Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH HYGIENE DAN

SANITASI MAKANAN
Makalah ikm

HYGIENE, SANITASI MAKANAN DAN

PRINSIP-PRINSINYA

OLEH :

KELOMPOK VII

AINUN JARIAH   (P00331014030)

BEBU INDRAWATI  (P00331014031)

DESI SASMITA  (P00331014032)

ELSIYANA  (P00331014033)

FEBRIZKY RAMDHANI KADI (P00331014034)

 
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

PRODI D3 JURUSAN GIZI

TA.2014-2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan karunia nya serta kesempatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah  Ilmu kesehatan masyarakat  tepat
pada waktunya. Adapun judul yang di bahas kelompok VII pada makalah ini
adalah mengenai ‘’ HYGIENE, SANITASI MAKANAN DAN PRINSIP-
PRINSINYA MAKANAN ’’.

Makalah ini merupakan tugas kelompok.Dan kami mengucapkan


terima kasih kepada Dosen serta semua pihak yang ikut membantu dalam
pembuatan makalah ini, sehingga akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.Penulis menyadari tidak ada gading yang tak retak’’ penulis
mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah
ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu
pengetahuan kita semua.Penulis juga mohon kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

kendari, 4 Desember 2014

                                                           

                                                                                              Penulis


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i

Daftar Isi.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang............................................................................................ 1

B.    Rumusan Masalah..................................................................................... 1

C.     Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A.    Teori dasar Sanitasi makanan............................................................... 3

B.    Prinsip Hygiene dan Sanitasi Makanan............................................. 5

C.     Factor Yang Mempengaruhi Hygiene Sanitasi Makanan............ 13

BAB IIIPENUTUP

A.    Kesimpulan.................................................................................................. 17

B.    Saran.............................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia.


Makanan borned yang dikonsumsi beragam jenis dengan cara pengolahannya (
Santoso, 1999). Makanan-makanan tersebut sangat mungkin sekali menjadi
penyebab terjadinya gangguan dalam tubuh kita sehingga kita jatuh sakit. Salah
satu cara untuk memelihara kesehatan adalah dengan mengkonsumsi
makanan yang aman, yaitu dengan memastikan makanan tersebut dalam
keadaan bersih dan terhindar dari wholesomeness (penyakit). Makananan yang
dibutuhkan harus eshat dalam arti memiliki nilai gizi, yang optimal seperti
vitamin, mineral, hidrat arang, lemak dan lainnya. Bila salah satu faktor
tersebut terganggu maka makanan yang dihasilkan akan menimbulkan
gangguan kesehatan dan penyakit bahkan keracunan makanan yang dihasilkan
(Djarismarvati dkk’ 2004). Salah satu diantaranya dikarenakan
terkontaminasi.Kontaminasi yang terjadi pada makanan dan minuman dapat
menyebabkan makanan tersebut dapat menjadi media bagi suatu
penyakit.Penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi disebut
penyakit bawaan makanan (food diseases).

Sanitasi makanan lebih ditekankan pada pengawasan terhadap


pembuatan dan penyediaan bahan makanan agar tidak membahayakan
kesehatan. Dalam sanitasi makanan, permasalahan yang menyangkut nilai gizi
ataupun mengenai komposisi bahan makanan yang sesuai dengan tubuh jarang
di perhatikan.Pada dasarnya,kebanyakan orang tidak begitu menganggap
penting hygiene dari makanan dan sanitasi tempat makanan yang  mereka
gunakan. Mereka hanya memandang atas harga makanan dan rasanya saja.

B.   Rumusan Masalah

1.     Apa pengertian dari hygiene dan sanitasi makanan ?

2.     Apa prinsip Higeine sanitasi makanan ?

3.     Apa saja factor yang menpengaruhi sanitasi makanan?

4.     Bagaimana perlakuan hygiene dan sanitasi makanan ?

5.     Bagaimana pengaruh makanan terhadap kesehatan ?

B.   Tujuan

Penulisan makalah yang berjudul “Higiene dan sanitasi makanan” ini kiranya
bertujuan untuk memberikan pengetahuan agar lebih memahami dan
mengerti tentang apa itu hygiene dan sanitasi makanan dan bagaimana cara
pengolahan makanan yang benar yang memungkinkan akan terjadinya
kelangsungan hidup yang nyaman dan sehat.
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Teori dasar Sanitasi makanan

1.     Pengertian makananan

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat


memerlukan pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh.
Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah “food included all substances,
whetherin a natural state of in a manufactured or preparedform, which are
part of human diet”. Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-
obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.

