Anda di halaman 1dari 9

UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah : NCP Komunitas


Hari/Tanggal : Selasa, 5 Mei 2020
Prodi/Semester : Prodi DIII Gizi /
IV TA 2019/2020
Pukul : 13.00 – 13.50 WIB

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang pada huruf A,B,C,D atau E
di lembar jawaban yang telah disediakan!

1. Ada 4 langkah Proses Asuhan Gizi di Puskesmas. Menurut ahli gizi apakah langkah apa saja
yang digunakan untuk proses asuhan gizi di Puskesmas?
A. Pengkajian, Intervensi, Diagnosis, Monitoring dan Evaluasi
B. Pengkajian,Diagnosis,Intervensi, Monitoring dan Evaluasi
C. Pengkajian,Diagnosis, Monitoring dan Evaluasi,Intervensi
D. Diagnosis,Pengkajian Intervensi, Monitoring dan Evaluasi
E. Diagnosis, Pengkajian, Monitoring dan Evaluasi, Intervensi

2. Pada tahap pengkajian gizi diperlukan beberapa data. Menurut saudara yang data tidak dapat
digunakan pada tahap tersebut?
A. Antropometri
B. Riwayat gizi
C. Laboratorium
D. Pemeriksaan fisik gizi
E. Asupan gizi

3. Sumber data pengkajian untuk masalah gizi masyarakat bisa diperoleh dari:
A. Hasil laboratorium
B. Rekam medis klien
C. Hasil wawancara klien
D. Hasil wawancara pada pendamping klien
E. Survey gizi

4. Pada terminologi diagnosis gizi ada tiga domain. Menurut saudara apakah tiga domain yang
dimaksud?
A. Domain asupan, domain klinis dan domain antropometri
B. Domain laboratorium, domain klinis dan domain lingkungan
C. Domain asupan, riwayat gizi dan domain lingkungan
D. Domain asupan, domain klinis dan domain lingkungan
E. Domain asupan, domain antropometri dan domain lingkungan

5. Pada proses asuhan gizi diperoleh sebagai berikut:


Kelebihan asupan lemak berkaitan dengan seringnya mengkonsumsi makanan cepat saji ditandai
dengan pemeriksaan kolesterol 230 mg/dl dan mengkonsumsi hamburger/sandwich 5
kali/minggu.
Menurut saudara termasuk pada tahap proses asuhan gizi apakah data di atas?
1
A. Pengkajian
B. Diagnosis
C. Intervensi
D. Monitoring
E. Evaluasi

6. Domain asupan gizi pada tahap diagnosis gizi terdiri dari:


A. Keseimbangan energi
B. Biokimia
C. Aktivitas dan fungsi fisik
D. Fungsional
E. Berat badan

7. Domain perilaku dan lingkungan pada tahap diagnosis gizi terdiri dari:
A. Keseimbangan energi
B. Biokimia
C. Aktivitas dan fungsi fisik
D. Fungsional
E. Berat badan

8. Diagnosis gizi masyarakat memperhatikan/menggunakan P (problem), E (etiologi) dan S


(sign/symthom). Jika P yang ditemukan adalah tingginya Tingginya prevalensi kegemukan di
Puskesmas A, maka E yang tepat adalah sebagai berikut:
A. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan terkait makanan dan gizi dan ketidakaktifan
fisik
B. Kurangnya atau terbatasnya akses terhadap makanan
C. Data demografis yang menyatakan bahwa prevalensi kombinasi kelebihan berat badan anak
dan obesitas pada populasi meningkat
D. Tidak ada pilihan makanan/ minuman sehat yang disediakan di kantin sekolah
E. Survei konsumsi asupan sumber protein > 80 % AKG sebanyak 50%

