Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1

UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam proses kimia khususnya dalam zat cair atau fase cair, pengadukan
merupakan salah satu cara di dalam proses pencampuran komponen untuk
mendapatkan hasil yang diiginkan. Pengadukan adalah suatu operasi kesatuan yang
mempunyai sasaran untuk menghasilkan pergerakan tidak beraturan dalam suatu
cairan, dengan alat mekanis yang terpasang pada alat seperti propeller. Pola aliran
yang terjadi dalam cairan yang diaduk tergantung pada jenis pengaduk, karakteristik
fluida yang diaduk dan ukuran serta perbandingan ukuran antara tangki, pengaduk
dan sekat.
Tujuan dari pada operasi pengadukan terutama adalah terjadinya
pencampuran. Pencampuran merupakan suatu operasi yang bertujuan mengurangi
ketidaksamaan komposisi, suhu atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan.
Pencampuran dapat terjadi dengan cara menimbulkan gerak di dalam bahan itu yang
menyebabkan bagian-bagian bahan saling bergerak satu terhadap yang lainnya,
sehingga operasi pengadukan hanyalah salah satu cara untuk operasi pencampuran.
Tangki pengaduk ( tangki reaksi ) adalah bejana pengaduk tertutup yang
berbentuk silinder, bagian alas dan tutupnya cembung. Tangki pengaduk terutama
digunakan untuk reaksi-reaksi kimia pada tekanan diatas tekanan atmosfer dan pada
tekanan vakum, namun tangki ini juga sering digunakan untuk proses yang lain
misalnya untuk pencampuran, pelarutan, penguapan ekstraksi dan kristalisasi.
Percobaan ini ditujukan untuk memperkenalkan suatu cara melaksanakan
suatu proses pengadukan fluida dengan menggunakan tangki berpengaduk dan
menunjukkan pengaruh beberapa variabel operasi dari pengadukan itu sendiri
terhadap kerja sistem dalam operasi yang akan dilaksanakan sehingga dapat diketahui
besarnya power impeller yang diperlukan dalam tangki.

I.2 Tujuan Percobaan

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 1


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

1. Untuk mempelajari proses pencampuran fluida dengan menggunakan


tangki berpengaduk.
2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
pencampuran.
3. Untuk membuat kurva hubungan antara Bilangan Power (Npo) dengan
Bilangan Reynold (Nre) dengan variasi jenis cairan dan ada tidaknya
baffle.

I.3 Manfaat Percobaan

1. Mengetahui proses pencampuran fluida dengan menggunakan tangki


berpengaduk.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pencampuran.
1. Dapat membuat kurva hubungan antara Bilangan Power (Npo) dengan
Bilangan Reynold (Nre) dengan variasi jenis cairan dan ada tidaknya
baffle.

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 2


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengadukan dan Pencampuran


Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari bahan
yang diaduk seperti molekul- molekul, zat-zat yang bergerak atau komponennya
menyebar (terdispersi). Adapun tujuan dari pengadukan :
a. Mencampur dua cairan yang saling melarut.
b. Melarutkan padatan dalam cairan.
c. Mendispersikan gas dalam cairan dalam bentuk gelembung.
d. Mempercepat perpindahan panas antara fluida dengan koil pemanas dan jacket
pada dinding bejana.
Pencampuran adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya secara acak
suatu bahan ke bahan yang lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam dua fasa
atau lebih. Proses pencampuran bisa dilakukan dalam sebuah tangki berpengaduk.
Hal ini dikarenakan faktor-faktor penting yang berkaitan dengan proses ini, dalam
aplikasi nyata bisa dipelajari dengan seksama dalam alat ini. Pencampuran terjadi
pada tiga tingkatan yang berbeda yaitu :
1. Mekanisme konvektif : pencampuran yang disebabkan aliran cairan secara
keseluruhan (bulk flow).
2. Eddy diffusion : pencampuran karena adanya gumpalan - gumpalan fluida yang
terbentuk dan tercampakan dalam medan aliran.
3. Diffusion : pencampuran karena gerakan molekuler.
Aplikasi pengadukan dan pencampuran bisa ditemukan dalam rentang yang
luas, diantaranya dalam proses suspensi padatan, dispersi gas-cair, cair-cair maupun
padat-cair, kristalisasi, perpindahan panas dan reaksi kimia. Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pengadukan dan pencampuran diantaranya adalah
perbandingan antara geometri tangki dengan geometri pengaduk, bentuk dan jumlah
pengaduk, posisi sumbu pengaduk, kecepatan putaran pengaduk, penggunaan sekat
dalam tangki dan juga properti fisik fluida yang diaduk yaitu densitas dan viskositas.

