Anda di halaman 1dari 4

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN 2019/2020

Mata Kuliah : Isu-Isu Kontemporer dalam Pendidikan Islam


Semester/Kelas : V/F, G, H, L
Prodi/ Jurusan : Pendidikan Agama Islam/ Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Dosen : Muhammad Mufid, M.Pd.I
Sifat Ujian : Open Book, Take Home

Soal :
1. Bagaimanakah kritik terhadap eksistensi pendidikan islam di era revolusi industri,
analisislah tantangan apa saja yang dihadapkan oleh pendidikan islam, serta
bagaiamanakah upaya pendidikan islam dalam menyongsong era revolusi industri?

Jawaban;
c. Menyongsong Pendidikan Islam 4.0
Revolusi industri 4.0 dengan disruptive innovation-nya menempatkan pendidikan Islam di
persimpangan jalan. Persimpangan tersebut membawa implikasi masing-masing.
Pendidikan Islam bebas memilih. Jika ia memilih persimpangan satu yakni bertahan
dengan pola dan sistem lama, maka ia harus rela dan legowo bila semakin tertinggal.
Sebaliknya jika ia membuka diri, mau menerima era disrupsi dengan segala
konsekuensinya, maka ia akan mampu turut bersaing dengan yang lain.
Merujuk hasil penelitian dari McKinsey pada 2016 bahwa dampak dari digital tecnology
menuju revolusi industri 4.0 dalam lima (5) tahun kedepan akan ada 52,6 juta jenis
pekerjaan akan mengalami pergeseran atau hilang dari muka bumi. Hasil penelitian ini
memberikan pesan bahwa setiap diri yang masih ingin mempunyai eksistensi diri dalam
kompetisi global harus mempersiapkan mental dan skill yang mempunyai keunggulan
persaingan (competitive advantage) dari lainnya. Jalan utama mempersiapkan skill yang
paling mudah ditempuh adalah mempunyai perilaku yang baik (behavioral attitude),
menaikan kompetensi diri dan memiliki semangat literasi. Bekal persiapan diri tersebut
dapat dilalui dengan jalur pendidikan (long life education) dan konsep diri melalui
pengalaman bekerjasama lintas generasi/lintas disiplin ilmu (experience is the best
teacher).1
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka perlu adanya perombakan atau reformasi di dalam
tubuh pendidikan Islam. Pendidikan Islam di era 4.0 perlu untuk turut mendisrupsi diri jika
ingin memperkuat eksistensinya. Mendisrupsi diri berarti pada masa depan. Muhadjir
Efendy dalam pidatonya mengatakan bahwa perlu ada reformasi sekolah, peningkatan
kapasitas, dan profesionalisme guru, kurikulum yang dinamis, sarana dan prasarana yang
andal, serta teknologi pembelajaran yang muktakhir agar dunia pendidikan nasional dapat
menyesuaikan diri dengan dinamika zaman. menyesuaikanmenyesuaikan diri dengan
kebutuhan dan tuntutan masyarakat serta berorientasi2
1
Hendra Suwardana, Revolusi Industri 4. 0 Berbasis Revolusi Mental, JATI UNIK, Vol.1, No.2,
(2017), hlm. 102-110.
2
Febrianto Adi Saputro, Mendikbud Ungkap Cara Hadapi Revolusi 4.0 di Pendidikan,
https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/18/05/02/p8388c430-mendikbud-ungkap-cara-
hadapi-revolusi-40-di-pendidikan, diakses Rabu, 18 Desember 2019
2. “Dunia pendidikan kita ditandai oleh disporitas antara pencapaian akademik
standard dan performance standard. Faktanya banyak peserta didik mampu
menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya,
namun pada kenyataanya mereka tidak memahaminya. Sebagian besar dari
peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari
dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakanya dalam kehidupan
sehari-hari.”
Bagaimanakah anda merespon pernyataan diatas? jelaskan dan solusi apa yang anda
tawarkan untuk masalah tersebut !
3. “Model pembelajaran pendidikan agama islam yang dikembangkan oleh guru di
madrasah lebih didasarkan pada kebutuhan formal dari pada kebutuhan siswa,
akibatnya proses pembelajaran terkesan hanya memenuhi kebutuhan administratif
daripada mengembangkan potensi siswa secara maksimal”.
Menurut anda benarkah pernyataan demikian? jika iya deskripsikan dengan
argumentasi yang jelas dan bila tidak bagaimanakah fakta yang terjadi dilapangan?

