Anda di halaman 1dari 8

SAINS DALAM KONSEP WAHDATULULUUM IMAM GAZALI

Iis Nur Badriah


1708046007
badriahiisnur@gmail.com

Abstrak
Wahdatululuum sebagai kesatuan konsep ilmu, merupakan transisi dari hadirnya pelbagai cabang
disiplin ilmu dari tassowuf. Wahdatululuum lahir dari filsafat ilmu yang dicenderungi dengan pendekatan
tasawwuf. Terlebih mulai diperkenalkan secara konsep oleh seorang sufi masyhur yakni Imam Gazali
(w.1111.M), menerangkan konsep wahdatululuum atau kesatuan ilmu dengan menjelaskan landasan
ontologis, epistemologis dan aksiologis. Selain itu dikalangan rektorat, mulai diperkenalkankonsep ini
sebagai rule model oleh UIN WALISONGO sebagai bentuk pernyataan bahwa sains dan ilmu yang
berlandaskna agama memiliki kesatuan yang sama.
Adapun pemisahan antara ilmu agama dengan sains sudah lama terjadi. Bahkan sebagian masyarakat
Islam masih beranggapan bahwa kedua ilmu tersebut wilayah yang berbeda yang tidak dapat
dipertemukan. Mereka beranggapan keduanya memiliki wilayah yang berbeda, baik dari segi objek
formal dan materialnya, metode penelitian, kriteria kebenaran dan status teori masing-masing. Akan
tetapi dalam konsep wahdatululuum sains dan ilmu agama sangat nampak terlihat memiliki kesatuan
yang sama, yakni datang dari Allah SWT dengan beragam pendekatan yang terdapat dalam AL-Quran.
Kata Kunci : Wahdatululuuum, pendekatan tasawuf, Al-Gazali, Sains, UIN Walisongo, Ilmu Agama

KONSEP DASAR WAHDATULULUUM YANG pengajuan pemindahan dari IAIN ke UIN


DIPERKENALKAN UIN WALISONGO Walisongo Semarang.
Wahdatul ‘ulum dilingkungan rektorat pertama
Wahdatul ‘ulum sendiri mempunyai landasan
kali di rumuskan pada tahun 2003 namun
prinsip-prinsip diantaranya:
sempat behenti karena pada saat pengajuan
proposal loketnya sudah di tutup. kemudian 1. Ilmu itu harus menjadikan

dilanjutkan kembali saat akan melakukan pengembangnya semakin dekat dengan


Tuhan.

1
2. Menjadikan wahyu sebagai pintu masuk makanan itu halal atau haram
pertama. membutuhkan orang ahli Kimia.
3. Misalnya orang Matematika harus tahu 6. Ilmu- ilmu modern harus menerima
bahwa Al-Qur’an terdapat hitung- prinsip- prinsip tauhid. Dikarenakan
hitungan dengan bicara ayat. Inilah Ilmu agama sudah menerima ilmu
yang paling mudah disalah pahami oleh nonagama, maka begitupun sebaliknya.
orang. Menurut banyak orang, integrasi Ilmu pengetahuan sekuler harus lapang
sains hanyalah ayatisasi tentang ilmu dada menerima ilmu agama.
mereka. Padahal sebenarnya tidak, 7. Ayat Samawi yang diturunkan Allah
integrasi sains adalah bagaimana kepada Nabi Muhammad SAW yaitu
menangkap makna ayat yang terkait berupa Islam di tanah Arab hingga
dan dijadikan pintu masuk untuk semua menyebar ke seluruh dunia. Dalam
ilmu. Ayat itu tidak banyak tetapi hanya sepanjang sejarahnya, ada pertemuan
sedikit, sementara ilmu akan terus yang bijaksana dengan kultur lokal yang
berkembang. Sangat konyol sekali disebut dengan local wisdom.
apabila integrasi sains adalah asal
tempel ayat. Untuk masuk kedalam
INTEGRASI WAHDATULULUUM DALAM
integrasi sains, ilmu apapun jangan lupa
MEMANDANG SAINS DAN AGAMA
Ayat Allah yang mempunyai 2 dalil yaitu
Ilmu yang berangkat dari agama terkesan tidak
ayat qouli dan ayat kauni. Dua ayat
ada hubungannya dengan ilmu science. Masing-
tersebut haruslah dikoneksikan.
masing ilmu berdiri sendiri dan tidak saling
4. Ilmu-ilmu agama  harus menerima ilmu
terkait. Padahal sebenarnya ilmu itu satu. Maka
pengetahuan nonagama yang terkait.
dari itu diperlukan Wahdatul Ulum atau Unity
Ilmu agama adalah ilmu yang berbasis
Of Science agar ilmu-ilmu itu terpadu dan saling
wahyu seperti Al-Qur’an, Sunnah,
melengkapi. Sehingga semua ilmu science dan
Hadist, Fiqih, dan lain-lain.
teknologi dilandasi dengan agama. Jika ilmu
5. Misalnya adalah makanan halal.
berlandaskan agama maka manusia tidak akan
Menentukan makanan halal tidak bisa
melupakan tujuan utama ilmu, yaitu untuk
diterapkan untuk orang pesantren.
keadilan dan kesejahteraan manusia bersama,
Karena pada dasarnya, orang pesantren
bukan untuk kesejahtraan diri sendiri.
pandai dalam mengaji kitab kuning.
Sedangkan, untuk meriset apakah

