Tugas Makalah Akuntansi Syariah Ijarah
Tugas Makalah Akuntansi Syariah Ijarah
Tugas Makalah Akuntansi Syariah Ijarah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain baik untuk
bersosialisasi ataupun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,seperti kebutuhan primer,
sekunder dan tersier. Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, manusia tidak hanya
diperintahkan untuk beribadah, akan tetapi juga untuk bermuamalah agar dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya tersebut.Untuk itu lahirlah fiqh muamalah yang merupakan aturan atau
tata cara yang bisa dijadikan pedoman bagi manusia untuk berhubungan dengan manusia
lainnya dalam sebuah masyarakat. Segala tindakan manusia yang bukan merupakan ibadah
masuk kedalam kategori ini termasuk kegiatan perekonomian masyarakat.
Di dalam kehidupan ini terbagi 2 (dua) golongan masyarakat, yaitu golongan
masyarakat yang kelebihan dana dan masyarakat yang kekurangan dana. Oleh karena itu
muncullah lembaga keuangan bank maupun non bank sebagai lembaga intermediasi antara 2
(dua) golongan masyarakat tersebut agar keseimbangan dapat terjadi dalam memenuhi
kebutuhan hidup masing-masing.
Di indonesia telah banyak lembaga-lembaga keungan bank maupun non-bank baik
yang konvensional maupun syariah yang menyediakan jasa pembiayaan demi terpenuhinya
kebutuhan manusia. Perbedaan yang mendasar diantara lembaga keuangan konvensional dan
syariah ini adalah penggunaan system bunga yang merupakan riba di lembaga keuangan
konvensional dan penggunaan system bagi hasil pada lembaga keuangan syariah.
Sebagai masyarakat islam yang menganut ajaran Allah SWT, haruslah kita mentaati
perintahnya dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam bermuamalah. Masyarakat yang
membutuhkan dana bisa menggunakan jasa pembiayaan yang telah disediakan oleh lembaga
keuangan syariah, salah satunya adalah pembiayaan ijarah yang merupakan akad untuk
menjual manfaat yang dilakukan oleh seseorang dengan orang lain dengan menggunakan
ketentuan syari’at islam. Pembiayaan ijarah ini mempunyai konsep yang berbeda dengan
konsep kredit pada bank konvensional, pembiayaan ijarah juga dikatakan sebagai pendorong
bagi sektor usaha karena pembiayaan ijarah mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan
jenis pembiayaan syari’ah lainnya. Keistimewaan tersebut adalah bahwa untuk memulai
kegiatan usahanya, pengusaha tidak perlu memiliki barang modal terlebih dahulu, melainkan
dapat melakukan penyewaan kepada lembaga keuangan syari’ah, sehingga pengusaha tidak
dibebankan dengan kewajiban menyerahkan jaminan, maka dapat dikatakan bahwa
pembiayaan ijarah lebih menarik dibandingkan jenis pembiayaan lainnya seperti Mudharabah
danMusyarakah.
Berdasarkan hal tersebut, penyusun tertarik untuk membahas pembiayaan ijarah yang
dilakukan oleh lembaga keuangan syariah pada makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan akad ijarah pada lembaga keuangan syariah?
2. Bagaimana perhitungan pada aplikasi akad ijarah pada lembaga keuangan
syariah?
1.3 Tujuan Penulis
Adapun tujuan dari penulis makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami penerapan atau pengaplikasian akad ijarah pada
lembaga keuangan syariah.
2. Untuk mengetahui dan memahami cara perhitungan yang dilakukan lembaga
keuangan syariah untuk memberikan pembiayaan ijarah pada nasabah.
BAB II
PEMBAHASAN
Al-ijarah berasal dari kata al-ajru, yang berarti al-iwadhu (ganti). Menurut pengertian
syara, al-ijarah adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan pengganti.
Al- ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (Ownership /
milkiyyah) atas barang itu sendiri.
Menurut Fatwa Dewan Syarah Nasional No.09/DSN/MUI/IV/2000, Ijarah adalah akad
pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui
pembayaran sewa upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri,
dengan demikian dalam akadijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya
pemindahan hak gunasaja dari yang menyewakan kepada penyewa.
