Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DENISA REYKA TRIVENA SINAGA

NIM : 1182111025

KELAS : PGSD REG-C 2018

UTS EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Menurut anda, apakah evaluasi pembelajaran mempengaruhi kualitas suatu sekolah. Jelaskan dan
beri contoh konkrit di SD.

Jawab : Menurut saya, evaluasi pembelajaran mempengaruhi kualitas suatu sekolah. Evaluasi
pembelajaran diartikan sebagai evaluasi terhadap proses belajar mengajar. Secara sistematik, evaluasi
pembelajaran mencakup komponen input (perilaku awal siswa), komponen input instrumental
(kemampuan profesional guru/ tenaga kependidikan), komponen kurikulum (program studi, metode,
media), komponen administratif (alat , waktu dan dana), komponen proses (prosedur pelaksanaan
pembelajaran), dan komponen output (hasil pembelajaran yang menandai ketercapaian tujuan
pembelajaran). Seperti yang diketahui, bahwa penilaian kualitas mutu sekolah itu dilihat dari faktor
tujuan, guru, siswa dan lingkungan masyarakat. Artinya evaluasi pembelajaran mempunyai kaitan
dengan penilaian kualitas suatu sekolah. Kalau semua komponen dalam evaluasi pembelajaran sudah
dipenuhi dengan baik maka kualitas sekolah pun akan baik dan sebaliknya.

Contoh konkret di SD adalah adanya Lab komputer dan mata pelajaran TIK di Sekolah Dasar Swasta.
Sementara di Sekolah Dasar Negeri tidak ada Lab Komputer sehingga peserta didik tidak dapat belajar
tentang TIK. Hal ini tentu saja mempengaruhi cara belajar, wawasan dan kemampuan siswa. Pasti dalam
pengenalam TIK, akan lebih pintar Anak SD di Sekolah Swasta dibandingkan di SD Negeri.

2. Evaluasi merupakan proses yang sangat penting dalam pembelajaran. Menurut anda apa hakikat,
Tujuan dan fungsi evaluasi pembelajaran. Jelaskan dan masing-masing beri contoh.

Jawab : Hakikat Evaluasi merupakan “Handbook on formative and summative evaluation of student
learning”, yang artinya Evaluasi adalah pengumpulan bukti-bukti yang cukup untuk dijadikan dasar
penetapan ada tidaknya perubahan yang terjadi pada anak didik. Jadi, kita sebagai guru harus yakin
bahwa pendidikan dapat membawa perubahan pada diri siswa.

Tujuan Evaluasi pembelajaran adalah :

a. Menentukan angka kemajuan atau hasil belajar pada siswa. Untuk mengetahui kadar pemahaman
peserta didik terhadap materi pelajaran. Contohnya laporan/rapor kepada orangtua siswa, penentuan
kenaikan kelas, penentuan kelulusan siswa.

b. Untuk melatih keberanian dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah
diajarkan dan untuk mengetahui tingkat perubahan perilakunya. Contohnya lewat hasil karya siswa dan
presentasi di depan kelas.
c. Mengenal latar belakang siswa yang berguna baik bagi penempatan maupun penentuan sebab-sebab
kesulitan belajar para siswa. Contohnya guru melakukan penempatan tempat duduk supaya siswa yang
rajin berdekatan dengan siswa yg malas.

d. Sebagai umpan balik untuk guru yang dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
Contohnya mengadakan remedial di kelas.

Fungsi evaluasi pembelajaran :

a. Sebagai alat pengukur ketercapaian tujuan mata pelajaran, b. Sebagai alat pengukur tujuan proses
belajar mengajar.

c. Mengetahui kelemahan siswa dan dapat menyelesaikan kesulitan belajar siswa.

d. Menempatkan siswa sesuai dengan bakat dan minatnya serta kemampuan siswa.

e. Untuk guru BP, dapat mendata permasalahan yang dihadapi siswa dan alternatif bimbingan dan
penyuluhannya.

3. Apa saja ruang lingkup dalam proses penilaian hasil belajar pembelajaran. Berikan Contohnya.

Jawab : Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu:

1) domain kognitif yaitu pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika –
matematika. Contohnya penilaian terhadap hasil ujian atau tugas yang diberikan.

2) domain afektif yaitu sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan
intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional. Contohnya penilaian terhadap siswa yang suka
membantu teman, tidak ribut atau melanggar aturan sekolah.

3) domain psikomotor yaitu keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-
spasial, dan kecerdasan musikal. Contohnya penilaian terhadap siswa yang aktif dalam kelas, pandai
dalam membuat suatu karya atau bernyanyi, bermain musik, berpidato, dan sebagainya.

4. Apa itu penilaian acuan norma, penilaian acuan patokan dan penilaian acuan standard. Jekaskan ciri-
cirinya dan contohnya.

