKTUR OTAK & KEBERFUNGSIANNYA
spektrum autis membutuhkan dukungan emosi anak yang tidak stabil; 4) hiperaktif
yang sangat besar (American Psychiatric atau sangat pasif; 5) senang menyendiri; 6)
Association, 2013). Ketiga, diagnosa gang- tertawa atau cekikikan tanpa sebab; 7)
guan spektrum autis berdasarkan dua area tantrum dan menyakiti dirinya sendiri; 8)
(triadic menjadi dyadic). Pada DSM-IV ketidakmampuan dalam perencanaan
mengklasifikasikan gangguan spektrum gerak; 9) mengalami gangguan sensori
autis dalam tiga area yaitu gangguan integrasi; 10) perilaku yang tidak wajar
interaksi sosial, bahasa dan komunikasi, disertai dengan gerakan yang berulang
dan perilaku berulang atau minat terbatas. tanpa tujuan (stereotif). Artikel ini akan
DSM-5 mengkategorikan sosial interaksi membahas dasar neuroanatomi otak dan
dan permasalahan komunikasi menjadi satu karakteristik perkembangan saraf anak-
area yaitu keterbatasan dalam komunikasi anak dengan gangguan spektrum autis.
sosial dengan kriteria sulit yang ada, yaitu
jarang menggunakan bahasa dalam
Pembahasan
berkomunikasi, tidak bicara sama sekali,
tidak merespon ketika bicara, tidak meniru
Perkembangan Otak dan Fungsinya pada Anak
tindakan orang lain. Area yang kedua
dengan Gangguan Spektrum Autis
dalam DSM-5 adalah keterbatasan minat
dan perilaku berulang (Raising Children Ketika bayi lahir, berat otaknya kurang
Network, 2015). Keempat, Sensitivitas sensoris lebih 350 gram; pada umur tiga bulan 500
DSM-IV tidak memuat tentang sensitivitas gram; satu tahun kurang lebih 700 gram;
sensori. Sensoris anak dengan gangguan dua tahun 900 gram dan lima tahun 1100
spektrum autis pada DSM-5 digolongkan gram. Berat otak dewasa kurang lebih 1300
dalam gejala keterbatasan minat dan gram. Tampak pertumbuhan otak yang
perilaku berulang. Contoh: tidak menyukai sangat cepat pada dua tahun pertama.
label pada pakaian atau hanya makan Dalam masa dua tahun ini, dilaporkan
dengan memilih warna makanan tertentu neuron-neuron masih ada yang dapat
(Raising Children Network, 2015). Kelima, membelah diri, tetapi setelah umur dua
Gejala awal Dignosa gangguan spektrum tahun, sel otak tidak dapat melakukan
autis menurut DSM-5 dapat ditegakkan jika mitosis lagi. Pertumbuhan otak setelah
tanda dan gejala sudah muncul sejak masa umur dua tahun, terjadi karena
kanak-kanak. Meskipun gangguan spek- pertumbuhan percabangan neuronnya yang
trum autis baru dapat diketahui setelah menjadi semakin rimbun, membuat
masa kanak-kanak, namun penting untuk hubungan-hubungan dengan neuron-
menilai dyadic lebih awal (Raising Children neuron lain dan pembentukan simpai
Network, 2015). mielin yang meliputi akson. Sel-sel saraf
otak yang mendapat rangsang, hidup terus
Berdasarkan berbagai sumber di atas,
dan membentuk cabang-cabang baru, sel-sel
anak dengan gangguan spektrum autis
saraf otak yang tidak mendapat rang-
merupakan anak dengan gangguan
sangan, akan mati atau menggersang. Hal
perkembangan kompleks yang disebabkan
ini berarti, cabang-cabangnya akan putus
oleh adanya ketidaknormalan dalam
hubungan dengan cabang-cabang saraf lain
struktur dan biokimia otak. Karakteristik
dan melisut. Pada bayi, perlu mendapat
anak autis yaitu: 1) rendahnya kemampuan
rangsangan pendengaran bunyi dan bahasa
komunikasi dan interaksi sosial; 2) ketidak-
untuk merangsang perkembangan pusat-
mampuan berkomunikasi timbal balik; 3)
13 Buletin Psikologi
DAULAY
pusat bahasa dalam otaknya (Markam, tidak terdapat peningkatan. Schultz (dalam
2009). Donders & Hunter, 2010) juga menjelaskan
Perbedaan neuroanatomi antara anak volume otak lebih besar 10% pada anak
yang mengalami gangguan spektrum autis autis yang balita, dibandingkan
dengan anak perkembangan normal sangat peningkatan pada anak autis yang berusia
bervariasi, dan terdapat peningkatan di atas lima tahun.