9. Diagnosis gizi masyarakat memperhatikan/menggunakan P (problem), E (etiologi) dan S


(sign/symthom). Jika P yang ditemukan adalah tingginya proporsi ibu hamil yang anemia di
Puskesmas A, maka S yang tepat adalah sebagai berikut:
A. Jumlah anak yang berangkat ke sekolah tanpa makan pagi
B. Hasil survei terdapat kasus ibu hamil anemia sebanyak 10 orang di Desa A
C. Data demografis yang menyatakan bahwa prevalensi kombinasi kelebihan berat badan anak
dan obesitas pada populasi meningkat
D. Tidak ada pilihan makanan/ minuman sehat yang disediakan di kantin sekolah
E. Survei konsumsi asupan sumber protein > 80 % AKG sebanyak 50%

10. Contoh intervensi gizi menurut ahli gizi adalah sebagai berikut, kecuali:
A. Pemberian zat gizi
B. Edukasi gizi
C. Konseling gizi
D. Koordinasi asuhan gizi
E. Evaluasi asupan gizi

11. Memperbaiki atau meningkatkan kondisi gizi berdasarkan rencana dan penerapan intervensi
gizi yang tepat sesuai kebutuhan adalah:
A. Tujuan pengkajian
B. Tujuan diagnosis
C. Tujuan intervensi
D. Tujuan Monitoring
E. Tujuan Evaluasi

2
12. Di bawah ini adalah cara menentukan intervensi, kecuali:
A. Pemilihan Intervensi Gizi berdasarkan Diagnosis Gizi dan Etiologinya
B. Strategi Intervensi Gizi dipilih dengan tujuan untuk merubah asupan gizi, pengetahuan dan
perilaku terkait gizi, kondisi lingkungan atau akses pada pelayanan/ asuhan yg mendukung
C. Tujuan intervensi Gizi yg ditetapkan dapat digunakan sebagai basis untuk memonitor
perkembangan dan mengukur outcames
D. Fokus pada isu yang akan ditangani
E. Sesuai dengan cakupan program Puskesmas yang sudah ditetapkan
13. Tujuan pemantauan pertumbuhan balita adalah:
A. Mengikuti pertumbuhan balita secara terus menerus dan teratur melalui pengukuran
antropometri
B. Melakukan melalui penimbangan Berat Badan (BB) setiap bulan di Posyandu atau
Fasyankes
C. Mengetahui status pertumbuhan dan mendeteksi secara dini bila terjadi gangguan
pertumbuhan
D. Melihat kenaikan BB pada grafik pertumbuhan yang terdapat pada KMS atau Buku KIA
E. Membandingkan hasil penimbangan dengan standar antropometri berdarkan indeks BB/U,
TB/U, BB/TB.
14. Bila ditemukan balita gizi kurang, gizi buruk, kurus dan sangat kurus yang dirujuk ke
Puskesmas, maka dilakukan :
A. Proses asuhan gizi perorangan
B. Proses asuhan gizi kelompok
C. Proses asuhan gizi masyarakat
D. Pemberian PMT pemulihan
E. Pemberian PMT penyuluhan
15. Pada Puskesmas A diperoleh data prevalensi gizi kurang 15 %, Puskesmas B 25 % dan
Puskesmas C 20%. Puskesmas manakan yang termasuk prevalensi sedang berdasarkan batasan
Masalah Kesehatan untuk Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Berdasarkan Indikator BB/U?
A. Puskesmas A, B dan C
B. Puskesmas A
C. Puskesmas A dan B
D. Puskesmas B dan C
E. Puskesmas B