 Syarat Minimal makanan sehat

Makanan sehat harus memenuhi persyaratan minimal seperti yang


diterapkan oleh menteri kesehatan. Persyaratan agar makanan sehat
dikonsumsi oleh masyarakat adalah bahan makanan yang akan diolah terutama
yang mengandung protein hewani seperti daging, susu, ikan, udang, dan telur
harus dalam keadaan baik dan segar. Demikian pula bahan sayur yang harus
dalam keadaan segar dan tidak rusak. Dengan demikian agar makanan yang
diolah memenuhi syarat, makabahan tersebut harus tidak berubah bentuk,
warna, dan rasa.Begitu juga dengan bahan makanan terolah yang dikemas dan
makanan yang tidak dikemas. Makanan yang dikemas harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :

a.     Mempunyai tabel dan harus bermerek.

b.     Sudah terdaftar dan bernomor pendaftaran.


c.      Kemasan tidak rusak, robek atau mengembung.

d.     Ada tanda kadaluarsa dan dalam keadaan belum kadaluarsa.

e.      Kemasan yang dipakai harus hanya sekali penggunaan.

          Makanan yang tidak dikemas harus memenuhi persyaratan sebagai


berikut :

a.   Dalam keadaan fresh (baru dan segar)

b.  Tidak basi, busuk, rusak atau jamur.

c.   Tidak mengandung bahan terlarang, misalnya bahan kimia dan mikrobiologi.

Persyaratan makanan jadi agar sehat dikonsumsi oleh konsumen meliputi


sebagai berikut :

a.       Makanan tidak rusak, busuk, atau basi yang ditandai dengan perubahan
dari rasa, bau, berlendir,  berubah warna, berjamur, berubah aroma, atau
pengotoran lainnya.

b.       Memenuhi persyaratan bakteriologi berdasrkan ketentuan yang berlaku.

c.        Harus bebas dari kuman E.Coli pada makanan tersebut (0/gram makanan.

d.       Angka kuman E.Coli pada minuman harus 0/100 ml

e.        Tidak boleh mengandung residu bahan pestisida dan logam berat yang
melebihi ambang batas yang diperkenankan menurut ketentuan yang berlaku.

2.       Higiene dan Sanitasi

Pengertian hygiene menurut Depkes RI (2004), hygiene adalah upaya


kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan subyeknya
seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk melindungi
kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring,
membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan
secara keseluruhan. Penanganan makanan secara hygiene bertujuan untuk
mengendalikan keberadaan pathogen dalam makanan. Menurut Widyawati
(2002), hygiene adalah suatu pencegahan penyakit  yang menitik beratkan
pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat
orang tersebut berada.

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan
kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman
dari segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan, mulai
dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan
minuman tersebut siap untuk di konsumsikan kepada masyarakat atau
konsumen. Menurut Depkes RI 2004, Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan
cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari obyeknya.
Misalnya, menyediakan air yang bersih untuk keperluan mencuci tangan,
menyediakan tempat sampah untuk  mewadahi sampah agar sampah tidak
dibuang sembarang.

Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanaan dan


kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan
yang akan merugikan pembeli, mengurangi kerusakan pemborosan makanan.

1.  Upaya Sanitasi

Upaya sanitasi makanan ini, terdapat beberapa tahapan yang harus


diperhatikan seperti berikut :

a.   Keamanan dan kebersihan produk makanan yang di produksi

b.  Kebersihan individu dalam pengolahan produk makanan


c.   Keamanan terhadap penyediaan air, pengelolaan pembuangan air limbah
dan kotoran

d.  Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama proses pengolahan,


penyajian dan penyimpanan.

e.    Pencucian dan pembersihan alat perlengkapan.

