Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH FARMASETIKA

OBAT SEDIAAN TABLET

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah farmasetika

Oleh :

Nama : Fithri Alawiyah

Nim : D1A181658

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS ALGHIFARI

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Tablet
1. Tablet (Menurut FI III)
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak,
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat
pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat
lain yang cocok.
2. Tablet (Menurut FI IV)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan
sebagai tablet cetak dan tablet kempa.Tablet merupakan bentuk sediaan
farmasi yang paling banyak tantangannya didalam mendesain dan
membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas
penuh dan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan
melarutkannya lambat, begitu juga kesukaran untuk mendapatkan
kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan. Namun
demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak
mempunyai masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat
itu masih penuh tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari
bentuk sediaan ini.
3. Tablet (Menurut IMO)
Tablet adalah sediaan padat ,dibuat secara kempa cetak,berbentuk
rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat
atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.

1
B. Bentuk – bentuk & Ukuran Sediaan Tablet
1. Bentuk – bentuk Tablet
a. Bentuk silinder
b. Bentuk kubus
c. Bentuk cakram
d. Bentuk bundar
e. Bentuk batang
f. Bentuk telur/peluru
g. Bentuk pipih/sirkuler
h. Bentuk oval
i. Bentuk cincin
j. Bentuk segitiga,segi empat,segi lima, banyak segi, segiempat
panjang, bentuk hati

2. Ukuran – ukuran Tablet


a. Menurut R. Voigt
 Garis tengah pada umumnya 15-17 mm
 bobot tablet pada umunya 0,1 g-1g
b. Menurut Lachma
 Tablet oral biasanya berukuran 3/16-1/2 inci.
 Berat tablet berkisar antara 120-700 mg ≥ 800 mg.
 Diameternya 1/4-7/6 inci.
c. Menurut Dom Martin
 1/8-1 1/5 inci.
d. Menurut FI III
Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak
kurang dari 1/3 kali tebal tablet.
3. Macam-macam Sediaan Obat Tablet
Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :
1. Tablet Kempa

2
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada
serbuk atau granul menggunakan pons atau cetakan baja.
2. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan
rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada
pembentukan Krista yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung
pada kekuatan yang diberikan.
Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :
1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan
a. Tablet Konvensional Biasa
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal
yang biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan
bahan eksipien seperti :
 Pengisi (memberi bentuk) : laktosa
 Pengikat (memberi adhesivitas atau kelekatan saat bertemu
saluran cerna) : amylum gelatin, tragakan
 desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)
b. Tablet Kempa Multi atau Kempa Ganda
Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus
kompresi tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas dua atau
lebih lapisan. Disebut juga sebagai tablet berlapis. Keuntungannya
dapat memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak tersatukan).
c. Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet
tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang
kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga jumlah zat
aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa
waktu tertentu (misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).

d. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)

3
Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan
terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus
yang pelepasan zat aktifnya terkendali pada waktu-waktu tertentu.
e. Tablet Salut Gula
Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula
baik berwarna maupun tidak. Tujuannya untuk melindungi zat aktif
terhadap lingkungan udara (O2, kelembaban), menutup rasa dan bau
tidak enak, menaikkan penampilan tablet.
f. Tablet Salut Film
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari
bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam
saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-kali.
g. Tablet Effervesen
Tablet kempa jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena
mengeluarkan CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru
diminum..
h. Tabel Kunyah
Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus
dikunyah sebelum ditelan.
2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut
a. Tablet Bukal
Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan diantara gusi
dan pipi. Biasanya keras dan berisis hormon. Bekerja sistemik,
tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama
(secara perlahan).
b. Tablet Sublingual
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, berisi
nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke
jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat
segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah
lidah.

4
c. Tablet Hisap atau Lozenges
Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau,
dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal
pada selaput lendir mulut.
d. Dental Cones (Kerucut Gigi)
Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk
ditempatkan di dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi.
Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri di
tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu senyawa anti
bakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk
mengurangi pendarahan dengan melepaskan suatu astringen atau
koagulan.
3. Tablet ovula
a. Tablet Rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara
rektal (dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.
b. Tablet Vaginal
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam
vagina yang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat
aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen. Digunakan
untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian
steroid dalam pengobatan sistemik.
c. Tablet Kempa untuk Implantasi
Tablet implantasi atau pelet dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin
tablet harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (untuk
KB, mencegah kehamilan).
4. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain
a. Tablet Triturat untuk Dispensing