Jawab :

a. Penilaian acuan normamerupakan pendekatan klasik, karena tampilan pencapaian hasil belajar siswa
pada suatu tes dibandingkan dengan penampilan siswa lain yang mengikuti tes yang sama. Ciri-cirinya :

 menggunakan kriteria yang bersifat “relative”. Artinya, selalu berubah-ubah disesuaikan


dengan kondisi dan atau kebutuhan pada waktu tersebut.
 Nilai hasil dari Penilaian Acuan Normatif tidak mencerminkan tingkat kemampuan dan
penguasaan siswa tentang materi pengajaran yang diteskan, tetapi hanya menunjuk kedudukan
peserta didik (peringkatnya) dalam komunitasnya (kelompoknya).
 memiliki kecendrungan untuk menggunakan rentangan tingkat penguasaan seseorang terhadap
kelompoknya, mulai dari yang sangat istimewa sampai dengan yang mengalami kesulitan yang
serius.
 Penilaian Acuan Normatif memberikan skor yang menggambarkan penguasaan kelompok.

Contoh penilaian ini adalah guru menilai siswa yang paling aktif dan paling banyak memberi pendapat di
dalam satu kelompok.

b. Penilaian acuan patokan (PAP) biasanya disebut juga criterion evaluation merupakan pengukuran
yang menggunakan acuan yang berbeda. Dalam pengukuran ini siswa dikomperasikan dengan kriteria
yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam tujuan instruksional, bukan dengan penampilan siswa yang
lain. Ciri-cirinya :

 Keberhasilan dalam prosedur acuan patokan tegantung pada penguasaaan materi atas kriteria
yang telah dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna mendukung tujuan instruksional .
 Bimbingan individual untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dapat
dirancang, demikian pula untuk memantapkan apa yang telah dikuasainya dapat dikembangkan.
Guru dan setiap peserta didik (siswa) mendapat manfaat dari adanya PAP.

contohnya adalah guru menilai siswa sudah lulus dalam mata pelajaran berdasarkan kriteria ketuntasan
minimal( kkm) yang telah ditetapkan sebelumnya.

c. Penilaian acuan standard adalah penilaian atau perolehan nilai peserta didik berdasarkan standard
yang sudah ditetapkan. Ciri-cirinya adalah Patokan yang digunakan adalah untuk menilainya adalah
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang di kurikulum.

Contohnya adalah guru menilai siswa berdasarkan keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi
dasar seperti menghasilkan sebuah karya, memaparkan hasil kerja kelompok, membuat suatu proyek,
dan sebagainya.

5. Evaluasi yang baik harus terdiri atas kegiatan pengukuran dan penilaian. Kenapa harus melibatkan
kedua hal itu?

Jawab : kegiatan evaluasi harus melibatkan kedua hal tersebut karena tujuan evaluasi adalah
mendeskripsikan kemampuan belajar para pelajar, dalam usaha mendeskripsikan belajar para peserta
didik. Seorang penddik harus mempunyai dan menetapkan satuan penilaian yang sesuai sehingga
mudah dipahami oleh orang lain. Dalam sebuah nilai ada standar yang menjadi acuan bagi hasil belajar
pelajar dengan skor tertinggi yang menyatakan sangat baik, baik dan cukup. Dan dalam evaluasi ini
terdapat judgement yang digunakan untuk menentukan nilai suatu program yang mengandung unsur
subjektif. Evaluasi ini memerlukan data sebagai hasil pengukuran serta terdapat informasi dari hasil
penilaian yang memiliki banyak kategori seperti kemampuan kreativitas, sikap dan minat, keterampilan
dan lain sebagainya.

Contoh: dalam melakukan evaluasi guru pasti melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa, setelah
itu guru melakukan pengukuran dengan cara membandingkan nilai nilai siswanya

6. Kenapa evaluasi perlu dilakukan secara berkesinambungan?

Jawab : Evaluasi secara berkesinambungan perlu untuk melihat sampai dimana kemajuan ataupun
kekurangan dalam suatu proses yang kita amati atau jalani dalam hidup ini. Bila evaluasi tidak
berkesinambungan akan terjadi perbedaan data secara teoritis maupun di lapangan nantinya akibat
hanya berpatokan pada satu evaluasi saja.

Contoh: untuk mencapai satu KI dan KD, maka pertemuan tidak cukup dilakukan sekali saja, melainkan
bisa mencapai dua sampai tiga kali pertemuan, dimana setiap pertemuan harus diberikan berupa tugas
atau test pada siswa untuk mengetahui seberapa jauh siswa mengerti pembelajaran hari itu. Ini juga
menjadi acuan guru apakah guru akan melanjutkan atau mengulangi materi pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai