Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunikasi data di Indonesia saat ini telah menjadi satu kebutuhan yang
pokok terutama bagi perusahaan-perusahaan bisnis maupun institusi-institusi
pemerintahan. Komunikasi yang terjadi tidak hanya sebatas satu area lokal tertentu
saja tapi komunikasi dilakukan juga dengan area-area di wilayah lain sehingga
membentuk satu area jaringan yang luas (WAN). Untuk melakukan koneksi di
jaringan yang berskala luas biasanya dapat dilakukan dengan menyewa perantara
penyedia jasa telekomunikasi. Namun biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan
tersebut sangat mahal belum lagi harus dilengkapi peralatan perangkat-perangkat
keras yang rumit dan mahal pula. Tidak semua perusahaan memiliki anggaran yang
cukup untuk membiayai pengadaan fasilitas tersebut dan membayar sewa-sewa ke
provider telekomunikasi (seperti sewa bandwidth ,dan sewa lain-lainnya). Banyak
pilihan yang dapat digunakan seperti X.25, Frame Relay, atau ATM untuk
membangun sebuah interkoneksi jaringan WAN.

Frame Relay adalah salah satu solusi yang saat ini banyak digunakan untuk
membangun jaringan interkoneksi yang berskala luas. Frame Relay merupakan
jenis pelayanan yang tepat bagi mereka yang menginginkan bare-bones connection-
oriented yang mutlak untuk transfer antar machine dengan kecepatan tinggi dan
biaya yang ekonomis. Terbentuknya frame relay disebabkan oleh adanya
perubahan teknologi selama dua dekade terakhir ini.

Dua puluh tahun yang lalu, komunikasi dengan menggunakan kabel telepon
sangat lamban dan mahal, sehingga diperlukan protokol-protokol yang rumit untuk
error handling, serta biaya yang sangat besar untuk mengoperasikannya. Namun,
keadaan sekarang ini telah berubah secara radikal.

Saat ini, saluran telepon sangat cepat dan dapat diandalkan. Pelanggan
menyewa sebuah permanent virtual circuit antara dua point dan kemudian dapat
mengirim frame-frame sampai 1600 byte. Berkaitan dengan hal ini, Frame Relay
menyediakan pelayanan yang seminimal mungkin dalam cara penentuan awal dan
akhir dari masing-masing frame, dan error detection pada transmisi.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang kami kemukakan adalah :

1. Apa definisi frame relay?

2. Bagaimana format data frame relay?

3. Bagaimana komunikasi protokol frame relay?

4. Apa keuntungan dan kerugian frame relay?

5. Bagaimana aplikasi frame relay?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui definisi frame relay.

2. Untuk mengetahui format data frame relay.

3. Untuk mengetahui komunikasi protocol frame relay.

4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian frame relay.

5. Untuk mengetahui aplikasi Frame Relay.

2
BAB II
ISI

2.1 Definisi Frame Relay

Frame Relay adalah sebuah protocol yang berorientasi pada packet switching,
yang umumnya dipergunakan oleh perusahaan telepon, yang mengandalkan
kecepatan tinggi dan biaya ekonomis. Frame Relay pada dasarnya adalah sebuah
software yang khusus di-desain untuk menyediakan koneksi digital yang lebih efisien
dari suatu point tertentu ke point yang lain. Jadi, frame relay merupakan sebuah
teknologi yang menawarkan metode yang lebih cepat dan lebih ekonomis dalam
menjalankan computer networking.

Struktur dasar sebuah frame adalah seperti terlihat pada gambar berikut:

Gambar 1. (a) Struktur dasar frame

 Flags – menandakan awal dan akhir sebuah frame

 Address – terdiri dari DCLI (data link connection identifier), Extended Address
(EA), C/R, dan “Congestion control information”

 DLCI Value – menunjukkan nilai dari “data link connection identifier”. Terdiri
dari 10 bit pertama dari “Address field”/alamat.

 Extended Address (EA) – menunjukkan panjang dari “Address field”, yang


panjangnya 2 bytes.

 C/R – Bit yang mengikuti byte DLCI dalam “Address field”. Bit C/R tidak
didefinisikan saat ini.

3
 Congestion Control – Tiga bit yang mengontrol mekanisme pemberitahuan antrian
(congestion) Frame Relay.

 Data – terdiri dari data ter-encapsulasi dari “upper layer” yang panjangnya
bervariasi.