KASUS
Berdasarkan data lansia tahun 2019 di Puskesmas MEWANGI diperoleh data jumlah lansia
sebanyak 150 orang dengan sebaran data sebagai berikut :
 IMT : 20% < 18,5 kg/m2, 35% IMT 18,5-22,9 kg/m2; 30% IMT 23-25 kg/m2 dan 15% IMT >25
kg/m2.
 Asupan zat gizi makro : Sebanyak 28,7% lansia termasuk kategori asupan > 120% AKG,
53,3% lansia termasuk kategori normal dan sebanyak 18% lansia memiliki asupan < 80%
AKG.
 Makanan yang disukai : sebanyak 33% lansia menyukai makanan asin, 67% lansia menyukai
sayur asin, 56% lansia menyukai tahu/tempe goreng, 42% lansia menyukai teh manis, 50%
lansia menyukai kopi manis
 Cara pengolahan makanan (sayuran) : 80% disantan/digulai,
 Cara pengolahan makanan (lauk) : 100% digoreng, 80% disantan
 Aktivitas fisik : 35% tidak beraktivitas fisik
 Konsumsi air 65% < 8 gelas
 Pengetahuan : 70% lansia tdk mengetahui akibat mengkonsumsi makanan asin, 45% lansia tdk
mengetahui akibat mengkonsumsi makanan digoreng

3
 Hasil pemeriksaan : 30% lansia memiliki kadar gula darah tinggi, 10% lansia memiliki kadar
kolesterol tinggi dan 40% lansia memiliki kadar tekanan darah yang tinggi
 Penyakit yang diderita : 10% kolesterol + asam urat, 30% DM, 20% hipertensi dan 40% asam
urat
 Kedatangan ke posyandu lansia : 70% tidak datang
 Kegiatan di posyandu lansia : pengobatan gratis, pemeriksaan tekanan darah, penimbangan BB,
namun tidak ada penyuluhan dan pelaksanaan kegiatan senam lansia
 PHBS tegolong baik dan daya beli masyarakat tergolong baik

Berdasarkan kasus tersebut jawablah soal dibawah ini :


16. Yang termasuk pengkajian gizi antropometri pada kasus tersebut adalah :
a. Sebanyak 70% lansia tidak mengetahui akibat mengkonsumsi makanan asin, 45% lansia
tidak mengetahui akibat mengkonsumsi makanan digoreng
b. Sebanyak 35% lansia jarang melakukan aktifitas fisik
c. sebanyak 20% lansia termasuk status gizi kurus, 35% normal, 30% at risk obesitas dan
15% obes I
d. sebanyak 70% lansia tidak datang ke posyandu lansia
e. sebanyak 40% lansia memiliki kadar tekanan darah yang tinggi

17. Yang termasuk pengkajian gizi Laboratorium pada kasus tersebut adalah :
a. Sebanyak 28,7% lansia termasuk kategori asupan > 120% AKG, 53,3% lansia termasuk
kategori normal dan sebanyak 18% lansia memiliki asupan < 80% AKG
b. Sebanyak 30% lansia memiliki kadar gula darah tinggi, 10% lansia memiliki kadar
kolesterol tinggi
c. Sebanyak 20% lansia termasuk status gizi kurus, 35% normal, 30% at risk obesitas dan
15% obes I
d. Sebanyak 10% lansia menderita penyakit kolesterol + asam urat, 30% menderita DM,
20% hipertensi dan 40% asam urat
e. sebanyak 40% lansia memiliki kadar tekanan darah yang tinggi

18. Yang termasuk pengkajian gizi klinis/fisik pada kasus tersebut adalah :
a. Sebanyak 28,7% lansia termasuk kategori asupan > 120% AKG, 53,3% lansia termasuk
kategori normal dan sebanyak 18% lansia memiliki asupan < 80% AKG
b. Sebanyak 30% lansia memiliki kadar gula darah tinggi, 10% lansia memiliki kadar
kolesterol tinggi
c. sebanyak 20% lansia termasuk status gizi kurus, 35% normal, 30% at risk obesitas dan
15% obes I
d. sebanyak 70% lansia tidak datang ke posyandu lansia
e. sebanyak 40% lansia memiliki kadar tekanan darah yang tinggi

