Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH KELOMPOK 8

PENGERTIAN SEJARAH DAN PENGARUH ORIENTALISME

Anggota:
Misbahul Munar
M Rauzian Al-Birry
Hafidzan Shani

Dosen Pengampu:
Azmil Umur,M.A

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2023-2024
1. Pengertian Orientalisme
Orientalisme adalah suatu ilmu ketimuran atau ilmu tentang timur. Adapun kata orientalis dalam
pengertian umum berarti semua ahli Barat yang mempelajari dunia Timur (Jauh, Tengah atau Dekat)
tentang baasanya, sastranya, peradabanya ataupun agamanya. Dengan tersebar luasnya dīn al-Islam di
Timur dan di Barat membuat para pemuka (ulama) Nashrani semakin mengamati agama itu. Dari
sinilah, para orientalis mulai menaruh perhatian yang besar dan mempelajari Islam.
Orientalisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang
ketimuran atau tentang budaya ketimuran. Orientalis ialah segolongan sarjana-sarjana Barat yang
mendalami bahasa –bahasa dunia timur dan kesusasteraannya, dan mereka juga menaruh perhatian
besar terhadap agama-agama dunia timur, sejarahnya, adat istiadatnya dan ilmu ilmu nya. 1
Sejarah orientalisme pada masa-masa pertama adalah pertarungan antara dunia barat Nasrani abad
pertengahan dengan dunia timur Islam, baik dalam keagamaan maupun ideologi. 2 Bagi dunia barat
Nasrani ,Islam merupakan

2. Sejarah dan Pengaruh Orientalisme terhadap Islam dan hukum Islam :

Pada hakekatnya orientalisme telah berurat berakar sejak 1000 tahun yang silam, akan tetapi baru
dikenal sekitar akhir abad ke 18 atau tepatnya 1779 Masehi di Inggris, kemudian 1788 di Prancis.
Adapun yang melatarbelakangi orientalisme ini muncul karena oleh perbenturan antara Islam dan
Kristen di Andalus dan Sisilia, sedangkan perang salib adalah merupakan motivasi terkuat bagi
bangsa Eropa Kristen untuk mempelajari Islam dan adat istiadatnya.
Para pemuka Kristen berusaha untuk menentang Islam dengan memfitnah dan menyebarluaskan berita
bohong tentang Islam dan Nabi Muhammad SAW., mereka mengatakan Islam adalah sumber
kejahatan dan Muhammad SAW tidak lebih dari sebuah patung, tuhan bagi qabilah tertentu, dan lebih
dari itu, mereka tidak segan-segan mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah setan.
Kemajuan-kemajuan orientalisme di akhir abad pertengahan telah di topang dengan dijalinnya
hubungan diplomatik dan politik dengan dinasti Utsmaniyah. Demikian pula halnya hubungan-
hubungan perdagangan antara Spanyol dan Itali dengan Turki dan Syiria serta Mesir juga telah
memberi pengaruh berarti bagi kemajuan pendidikan orientalisme. Abad ke 19 dan abad 20 terhitung
abad keemasan bagi orientalis dan pada akhirnya abad ke 18/ Maret 1795M pemerintahan
Revoluisoner di Paris mendirikan sekolah Bahasa Timur. Disamping itu mulainya di Paris dalam
menerbitkan buku-buku ilmiah pada taun 1838M melalui tangan Silvestre de Sascy yang selanjutnya
menjadi imam para orientalis pada zamanya.

3.Dampak Orientalisme (Positif-Negatif)


Adapun pengaruhnya terhadap Islam yaitu Pengaruh positifnya adalah terjadinya perkembangan
literatur agama Islam yang disusun oleh para orientalis. Adapun pengaruh negatifnya adalah
pengajaran tentang keislaman hanya mengutamakan ideologi tanpa adanya pembahasan toleransi
antar agama secara mendalam.