signifikan dalam volume otak selama Beberapa penelitian melaporkan bahwa
perkembangan awal pada anak-anak dan anak autis memiliki kelainan pada hampir
kemudian terjadi penurunan signifikan semua struktur otak. Tetapi kelainan yang
dalam volume selama masa remaja dan paling konsisten adalah pada otak kecil
dewasa (Wallace, Dankner, & Kenworthy, (cerebellum). Berkurangnya sel purkinye di
2010; Ecker, 2016). Penelitian terbaru otak kecil diduga dapat merangsang
khususnya yang berkaitan dengan neuroa- pertumbuhan akson, blia dan myelin
natomi dari fungsi otak, menunjukkan sehingga terjadi pertumbuhan otak yang
terdapatnya hubungan antara gejala abnormal, atau sebaliknya pertumbuhan
gangguan autis dengan adanya kelainan akson yang abnormal dapat menimbulkan
anatomi maupun bio kimiawi di dalam sel purkinye mati. Otak kecil berfungsi
otak. Penelitian ke arah faktor neuro mengontrol fungsi luhur dan kegiatan
anatomi, kimiawi otak, dan faktor genetik motorik, juga sebagai sirkuit yang mengatur
terus berkembang. Penelitian telah perhatian dan pengindraan. Jika sirkuit ini
memberikan bukti kuat bahwa kelainan rusak atau terganggu maka akan meng-
struktur otak terdapat pada anak gangguan ganggu fungsi bagian lain dari sistem saraf
spektrum autis (Bauman & Kemper 1994). pusat, seperti misalnya sistem limbik yang
Gejala autis dan ciri-ciri yang spesifik mengatur emosi dan perilaku. Area tertentu
terjadi selama awal masa anak-anak (sekitar di otak termasuk serebral korteks dan
usia dua tahun), meskipun terdapat juga cerebellum yang bertanggung jawab pada
anak autis terdiagnosa setelah usia lima konsentrasi, pergerakan dan pengaturan
tahun (Pringle, Colpe, dan Blumberg, 2012; mood, berkaitan dengan autis. Ketidak-
Ecker, 2016). Pembesaran otak awal pada seimbangan neurotransmiter (seperti
anak autis disertai dengan peningkatan dopamin dan serotonin) pada otak juga
signifikan dan lingkar kepala (Lainhart, menjadi penyebab anak mengalami autis
Piven, & Wzorek, 1997), dan berlanjut (Mudjito, Harizal, Widyarini, & Roswita,
sampai usia 5-6 tahun, setelah itu tidak 2014).