19. Yang termasuk pengkajian gizi riwayat gizi pada kasus tersebut adalah :
a. Sebanyak 28,7% lansia termasuk kategori asupan > 120% AKG, 53,3% lansia termasuk
kategori normal dan sebanyak 18% lansia memiliki asupan < 80% AKG
b. Sebanyak 30% lansia memiliki kadar gula darah tinggi, 10% lansia memiliki kadar
kolesterol tinggi
c. Sebanyak 20% lansia termasuk status gizi kurus, 35% normal, 30% at risk obesitas dan
15% obes I
4
d. Sebanyak 70% lansia tidak datang ke posyandu lansia
e. Sebanyak 40% lansia memiliki kadar tekanan darah yang tinggi

20. Yang termasuk pengkajian gizi riwayat klien pada kasus tersebut adalah :
a. Sebanyak 28,7% lansia termasuk kategori asupan > 120% AKG, 53,3% lansia termasuk
kategori normal dan sebanyak 18% lansia memiliki asupan < 80% AKG
b. Sebanyak 30% lansia memiliki kadar gula darah tinggi, 10% lansia memiliki kadar
kolesterol tinggi
c. Sebanyak 20% lansia termasuk status gizi kurus, 35% normal, 30% at risk obesitas dan
15% obes I
d. Sebanyak 70% lansia tidak datang ke posyandu lansia
e. Sebanyak 40% lansia memiliki kadar tekanan darah yang tinggi

21. Diagnosa Gizi yang tepat yang dapat disusun berdasarkan kasus tersebut adalah :
a. Tingginya proporsi gizi kurang (kurus) pada lansia di wilayah kerja puskesmas
MEWANGI tahun 2019 berkaitan dengan penyakit yang diderita lansia ditandai dengan
10% lansia mengalami kolesterol + asam urat, 30% DM, 20% hipertensi dan 40% asam
urat
b. Tingginya proporsi gizi lebih (obes I) pada lansia di wilayah kerja puskesmas
MEWANGI tahun 2019 berkaitan dengan tingginya asupan zat gizi makro lansia ditandai
dengan persentase asupan zat gizi makro semua >120% AKG
c. Tingginya proporsi kurang pengetahuan tentang gizi pada lansia di wilayah kerja
puskesmas MEWANGI tahun 2019 berkaitan dengan jarang terpapar dengan infromasi
gizi ditandai dengan tidak adanya kegiatan penyuluhan di posyandu lansia
d. Tingginya proporsi gizi lebih (obes I) pada lansia di wilayah kerja puskesmas
MEWANGI tahun 2019 berkaitan dengan kurangnya pengetahuan gizi lansia ditandai
dengan proporsi lansia tidak beraktivitas sebesar 35%
e. Tingginya proporsi gizi lebih (obes I) pada lansia di wilayah kerja puskesmas MEWANGI
tahun 2019 berkaitan dengan kurangnya pengetahuan gizi lansia ditandai dengan
tingginya proporsi lansia mengolah makanan tinggi lemak dan manis

22. Intervensi Gizi yang tepat berdasarkan kasus tersebut adalah :


a. Menurunkan proporsi gizi kurang (kurus) pada lansia di wilayah kerja puskesmas
MEWANGI dari 20% menjadi 15% pada tahun 2020.
b. Menurunkan proporsi obes I pada lansia di wilayah kerja puskesmas MEWANGI dari
15% menjadi 10% pada tahun 2020.
c. Meningkatkan proporsi pengetahuan gizi tentang akibat mengkonsumsi makanan
berlemak pada lansia di wilayah kerja puskesmas MEWANGI dari 30% menjadi 50%
d. Meningkatkan proporsi pengetahuan gizi tentang akibat mengkonsumsi makanan
berlemak pada lansia di wilayah kerja puskesmas MEWANGI dari 30% menjadi 80%
e. Meningkatkan proporsi pengetahuan gizi tentang akibat mengkonsumsi makanan manis
pada lansia di wilayah kerja puskesmas MEWANGI dari 30% menjadi 80%