2.  Tujuan penyehatan makanan

Upaya sanitasi meliputi tindakan-tindakan saniter yang ditunjukan pada semua


tingkatan. Sejak makanan mulai dibeli, disimpan,diolah, dan disajikan untuk
melindungi agar konsumen tidak dirugikan kesehatannya. Dengan demikian
tujuan sebenarnya dari upaya sanitasi makanan,antaralain:

a.       Menjamin keamanan dan kebersihan makanan

b.       Mencegah penularn wabah penyakit

c.        Mencegah beredarnya makanan yang merugikan masyarakat

d.       Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan.

B.   Prinsip Hygiene dan Sanitasi Makanan

Pengertian dari prinsip hygiene dan sanitasi makanan adalah pengendalian


terhadap tempat bangunan, peralatan, orang dan bahan makanan.Prinsip ini
penting untuk diketahui Karena berperan sebagai factor kunci keberhasilan
usaha makanan. Suatu usaha makanan yang telah tumbuh dan berkembang
dengan baik, jika melalaikan prinsip-prinsip hygiene sanitasi makanan dan
minuman, besar kemungkinan pada suatu saat akan merugikan. Menurut
Depkes RI, 2004, enam prinsip hygiene makanan dan minuman yaitu:

 Prinsip 1: Pemilihan Bahan Makanan


Kualitas bahan makanan yang baik dapat dilihat melalui ciri-ciri fisik dan
mutunya dalam hal ini bentuk, warna, bau, dan lainnya.Bahan makanan yang
baik terbebas dari kerusakan dan pencemaran termasuk pencernaran oleh
bahan kimia seperti pestisida.

A.Cirri-ciri bahan makanan yang baik

1.  Buah-buahan

a.   Keadaan fisiknya baik, isinya penuh, kulit utuh atau tidak kotor

b.  Isinya masih terbungkus kulit dengan baik

c.   Warna sesuai dengan bawaannya, tidak ada warna tambahan, warna buatan
(karbitan) dan warna lain selain warna buah.

d.  Tidak berbau busuk bau asam basi atau bau yang tidak segar lainnya.

e.   Tidak ada cairan selain getah aslinya.

a.      Susu langsung diambil dari putting susu sapi, kerbau atau kambing, susu ini
harus steril. Pencemaran terjadi karena tangan pemerah, infeksi kulit atau
peralatan yang digunakan.

b.     Pasterisasi dan Strelisasi

Pasterisasi adalah prose pemanasan ssu secara berulang pada suhu 600 C
untuk membebankan susu dari kuman pathogen. Dengan cara ini susu tidak
mengalami perubahan tetapi kuman patogennya mati.

Streilisasi adalah pemanasan susu dengan suhu 1000C atau lebih untuk
memusnahkan semua jenis kuman pathogen. Dengancara ini pathogen mati
tetapi susunya  mengalami perubahanberupapemecahandan pengumpulan
protein.
c.      Cirri-ciri susu yang baik

-         warna putih susu dan kental

-         cairannya konstan dan tidak menggumpal

-         aroma khas susu, tidak bau asam, tengik atau bau amis

-         kalau dimasak akan terbentuk lapisan busa lemak (foam)

-          bebas dari kotoran fisik seperti darah, debu, bulu, serangga dan lain-lain

d.     Makanan oalahan pabrik

a.  Terdaftar dibadan pengawasan obat dan makanan, ditandai dengan adanya


kode nomor:

                     ML: untuk makanan luar negeri (import)dan

                     MD: untuk makanan dalam negeri.

b.  Kemasan masih baik, utuh tidak rusak, bocor atau kembung

c.   Belum habis masa pukai (kadaluarsa)

d.  Segel penutup masih terpasang dengan baik

e.   Mempunyai merek dan label yang jelas nama public pembuatannya

B.   Sumber bahan makanan yang baik

Untuk mendapatkan bahan makanan yang tak perlu diketahui sumber-sumber


makanan yang baik.Sumber makanan yang baik sering kali tidak mudah kita
temukan karena jaringan perjalanan makanan yang demikian panjang dan
melalui jaringan perdagangan pangan (Depkes, RI 2004). Adapun sumber
bahan makanan yang baik adalah :
1.  Pusat penjualan bahan makanan dengan sistem pengaturan suhu yang
dikendalikan dengan baik (swalayan)

2.  Tempat-tempat penjualan bahan makanan yang diawasi oleh pemerintah


daerah dengan baik.

 Prinsip 2 : penyimpanan bahan makanan

Proses penyimpanan bahan makanan adalah agar bahan makanan tidak mudah
rusak dan kehilangan nilai gzinya. Semua bahan makanan diberikan terlebih
dahulu sebelum disimpan, yang dapat dilakukan dengan cara mencuci. Setelah
dikeringkan kemudian dibungkus dengan pembungkus yang bersih dan simpan
dalam ruangan yang bersuhu rendah (Kusmayadi, 2008).

Menyimpan makanan dalam freezer sama sekali tidak membunuh bakteri


melainkan menghambat pertumbuhan (berkembang biak bakteri). Apabila
makanan dikeluarkan dalam freezer dan temperature menjadi tinggi, maka
bakteri akan mulai perbanyak kembali. Bakteri baru berhenti tumbuh apabila
makanan disimpan pada temperature dibawah 300C (Moehyi,1992).

Dalam penyimpananbahan makanan hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

1.                Penyimpanan harus dilakukan dalam suatu tempat khusus yang bersih


dan memenuhi syarat.

2.                Barang-barang harus diatur dan disusun dengan baik, sehingga

 Mudah untuk mengambilnya

 Tidak menjadi tempat bersarang/bersembunyi serangga dan tikus.

 Tidak mudah membentuk dan rusak, untuk bahan-bahan yang mudah


membusuk harusdisediakan tempat penyimpanan dingin.

 Setiap bahan makanan mempunyai kartu catatan agar dapat digunakan


untuk keluar masuk barang dengan sistem FIFO(First in First out).
Ada tiga cara penyimpanan makanan yang sesuai  dengan suhunya yaitu

(Depkes RI 2004)

1.  Penyimpan sejuk (cooling) yaitu suhu penyimpanan 1000C-1500C  untuk jenis


minuman buah, es krim, dan sayuran.

2.  Penyimpanan dingin (chilling) yaitu suhu penyimpanan 400C-1000C untuk


bahan makanan yang berprotein akan diolah kembali.

3.  Penyimpanan dingin sekali (frezen) yaitu suhu penyimpanan <1000C untuk


bahan makan protein yang mudah rusak untuk jangka >24 jam.

 Prinsip 3 : pengolahan makanan

Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah


menjadi makanan yang siap santap, pengolahan makanan yang baik adalah
yang mengikuti kaidah prinsip-prinsip hygiene sanitasi (Depkes RI, 2004).
Dalam proses pengolahan makanan, harus memenuhi persyaratan hygiene
sanitasi terutama  menjaga kebersihan peralatan masak yang digunakan,
tempat pengolahan atau atau disebut dapur serta kebersihan penjamah
makanan(Kusmayadi, 2008).

a.   Penjamah makanan

Penjamah makanan adalah seorang tenaga kerja yang menjamah mulai dari
persiapan, mengolah, menyimpan, mengangkut maupun dalam penyajian
makanan. Pengetahuan sikap dan tindakan seorang penjamah mempengaruhi
kualitas makanan yang disajikan penjamah mempengaruhi kualitas makanan
yang disajikan penjmah yang sedang sakit flu, demam dan diare sebaiknya
tidak dilibatkan dahulu dalam proses pengolahan makanan. Jika terjadi luka
penjamah harus menutup luka dengan pelindung kedap air misalnya, plester
atau sarung tangan plastic (Kusmayadi, 2008).
Syarat-syarat penjamah makanan (Depkes RI,2003) :

1.  Tidak menderita penyakit mudah menular, missal : batuk, pilek, influenza,


diare, penyakit perut sejenisnya.

2.  Menutup luka (pada luka terbuka/bisul atau luka lainnya).

3.  Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku dan pakaian.

4.  Memakai celemek dan tutup kepala.

5.  Mencuci tangan setiap hendak menangani makanan.

6.  Menjamah makanan harus memakai alat/perlengkapan atau dengan atas


tangan.