terdapat peningkatan signifikan dalam Donders dan Hunter (2010) dalam
volume total otak (Courchesne, Karns, & bukunya Principles and Practice of Lifespan
Davis, 2001). Lintasan kematangan otak Developmental Neuropsychology, menjelaskan
menyimpang dari lintasan khas bahwa volume dari keseluruhan otak,
perkembangan otak normal. Gangguan seperti pada area lobus frontalis, lobus
perkembangan saraf awal anak autis temporalis, dan lobus parietalis pada anak
ditandai dengan peningkatan volume otak. autis mengalami peningkatan secara
Penelitian yang dilakukan oleh Hazlett, Poe, signifikan antara 3.4% dan 9.0%. Demikian
dan Gerig (2005) menjelaskan terdapat pula penelitian yang dilakukan oleh Shen,
pembesaran otak 5% dalam dua tahun usia Nordahl, dan Young (2013) bahwa terdapat
anak autis, kemudian diukur kembali peningkatan volume otak awal anak autis
setelah anak berusia dua tahun dan hasilnya disebabkan oleh jaringan yang berbeda
14 Buletin Psikologi
KAJIAN NEUROPSIKOLOGI: STRUKTUR OTAK & KEBERFUNGSIANNYA
dalam jumlah cerebrospinal fluid (CSF), katan abnormal pertumbuhan korteks pada
artinya pada bayi yang mengalami gejala anak autis, studi yang dilakukan pada
autis akan memiliki cairan ekstra (CSF) kelompok anak autis ini mengungkapkan
yang berlebih pada usia 6-9 bulan, dan akan bahwa gangguan awal terjadi pada
bertambah banyak ketika anak terdiagnosa pembentukan white matter neurosirkuit otak
pada usia 24 bulan atau lebih. Sehingga dibandingkan gangguan perkembangan
dapat disimpulkan bahwa hampir pada grey matter pada anak autis. White matter
keseluruhan area lobus mengalami pening- berfungsi dalam menghubungkan pusat-
katan volume ditambah lagi dengan cairan pusat informasi dan grey matter berfungsi
yang berlebih dalam otak (cerebrospinal dalam menganalisa informasi
fluid), sehingga ini juga berpengaruh pada
volume otak anak autis juga mengalami Pendekatan Neuropsikologi pada Anak dengan
peningkatan dan berdampak pada tidak Gangguan Spektrum Autis
berfungsinya masing-masing area di bagian
Neuropsikologi adalah suatu bidang
otak yang terkena sehingga berpengaruh
multidisiplin atau interdisiplin antara
pada ketidaknormalan perkembangan anak
neurologi dan psikologi. Phares (1992)
autis.
mengemukakan bahwa neuropsikologi
Penelitian yang dilakukan oleh Wolff, dianggap sebagai salah satu di antara
Gu, dan Gerig (2012) menguji akan kekhususan psikologi klinis. Neuropsiko-
keterkaitan struktur otak pada bayi yang logi mempelajari hubungan antara otak dan
berusia 6 bulan dan memiliki saudara yang perilaku, disfungsi otak dan defisit perilaku,
mengalami autis, maka bayi tersebut akan dan melakukan asesmen dan perlakuan
lebih berisiko terkena gangguan autis (treatment) untuk perilaku yang berkaitan
dibandingkan bayi yang tidak memiliki dengan fungsi otak yang terganggu.
saudara dengan riwayat autis. Wolff, Gerig, Sedangkan neuropsikologi klinis menurut
dan Lewis (2015), mengemukakan bahwa Lezak (1995) adalah ilmu terapan yang
corpus callosum (bagian jembatan penghu- mempelajari ekspresi perilaku dari dis-
bung antara kedua belahan otak/hemis- fungsi otak (applied science concerned with the
phere kanan dan kiri) menunjukkan behavioral expression of brain dysfunction).
peningkatan dan ketebalan pada bayi Bidang ini muncul karena kebutuhan untuk
dengan hasil scan pada anak autis usia 6 dilakukan pemindaian (screening) dan
bulan, berbeda dengan bayi normal diagnosis atas mereka yang mengalami
(Steinmetz, Staiger, & Schlaug, 1996, dalam cedera otak dan gangguan perilaku pada
Ecker, 2016). Hal ini juga sejalan dengan tentara pascaperang dunia dan untuk
beberapa penelitian yang dilakukan oleh rehabilitasinya. Evaluasi atas perilaku
Hazlet, Poe, dan Gerig (2005); Schumann, kasus-kasus itu diperlukan oleh neurolog
Bloss, dan Barnes (2010) menjelaskan dan ahli bedah saraf untuk mendampingi
bahwa peningkatan volume otak pada anak diagnosis dan mencatat perjalanan gang-
autis dipengaruhi oleh peningkatan volume guan otak atau efek perlakuan.
white matter. Perkembangan yang tidak
Lezak (1995) menjelaskan bahwa perila-
normal dari white matter cortex dan perbeda-
ku manusia dalam pendekatan neuropsiko-
an jumlah cerebrospinal fluid (CSF) berkon-
logi dijelaskan sebagai sistem, yakni ada
tribusi terhadap peningkatan volume otak.