5
Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan
tertentu. Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya silindris
digunakan untuk memberikan jumlah zat aktif terukur yang tepat
untuk peracikan obat (FI IV). Digunakan sebagai tablet sublingual
atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan air minum.
b. Tablet Hipodermik
Tablet cetak atau kempa yang dibuat dari bahan mudah larut atau
melarut sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk membuat
sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut
steril (FI IV)
c. Tablet Dispending
Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan
padat atau cair. Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air
dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen, untuk
mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu.
5. Berdasarkan Distribusi Obat Dalam Tubuh
a. Bekerja lokal. Misal : tablet hisap untuk pengobatan pada rongga
mulut; ovula untuk pengobatan pada infekldi di vagina.

b. Bekerja sistemik : per oral.

 Yang bekerja short-acting (jangka pendek) : dalam satu hari


memerlukan beberapa kali menelan obat
 Yang bekerja long-acting (jangka panjang) : dalam satu hari
cukup menelan satu tablet.
Tablet jangka panjang dapat dibedakan menjadi :
 Delayed Action Tablet (DAT)

6
Dalam tablet ini terjadi penundaan pelepasan zat aktif karena
pembuatannya adalah sebagai berikut : sebelum dicetak, granul
dibagi dalam beberapa kelompok. Kelompok pertama tidak
diapa-apakan, kelompok kedua disalut dengan bahan penyalut
yang akan pecah setelah beberapa saat, kelompok ketiga disalut
dengan bahan penyalut yang pecah lebih lama dari kelompok
kedua, dst. Granul-granul dari semua kelompok dicampurkan
dan baru dicetak.
 Repeat Action Tablet (RAT)
Granul-granul dari kelompok yang paling lama pecahnya
dicetak dahulu menjadi tablet inti (core tablet). Kemudian
granul-granul yang kurang lama pecahnya dimampatkan di
sekeliling kelompok pertama sehingga terbentuk tablet baru.
6. Berdasarkan Jenis Bahan Penyalut
Tujuan penyalutan tablet :
udara, kelembaban, atau cahaya.
a. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak.
b. Membuat penampilan lebih baik dan menarik.
c. Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna.
Misal : tablet enterik yang pecah di usus
Macam-macam tablet salut :
a. Tablet salut biasa/salut gula (dragee)
Adalah disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung
serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, talk atau
titanium dioksida yang disuspensikan dengan gom akasia atau
gelatin.
Tahapan pembuatan salut gula :
1. Penyalutan dasar (subcoating). Jika tablet mengandung zat yang
higroskopis, tablet dilapisis dulu dengan salut penutup (sealing
coat) agar air dari sirop salut-dasar tidak masuk ke dalam tablet.

7
2. Melicinkan (smooting) Proses pembasahan berganti-ganti
dengan sirop pelicin dan pengeringan dari salut dasar tablet
menjadi bulat dan licin.
3. Pewarnaan (coloring) Memberi zat warna yang dicampurkan
pada sirop pelicin.
4. Penyelesaian (finishing) adalah proses pengeringan salut sirop
5. Pengilapan (polishing) merupakan tahap akhir, digunakan lapisan
tipis lilin yang licin.
b. Tablet salut selaput (film-coated tablet) Disalut dengan
hidroksipropilmetilslulosa, metilselulosa, hidroksipropilselulosa, Na-
CMC, dan campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG.
c. Tablet salut kempa adalah tablet yang disalut secara kempa cetak
dengan massa granulat yang terdiri atas laktosa, kalsium fosfat, dan
zat lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti, kemudian dicetak
kembali bersama granulat kelompok lain sehingga terbentuk tablet
berlapis (multi layer tablet).
d. Tablet salut enterik (enteric-coated tablet)/tablet lepas tunda. Jika
obat dapat rusak atau menjadi tidak aktif akibat cairan lambung atau
dapat mengiritasi mukosa lambung, maka diperlukan penyalut
enterik yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet
melewati lambung.
e. Tablet lepas lambat (sustained-release tablet)/tablet dengan efek
diperanjang. Tablet yang dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif
akan tetap tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat
diberikan.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Zat aktif
Zat Aktif Obat adalah unsur dalam obat yang memiliki khasiat
menyembuhkan penyakit. Beberapa obat dapat mengandung beberapa zat
aktif obat.