Soal 4.
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menegaskan lunturnya nilai-nilai kebudayaan di
generasi muda harus mendapat perhatian serius dari semua pihak. Bamsoet, panggilan
akrabnya, meminta para elite politik tidak hanya sibuk bertengkar memperebutkan
kekuasaan semata. Tetapi, harus menjadi tauladan bagi generasi muda agar bangga
menjadi anak Indonesia.
Hal itu dikatakan Bamsoet saat menerima Direktur Jenderal Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid bersama pengurus Forum Gelora
Kebangsaan, di Ruang Kerja Ketua DPR RI, Jakarta, Senin (24/6/2019) kemarin.
"Terlepas dari suka atau tidak, demam seperti K-Pop telah sangat masif memengaruhi
kebudayaan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Kini anak-anak muda lebih suka
bergaya korean style, harajuku style, arabian style maupun western style," kata dia.
"Padahal Indonesia punya banyak ragam budaya, dari mulai fashion, alat musik maupun
falsafah kehidupan dari kearifan lokal di berbagai daerah," ujarnya.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Koordinator Forum Gelora
Kebangsaan Witaryono Reksoprodjo, Anggota Forum Gelora Kebangsaan Jusuf Suroso,
Ari Nurcahyo dan Putut Trimusodo. Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi
Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen ini berpendapat cara indoktrinasi
secara halus yang dilakukan berbagai negara sepeti Korea, Jepang, Timur Tengah maupun
negara-negara barat melalui film, lagu, cerita komik maupun fashion, perlu dipelajari untuk
dijadikan contoh.
Ini menjadi tantangan bagi para pemangku kepentingan, khusunya Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan serta Badan Pembinaan Ideologi Pancasila untuk
menghidupkan ruang-ruang indoktrinasi budaya Indonesia dengan cara-cara halus kepada
para generasi muda Indonesia.
 Dari berita diatas apa sebenarnya permasalahan yang terjadi? Bagaimanakah faktor
penyebab masalah tersebut dan strategi apa yang ditawarkan serta bagaimana solusi
dalam menghadapi masalah tersebut? Analisislah bagaimana pandangan anda terhadap
permasalahan tersebut.

Soal 5.
Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu, memiliki saran agar paham radikal
tidak berkembang di perguruan tinggi tanah air. Salah satu caranya dengan memasukkan
kurikulum Pancasila di kampus.
"Lha ini alat untuk menyaringnya, harus ada kurikulum Pancasila," ujar Ryamizard usai
mengisi kuliah umum di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta di
Sleman, DIY, Selasa (13/8/2019).
Tak hanya itu, Ryamizard juga menyarankan pihak kampus menerapkan aturan tegas
terhadap kelompok berpaham radikal yang berkeliaran di kampus. Ia meminta kelompok
berpaham radikal di kampus dikeluarkan.
"Tidak suka Pancasila, keluar. Itu sudah dilaksanakan di Unhan (Universitas Pertahanan
Indonesia), ada beberapa orang tidak suka (Pancasila) keluar!" tegasnya.
Ryamizard melanjutkan, penanaman nilai-nilai Pancasila kepada mahasiswa baru penting
dilakukan. Supaya ideologi negara Indonesia ini tertanam dalam diri mahasiswa baru,
sehingga kelak mereka tak mudah terpapar radikalisme.
"Pancasila itu harus diketahui betul, harus dihayati betul, bahwa Pancasila itu adalah
alat pemersatu bangsa, alat perekat bangsa. Kalau itu hilang, bangsa ini akan lepas,
bangsa ini akan hancur. Itu harus tahu," pungkas dia.
 Dari berita diatas apa sebenarnya permasalahan yang terjadi? Bagaimanakah faktor
penyebab masalah tersebut dan strategi apa yang ditawarkan serta bagaimana solusi
dalam menghadapi masalah tersebut? Analisislah bagaimana pandangan anda terhadap
permasalahan tersebut.

 Selamat mengerjakan sahabat sahabat semua, semangat...


 Jawaban dikirim paling akhir tanggal 01 Januari 2020 via schoology

Anda mungkin juga menyukai