 FCS – (Frame Check Sequence) terdiri dari informasi untuk meyakinkan keutuhan
frame.

2.2 Cara Kerja Frame Relay

Frame Relay merupakan suatu layanan data packaging yang memungkinkan


beberapa user menggunakan satu jalur transmisi pada waktu yang bersamaan.
Untuk lalu-lintas komunikasi yang padat, Frame Relay jauh lebih efisien daripada
leased line yang disediakan khusus hanya untuk satu user, yang umumnya hanya
terpakai 10-20% dari kapasitas bandwidth-nya. Dalam teknik telekomunikasi,
packet switching dikembangkan untuk memenuhi komunikasi data yang sifatnya
cepat dan akurat. Sebuah packet dapat dianalogikan sebagai sebuah amplop yang
mempunyai alamat tujuan, alamat pengirim atau alamat kembali apabila kiriman
tidak sampai ke tujuan, dan tentu saja isi pesannya sebagai hal yang pokok.

Dalam packet yang berisi electronic data, dilengkapi dengan error detection
serta acknowledgement dari receiver dalam bentuk kode yang dikirim kembali ke
sender, apakah packet telah diterima secara utuh. Pada data packaging ini dikenal
istilah frame, yakni untuk menyatakan limit dari frame sebuah package. Limit
frame ini ditandai dengan flag. Demikianlah sehingga data dibawa sepanjang jalur
komunikasi dalam bentuk frame-frame. Standar internasional untuk network access
dengan packet switching yang pertama muncul adalah X.25, yang
direkomendasikan oleh CCITT (kini bernama ITU-T) pada tahun 1976. Frame
Relay yang muncul setelah X.25 ternyata jauh lebih efektif daripada X.25, karena
X.25 mengalami pelambatan proses karena adanya error detection dan error
correction. Berbeda dengan Frame Relay yang mendefinisikan ulang header-nya
pada bagian awal dari suatu frame, sehingga dihasilkan header frame normal 2-byte
(satu byte atau octet terdiri dari delapan bit). Header Frame Relay dapat juga di-
expand menjadi tiga atau empat byte untuk menambah total address space yang
disediakan.

4
Header Frame Relay terdiri dari deretan angka sejumlah sepuluh bit, DLCI
(Data Link Connection Identifier)-nya merupakan nomor rangkaian virtual Frame
Relay yang berkaitan dengan destination dari frame tersebut. Dalam hal hubungan
antar kerja LAN-WAN, DLCI ini akan menunjukkan port-port yang merupakan
LAN pada sisi destination. Adanya DLCI tersebut memungkinkan data mencapai
node Frame Relay yang akan di-transmit melalui network dengan menempuh
proses tiga langkah sederhana yakni:

* Integrity check dari frame dengan menggunakan FCS (Frame Check


Sequence), jika dalam proses checking ini dideteksi adanya error, maka frame
tersebut akan di-discard.

* Search DLCI dalam suatu table, jika DLCI tersebut tidak didefinisikan untuk
link yang dimaksud, maka frame akan di-discard.

* Retransmit frame tersebut menuju ke destination-nya dengan mengirimnya ke


luar, ke port atau trunk yang telah dispesifikasikan dalam daftar tabelnya.

Dengan demikian, node dari Frame Relay tidak melakukan langkah


pemrosesan yang rumit sebagaimana halnya pada protokol-protokol yang
mempunyai keistimewaan seperti X.25.

Suatu jaringan frame relay sering digambarkan sebagai awan frame relay
(frame relay cloud), karena jaringan frame relay network bukan terdiri dari satu
koneksi fisik antara “endpoint” dengan lainnya, melainkan jalur/path logika yang
telah didefinisikan dalam jaringan. Jalur ini didasarkan pada konsep virtual circuit
(VC). VC adalah dua-arah (two-way), jalur data yang didefinisikan secara software
antara dua port yang membentuk saluran khusur (private line) untuk pertukaran
informasi dalam jaringan.Terdapat dua tipe virtual circuit (VC) yaitu Switched
Virtual Circuit (SVC) dan Permanent Virtual Circuit (PVC).