2. Eksipien/bahan tambahan
a. Bahan pengisi (diluent)
Berfungsi untuk memperbesar volume massa agar mudah dicetak atau
dibuat.Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya sedikit atau sulit
dikempa. Contoh : laktosa, pati, kalsium fosfat, dibase, selulosa
mikrokristal.
b. Bahan pengikat (binder)
Berfungsi memberikan gaya adhesi pada massa serbuk sewaktu sewaktu
granulasi dan menambah daya kohesi pada bahan pengisi. Contoh : gom
akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa,CMC, selulosa
mikrokristal, pasta pati terhidrolisis.
c. Bahan penghancur/pengembang (disintegrant)
Berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Contoh : pati, asam
alginat, selulosa mikrokristal.
d. Glidan
Yaitu bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalir serbuk.
Umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa proses
granulasi.Contoh : silika pirogenik koloidal.
e. Bahan pelicin (lubrikan)
Berfungsi mengurangi gesekan selama pengempaan tablet dan juga
berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan.Contoh :

9
senyawa asam stearat dengan logam (contoh:Mstearat),asam stearat, talk,
minyak nabati terhidrogenasi.
f. Bahan penyalut (coating agent)
3. Ajuvan
a. Bahan pewarna (coloring agent)
Berfungsi meningkatkan nilai estetika atau untuk identitas produk.
b. Bahan pengaroma (flavour)
Berfungsi menutupi rasa dan bau zat khasiat yang tidak enak.

4. Keuntungan Sediaan Tablet


a. Tablet dipasaran mudah diberikan dalam dosis yang tepat jika diinginkan
dosis dapat dibagi rata dan akan memberikan efek yang akurat.
b. Tablet tidak mengandung alcohol
c. Tablet dapat dibuat dalam berbagai dosis.
d. Sifat alamiah dari tablet yaitu tidak dapat dipisahkan, kualitas bagus dan
dapat dibawa kemana-mana, bentuknya kompak, fleksibel dan mudah
pemberiannya.
e. Secara umum, bentuk pengobatan dangan menggunakan tablet lebih
disukai karena bersih, praktis dan efisien
f. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan
kemampuan yang terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan
ukuran serta variabilitas kandungan yang paling lemah.
g. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling
rendah.
h. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal
ditenggorokan, terutama bila tersalut yang memungkinkan
pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi
i. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti
pelepasan diusus atau produk lepas lambat.
j. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk
diproduksi secara besar-besaran.

10
k. Tablet oral mungkin mudah digunakan untuk pengobatan tersendiri
dengan bantuan segelas air.
l. Untuk anak-anak dan orang-orang secara kejiwaan, tidak mungkin
menelan tablet, maka tablet tersebut dapat ditambahkan penghancur, dan
pembasah dengan air lebih dahulu untuk pengolahannya.
m. Dapat dibuat tablet kunyah dengan bahan mentol dan gliserin yang dapat
larut dan rasa yang enak, dimana dapat diminum, atau memisah dimulut
n. Konsentrasi yang bervariasi.

5. Kerugian Sediaan Tablet


a. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak
sadar/pingsan);
b. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :
 Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat
amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis;
 Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya
cukup besar atau tinggi, absorbs optimumnya tinggi melalui saluran
cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi
(harus diformulasi sedemikian rupa).
 Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak
disenangi, atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan
kelembaban udara, memerlukan menkapsulasi sebelum dikempa.
Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik dari pada tablet.

11
BAB III
PEMBAHASAN

A. Indikasi Dan Kontraindikasi Sediaan Tablet


1. Indikasi: Cara peroral dapat dipakai pada pasien yang tidak mengalami
mual-mual,muntah,semi koma, pasien yang tidak akan menjalani
pengisapan cairan lambung serta pada pasien yang tidak mengalami
gangguan menelan
2. Kontraindikasi: Cara peroral tidak dapat dipakai pada pasien yang
mengalami mual2,muntah,semi koma, pasien yangakan menjalani
pengisapan cairan lambung serta pada pasien yang mengalami gangguan
menelan.

B. Cara Pembuatan Tablet

1. Metode granulasi basah

Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan


eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang
dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan
terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak
langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip
dari metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan
larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu
pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi.