7.  Tidak merokok, menggaruk anggota badan (telinga,hidung, mulut dan bagian


lainnya).

8.  Tidak batuk atau bersin dihadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau
tanpa menutup hidung atau mulut.

b.  Persiapan pengolahan makanan

Tempat pengolahan makanan yang digunakan harus memenuhi standard an


persyaratan hygiene sanitasi untuk mencegah resiko pencemaran terhadap
makanan.Beberapa hal yang penting dalam persiapan tempat pengolahan
adalah:

1.  Vertifikasi harus cukup baik agar siap dan udara panas dapur keluar dengan
sempurna.

2.  Lantai, dinding, dan ruangan bersih dan terpelihara agar menekan 


kemungkinan pencemaran terhadap makanan.
3.  Meja peracikan bersih dari permukaannya/kuat, tahan goresan agar bekas
irisan tidak masuk kedalam makanan.

4.  Tungku dilengkapi dengan alat penangkap asap atau pembuang asap berupa
sungkup atau cerobong asap, agar aap tidak mengotori ruangan.

5.  Ruangan bebas lalat dan tikus.

c.    Peralatan makanan dan minuman

            Peralatan makanan dan minuman dapat dipergunakan seperti : piring,


gelas, mangkok, sendok atau garpu harus dalam keadaan bersih. Beberapa hal
yang harus ddiperhatikan adalah :

1.  Bentuk peralatan utuh, tidak rusak, cacat, retak, atau berlekuk-lekuktidak


rata.

2.  Peralatan yang sudah bersih dilarang dipegang dibagian tempat makanan,


minuman atau menempel dimulut, karena akan terjadi pencemaran mikroba
melalui jari tangan.

3.  Peralatan yang sudah retak, gompel atau pecah selain dapat menimbulkan
kecelakaan (melukai tangan) juga menjadi sumber pengumpulan kotoran
karena tidak akan dicuci sempurna.

4.  Dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk sekali


pakai.

d.  Wadah penyimpanan makanan dan minuman

            Wadah penyimpanan baskom, panic, harus dalam keadaan bersih,


wadah penyimpanan perlu diperhatikan cara pemisahan yang benar dan teliti
untuk setiap jenis makanan yang berada di dalam ruangan tempat
penyimpanan. Makanan kering dan bahan makanan basah serta makanan
matang dan makanan mentah.

 Prinsip 4 : penyimpanan makanan

       

        Menyimpan makanan dan minuman yang sudah masak ditempat-tempat


yang tidak terjangkau tikus, serangga.Binatang pengganggu lainnya. Adapun
karakteristik dari pada pertumbuhan bakteri pada makanan masak yang harus
dipantau dan dijaga adalah kadar air makanan, jenis makanan, suhu makanan.

a.     Wadah

b.     Setelah selesai proses pengadaan, pencemaran bahan makanan,


pencucian,peracikan, pembuatan, pengubahan bentuk, maka akan dilakukan
pengemasan atau pewadahan. Makanan dan minuman yang disiapkan harus
dengan wadah yang bersih dan aman bagi kesehatan dan tutup makanan dan
minuman harus dalam keadaan bersih dan tidak mencemari makananan. Pada
dasarnya hygiene sanitasi dalam perwdahan mencakup beberapa hal, antara
lain :

1.     Semua makanan harus mempunyai wadah masing-masing.

2.     Pemisahan didasarkan pada saat makanan mulai diolah jenis makanan.

3.     Setiap wadah mempunyai tutup, tetapi berventilasi yang dapat


mengeluarkan uap air.

4.     Makanan berkuah dipisahkan antara lauk dengan saus kuahnya.

c.      Suhu
1.     Makanan kering disimpan dalam suhu kamar (2500C-3000C)

2.     Makanan basah harus segar disajikan diatas suhu 6000C

3.     Makanan basah yang masih lama disajikan pada suhu dibawah 1000C.untuk
mencegah pertumbuhan bakteri, usahakanlah makanan selalu berada pada
suhu dimana bakteri tidak tumbuh yang dibawah 1000C atau diatas 6000C. Suhu
1000C-6000C sangat berbahaya.