1
A. Hanafi, Orientalisme Ditinjau Menurut Kacamata Agama ( Quran dan Hadits ), (Jakarta:

Pustaka al Husna, 1981), hlm.9


2
Mannan Buchori, Menyingkap Tabir Orientalisme, (Jakarta: Amzah, 2006), hlm.1
Dan Di sinilah pentingnya mempelajari gerak orientalis dalam upayanya untuk merusak dan
menjauhkan umat Islam dari agamanya dengan membuat kesamaran sistem hukum Islam itu sendiri
dan membuat umat Islam berpaling dari agama mereka dengan menciptakan keragu-raguan yang
dikembangkan dalam hati setiap muslim serta menanamkan logika sesat atas agama Islam dan
membuat umat Islam percaya terhadapnya.
Pada hakekatnya orientalisme telah berurat berakar sejak 1000 tahun yang silam, akan tetapi baru
dikenal sekitar akhir abad ke 18 atau tepatnya 1779 Masehi di Inggris, kemudian 1788 di Prancis.
Adapun yang melatarbelakangi orientalisme ini muncul karena oleh perbenturan antara Islam dan
Kristen di Andalus dan Sisilia, sedangkan perang salib adalah merupakan motivasi terkuat bagi
bangsa Eropa Kristen untuk mempelajari Islam dan adat istiadatnya.
Para pemuka Kristen berusaha untuk menentang Islam dengan memfitnah dan menyebarluaskan berita
bohong tentang Islam dan Nabi Muhammad SAW., mereka mengatakan Islam adalah sumber
kejahatan dan Muhammad SAW tidak lebih dari sebuah patung, tuhan bagi qabilah tertentu, dan lebih
dari itu, mereka tidak segan-segan mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah setan.
Orientalisme menetapkan bahwa pengetahuan bahasa-bahasa Timur adalah merupakan perangkat
untuk dapat mengetahui atau mengenal agama dan peradaban Timur, dalam hal ini kristen pun
mempunyai pandangan yang sama dengan orientalisme. Disamping itu  Kristenisasi adalah satu-
satunya cara yang mungkin dilakukan untuk meluaskan penyebaran atau pengaruh agama Kristen.
Adapun cara untuk merealisasikan tujuan tersebut ada tiga syarat yaitu: Keharusan mempelajari
bahasa, mempelajari semua macam kekufuran, kemudian membedaan anatara yaang satu dengan yang
lain, membedakan semua dalih/bantahan agar dapat mematahkan lawan.
Adapun beberapa kegiatan orientalis seperti: membuka lembaga-lembaga di beberapa negeri Eropa
dan Amerika untuk mengikuti pelajaran-pelajaran orientalisme. Yang pertama yang didirikan Jami’ah
Asiawiyah di Paris, Jamiah al-Malakiyah al-Asiawiyah di Ingris, Jami’ah Asyarqiyah al-
Amirikiyah dan Jami’ah Asyarqiyah Jerman. Kemudian kegiatan yang dilakukan dengan menerbitkan
majalahdan media komunikasi lainnya.
Sepanjang sejarah, orientalisme mempunyai program dan kegiatan-kegiatan yang beraneka ragam.
Adapun program-program tersebut direalisaikan dengan kegiatan: pengajaran di perguruan tinggi,
mengumpulkan manuskrip Arab dan fahrasnya (indeks), koreksi dan penerbitan, penterjemahan dari
bahasa Arab ke bahasa Eropa, menyusun berbagai macam studi bahasa Arab dan Islam. Misi
keagamaan bagi orientalisme sudah ada sejak semula dalam tiga siap yang mereka tempuh.
Yaitu: pertama, menyerang islam dan mencari titk kelemahannya, menyakinkan orang lain bahwa
agama Islam adalah agama yang diambil dari agama Nasrani dan Yahudi. Kedua, memelihara
penganut Nashrani dari bahay Islam dengan cara menutupi kkebenaran (Islam). Ketiga, Misi Zending
dan pengkristenan orang-orang Islam.
4.Contoh -Contoh Dampak Negatif
Orientalis mempunyai terdiri dari kelompok yang bermacam-macam yaitu yang fanatis dan relistis,
atau dengan kata lain adanya misi kristen terselubung atau terang-terangan. Dengan demikian
orientasi dibagi dari beberapa kelompok:
1. Kelompok yang mendustakan Islam dengan Cerita-cerita bohong dan khayalan belaka.
2. Kelompok yang menjadikan ilmu dan penelitian sebagai sarana mencari uang untuk
kemaslahatan Barat, baik dari egi ekonomi, politik atau penjajahhan.
3. Kelompok yang congkak yang mempropagandakan kesesatan terhadap kemurnin ilmu
pengetahuan.
4. Kelompok yang mengetengahkan Islam dengan kedok ilmu pengetahuan padahal sebenarnya
mereka menyimpang dari kebenaran yang nyata.
5. Kelompok yang mempelajari Islam secara pbyektif dengan niat yang bersih, jujur penilain
terhadap Islam dan kaum muslimin
6. Kelompok yang memusatkan perhatiannya pada pelajaran bahasa Arab, fiqhul lughat, sastra
arab atau sibuk menyusun kakmus-kamus yang sejenis.

