A. Pengertian
“Orientalisme” berasal dari kata-kata Perancis “Orient” yang berarti “timur”,
kata tersebut berarti ilmu-ilmu yang berhubungan dengan dunia timur. Orang-orang yang
mempelajari atau mendalami ilmu-ilmu tersebut disebut “orientalist ” atau “ahli
ketimuran” Orientalisme adalah suatu gaya berfikir yang berdasarkan pada pembedaan
ontologis dan epistemologis yang dibuat antara timur(the orient) dan barat(the occident).
Quraish Shihab mengemukakan pendapatnya dalam artikel yang ditulis beliau di
Jurnal Ulumul Qur’an, Orientalisme terambil dari kata “orient” yang berarti timur. Yaitu
ilmu yang membahas tentang bahasa, budaya, termasuk agama dan kesusastraan
masyarakat timur. Menurut beliau orientalis ialah mereka yang mengkaji bahasa,seni,
peradaban,dan seterusnya di bagian timur. Seorang orientalis tidak mutlak harus orang
barat, bahkan ada sekian banyak orang timur yang melakukan studi tentang obyek
tersebut.
Sementara itu A. Hanafi mendefenisikan, orientalis adalah segolongan sarjana-
sarjana barat yang mendalami bahasa-bahasa dunia timur dan kesusasterannya, dan
mereka juga menaruh perhatian besar terhadap agama-agama dunia timur, sejarahnya,
adat istiadatnya dan ilmu-ilmunya.
Sedangkan Dr. Ahmad Abdul Hamid Ghurab mendefinisikan, orientalisme
adalah kajian yang akademis, yang dilakukanoleh bangsa Barat yang kafir, khususnya
dari kalangan ahlul kitab tentang Islam dengan segala aspek, baik mengenai aqidah,
syari’at, pengetahuan, kebudayaan, sejarah, aturan dan peraturan, hasil bumi dan potensi-
potensinya. Tujuannya untuk merusak dan mengotori citra Islam, meniupkan keragu-
raguan kepada kaum muslimin akan kebenaran dankepercayaan mereka terhadap
ajarannya, menyesatkan mereka (muslimin) dari jalan yang diharuskan syari’atnya.
Kemudian dengan berbagai cara diupayakan agar mereka mau mengikuti ajaran dan
pemikiran Barat. Dalam usahanya itu mereka (kaum orientalis) mencoba dengan
tipudayanya untuk mengelabuhi bahwa semua kajian itu seolah ilmiah dan objektiif.
Karena mereka merasa akan adanya keunggulan dan kelebihan ilmu pengetahuan yang
dimiliki bangsa Barat atas bangsa Timur yang Islam. Jadi, orientalis memerupakan suatu
studi yang dilakukan oleh orang-orang Barat untuk mempelajari situasi Timur, khususnya
hal-hal yang berhubungan dengan sejarah, agama, bahasa, etika, seni, tradisi, serta adat
kebiasaanya. Sebagaimana bahwa orientalisme adalah suatu warna perang dingin yang
dilancarkan oleh bangsa Eropa guna memperdaya Islam dan umatnya, yang dilakukan
setelah mereka kalah dan gagal dalam perang salib yang dahsyat.
Dari uraian pengertian orientalisme diatas penulis berpendapat bahwa
orientalisme adalah suatu kajian tentang dunia timur mencakup segala hal, baik yang
dilakukan oleh orang barat maupun orang timur.
ORIENTALISME
dan menggantinya dengan huruf latin, maka terputuslah hubungan antara Arab, umat
Islam, al-Quranul karim, peninggalan-peninggalan keIslaman mereka, kebanggaan
mereka menggunakan bahasa arab, kesusastraan,sejarah, dan pemikiran Islami.
Kemudian jadilah bahasa Arab sebagai kesatuan bahasa yang tidak dikenal lagi
bahkan setelah itu kesatuan ini menjadi salingcontroversial dengan masa. Maka
hanya membutuhkan waktu sedikit lagi untuk menundukkan umat Islam. Akan
menjadi gampang untuk mewarnai pengikut Muhammad dengan ajaran Kristen dan
menjadikan mereka bangsa-bangsa yang mengikuti peradaban Barat. Dengan
demikian, maka terealisasilah cita-cita orang-orang Eropa untuk mengakhiri
eksistensi ajaran Islam dan kaum muslimin.
3. Sejarah
Ketika berakhirnya perang salib dengan kekalahan kaum salib, dimana menurut
zahiri yahnya perang itu perang Agama dan pada hakekatnya perang penjajahan, orang-
orang Barat tidak berputus asa untuk menduduki negeri-negeri Arab dan seterusnya
negeri-negeri Islam .Lalu mereka berketetapan hati untuk mempelajari negeri-negeri itu.
4. Politik
Melihat bahwa kebutuhan politiknya menginginkan agar konsul dan dutanya yang
memiliki bekal yang mapan tentang kajian yang berhubungan dengan dunia Timur.
Dengan cara demikian mereka akan dapat menjalankan kepentingan-kepentingan politik
bagi mereka, seperti membuat hubungan dengan para pemikir, wartawan dan ahli politik
untuk mengenal pemikiran, situasi negara, dan menyebarkan aliran-aliran politik yang
diinginkan negara-negara imperialis dinegara-negara jajahannya. Selain itu juga membuat
hubungan dengan agen-agen yang mau dan mampu membantu mereka untuk
merealisasikan tujuan-tujuan politik mereka dinegara tersebut. Dengan dorongan politik
itu, dapat dihembus-hembuskan semangat perpecahan diantara sesama bangsa yang satu,
agama, dan diantara sesama bangsa yang berlainan agama, hal itu semua, tentunya
setelah dipelajari cara-caranya dan kuncinya oleh ahli keTimuran. Meskipun penjajahna
sudah lenyap, tetapi penjajahan dalam bentuk lain bisa saja diusahakan dengan berbagai
jalan. Umpamanya penjajahan ekonomi, penjajahan aqidah, penjajahan pengaruh ideologi
dan lain-lain.
5. Adat Istiadat
Agar impian mereka benar-benar terwujud para orientalis mulai berusaha
menghidupkan nilai-nilai sejarah kebangsaan (nasionalisme) Fir’aun di Mesir Phoenix di
Damaskus, Lebanon dan Palestina dan bangsa Asyuria di Irak, hal ini digunakan untuk
memecah belah umat Islam dan guna mengetahui sejauh mana ketangguhan Islam dalam
mempertahankan kemerdekaaan, persatuan, ras, tanah air dan kekayaan alam. Serta
sejauh mana keinginan kita untuk kembali memimpin peradaban sebagaimana yang
pernah dicapai. Yaitu, kerinduan untuk mengikat kembali persatuan dan berjumpa dengan
saudara-saudara seaqidah, menjalani hidup dengan budi pekerti yang tinggi, menghargai
nilai-nilai sejarah dan mewujudkan kemaslahatan bersama. Pada masa sekarang, setelah
berkembang blok Timur dan blok Barat maka masing-masing dari mereka berusaha
mempengaruhi akan masyarakat, dimana mereka ditempatkan untuk kepentingan politik
ORIENTALISME