2
Islam merupakan pemahaman bukan sekedar Dari sinilah kita memahami sebagai mana yang
informasi. Keyakinan terhadap islam, bukanlah pernah disampaikan Rasulullah SAW, bahwa
pemahaman seperti kepasturan, bukan pula tidak ada agama (islam) tanpa aktivitas akal.
informasi-informasi kegaiban tanpa dasar. Artinya, bagi seorang muslim keyakinannya
Pemahaman islam tidak lain adalah pemikiran- tentang islam haruslah dibangun berdasarkan
pemikiran yang memiliki penunjukan- akal sehat dan penalarannya, bukan hanya
penunjukan nyata, yang dapat ditangkap akal sekedar dogma  yang dipaksakan atau
secara langsung, selama masih berada dalam informasi-informasi tanpa kenyataan. Namun,
batas jangkauan akalnya. Namun, bila hal-hal menggunakan akal disini tidak seperti
tersebut berada di luar jangkauan akalnya, pemahaman banyak orang, yakni agama itu
maka hal itu akan ditunjukkan secara pasti oleh harus selalu masuk akal. Akan tetapi, akal harus
sesuatu yang dapat diindera, tanpa rasa difungsikan sebagaimana mestinya, termasuk
keraguan sedikitpun. menyadari keterbatasan.

Dengan demikian, peranan akal bagi seorang Tidak dapat di pungkiri bahwa agama dan sains
manusia sangatlah penting dan mendasar dua hal yang semakin memainkan peranan
bahkan akan menentukan kehidupannya, penting dalam kehidupan manusia.
apakah dia akan menjadi seorang beriman atau Perkembangan sains di dunia modern tidak
sebaliknya. Imam Syafi’I dalam kitabnya Fiqhul berarti menurunnya pengaruh agama dalam
Akbar mengatakan:“ Ketahuilah bahwa kehidupan manusia. Kecenderungan semakin
kewajiban pertama bagi seseorang adalah menguatnya agama dan sains menarik
berpikir dan mencari bukti untuk mengetahui perhatian banyak kalangan, terutama
keberadaan Allah Ta’ala. Arti berpikir adalah berkenaan dengan hubungan antara keduanya.
melakukan penalaran dan perenungan kalbu. Kubu konfirmasi atau integrasi menyarankan
Dalam kondisi demikian orang yang berpikir agama dan sains agar saling mengukuhkan,
tersebut dituntut untuk ma’rifat kepada Allah. terutama dalam berbagai pandangan tentang
Dengan cara seperti ini, ia bisa sampai kepada anggapan dasar tentang realitas, tanpa harus
ma’rifat terhadap hal-hal yang ghaib dari kehilangan identitas masing-masing. Dalam hal
pengamatannya dengan indera dan ini ini sains diharapkan mampu memberikan
merupakan suatu keharusan. Hal ini sudah konfirmasi baik yang memperkuat atau
tentu merupakan kewajiban dalam bidang dasar mendukung keyakinan tentang Tuhan sebagai
agama.” pencipta alam semesta.