sistem kognitif, sistem emosi dan sistem
Penelitian Schumann, Bloss, dan Barnes
eksekutif. Termasuk sistem kognitif adalah
(2010) menegaskan bahwa terjadi pening-
pengolahan informasi yang meliputi fungsi
15 Buletin Psikologi
DAULAY
16 Buletin Psikologi
KAJIAN NEUROPSIKOLOGI: STRUKTUR OTAK & KEBERFUNGSIANNYA
dan mengalami perhatian sosial yang dan impulsif. Pada anak autis juga menga-
rendah. Kedua, sistem emosi, pada anak lami kelainan pada dorsolateral prefrontal
autis mengalami penurunan ukuran sel cortex, sehingga berdampak pada rendah-
neuron dalam sistem limbik sehingga nya kemampuan dalam memahami perasa-
berdampak pada ketidakberfungsian dalam an, pikiran, dan perhatian terhadap orang
stimulus sosial, gerakan meniru, stimulus lain, dan minimnya akan pertimbangan
emosi, perhatian, dan bermain simbol. Pada sosial.
anak autis juga mengalami neuroaktivasi Untuk dapat memahami neuroanatomi
yang tidak normal pada amigdala dan dari fungsi otak, maka dapat dilihat pada
hipokampus, sehingga berdampak pada gambar 1 tentang struktur otak pada
penurunan perilaku sosial, dan rendahnya manusia, kemudian pada tabel 1 terdapat
proses pengenalan wajah. Ketiga, sistem keterangan bagian-bagian tertentu dari
eksekutif, pada anak autis mengalami ketidaknormalan struktur otak anak autis,
kelainan pada prefrontal cortex sehingga sehingga anak autis mengalami kekurang
tidak mampu mengikuti konteks yang ada, berfungsian dalam perilaku, emosi, dan
dan tampil dalam perilaku yang tidak tepat sosialnya.
Corpus callosum
Parietal Lobe
Dorsolateral
Prefrontal Cortex
Cingulate Cortex
Occipital Lobe
Temporal Lobe
Gambar 1.
Struktur Otak Manusia (LeDoux, 1996)
Tabel 2.
Struktur Otak dan Keberfungsian pada Anak dengan Gangguan Spektrum Autis
17 Buletin Psikologi
DAULAY
Lobus Temporalis (Temporal Lobe) Kerusakan pada bagian ini mengakibatkan terjadinya
Bagian lateral dari kedua belahan otak: kanan perubahan emosi atau hilangnya kemampuan memahami
dan kiri. apa yang sebenarnya terjadi atau terjadi perubahan kognitif
Pemahaman pada bahasa lisan (lobus temporal (Kalat, 2007).
sebelah kiri) Penelitian pada lobus temporal-sistem limbik pada populasi
Fungsi: berperan dalam beberapa aspek autis mengalami penurunan volume, aktivitas hipofungsi,
penglihatan yang lebih kompleks, termasuk dan kelainan ukuran syaraf dan kepadatannya (Schultz, et al.,
di dalamnya adalah persepsi gerakan dan 2000).
pengenalan wajah. Berperan dalam perilaku
yang berkaitan dengan emosi dan motivasi.
Lobus oksipitalis (Occipital Lobe) Haist, Adamo, Westerfield, Courchesne & Townsend (2005)
Berfungsi untuk pengolahan dan menjelaskan penurunan perilaku dalam spasial attention anak
menyampaikan isyarat visual. Lobus ini autis berhubungan dengan hipoaktivasi di frontal, parietal,
sebagai salah satu bagian penyusun dari occipital, dan terutama pada inferior parietal lobule.
korteks serebral yang lebih besar.
Cerebellum (otak kecil) Penyandang autis sangat sulit untuk membagi perhatian dan
Berfungsi penting dalam kehidupan yaitu memusatkan perhatian, namun sekali perhatian itu terpusat,
proses sensoris, daya ingat, berpikir, belajar individu autis akan sulit untuk mengalihkan perhatian.
berbahasa, proses atensi. Individu GSA juga tidak mampu membagikan perhatian
dengan orang lain yang disebut “joint social attention”.
(Zillmer et al., 2008).
Kelainan pada cerebellum dan di berbagai daerah korteks
(Bailey, Luthert, Dean, Harding, Janota, Montgomery, Rutter,
& Lantos 1998a).
Kelainan pada cerebellum juga terlibat dalam patogenesis
skizofrenis dan autis (Zillmer et al., 2008).