23. Edukasi gizi yang dapat diberikan sesuai dengan kasus adalah :
a. Penyuluhan PHBS
5
b. Penyuluhan tentang Diet Energi Tinggi Protein Tinggi
c. Penyuluhan tentang peningkatan konsumsi sayur dan buah
d. Penyuluhan tentang diet tinggi serat
e. Penyuluhan tentang pentingnya penerapan perilaku CERDIK

24. Koordinasi asuhan gizi yang tepat berdasarkan kasus tersebut adalah :
a. Koordinasi dengan kementerian pendidikan berkaitan dengan peningkatan pengetahuan
lansia
b. Koordinasi dengan Kepala desa untuk memastikan keikutsertaan lansia dalam program
BPJS
c. Koordinasi dengan petugas posbindu atau posyandu lansia
d. Koordinasi dengan dokter puskemas terutama dokter gigi berkaitan dengan penanganan
masalah gigi
e. Koordinasi dengan camat untuk memastikan keikutsertaan lansia dalam program BPJS

25. Monitoring evaluasi berdasarkan kasus tersebut adalah :


a. Penurunan proporsi obes I pada lansia
b. Penurunan proporsi gizi kurang (kurus) pada lansia
c. Peningkatan keikutsertaan lansia dalam posyandu lansia
d. Peningkatan perilaku PHBS
e. Peningkatan pengetahuuan tentang suka makan sayur dan buah

Dari wawancara dan pengukuran status gizi dengan 100 remaja putri (SMU) di wilayah kerja
Puskesmas Kota PKY Tahun 2020 diperoleh data sebagai berikut :
Pengukuran status gizi berdasarkan LILA/U diperoleh data 30% berisiko KEK, sedangkan
berdasarkan IMT/U diperoleh data kurus 15%, overweight 5% dan obesitas 5%.
Pengukuran kadar Hb dengan menggunakan Easy Touch GcHb diperoleh 40% populasi dengan
kadar Hb < 12 mg/dl.
Berdasarkan wawancara diperoleh data sebagai berikut :
Tingkat pengetahuan gizi sebanyak 75% populasi termasuk kurang, tingkat pengetahuan tentang
anemia sebanyak 95% populasi rendah, dan sekitar 60% populasi jarang mendapatkan infromasi
ttg gizi, sekitar 70% remaja putri siklus menstruasi sudah teratur, pandangan terhadap body
image : BI positif 15%, BI negative 60% dan BI netral 25%. Untuk akses pangan tergolong mudah.
Sekitar 65% populasi mengalami infeksi (pilek, batuk) dalam satu bulan terakhir. Asupan makan remaja
sekitar 85% Defisit tingkat berat, 5% Defisit tingkat ringan, 5% Defisit tingkat sedang dan 5% baik.
Untuk tingkat kecukupan Fe sebanyak 90% populasi termasuk kurang. Selanjutnya saat pemeriksaan
klinis didapatkan data Sklera mata pucat/ telapak tangan terlihat pucat : 15% dan normal 85%

Berdasarkan kasus pada remaja putri berikut, jawablah soal dibawah ini :

26. Berdasarkan pengakajian gizi Laboratorium, termasuk masalah gizi apakah yang dialami
remaja putri tersebut dan termasuk tingkat apa dalam PHI?
a. Anemia, sangat ringan

6
b. Anemia, ringan
c. Anemia, sedang
d. Anemia, berat
e. Anemia, sangat berat

27. Berdasarkan pengakajian gizi Antropometri, underweight yang terjadi pada remaja putri
termasuk prevalensi tingkat apa?
a. Rendah
b. Sedang
c. Tinggi
d. Serius
e. Kritis

28. Apakah diagnosa gizi yang tepat untuk kasus?


a. Tingginya proporsi anemia pada rematri di wilayah kerja puskesmas Kota PKY tahun
2020 berkaitan dengan rendahnya asupan zat gizi makro dan Fe, kurangnya pengetahuan
rematri tentang gizi dan anemia ditandai dengan proporsi asupan zat gizi makro deficit
sebesar 95%, asupan Fe kurang sebesar 90%, pengetahuan tentang gizi sebesar 75%
kurang dan pengetahuan tentang anemia sebesar 95% rendah.
b. Tingginya proporsi underweight pada rematri di wilayah kerja puskesmas Kota PKY
tahun 2020 berkaitan dengan rendahnya asupan zat gizi makro, kurangnya pengetahuan
rematri tentang gizi dan persepsi body image negatif ditandai dengan proporsi asupan zat
gizi makro deficit sebesar 95%, pengetahuan tentang gizi sebesar 75% kurang dan
persepsi body image negatif sebanyak 65%
c. Tingginya proporsi underweight pada rematri di wilayah kerja puskesmas Kota PKY
tahun 2020 berkaitan dengan rendahnya asupan zat gizi makro dan Fe, kurangnya
pengetahuan rematri tentang gizi dan anemia ditandai dengan proporsi asupan zat gizi
makro deficit sebesar 95%, asupan Fe kurang sebesar 90%, pengetahuan tentang gizi
sebesar 75% kurang dan pengetahuan tentang anemia sebesar 95% rendah
d. Tingginya proporsi anemia pada rematri di wilayah kerja puskesmas Kota PKY tahun
2020 berkaitan dengan tingginya persepsi body image negatif dan tingginnya penyakit
infeksi ditandai dengan persepsi body image negatif sebesar 65% dan tinggi proporsi
rematri menderita penyakit infeksi sebesar 65%.
e. Tingginya proporsi underweight pada rematri di wilayah kerja puskesmas Kota PKY
tahun 2020 berkaitan dengan tingginya persepsi body image negatif dan tingginnya
penyakit infeksi ditandai dengan persepsi body image negatif sebesar 65% dan tinggi
proporsi rematri menderita penyakit infeksi sebesar 65%.

29. Berdasarkan kasus, pemberian makan yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah gizi
tersebut dan sesuai dengan program gizi saat ini adalah :
a. Sarapan tinggi Fe
b. Menu Lengkap Tinggi Fe
c. Pemberian Tablet TTD 1 tablet/mgg
d. PMT Pemulihan
e. Jajanan tinggi Fe

30. Berdasarkan kasus tema edukasi gizi yang tepat adalah :

7
a. Anemia pada rematri, Manfaat TTD
b. Anemia pada Rematri, Manfaat Sarapan untuk Mencegah Anemia
c. Anemia pada Rematri, Gizi Seimbang, Manfaat TTD
d. Anemia pada Rematri, Diet untuk Anemia
e. Anemia pada Rematri, Sarapan, Manfaat TTD

8
LEMBAR JAWABAN
UJIAN AKHIR SEMESTER

NAMA MAHASISWA :ESTY WIDYA LESTARI


NIM : PO.62.31..18.208
TANDA TANGAN :

1 A B C D E 21 A B C D E
2 A B C D E 22 A B C D E
3 A B C D E 23 A B C D E
4 A B C D E 24 A B C D E
5 A B C D E 25 A B C D E
6 A B C D E 26 A B C D E
7 A B C D E 27 A B C D E
8 A B C D E 28 A B C D E
9 A B C D E 29 A B C D E
10 A B C D E 30 A B C D E
11 A B C D E 31 A B C D E
12 A B C D E 32 A B C D E
13 A B C D E 33 A B C D E
14 A B C D E 34 A B C D E
15 A B C D E 35 A B C D E
16 A B C D E 36 A B C D E
17 A B C D E 37 A B C D E
18 A B C D E 38 A B C D E
19 A B C D E 39 A B C D E
20 A B C D E 40 A B C D E

Anda mungkin juga menyukai