5.Contoh-Contoh Dampak Positif


- Kontribusi pertama yang harus diakui sebagai dampak positif orientalisme adalah mengenalkan studi
Islam dengan pendekatan lebih akademis dan berbasis analisis.
- Kontribusi kedua orientalisme adalah menjamurnya institusi-institusi kajian ke-Islaman di Barat.
- Kontribusi ketiga dari orientalisme adalah, menguatnya tradisi ilmiah dalam mempelajari Islam.
- Kontribusi keempat, dampak balik pada proses kebangkitan Islam. Akar-akar kebangkitan Islam
dapat dilacak melalui tradisi orientalisme. Salah satu wujudnya adalah keterlibatan aktif umat Islam
dalam memberikan jawaban-jawaban konseptual atas tantangan-tantangan perubahan sosial yang
diakibatkan oleh proses modernisasi.

6.Respon Dan Langkah-Langkah Menghadapi Gerakan Orientalisme Yang Negatif


Sebagai respon terhadap orientalisme yang dicap negatif, di dunia Timur tumbuh upaya-upaya
tandingan terhadap orientalisme, dan begitulah tujuan yang umumnya dikaitkan dengan term
oksidentalisme3. Walaupun oksidentalisme belum mapan sebagai sistem keilmuan. Oksidentalisme
sendiri merupakan satu bagian penting dari realisasi tiga agenda besar proyek Hassan Hanafi, al-turats
wa tajdid (tradisi dan pembaruan). Ketiga agenda ini: pertama, sikap terhadap tradisi lama; kedua,
kritisisme terhadap peradaban Barat; dan ketiga, sikap terhadap realitas. Bagi Hanafi, ketiga agenda di
atas ini merupakan dinamika dan produk proses dialektika antara ‘ego’ (al-ana) dan ‘the other’ (al-
akhar). Dalam ketiga agendanya ini, ia mengembangkan teori dan paradigma interpretasi.4 Sementara
itu terdapat pula kalangan yang terpengaruh oleh tradisi akademik Barat modern yang menilai positif
orientalisme. Di tengah dua pandangan di ataslah muncul permasalahan yang perlu segera dijawab,
yaitu bagaimana sebenarnya realitas sikap umat Islam terhadap orientalisme? Khususnya dengan
menempatkan orientalisme dalam pola konflik
5. Dampak orientalisme (positif-negatif)
- Kontribusi pertama yang harus diakui sebagai dampak positif orientalisme adalah mengenalkan studi
Islam dengan pendekatan lebih akademis dan berbasis analisis.
- Kontribusi kedua orientalisme adalah menjamurnya institusi-institusi kajian ke-Islaman di Barat.
- Kontribusi ketiga dari orientalisme adalah, menguatnya tradisi ilmiah dalam mempelajari Islam.
- Kontribusi keempat, dampak balik pada proses kebangkitan Islam. Akar-akar kebangkitan Islam
dapat dilacak melalui tradisi orientalisme. Salah satu wujudnya adalah keterlibatan aktif umat Islam

3
Kontekstualita, Vol. 28, No. 2, 2013
dalam memberikan jawaban-jawaban konseptual atas tantangan-tantangan perubahan sosial yang
diakibatkan oleh proses modernisasi.

Anda mungkin juga menyukai