Prinsip 5 : pengangkutan makanan

Pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan didalam mencegah


terjadinya pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan lebih tinggi
resikonya dari pada pencemaran pada bahan makanan.Oleh karena itu, titik
berat pengendalianyang perlu diperhatikan adalah pada makanan masak.
Dalam proses pengankutan makanan banyak pihak yang terkait mulai dari
persiapan, perwadahan, orang, suhu dan kendaraan pengangkutan itu sendiri.

a.   Pengangkutan bahan makanan

        Pencemaran makanan selama dalam pengangkutan dapat berupa


pencemaran fisik, mikroba maupun kimia. Untuk mencegahnya adalah
membuang atau setidaknya mengurangi sumber yang akan menyebabkan
pencemaran dengan cara :

1.     Mengangkut bahan makanan tidak bercampur dengan dengan bahan


berbahaya dan beracun (B3) seperti pupuk, obat hama atau bahan berbaya
lainnya.

2.     Kendaraan pengangkutan makanan tidak dipergunakan untuk mengangkut


bahan lain seperti untuk mengangkut orang, hewan, atau barang-barang.

3.     Kendaraan yang dipergunakan harus diperhatikan kebersihannya agar


setiap akan digunakan untuk makanan selalu dalamkeadaan bersih.
4.     Hindari peakaian kendaraan yang telah mengangkut bahan kimia atau
pestida walaupun telah dicuci masih akan terjadi pencemaran.

5.     Hindari perlakuan manusia yang menangani makanan selama


pengangkutan, seperti perlakuan makanan yang ditumpuk dan dibuang.

b.  Pengangkutan makanan siap santap

        Makanan siap santap lebih rawan terhadap pencemaran sehingga perlu
yang hati-hati. Oleh karena itu dalam pengangkutan makanan siap santap perlu
diperhatikan sebagai berikut :

1.     Setiap makanan mempunyai wadah-wadah masing.

2.     Wadah yang digunakan harus utuh, kuat dan ukurannya memadai dengan
makanan yang ditempatkan dan terbuat dari bahan anti karat atau bocor.

3.     Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur suhunya agar tetap
panas 6000C atau tetap dingin 4000C.

4.     Wadah selama dalam perjalanan tidak boleh selalu dibuka dan tetap dalam
keadaan tutup sampai ditempat penyaji.

5.     Kendaraan pengangkutan disediakan khusus dan tidak digunakan untuk


keperluan mengangkut bahan lain.

 Prinsip 6 : penyajian makanan

Penyajian makanan yang menarik akan memberikan nilai tambah dalam


menarik pelanggan.teknis penyajian makanan untuk konsumen memiliki
berbagai cara asalkan memperhatikan kaidah hygiene sanitasi yang baik.
Penggunaan pembungkus seperti plastic, kertas atau boks plastic harus dalam
keadaan bersih dan tidak berasal dari bahan-bahan yang dapat menimbulkan
racun.
Makanan yang disajikan pada tempat yang bersih, peralatan yang digunakan
bersih, sirkulasi udara dapat berlangsung,penyaji berpakaian bersih dan rapi
menggunakan tutup kepala atau celemek. Tidak boleh terjadi kontak langsung
dengan makanan yang disajikan.

C.   Factor Yang Mempengaruhi Hygiene Sanitasi Makanan

1.     Factor makanan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dengan factor makanan diantaranya adalah :

a.     Keadaan bahan makanan.

b.     Cara penyimpanan bahan makanan

c.      Proses pengolahan

d.     Cara pengangkutan makanan yang telah dimasak

e.      Cara penyimanan makanan yang masak

f.       Cara penyajian makanan masak

2.     Factor peralatan

Persyaratan peralatan dalam proses pengolahan makanan diantranya adalah :

a.     Permukaan alat harus utuh tidak cacat dan mudah dibersihkan

b.     Lapisan permukaan alat tidak mudah larut dalam asam/basa atau garam
yang lazim dipakai dalam proses makanan.

c.      Apabila alat tersebut kontak dengan makanan, maka alat tersebut tidak
akan mengeluarkan bagian berat beracun berbahaya, seperti :

-         Seng (Zn)

-         Tembaga (Cu)
-         Arsenikum (As)

-         Timah hitam (Pb)

-         Cadmium (Cd)

-         Antimon (sintibium)

d.     Tutup wadah harus sempurna tertutup

e.      Criteria kebersihan ditenukan dengan angka kuman maksimum


100/cm2 permukaan bebas dari kuman E.coli.