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 3


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

II.2 Tangki berpengaduk


Tangki berpengaduk (tangki reaksi) adalah bejana pengaduk tertutup yang
berbentuk silinder, bagian alas dan tutupnya cembung. Tangki pengaduk terutama
digunakan untuk reaksi-reaksi kimia pada tekanan diatas tekanan atmosfer dan pada
tekanan vakum, namun tangki ini juga sering digunakan untuk proses yang lain
misalnya untuk pencampuran, pelarutan, penguapan ekstraksi dan kristalisasi.
Untuk pertukaran panas, tangki biasanya dilengkapi dengan mantel ganda
yang di las atau di sambung dengan flens atau dilengkapi dengan kumparan yang
berbentuk belahan pipa yang dilas. Untuk mencegah kerugian panas yang tidak
dikehendaki tangki dapat diisolasi. Hal penting dari tangki pengaduk, antara lain :
1. Bentuk : pada umumnya digunakan bentuk silinder dan bagain bawahnya cekung.
2. Ukuran : diameter dan tangki tinggi.
3. Kelengkapannya, seperti :
a. Ada tidaknya buffle, yang berpengaruh pada pola aliran didalam tangki.
b. Jacket atau coil pendingin/pemanas, yang berfungsi sebagai pengendali suhu.
c. Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinu.
d. Sumur untuk menempatkan termometer atau peranti untuk pengukuran suhu
e. Kumparan kalor, tangki dan kelengkapan lainnya pada tangki pengaduk.
(http://tekimku.blogspot.com/)

II.3 Jenis pengaduk


Pengaduk berfungsi untuk menggerakkan bahan (cair, cair/padat, cair,cair/gas,
cair/padat/gas) di dalam bejana pengaduk. Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk
yang biasa digunakan, yaitu pengaduk berbentuk baling-baling ( propeller ), pengaduk
turbin (turbine), pengaduk dayung (paddle) dan pengaduk helical ribbon.

a. Pengaduk jenis baling-baling (propeller)

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 4


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya adalah
baling-baling berdaun tiga.

Gambar 1. Pengaduk jenis Baling-baling (a),


Daun Dipertajam (b), Baling-baling kapal (c)
Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750
rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah.

b. Pengaduk Dayung (Paddle)


Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kesepatan rendah
diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar berdaun dua atau empat biasa
digunakan dalam sebuah proses pengadukan. Panjang total dari pengadukan dayung
biasanya 60 - 80% dari diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 - 1/10 dari
panjangnya.

Gambar 2. Pengaduk Jenis Dayung (Paddle) berdaun dua.

c. Pengaduk Turbin
Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun
pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk cairan
dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin biasanya
antara 30 - 50% dari diamter tangki. Turbin biasanya memiliki empat atau enam daun
pengaduk. Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini
juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 5


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

pengadukdan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu tepotong-potong menjadi


gelembung gas.

Gambar 3. Pengaduk Turbin pada bagian variasi.

