Demikian juga versi elektroniknya baik yang berbentuk PDF, chm, syamilah,
bahkan versi web online juga banyak diserbu oleh kaum muslimin.
Yang berminat silakan langsung didownload sebelum link dihapus oleh penyedia.
اﻟﺤﻄﻤﺔ * وﻣﺎﻞ ﻫﻤﺰة ﻟﻤﺰة * اﻟﺬي ﺟﻤﻊ ﻣﺎﻻ وﻋﺪده * ﻳﺤﺴﺐ أن ﻣﺎﻟﻪ أﺧﻠﺪه * ﻛﻼ ﻟﻴﻨﺒﺬن ﻓوﻳﻞ ﻟ
ﻋﻤﺪ ﻣﻤﺪدة اﻷﻓﺌﺪة *إﻧﻬﺎ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻣﺆﺻﺪة * ﻓ ﺗﻄﻠﻊ ﻋﻠﻪ اﻟﻤﻮﻗﺪة * اﻟﺘأدراك ﻣﺎ اﻟﺤﻄﻤﺔ * ﻧﺎر اﻟ
0) Bismillahirrahmanirrahim..
Dan di antara sifat orang yang suka mengumpat dan mencela ini ialah mereka
tidak memiliki ambisi selain mengumpulkan harta, menghitung-hitungnya, dan
berusaha mendapatkannya. Tidak pernah terbetik pada mereka untuk
menginfakkan harta tersebut kepada jalan kebaikan, untuk menyambung tali
silaturahmi, dan selainnya.
(ke dalam huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?) Ini sebagai
bentuk pengagungan terhadapnya dan untuk menakut-nakuti akan
keadaannya. Kemudian Allah menjelaskan dengan firmannya (yaitu api yang
disediakan Allah yang dinyalakan) yang bahan bakarnya adalah manusia dan
bebatuan (Yang) di antara kengeriannya adalah (membakar sampai ke hati)
yaitu masuk dari tubuh hingga sampai ke hati.
Kita berlindung kepada Allah dari hal itu. Dan kita memohon kepada-Nya
ampunan dan keselamatan.
“Dan jika kalian dalam keadaan junub maka bersucilah (mandilah).” (QS. Al-
Maidah:6)
{222 : ]اﻟﺒﻘﺮة.{ اﻵﻳﺔﻪ اﻟﻢﻛﺮﻣ اﺚﻴ ﺣﻦ ﻣﻦﺗُﻮﻫنَ ﻓَﺎﺮذَا ﺗَﻄَﻬنَ ﻓَﺎﺮﻄْﻬ ﻳﺘﱠ ﺣﻦﻮﻫﺑﻻ ﺗَﻘْﺮ]و
dan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga memerintahkan orang yang masuk
Islam untuk mandi (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Nasa’i dari Qois bin ‘Ashim
Radhiallahu ‘anhu)
Dan yang wajib (dikerjakan) dari tatacara di atas adalah membasuh seluruh
badan dan kulit yang ada di dasar rambut baik (rambut) yang tebal dan tipis.
Wallahu ‘alam
Sumber: http://www.sahab.net/forums/?showtopic=135642
Saudaraku seiman, kita semua tentu berharap do’a yang kita panjatkan selama ini
dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Betapa bahagianya ketika kita
merasakan satu saja do’a yang kita panjatkan dikabulkan oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Begitu juga sebaliknya, perasaan sedih yang tak terhingga ketika do’a
yang kita panjatkan penuh khusyu’ di keheningan malam, dengan beruraian air
mata ternyata tak kunjung dikabulkan.
Sebagai contoh, satu kisah yang diceritakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa Sallam, dimana ada seorang laki-laki yang sedang dalam perjalanan
safar yang sangat panjang, rambutnya kusut dan berdebu, demikian pula bajunya
compang camping. Dengan khusyu’nya ia memanjatkan permohonannya kepada
Allah. Sebagai seorang yang sangat butuh bantun, dia menengadahkan kedua
tangannya ke arah langit sembari berdo’a, “Wahai Rabbku wahai Rabbku”
Saudaraku seiman, mari kita perhatikan keadaan orang ini. Sungguh padanya
telah terpenuhi persyaratan terkabulnya do’a,
Bagi yang belum pernah mendengar kisah di atas pasti bergumam, “Sebaik-baik
keadaan orang yang berdo’a, pasti do’anya dikabulkan.” Anda sangat benar
andaisaja tidak ada perkara-perkara yang mengahalangi do’anya dikabulkan
Allah. Dalam lanjutan kisanya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
menuturkan, “Tetapi dia makan dari makanan yang haram, dia minum dari
minuman yang haram, tubuhnya dibalut pakaian yang haram, dan dia
ditumbuhkan dari perkara yang haram. Bagaimana mungkin do’anya
dikabulkan?!”
Hadits di atas sebagai bukti bahwa do’a-do’a yang tidak terpenuhi persyaratannya
akan ditolak oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, betapa pun ikhlasnya orang
tersebut dalam memintanya.
Saudaraku seiman, beranjak dari sini, maka sebuah keharusan bagi kita semua
untuk mengetahui apasaja adab-adab berdo’a agar do’a yang kita panjatkan
diterima dan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka dalam kesempatan ini kami akan menukilkan adab-adab yang telah
diringkas di dalam kitab Ad-Du’au Minal Kitab was Sunnah. Semoga usaha
kami ini mendapatkan nilai yang besar di sisi Allahu Rabbul ‘alamin
Dengan kita berusaha melaksanakan adab-adab di atas, maka insya Allah doa
yang kita panjatkan pasti akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah
berfirman,
“dan Rabb kalian telah berfirman, “Berdo’alah kepada-Ku pasti aku kabulkan.”
(QS. Ghafir:60)
Oleh:
Admin Warisan Salaf