18 Buletin Psikologi
KAJIAN NEUROPSIKOLOGI: STRUKTUR OTAK & KEBERFUNGSIANNYA
Basal ganglia Kerusakan pada caudate nucleus basal ganglia dapat merusak
Saling bertukar informasi dengan bagian kognitif atau fleksibilitas mental (Lichter & Cummings dalam
korteks cerebrum (otak besar) yang berbeda. Zillmer et al., 2008).
Berfungsi dalam bahasa, khususnya
perencanaan motorik dan pemrograman
atensi.
Berhubungan pada lobus frontalis,
berpartisipasi dalam inhibisi, dan mengatur
perilaku.
19 Buletin Psikologi
DAULAY
Gambar 3. Insula (Highes & Baylin, 2012)
Dorsolateral Prefrontal Cortex & Cingulate Krissy, et al, (2012) menjelaskan pada permukan area
Berfungsi dalam kognisi sosial (berpikir akan perkembangan tidak normal dalam cingulate cortex kanan
perasaan, pemikiran, dan perhatian terhadap lebih besar pada individu gangguan spektrum autis anak-
orang lain, pertimbangan sosial (Zillmer, anak dan remaja dibandingkan autis dewasa
2008).
Superior temporal sulcus Superior temporal sulcus (STS) juga diduga penyebab anak
Berfungsi dalam pengekspresian wajah, autis. STS berperan dalam kognisi sosial, dan tampil
gerakan tubuh sosial, kontak mata, berkontribusi pada beberapa gangguan sosial pada anak
pengenalan wajah (Zilmer, 2008). autis, termasuk persepsi suara, theory of mind/memahami
maksud orang lain, dan tatapan mata (Donders & Hunter,
2010).
Thomas Doyle, et al., (2012): Struktur dan fungsi area otak
yang terganggu dalam memengaruhi fungsi sosial, yaitu:
medial prefrontal cortex, orbitofrontal cortex, superior temporal
sulcus, inferior occipatal gyrus, fusiform gyrus, dan amygdala.
20 Buletin Psikologi
KAJIAN NEUROPSIKOLOGI: STRUKTUR OTAK & KEBERFUNGSIANNYA
Gangguan Bahasa: terdapat pada lobus Terjadi kerusakan fungsi bahasa, berkaitan dengan
temporalis/Temporal Lobe) pengurangan aktivitas area Broca dan peningkatan aktivitas
Broca (terletak di gyrus grontalis inferior area wernicke (Donders & Hunter, 2010).
hemisfer kiri). Penelitian oleh Chan, Cheung, Leung, Cheung & Cheung
Berfungsi sebagai pusat perbendaharaan (2005), kerusakan bahasa merupakan karakteristik utama
kata-kata, berperan dalam menggerakkan pada anak autis. Anak autis (63%) menunjukkan kerusakan
otot-otot wicara yang diperlukan di dalam bahasa, mengalami kerusakan di kedua ekspresi verbal dan
pengucapan kata-kata. Bila jumlah kosakata kemampuan pemahaman, 2% kerusakan akan kemampuan
menurun, kemampuan berpikir dengan ekspresi.
bahasa pun berkurang. (Markam, 2009). Penelitian menunjukkan aktivitas dalam area Broca dan
peningkatan pada daerah wernicke anak autis (Harris,
Wernicke (terletak di gyrus temporalis Handleman, Gordon, Kristoff, & Fuentes 1991).
superior hemisfer kiri). Wernicke s area
Broca s area
Berfungsi sebagai pusat perbendaharaan
pengertian kata-kata. Kerusakan pada bagian
ini akan mengacaukan semua fungsi
berbahasa, berbicara, pengertian bahasa,
baca, tulis, meniru kata, menamai benda
(Markam, 2009).
21 Buletin Psikologi
DAULAY
22 Buletin Psikologi
KAJIAN NEUROPSIKOLOGI: STRUKTUR OTAK & KEBERFUNGSIANNYA
the corpus callosum in patients with Graybiel, A. M., Aosaki, T., Flaherty, A., &
autism and comparison individuals. Kimura, M. (1994). The basal ganglia
Autism, 15(2), 223-238. doi: 386506 1362- and adaptive motor control. Science,
3613 265, 1826-1831.
Courchesne E, Karns C. M, Davis H. R., Gross, C., & Hen, R. (2004). The
Ziccardi, R., Carper, R. A., Tigue, Z. D., developmental origins of anxiety.