3
Ilmu yang tidak di integrasikan akan mempunyai hidupnya ssekeluarga. Ia adalah seorang pecinta
dampak yang kurang baik, karena ilmu ilmu yang bercita-cita besar. Dia selalu berdoa
dipandang sebagai kekuatan atau kekuasaan. semoga Tuhan menganugrahinya putra- putra
Orang yang hanya mengerti ilmu dari kacamata yang alim yang berpengetahuan luas dan
sekuler saja biasanya menggunakan ilmu yang mempunyai ilmu yang banyak. Alangkah
dimiliki untuk keuntungan diri semata. Contoh gembira hati keluarga itu sewaktu mendapatkan
dari masalah ini adalah politisi yang melakukan dua orang putra, yang dikemudian hari
korupsi, mereka hanya menginginkan memenuhi harapan besar itu. Anak pertama
keuntungan individu tanpa takut merugikan Muhammad yang kemudian dijuluki “Abu
banyak orang dan menghiraukan ancaman Hamid”. Dialah Imam al-Ghazali. Anak keduanya
agama dari agama. Para koruptor ini tidak ada diberi nama Ahmad, yang dijuluki “Abdul
bedanya dengan drakula. Futuh”. Ia seorang juru dakwah yang besar,
yang kemudian hari terkenal dengan panggilan
Untuk  yang di integrasikan ilmu di pandang
Mujiduddin.1
sebagai tanggung jawab. Selain mengerti ilmu
yang bersal dari pemikiran manusia juga
DIKOTOMISASI ILMU
mengerti ilmu agama karena antara ilmu dan
Adapun Pemisahan antara ilmu agama dengan
kesholehan itu menyatu. Semakin orang itu
ilmu umum sudah lama terjadi. Bahkan
berilmu maka harus semakin sholeh. Ilmu di
sebagian masyarakat Islam masih beranggapan
gunakan untuk kesejahteraan bersama dan agar
bahwa kedua ilmu tersebut memiliki entitas
orang yang berilmu dapat menjadi wakil Tuhan
yang berbeda yang tidak dapat dipertemukan.
di bumi.
Mereka beranggapan keduanya memiliki
wilayah yang berbeda, baik dari segi objek
RIWAYAT HIDUP SANG GAZALI formal dan materialnya, metode penelitian,
Imam al-Ghazali lahir pada tahun 450 H /1058 kriteria kebenaran dan status teori masing-
M disebuah kampong kecil Ghazalah, masing. Bahkan lebih jauh, Barizi menyatakan
Kabupaten Thus, Provinsi Khurasan wilayah bahwa terdapat penyakit dikotomi dan
Persi (Iran sekarang), dari ibu-bapak yang memandang bahwa agama bukanlah ilmu
miskin. Ayahnya, Muhammad adalah seorang karena agama dibangun atas keyakinan.2
penenun yang mempunyai tokoh Akibatnya timbul jarak antara revealed
dikampungnya. Tetapi penghasilannya yang
1
Diakses pada situs http://repository.uin-
kecil tidaklah dapat menutupi kebutuhan suska.ac.id/6641/3/BAB%20II.pdf jam 10.25 tanggal
20-03-2020

4
knowledge; yaitu ilmu pengetahuan yang ceruk (misykat) yang dapat memancarkan
bersumber dari wahyu dan scientific cahaya. Selanjutnya akal manusia memiliki
knowledge; seperti ilmu sosial, ilmu humaniora, kemampuan lain yang diperoleh oleh akal ketika
ilmu kealaman dan sebagainya. Menurut wujud-wujud primer terpahami. Munculnya
catatan sejarah, sejak zaman Plato dan wujud primer merupakan landasan bagi wujud
Aristoteles, arus utama tradisi epistemologi sekunder yang difahami oleh akal manusia.
telah berbeda pendapat tentang pengetahuan Proses perolehan wujud primer dapat melalui
manusia yang melahirkan dua jenis ilmu; ilmu kontemplasi yang disebut sebagai pohon zaitun
yang diperoleh dengan jalan mengobservasi atau dengan pemikiran mendalam yang
objek (‘ilm al-hushuli) dan ilmu yang datang diibaratkan sebagai minyak dari pohon zaitun
langsung dari Tuhan (‘ilm alhudhuri). Upaya bagi mereka yang cerdik. Kemuliaan tertinggi
integrasi antara kedua ilmu tersebut sudah dari kemampuan akal manusia adalah
dimulai oleh para filosof Islam; seperti, kemampuan ilahi yang diibaratkan sebagai
pertama, Abu Nashr al-Farabi (870 – 950 M) minyak yang seolah-olah bersinar meskipun
yang dikenal sebagai Guru Kedua. Al-Farabi tidak disentuh oleh api.
sangat masyhur dengan upaya yang
dilakukannya dengan melakukan harmonisasi PENENTANGAN AL-GAZALI TERHADAP
pendapat Plato dan Aristoteles. Al-Farabi DIKOTOMISASI ILMU
berpendapat sekalipun Aristoteles menolak Meskipun Imam al-Ghazali melalui kitabnya
keberadaan ide-ide Plato, tetapi dia akan Tahafut al-Falasifah, mengkritik keras filosof
menemukan kesulitan dalam memahami sebab Muslim sebelumnya termasuk Ibn Sina, akan
pertama alam semesta. Dia akan menemukan tetapi penafsiran Ibn Sina atas ayat dalam Surat
kesulitan dalam memahami masalah yang Al-Nur: 35 yang menggambarkan Allah sebagai
menyangkut bentuk-bentuk Ilahiyah. Kedua cahaya langit dan bumi telah mempengaruhi
adalah Ibn Sina. Sebagai seorang filosof Muslim, bangunan epistemologi. Bangunan ini
dia berupaya mensintesakan epistemologi sebagaimana tertuang jelas dalam karya Imam
Platonik dan Aristotelian dengan mendasarkan al-Ghazali yang berjudul Misykat al-Anwar.
gagasan filosofisnya atas firman Allah dalam Dalam kitab ini, Imam alGhazali menjelaskan
Surat al-Nur. Berdasarkan ayat tersebut, Allah hakekat ilmu yaitu cahaya dan selanjutnya
telah menjelaskan bahwa akal manusia, menjelaskan hakekat cahaya dan hubungannya
pertama, memiliki kemampuan reseptivitas dengan Allah. Dalam penjelasannya, Al-Ghazali
(quwwat isti’dadiyah) yang diibaratkan sebagai menyatakan bahwa ada gradasi atau tingkatan