3.     Factor makanan

Persyaratan untuk karyawan/tenaga pengolahan makanan diantaranya adalah :

a.     Kondisi badan sehat dengan surat keterangan dokter

b.     Bebas dari penyakit menular (TBC,thypus, kolera, dan lain sebagainya)

c.      Harus punya buku pemeriksaan kesehatan

D.   Pengaruh Makanan Terhadap Kesehatan

              Makanan merupakan salah satu pokok kebutuhan manusia untuk


kelangsungan hidupnya.Oleh karena itu, makanan merupakan hal yang penting
bagi manusia.Pentingnya makanan bagi manusia, selain dapat dirasakan dalam
kehidupan sehari-hari. Zat makanan dalam tubuh mempunyai fungsi :

a.     Sumber energy

b.     Zat pembangun

c.      Zat pengatur

        
              Oleh sebab itu, makanan yang cukup diperlukan agar badan
mempunyai tenaga yang cukup untuk mempertahankan kehidupan, jasmani
dapat tumbuh dengan baik, sehat dan kuat.Kecukupan makanan diperlukan
agar tubuh tidak menjadi sakit baik oleh sebab defisiensi atau sebab dari luar.

              Dari sudut kesehatan lingkungan, pengaruh makanan terhadap


kesehatan yang harus diperhatikan ialah peranan makanan atau minuman
sebagai vector/agen penyakit yang ditularkan melalui makanan yaitu :

1.     Parasit-parasit seperti Taenia Saginata, Taenia solium, Diphylobotrium


latum, Trichinella spiralis dan sebagainya. Parasit-parasit ini masuk dalam
tubuh manusia melalui daging sapi,ikan, babi, yang terkena infeksi dan
dimakan tanpa memasaknya cukup lama agar larva-larva parasit yang ada
didalam daging mati.

2.     Mikroorganisme seperti salmonella typhi, shigella dysentrie, fever, virus


hepatitis dan sebagainya, yang dapat mengkontaminaminasi makanan dan
masuk dalamtubuh manusia.

3.     Toksin yang diproduksi oleh bakteri-bakteri (exo-toxin) yang ada dalam


makanan misalnya entero toxin dari staphylococcus, exo toxin dari clostridium
botulinum.

4.     Penggunaan tanaman atau bahan lain yang beracun seabagai bahan


makanan, seperti jamur beracun, tempe bongkrek dan sebagainya.

Beberapa factor yang baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh


terhadap makanan adalah :

1.  Air

Erat sekali hubungannya dengan makanan, oleh karena itu, air diperlukan
dalam semua prose pengolahan makanan. Dalam beberapa hal air sangat
menentukan kualitas makanan.
2.  Air kotor (sewage)

Berbagai macam bahan organic dan anorganik terlarut dalam air kotor
Merupakan sumber dari kuman-kuman pathogen, terutama untuk kuman-
kuman yang berasal dari saluran pencemaran.Berperan penting sebagai
sumber pencemar bagi air dan makanan.

3.  Tanah

Tanah yang mengandung mikroorganisme dapat mengkontaminasi makanan


dengan cara :

a.     Terbawa oleh alat-alat, masuk kedalam tempat makanan/penyimpanan


makanan, akhirnya sampai ke makanan.

b.     Terkait pada bagian tanaman-tanaman/sayuran dan sebagainya.

c.      Melalui makanan yang dibungkus dengan bahan/kertas yang tekontaminasi


oleh tanah yang mengandung mikroorganisme.

4.       Udara

Adanya mikroorganisme diudara karena terbawa oleh partikel-partikel debu,air


atau titik-titik ludah yang sudah disebarkan oleh orang/hewan, batuk atau
berbangkis. Tergantung dari lokasi, musim, pergerakan udara.