Chissum, H. J., Moses, P., Pierce, K., Nature Reviews Neuroscience, 5, 545-552.
Lord, C., Linclon, A. J., Pizzo, S., Haist, F, Adamo M, Westerfield M,
Schreibman, L., Haas, R. H., Courchesne E, & Townsend J. (2005).
Akshoomoff, N. A., & Courchesne, R. The functional neuroanatomy of spatial
Y. (2001) Unusual brain growth attention in autism spectrum disorder.
patterns in early life in patients with Dev Neuropsychology, 27(3), 425 58.
autistic disorder: an MRI study.
Harris, S. L., Handleman, J. S., Gordon, R.,
Neurology, 57(2), 245–254.
Kristoff, B., & Fuentes, F. (1991).
Dawson, G., Meltzoff, A., Osterling, J., Changes in cognitive and language
Rinaldi, J. (1998). Neuropsychological functioning of preschool children with
correlates of early symptoms of autism. autism. Journal of Autism and
Child Development, 69(5), 1276-1285. Developmental Disorders, 21(3), 281–290.
Dawson, G. (1996). Neuropsychology of Hazlett, H., Poe, M., Gerig, G, et al. (2005).
autism: A report on the state of the Magnetic resonance imaging and head
science. Journal of Autism and circumference study of brain size in
Development Disorders, 26, 179-184. autism: Birth through age 2 years.
Davidson, R., & Begley, S., (2012). The Archives of General Psychiatry, 62(12),
emotional life of your brain. USA: Hudson 1366-1376.
Street Press. Hubbard, E., Piazza, M., Pinel, P., &
Donders, J., & Hunter, S. (2010). Principles Dehaene, S. (2005). Individual
and practice of lifespan developmental differences among grapheme-color
neuropsychology. New York: Cambridge synesthetes: Brain behavior correla-
University Press. tions. Neuron, 45, 975-985.
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Hobson, R. P. (1993). Autism and the
DIY. (2016). Data & Informasi development of mind. Hove, Sussex:
Pendidikan. http://www.pendidikan- Lawrence Erlbaum Associates.
diy.go.id/ Kalat, J. W. (2007). Biological psychology 9th
Ecker, C. (2016). The neuroanatomy of ed. Terj. Jakarta: Salemba Humanika
autism spectrum disorder: An overview Krissy, A. R., Tomas, D., Kushki, A.,
of structural neuroimaging findings Duerden, E., Taylor, M., Lerch, J.,
and their translatability to the clinical Soorya, L., Wang, T., Fan, J., &
setting. Autism, 1-11. doi: Anagnostou, E. (2012). The effect of
10.1177/1362361315627136 diagnosis, age, and symptom severity
Ginanjar. A. S. (2008). Panduan praktis on cortical surface area in the cingulate
mendidik anak autis: Menjadi orang tua cortex and insula in autism spectrum
istimewa. Jakarta: Dian Rakyat. disorders. Journal of Child Neurology,
28(6), 732-739. doi: 10.1177/
0883073812451496.
23 Buletin Psikologi
DAULAY
Lainhart, J. E., Piven, J., Wzorek, M., Landa, 97, pp. 1–8. Available at: http://
R., Santangelo, S.L., Coon, H., & www.cdc.gov/nchs/data/databriefs/
Folstein, S. (1997). Macrocephaly in db97.pdf
children and adults with autism. Raising Children Network. (2015). DSM-5;
Journal of the American Academy of Child changes to autism spectrum disorders
and Adolescent Psychiatry, 36(2), 282–290. diagnosis. The autism parenting website.
LeDoux, J. (1996). The emotional brain: The Diunduh dari www.raisingchildren.
mysterious underpinnings of emotional. net.au tanggal Desember 2016.
New York: Simon & Schuster Rammani, N., & Owen, A. (2004). Anterior
Paperbacks prefrontal cortex: Insights into function
Lezak, M. D. (1992). Neuropsychological from anatomy and neuroimaging.
testing. New York: Oxford University Nature Reviews Neuroscience. 5, 184-194.