II.4 Kecepatan Pengaduk


Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah
kecepatan putaran pengaduk yang digunakan.. Secara umum klasifikasi kecepatan
putaran pengaduk dibagi tiga, yaitu : kecepatan putaran rendah, sedang dan tinggi.
a. Kecepatan Putaran Rendah
Kecepatan rendah yang digunakan berkisar pada kecepatan 400 rpm.
Pengadukan dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental, lumpur
dimana terdapat serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa
b. Kecepatan putaran sedang
Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental dan
minyak pernis.
c. Kecepatan putaran tinggi
Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk viscositas rendah seperti
air.

II.5 Jumlah Pengaduk

Penambahan jumlah pengaduk yang digunakan pada dasarnya untuk tetap


menjaga efektifitas pengadukan pada kondisi yang berubah. Ketinggian fluida yang
lebih besar dari diameter tangki, disertai dengan viskositas fluida yang lebih besar

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 6


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

dann diameter pengaduk yang lebih kecil dari dimensi yang biasa digunakan,
merupakan kondisi dimana pengaduk yang digunakan lebih dari satu buah, dengan
jarak antar pengaduk sama dengan jarak pengaduk paling bawah ke dasar tangki.
Penjelasan mengenai kondisi pengadukan dimana lebih dari satu pengaduk yang
digunakan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Satu Pengaduk Dua Pengaduk

Fluida dengan viscositas rendah Fluida dengan viscositas tinggi

Pengaduknya menyapu dasar tangki Pengadukpada tangki yang dalam

Kecepatan balik aliran yang tinggi Gaya gesek aliran besar

Ketinggian permukaan cairan yang Ukuran mounting nozzle yang minimal


bervariasi

Tabel 1. Kondisi Pengadukan

II.6 Pola aliran dalam tangki berpengaduk


Pada tangki berpengaduk, pola aliran yang dihasilkan bergantung pada
beberapa faktor antara lain geometri tangki, sifat fisik fluida dan jenis pengaduk itu
sendiri. Pengaduk jenis turbine akan cenderung membentuk pola aliran radial
sedangkan propeller cenderung membentuk aliran aksial. Pengaduk jenis helical
screw dapat membentuk aliran aksial dari bawah tangki menuju ke atas permukaan
cairan. Pola aliran yang dihasilkan oleh tiap-tiap pengaduk tersebut dapat dilihat pada
Gambar 4.

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 7


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Gambar 4 Pola aliran fluida di dalam tangki berpengaduk


(a) flat-blade turbine (b) marine propeller (c) helical screw

II.7 Draft Tube


Draft tube merupakan silinder ramping yang mengelilingi pengaduk dengan
diameter lebih besar dari diameter pengaduk. Alat ini digunakan untuk
mengendalikan arah dan kecepatan alir fluida. Penggunaan draft tube menghasilkan
peningkatan yang sangat signifikan dari keseragaman aliran, terutama pada daerah
dekat permukaan cairan. Tetapi, daya yang dibutuhkan pada sistem pengadukan
dengan draft tube lebih besar daripada sistem open impeller. Posisi pengaduk dalam
draft tube ditentukan oleh jenis pengaduk yang digunakan.

Gambar 5 Tangki berpengaduk dengan draft tube


(a)pengaduk turbine (b) pengaduk propeller
(http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/wp-content/uploads/2012/05/tdk-tangki-
berpengaduk.pdf )
II.8 Parameter Hidrodinamika dalam Tangki Berpengaduk

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 8


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Hidrodinamika fluida yang terjadi dalam tangki berpengaduk dapat


diturunkan dalam suatu korelasi empiris antara bilangan Reynolds, Fraude dan Power.
a. Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang menyatakan
perbandingan antara gaya inersia dan gaya viskos. Untuk sistem dengan pengadukan :

dengan ρ = densitas fluida


μ = viskositas fluida
Da = diameter pengaduk
b. Bilangan Fraude
Bilangan Fraude menunjukkan perbandingan antara gaya inersia dengan gaya
gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Bilangan Fraude bukan merupakan variable yang signifikan. Bilangan ini


hanya diperhitungkan pada sistem pengadukan unbaffled. Pada sistem ini bentuk
permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi sehingga membentuk
vorteks. Vorteks menunjukkan keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya
inersia.
c. Bilangan Power
Bilangan Power menunjukkan perbandingan antara perbedaan tekanan yang
dihasilkan aliran dengan gaya inersianya. Perubahan tekanan akibat distribusi pada
permukaan pengaduk dapat diintegrasikan menghasilkan torsi total dan kecepatan
pengaduk.