12
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk
dengan suatu perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini
membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung pengikat
yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan
tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan
dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang
cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan
kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan
meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting
pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan
pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan
semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah
atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan
dengan alat penggiling atau oscillating granulator tujuannya agar
terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan proses
pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan granul diayak
kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang dugunakan
dan ukuran tablet yang akan dibuat.
Keuntungan metode granulasi basah :
1. Memperoleh aliran yang baik
2. Meningkatkan kompresibilitas
3. Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
4. Mengontrol pelepasan
5. Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
6. Distribusi keseragaman kandungan
7. Meningkatkan kecepatan disolusi

13
Kekurangan Metode Granulasi Basah :
1. Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi
2. Biaya cukup tinggi
3. Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat
dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan
pelarut non air.
2. Metode granulasi Kering
Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel
zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi
massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel
yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari
metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan
pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang
cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang
terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif
terhadap pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan
mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan
punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut
slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk
untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari
campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses
diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga
dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang
memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor
memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan
yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu
penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan
serbuk yang mengalir dintara penggiling.

14
Keuntungan cara granulasi kering adalah:
1. Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat,
mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu.
2. Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab.
3. Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat.
Kekurangan cara granulasi kering adalah:
1. Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug .
2. Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam .
3. Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan
terjadinya kontaminasi silang . 
3. Metode Kempa Langsung
Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan
mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa
melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode
yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya
dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif
tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat
berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung
dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung
dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk
dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan
tubuh). secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa
langsung adalah; alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya
kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa
tablet.
Keuntungan metode kempa langsung yaitu :
1. Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
2. Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih
sedikit, maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode
ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih
sedikit.

15
3. Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak
tahan lembab
4. Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati
proses granul, tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa
langsung berisi partikel halus, sehingga tidak
5. Melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.  

Masalah-masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet secara


umum, seperti :
1. Capping: pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah
tablet dari badan tablet
2. Laminasi: pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih
3. Chipping: keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong
4. Cracking: keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di bagian atas-
tengah
5. Picking: perpidahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada
permukaan punch
6. Sticking: keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada
adhesi)
7. Mottling: keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet
tidak merata

16
C. Syarat – Syarat Tablet
1. Keseragaman Bobot
Timbang 20 tablet, dihitung bobot rata rata tiap tablet. Jika
ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang
dari bobot rata rata lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan
tidak boleh 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata rata
lebih dari harga dalam kolom B. Jika perlu dapat digunakan 10 tablet dan
tidak ada 1 tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata rata yang
ditetapkan dalam kolom A dan B.
2. Kekerasan
Ambil 20 tablet ukur kekerasan menggunakan alat ukur kekerasan.
Hitung rata rata dan SD nya. Persyaratan ukuran yang didapat per tablet
minimal 4 kg/cm2, maksimal 10 kg/cm2.
3. Keseragaman Ukuran
Menggunakan 20 tablet, ukur diameter dan ketebalanya
menggunakan jangka sorong. Hitung rata – rata dan SD nya. Persyaratan
kecuali dinyatakan lain, diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang
dari 4/3 kali tebal tablet. Tebal tablet pada umumnya tidak lebih besar
dari 50% diameter.
4. Waktu Hancur
a. Tablet biasa
• Media : air (36-380 C) sebanyak 1 liter.
• Yang diuji : 5 tablet
• Syarat :
o Tablet tidak bersalut : tidak lebih dari 15 menit
o Tablet salut gula dan salut selaput : tidak lebih dari 60 menit.
b. Tablet salut enterik
• Pelarut HCl 0,06 N sebanyak ±250 mL (3jam pertama)
• Larutan dapar pH 6,8 (36-380 C) (1 jam selanjutnya)
c. Tablet bukal
Syarat : tidak lebih dari 4 jam.

17
5. Keregasan Tablet
Yaitu persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang.

18
BAB IV

KESIMPULAN

Kualitas dari tablet yang dihasilkan oleh kelompok kami sudah cukup
bagus. Hal ini dapat dilihat dari terpenuhinya syarat pada uji penampilan, uji
keseragaman ukuran, uji disintegrasi, dan uji keseragaman bobot. Namun masih
terdapat kekurangan pada uji friabilitas, yaitu tablet kami rapuh. Hal ini dapat
dilihat dari besarnya angka friability. Evaluasi granul yang dilakukan diantaranya
adalah : kecepatan aliran granul, kelembaban granul, kerapatan atau bobot jenis
granul, dan distribusi ukuran partikel. Adapun evaluasi tablet yang dilakukan
diantaranya yaitu uji organoleptik, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, uji
friabilitas, uji kekerasan tablet dam uji waktu hancur.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2004. Ilmu Meracik Obat. Jakarta: Gadjah Mada University Press

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat.


Jakarta : UI-Press
Departemen Kesehatan RI. 1994. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI
Voigt, T. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V. Universitas Gadjah
Mada Perss : Yogyakarta.

20

Anda mungkin juga menyukai