Press. Schumann, C. M., Bloss, C. S., Barnes, C. C.,
Mash, E. J., & Wolfe, D. A. (1999). Abnormal Wideman, G. M., & Courchesne, E.
child psychology. Belmont, CA: (2010) Longitudinal magnetic resonance
Wadsworth Publishing Company. imaging study of cortical development
through early childhood in autism. The
Markam, S. (2009). Dasar-dasar neuropsikologi
Journal of Neuroscience: The Official
klinis. Jakarta: Sagung Seto.
Journal of the Society for Neuroscience.
Miller, E., (2000). The prefrontal cortex and 30(12). 4419–4427.
cognitive control. Nature reviews
Schultz, R., Gauthier, I., Klin, A., Fulbright,
neuroscience. 1, 59-65.
R., Anderson, A., Volkmar, F,
Mudjito., Harizal., Widyarini, E., & Roswita, Skudlarski, P., Lacadie, C., & Cohen, D.
Y. (2014). Deteksi dini, diagnosa gangguan (2000). Abnormal ventral temporal
spektrum autis, dan penanganan dalam cortical activity during face discrimi-
keluarga. Direktorat Pembinaan Pendi- nation among indviduals with autism
dikan Khusus dan Layanan Khusus and asperger syndrome. Arch Gen
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Psychiatry, 57(4,) 331.
Kementerian Pendidikan dan
Shen M. D., Nordahl C. W., Young G. S., et
Kebudayaan.
al. (2013) Early brain enlargement and
Mukhtar, D. Y. (2016). Pedoman Group Based elevated extra-axial fluid in infants who
Parenting Support untuk orang tua yang develop autism spectrum disorder.
mengasuh anak dengan gangguan Brain: A Journal of Neurology. 136(9),
spektrum autis. Modul. Yogyakarta: 2825–2835.
Program Doktor Psikologi Universitas
Stefanatos, G. A. & Baron, I. S. (2011). The
Gadjah Mada.
ontogenesis of language impairment in
Phares, E. J. (1992). Clinical psychology: autism; A neuropsychological perspec-
Concepts, methods, and profession. 4th ed. tive. Journal of Autism and Developmental
Kansas: Brooks/Cole Publishing Co. Disorders, 36, 921-933. doi: 10.1007/
Pringle B, Colpe L. J, Blumberg S. J., Avila, s10803-006-0129-7.
R. M., & Kogan, M. D. (2012) Diagnostic Thomas Doyle, Kushki, A., Duerden, E.,
history and treatment of school-aged Taylor, M., Lerch, J., Soorya, L., Wang,
children with autism spectrum disorder and T., Fan, J., & Anagnostou, E. (2012). The
special health care needs. NCHS data brief effect of diagnosis, age, and symptom
24 Buletin Psikologi
KAJIAN NEUROPSIKOLOGI: STRUKTUR OTAK & KEBERFUNGSIANNYA
severity on cortical surface area in the Wolff, J. J., Gerig, G., Lewis, J. D., Soda, T.,
cingulate cortex and insula in autism Styner, M. A. (2015). Altered corpus
spectrum disorders. Journal of Child callosum morphology associated with
Neurology, 28(6), 732-739. doi: autism over the first 2 years of life.
10.1177/0883073812451496 Brain: A Journal of Neurology, 138(7),
Wallace, G. L., Dankner, N., Kenworthy, L., 2046-2058.
Giedd, J. N., & Martin, A. (2010) Yang, X., Si, Tianjing., Gong, Q., Qiu, L., Jia,
Agerelated temporal and parietal Z., Zhou, M. Zhao, Y., Hu, X., Wu, M. &
cortical thinning in autis spectrum Zhu, H. (2016). Brain gray matter
disorders. Brain: A Journal of Neurology, alterations and associated demographic
133 (Pt 12): 3745–3754. profiles in adults with autism spectrum
Wolff, Gu, & Gerig (2012). Differences in disorder: A meta-analysis of voxel-
white matter fiber tract development based morphometry studies. Australian
present from 6 to 24 months in infants & New Zealand Journal of Psychiatry, 1-
with autism. American journal of 13, doi: 10.1177/0004867415623858
Psychiatry, 169(6), 589-600. Zillmer, E., Spiers, M., & Culbertson, W.
(2008). Principles of neuropsychology.
USA: Thomson Higher Education.
25 Buletin Psikologi