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 9


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Korelasi antara bilangan Power dengan Reynold serta Fraude ditunjukkan


pada persamaan-persamaan berikut:
Untuk sistem tanpa baffle : Po = a . Reb. . Prc (13)
Untuk sistem dengan baffle : Po = a . Reb (14)
dengan :
Po = bilangan Power
Re = bilangan Reynold
Pr = bilangan Prandtl
a, b, c = konstanta eksperimental
Persamaan pertama dapat diubah menjadi: ln Po = ln a + b ln Re

II.9 Merancang Bejana Bersekat dan Tanpa Sekat


Seorang perancang bejana sangat memperhatikan tipe dan lokasi impeller,
ukuran bejana, ukuran baffle dan sebagainya. Masing-masing keputusan sangat
mempengaruhi kecepatan dari fluida, besarnya viscositas dan power yang di
perlukan. sebagai titik awal untuk desain pada masalah pengadukan, sebuah turbin
pengadukan untuk tangki bersekat ditunjukkan pada gambar 6

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 10


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Gambar 6. Pengukuran Turbin

Dimana :
C = tinggi pengaduk dari dasar tangki ( ft )
Da = diameter pengaduk ( ft )
Dt = diameter tangki ( ft )
H = tinggi fluida dalam tangki ( ft )
J = lebar baffle ( ft )
W = lebar pengaduk ( ft )

Sedangkan untuk tangki tanpa sekat, pada Nre di bawah 300, kurva angka
daya untuk tangki yang mempunyai sekat atau tidak bersekat adalah identik. Pada
NRe yang lebih tinggi kurva memisah. Di daaerah Nre demikian, yang biasanya di
hindarkan dalam praktek dengan tangki tanpa sekat, terbentuk vortex dan angka
Froude akan terpengaruh.

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 11


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Berbagai faktor bentuk dalam persamaan tersebut ditentukan oleh jenis dan
susunan alat. Ukuran-ukuran penting untuk bejana dengan pengaduk turbin yang
umum disajikan pada Gambar 6. Faktor-faktor bentuk yang berhubungan dengan
dimensi bejana, sekat, dan impeller tersebut adalah: S1 = Da/Dt, S2 = E/Da, S3 =
L/Da, S4 = W/Da, S5 = J/Dt dan S6 = H/Dt. Faktor-faktor tersebutlah yang biasanya
dikorelasikan dengan bilangan-bilangan tak berdimensi dan diplot dalam grafik-
grafik korelasi.

Gambar 7. Grafik Korelasi Np vs NRe


Selain memperhatikan ukuran bejana, seorang perancang bejana hendaknya
juga mengetahui besarnya daya yang diperlukan dalam suatu proses pengadukan.
Besarnya kebutuhan daya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Dimana :
= power number
P = power ( watt )
= gravitasi bumi ( ft/s )

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 12


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

N = jumlah putaran ( rpm)


Da = diameter pengaduk ( ft )
= densitas ( lb/ft3)

( Mc Cabe , 242-251 )

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan yang digunakan


a. NaCl
b. Air

III.2 Alat yang digunakan


a. Alat pengaduk
b. Beaker glass
c. Baffle
d. Gelas ukur
e. Klem
f. Motor penggerak
g. Neraca analitik
h. Piknometer
i. Statif
j. Corong
k. Pipet
l. Spatula
m. Labu ukur

III.3 Gambar alat

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 13


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Alat pengaduk Beaker Glass Baffle Gelas Ukur Klem

Motor Penggerak Neraca Analitik Piknometer Statif

Corong Pipet Spatula Labu Ukur


III.4 Prosedur Percobaan
a. Sediakan bahan dan alat yang akan digunakan.
b. Timbang piknometer kosong menggunakan neraca analitik.
c. Menyusun satu set alat pengaduk.