2.2.1. Switched Virtual Circuit (SVC)

Switched Virtual Circuits (SVC), adalah koneksi sementara yang digunakan


ketika terjadi transfer data antar perangkat DTE melewati jaringan Frame
Relay. Terdapat empat status pada sebuah SVC:

1. Call setup

5
Dalam status awal memulai komunikasi, virtual circuit (vc) antar dua
perangkat DTE Frame Relay terbentuk.

2. Data transfer

Kemudian, data ditransfer antar perangkat DTE melalui virtual circuit


(vc).

3. Idling

Pada kondisi “idling”, koneksi masih ada dan terbuka, tetapi transfer
data telah berhenti.

4. Call termination

Setelah koneksi “idle” untuk beberapa perioda waktu tertentu, koneksi


antar dua DTE akan diputus.

2.2.2. Permanent Virtual Circuit (PVC)

PVC adalah jalur/path tetap, oleh karena itu tidak dibentuk berdasarkan
permintaan atau berdasarkan “call-by-call”. Walaupun jalur aktual melalui
jaringan berdasarkan variasi waktu ke waktu (TDM) tetapi “circuit” dari
awal ke tujuan tidak akan berubah. PVC adalah koneksi permanen terus
menerus seperti “dedicated point-to-point circuit”.

PVC lebih populer karena menyediakan alternatif yang lebih murah


dibandingkan “leased line”. Berbeda dengan SVC, PVC tidak pernah putus
(disconnect), oleh karena itu, tidak pernah terdapat status “call setup” dan
“termination”. Hanya terdapat 2 status yaitu data transfer dan idling.

2.3 Keuntungan dan Kerugian Frame Relay

Keuntungan Frame Relay

- Proses komunikasi menjadi lebih sederhana

- Fungsionalitas protocol yang diperlukan di user-inter network dikurangi

- Transmisi serta fasilitas switching lebih reliable

- Multi connection dari satu port ke tujuan yang berbeda dapat dilakukan dengan
hanya menempatkan satu port. Hal ini akan menghemat dimensi fisik, kabel,
serta kompleksitas

6
- Sirkuit Virtual hanya menggunakan bandwidth saat ada data yang lewat di
dalamnya, banyak sirkuit virtual dapat dibangun secara bersamaan dalam satu
jaringan transmisi.

- Kehandalan saluran komunikasi dan peningkatan kemampuan penanganan error


pada perangkat-perangkat telekomunikasi memungkinkan protokol Frame
Relay untuk mengacuhkan Frame yang bermasalah (mengandung error)
sehingga mengurangi data yang sebelumnya diperlukan untuk memproses
penanganan error

Kerugian Frame Relay

- Koneksi akan lambat bila terjadi kongesti jaringan / congestion network

- Kesulitan untuk memastikan Quality of Service, karena Frame Relay


menggunakan variable length packets.

- Tidak ada flow control dan error control

- Delay yang sangat besar

2.6 Aplikasi Frame Relay

Frame Relay umumnya dipergunakan pada aplikasi internet, karena


transmission rate yang tinggi dan berbagai kelebihan lain yang dimilikinya.
Menurut standar ANSI TI. 606, ada 3 contoh aplikasi yang dapat mengambil
keuntungan dari pemanfaatan Frame Relay ini, antara lain:

 Block interactive data application

Memiliki tingkat delay rendah dan throughput rendah, contoh: high-


resolution, video text, CAD/CAM

 File transfer

Transit delay tidak begitu penting, serta memiliki throughput tinggi

 Multiplexed low-bit rate

Memanfaatkan kemampuan multiplexing dari Frame Relay, dengan low-bit


source yang memungkinkan untuk di-multiplex ke channel oleh sebuah
fungsi NT

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan adalah sebagai berikut.

1. Frame Relay, yang berorientasi pada packet switching adalah sebuah software
yang khusus didesain untuk menyediakan koneksi digital yang lebih efisien
dari suatu point tertentu ke point yang lain.

2. Keuntungan Frame Relay antara lain lebih reliable, menghemat dimensi fisik,
kabel, serta kompleksitas. Sedangkan kerugiannya antara lain adalah delay
yang besar, dan adanya resiko kehilangan frame.

3. 3 contoh aplikasi Frame Relay:

- Block interactive data application

- File transfer

- Multiplexed low-bit rate

3.2 Saran

Pengetuahuan tentang Frame Relay sangat baik untuk diketahui oleh


masyarakat umum karena kemampuannya untuk menangani lalu lintas komunikasi
suara.

Anda mungkin juga menyukai