5
ilmu akan tetapi sesungguhnya ilmu itu adalah akal (sebagai cahaya) sehingga suatu yang
satu. Inilah yang kemudian oleh Tim IAIN semula tidak tampak menjadi tampak karena
Walisongo dinamai sebagai konsep wahdat al- cahayanya.
ulum.2 Secara epistemologi, hakekat ilmu adalah
cahaya dan cahaya yang sebenarnya adalah
WAHDATULULUUM AL-GAZALI Allah karena itu ilmu adalah satu. Cahaya yang
Adapun alasan Imam al-Ghazali memiliki konsep satu tersebut dapat dicerminkan melalui ruh,
kesatuan ilmu (wahdat al-‘ulum) karena dua hal akal, nafs atau hati (dalam arti lathifah
penting. Pertama keraguan al-Ghazali terhadap ruhaniyah rabbaniyah). Ilmu dapat diperoleh
kelompok yang menyatakan ahli kebenaran melalui pewahyuan atau ilham dan ada pula
(mutakallimun, Syi’ah Isma’iliyyah dan filosof) yang melalui daya yang dimiliki oleh akal.
yang ternyata kebenaran ajaran mereka hanya Sekalipun, secara tingkatan, ilmu yang diperoleh
bersifat logik, spekulatif dan belum sampai pada melalui pewahyuan (‘ilm mukasyafah / ‘ilm al-
hakekat kebenaran; yaitu kebenaran yang dia syar’iyyah) lebih utama dari pada ilmu yang
temukan saat menjadi sufi. Kedua, adanya kedua (‘ilm ghair al-syar’iyyah), validitas
motivasi untuk mengembalikan posisi ilmu ilmutergantung pada kuat dan lemahnya cahaya
secara benar; sebagai sesuatu yang suci dan dekat jauhnya objek yang dilihat.
(cahaya) berasal dari Dzat Yang Maha Suci Dari segi aksiologinya, semua ilmu pada
(Allah), harus (cahaya) berasal dari Dzat Yang dasarnya satu; yaitu semuanya terpuji. Ilmu
Maha Suci (Allah) karena itu harus digunakan menjadi tidak terpuji karena adanya ekses
dengan suci (niat yang tulus ikhlas) untuk Dzat negatif yang sering ditimbulkan oleh orang yang
Yang Maha Suci (Allah).3 memiliki ilmu tersebut. Karena itu, Imam
Secara ontologis, semua ilmu adalah satu dan alGhazali mengharuskan dan mewajibkan
semuanya terpuji. Ilmu adalah salah satu dari menuntut ilmu. Keharusan tersebut sangat
sifat Allah yang tidak dapat dipisahkan dengan kondisional dan tergantung pada kehidupan
Dzat-Nya; dia bukan Allah tapi bukan yang lain- ada; menuntut ilmu ada yang fardhu kifayah
Nya. Untuk menangkap Ilmu tersebut ada dua dan ada pula yang fardhu ‘ain. Ada yang hanya
alternatif; illuminasi cahaya Allah kedalam hati sekedar dianjurkan, mubah dan bahkan haram
yang sudah bersih dan suci serta optimalisasi yang disebabkan oleh ekses negatif yang
ditimbulkan. Dari segi penggunaannya, ilmu
2
Abdull Muhayya, “PENELITIAN INDIVIDUAL
yang bermanfaat adalah pengetahuan yang
WAHDAT AL- ‘ ULUM MENURUT IMAM AL-GHAZALI (
W . 1111 M ),” 2014. Hal.2 menyebabkan seorang untuk menggapai
3
Abdull Muhayya. Hal.1

6
kebahagiaan akhirat (‘ilm thariq al-akhirah;
yaitu ilmu mukasyafah dan ilmu mu’amalah
(kaifiyat altashfiyat al-qalb).4

4
Abdull Muhayya. Hal xi

7
TINJAUAN PUSTAKA
Abdull Muhayya. “PENELITIAN INDIVIDUAL WAHDAT AL- ‘ ULUM MENURUT IMAM AL-GHAZALI ( W .
1111 M ),” 2014.
Situs http://repository.uin-suska.ac.id/6641/3/BAB%20II.pdf diakses pada jam 10.25 tanggal 20-03-
2020

Anda mungkin juga menyukai