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 14


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

d. Masukkan fluida berupa air sebanyak 500 ml kedalam beaker glass.


e. Putar pengaduk dengan kecepatan tertentu (200 rpm, 300 rpm, dan 400
rpm) selama ± 4 menit.
f. Amati pola aliran dalam tangki (tanpa baffle).
g. Menentukan densitas dengan piknometer dan waktu alir dengan
viscometer ostwald.
h. Ulangi langkah percobaan (d – g) dengan variasi jenis liquid berupa
kerosene (2%, 4%, dan 6%) dan baffle.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel hasil pengamatan


a. Tanpa baffle

N T ρ μ
Bahan Vortex
(rpm) (menit) (gr/cm3) (gr/cm.s)
Air 200 4 √
300 4 √ 1,00509 0.0362
500 ml 400 4 √
200 4 √
2% 300 4 √ 1,02619 0.0369
400 4 √
200 4 √
NaCl 4% 300 4 √ 1,0373 0.0373
400 4 √
200 4 √
6% 300 4 √ 1,0417 0.0375
400 4 √

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 15


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

b. Dengan baffle

N T ρ μ
Bahan Vortex
(rpm) (menit) (gr/cm3) (gr/cm.s)
Air 200 4 X
300 4 X 1,00509 0,0362
500 ml 400 4 X
200 4 X
2% 300 4 X 1,02619 0,0369
400 4 X
200 4 X
NaCl 4% 300 4 X 1,0373 0.0373
400 4 X
200 4 X
6% 300 4 X 1,0417 0.0375
400 4 X

IV.2 Tabel perhitungan


a. Air (tanpa baffle)

ρ P
N (rps) Nre Npo Nfr
(gr/cm3) gr/s2
1,67 289,7963 0,95 0,007115 11996.91
3,33 577,8573 0,86 0,028288 1.00509 86104.84
6,67 1157,4500 0,72 0,113492 579303.9

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 16


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Air (dengan baffle)

ρ P
N (rps) Nre Npo Nfr
(gr/cm3) gr/s2
1,67 289,7963 0,95 0,007115 11996.91
3,33 577,8573 0,9 0,028288 1.00509 90109,72
6,67 1157,4500 0,9 0,113492 724129,8

b. NaCl 2 % (tanpa baffle)

ρ P
N (rps) Nre Npo Nfr
(gr/cm3) gr/s2
1.67 290,2672 0,945 0,007115 11953.16
3,33 578,7962 0,85 0,028288 1,02619 85241.89
6,67 1159,331 0,72 0,113492 580245.1

NaCl 2 % (dengan baffle)

ρ P
N (rps) Nre Npo Nfr
(gr/cm3) gr/s2
1.67 290,2672 0,945 0,007115 11953.16
3,33 578,7962 0,9 0,028288 1,02619 90256,12
6,67 1159,331 0,9 0,113492 725306.3

c. NaCl 4 % (tanpa baffle)

ρ P
N (rps) Nre Npo Nfr
(gr/cm3) gr/s2
1.67 290.2632 0,94 0.007115 11889.75
2.5 578.7884 0,83 0.028288 1,0373 83235.08
4.17 1159.315 0,72 0.113492 580237.2

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 17


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

NaCl 4 % (dengan baffle)

ρ P
N (rps) Nre Npo Nfr
(gr/cm3) gr/s2
1.67 290.2632 0,94 0.007115 11889.75
2.5 578.7884 0,9 0.028288 1,0373 90254,9
4.17 1159.315 0,9 0,113492 725296.5

d. NaCl 6 % (tanpa baffle)