ُه:َو ِد ل:ُا َعةَ ۚ َو َعلَى ْال َموْ ل:َّض َ ا ِملَ ْي ِن ۖ لِ َم ْن أَ َرا َد أَ ْن يُتِ َّم الر:وْ لَ ْي ِن َك: ْعنَ أَوْ اَل َدهُ َّن َح:ض ِ َْات يُرُ د:َِو ْال َوال
ُه: َو ٌد ل::ُضا َّر َوالِ َدةٌ بِ َولَ ِدهَا َواَل َموْ ل َ ُف نَ ْفسٌ إِاَّل ُو ْس َعهَا ۚ اَل ت ِ ِر ْزقُه َُّن َو ِكس َْوتُه َُّن بِ ْال َم ْعر
ُ َُّوف ۚ اَل تُ َكل
ۗ ا::اض ِم ْنهُ َما َوتَ َشا ُو ٍر فَاَل ُجنَا َح َعلَ ْي ِه َم ٍ صااًل ع َْن ت ََر َ ِث ِم ْث ُل ٰ َذل
َ ِك ۗ فَإ ِ ْن أَ َرادَا ف ِ بِ َولَ ِد ِه ۚ َو َعلَى ْال َو
ِ ار
َ وا هَّللا::ُُوف ۗ َواتَّق
ِ ال َم ْعر: ْ :ِا آتَ ْيتُ ْم ب::لَّ ْمتُ ْم َم: َاح َعلَ ْي ُك ْم إِ َذا َس
َ ضعُوا أَوْ اَل َد ُك ْم فَاَل ُجن ِ َْوإِ ْن أَ َر ْدتُ ْم أَ ْن تَ ْستَر
صي ٌر ِ ََوا ْعلَ ُموا أَ َّن هَّللا َ بِ َما تَ ْع َملُونَ ب
“Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila
kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan
ketahuilah Allah Maha Melihat apa yang kammu kerjakan.”
Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang
ingin menyempurnaanpenyusunan. Dan kewajiban ayat memberi makan dan pakaian kepada
para ibu dengan cara ma’ruf. Seorang tidak dibebani melaikan menurut kadar
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang
ayah karena anaknya,dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin
menyapih(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak
ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah
kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
b. Al Hadist (HR.Bukhari & Muslim)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa rosulullah SAW bersabda, “Berbekam kamu,
kemumdian berikanlah olehmu upahnya kepada tukang bekam itu.”
Dari Umar bahwa Rosulullah bersabda, “Berikanlah upah pekerja sebelum kering
keringatnya.”(Hr. Ibnu Majah)
2.3 Rukun Ijarah
Menurut ulama Hanafiyah, rukun Ijarah adalah ijab dan qabul, antara lain dengan
menggunakan kalimat: al-ijarah, al-isti’jar, al-iktira’, dan al-ikra.
Adapun menurut jumhur ulama, rukun ijaraha da 4, yaitu:
1. Aqid (orang yang akad).
2. Shigat akad.
3. Ujrah (upah).
4. Manfaat
2.4 Syarat Sah Ijarah
Ada 5 syarat sah dari ijarah, diantaranya:
1. Kerelaan dari dua pihak yang melakukan akad ijarah tersebut,
2. Mengetahui manfaat dengan sempurna barang yang diakadkan, sehingga mencegah
terjadinya perselisahan,
3. Kegunaannya dari barang tersebut,
4. Kemanfaatan benda dibolehkan menurutsyara’,
5. Objek transaksi akad itu (barangnya) dapat dimanfaatkan kegunaannya menurut
kriteria, dan realita.
2.5 Skema transaksi Ijarah
Penjelasan
1. Transaksi ijarah ditandai dengan adanya pemindahan manfaat. Jadi dasarnya prinsip
ijarah sama saja dengan prinsip jual beli. Namun, perbedaan terletak pada objek
transaksinya adalah barang maka, pada ijarah objek transaksinya adalah jasa.
2. Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakan kepada
nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal dengan al-ijarah muntahiyah
bit-tamlik (sewa yang diikuti dengan perpindahan kepemiliknya).
3. Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian antara bank dengan
nasabah.
2.6 Jenis Akad Ijarah