5.     Manusia Merupakan sumber paten dari kuman-kuman Stahilococcus


aurcus, Salmonelia, Clostridium perfringen, Enterrococcus.

6.       Hewan ternak/piaraan

Bakteri-bakteri penting pada hewan ternak sering dihubungkan dengan


peristiwa keracunan makanan misalnya : Salmonella, Clostitridium perfringens.
7.       Bintang pengerat

Merupakan ancaman kontaminasi terutama bagi sayur-sayuran dan buah-


buahan sejak dipetik, diangkut,disimpan, sampai diolah dan disajikan. Misalnya
: Salmonella, Enteritidis.
BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan

1.     Sanitasi makanan merupakan salah satu bagian yang penting, dalam segala
aktivitas masyarakat, mengingat adanya kemungkinan penyakit-penyakit akibat
makanan. Kebiasaan-kebiasaan tradisional dalam mengelola makanan masih
menduduki posisi yang kuat dimsyarakat kita selam belum ada cara pengganti
yang berkenan.

2.     Pengertian dari prinsip ini adalah pengendalian terhadap tempat/bangunan,


peralatan,orang dan bahan makanan. Prinsipnya antara lain : pemilihan bahan
makanan,penyimpanan bahan makanan,penholahan makanan, penyimpanan
makanan masak, pengangkutan dan penyajian makanan.

3.     Agar makanan tetap aman dan sehat diperlukan beberapa cara yang
meliputi penyimpanan,pencegahan kontaminasi dan pembasmian organism
dan toksin.

4.     Beberapa faktor yang baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh


terhadap makanan adalah : air, air kotor (sewage), tanah, udara, manusia,
hewan ternak/piaraan, binatang pengerat.

5.     Sebagai akibat suatu kontaminasi terhadap makanan, pada umumnya akan


disertai dengan terjdinya proses pembusukan, pembususkan tidak selalu oleh
adanya kontaminasi, tetapi dapat juga terjadi oleh kegiatan enzim yang sudah
terdapat dalam makanan itu sendiri secara alami.
B.   Saran

Dalam kehidupan manusia dan setiap makhluk hidup , makanan mempunyai


peranan penting dan peranan tersebut dapat di gambarkanbahwa setiap
manusia memerlukan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Manusia yang
terpenuhi semua kebutuhan makanannya akan terlindung dan terjamin
kesehatannya dan memiliki tenaga kerja yang produktif dan bahan makanan
dapat merupakan perkembang biakan kuman penyakit atau dapat juga media
perantara dalam penyebaran suatu penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Dharma surya dan Gunawan, 2003.Hygiene dan sanitasi Makanan Jajanan Di


Simpang Selayang Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan,
Sumatetra Utara.Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Depkes RI. 2004. Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman.  Dirjen PPM dan
PLP.

Jakarta

Depkes RI, 1986. Permenkes RI No. 712/Menkes/Pcr/X/1986 Tentang


Persyaratan Kesehatan Jasa Boga dan Petunjuk Pelaksanaannya, Dirjen PPM
dan PLP, Jakarta.

Depkes RI. 2003. Kepmenkes RI No. 715/Menkes/SK/V/2003 Tentang


Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasa Boga, Depkes RI, Jakarta.

Depkes RI, 2000, Prinsip-Prinsip Hygiene dan Sanitasi Makanan,  Departemen


Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Purnawijayanti, Hiasinta A. 1999, Sanitasi, Hygiene, dan keselamatan kerja


dalam pengolahan makanan, Jakarta : Kanisius

Trisna E.A, dan Retno A, hygiene, 2008, Hygiene and Sanitation of “Nasi Tempe
Penyet” at Karangmenjangan Street Vendors, Surabaya.Jurnal Kesehatan
Lingkungan Vol.4.No.2, Januari 2008

Yuliana, Sri Herlina. 2010. Buku Ajar Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan,


Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat.

Cahyadi, S, 2006. Analis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan


Pangan, Cetakan Pertama. PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Putra Prabu Hygiene san Sanitasi Makanan,  Wordpreess.com:2008

Putra Prabu, Penyajian Makanan (Prinsip Food


Hygiene),  Wordpreess.com:2009

Anda mungkin juga menyukai