ρ P
N (rps) Nre Npo Nfr
(gr/cm3) gr/s2
1.67 289.9398 0,93 0.007115 11750.16
2.5 578.1435 0,81 0.028288 1,0417 81138.91
4.17 1158.023 0,72 0.113492 579590.7

NaCl 6 % (dengan baffle)


ρ P
N (rps) Nre Npo Nfr
(gr/cm3) gr/s2
1.67 289.9398 0,93 0.007115 11750.16
2.5 578.1435 0,81 0.028288 1,0417 90154,34
4.17 1158.023 0,9 0,113492 724488.4

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 18


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

IV.3 Grafik
a. Nre terhadap Npo pada air
 Tanpa baffle

 Dengan baffle

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 19


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

b. Nre terhadap Npo pada NaCl 2 %


 Tanpa baffle

 Dengan baffle

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 20


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

c. Nre terhadap Npo pada NaCl 4 %

 Tanpa baffle

 Dengan baffle

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 21


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

d. Nre terhadap Npo pada NaCl 6 %

 Tanpa baffle

 Dengan baffle

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 22


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

IV.4 Pembahasan
Pada praktikum kali ini mengenai Tangki Berpengaduk dengan salah satu
tujuannya yakni membuat kurva hubungan antara Npo dengan Nre dari berbagai jenis
cairan dengan ada tidaknya baffle. Dengan menghitung berat piknometer kosong dan
menyusun satu set alat berpengaduk terlebih dahulu. Kemudian memasukkan fluida
cair berupa air kedalam beaker glass sebanyak 500 ml, lalu putar pengaduk dengan
kecepatan tertentu (100, 200, dan 300 rpm). Catat waktu alir dengan viscometer
ostwald dan amati pola aliran dalam tangki. Lakukan kembali percobaan tersebut
dengan menggunakan variasi jenis liquida berupa NaCl (2 %, 4 %, dan 6 % dari
volume air). Dan lakukan perbandingan antar ada tidaknya baffle yang digunakan.
Hasil pengamatan tangki berpengaduk dapat dikatakan bahwa semakin kecil
densitas suatu fluida maka harga viscositanya semakin besar, sehingga menyebabkan
power yang di butuhkan juga besar begitu pula sebaliknya. Hal ini dikarenakan pada
fluida yang memiliki viscositas tinggi tingkat kekentalan juga semakin tinggi,
sehingga menyebabkan gaya-gaya mekanik yang ada di dalam fluida seperti tegangan
geser ( s ) dan kecepatan geser ( g ) semakin besar dan power pompa yang dibutuhkan
menjadi semakin besar.
Hubungan antara Npo dengan Nre dalam grafik menunjukkan bahwa, semakin
tinggi nilai Nre, semakin rendah nilai Npo dan P untuk tanpa baffle dan sebaliknya.
Sehingga faktor utama yang mempengaruhi tangki berpengaduk ialah :
a. Kecepatan / N (rps)
b. Diameter / Da (cm)
c. Densitas / ρ (gr/cm3)
d. Viskositas / μ (gr/cm.s)
e. dan waktu (s)

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 23


LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
1. Pada cairan yang mengalir cepat, densitasnya semakin besar begitu pula
sebaliknya.
2. Densitas suatu fluida berbanding terbalik dengan viscositasnya.
3. Faktor utama yang mempengaruhi tangki berpengaduk ialah : kecepatan,
diameter, densitas, viskositas, dan waktu.

V.2 Saran
a. Sebelum praktikum, praktikan telah mempelajari prosedur terlebih dahulu.
b. Lebih berhati – hati dalam menyusun satu set alat pengaduk dan
mengamati pola aliran suatu fluida.
c. Praktikan membersihkan alat sebelum dan sesudah digunakan.

“ TANGKI BERPENGADUK “ Page 24

Anda mungkin juga menyukai