صدق في القول
jujur dalam perkataan; jujur dalam lisan atau ucapan berkaitan
langsung dengan informasi atau berita yang disampaikan, apakah itu
benar atau salah. Baik yang telah berlalu maupun yang akan terjadi.
Menurut al-Ghazali kejujuran ini akan semakin lengkap jika seseorang
tidak terlalu membesar-besarkan informasi. Karena menurut al-Ghazali,
hal itu dekat dengan kedustaan. Dan kedua, memperhatikan makna jujur
secara seksama agar tidak bercampur dengan syahwat keduniaan.
Kedua,
صدق في العزم
jujur dalam azam (tekad); sebelum seseorang melakukan sesuatu
kadangkala seseorang memiliki tekad terlebih dahulu sebelum
mengimplementasikannya. Contohnya adalah jika seseorang mengatakan
jika Allah memberiku harta maka aku akan mensedekahkan sekian dari
harta tersebut. Kejujuran tekad yang dimaksudkan di sini adalah
kesempurnaan dan kekuatan tekad tersebut. Tekad yang benar atau
jujur tidak akan ragu atau goyah sedikitpun.
Keempat,
صدق في العمل
jujur dalam perbuatan; adalah usaha seseorang untuk menampilkan
perbuatan lahiriah agar sesuai dengan apa yang ada di dalam
hatinya. Berbeda dengan riya’, riya’ berati perbuatan baik secara lahir
tidak sama dengan niat buruk di dalam hati. Seseorang yang antara
perbuatan lahir dan niatnya berbeda tanpa adanya maksud yang disengaja.
menurut al-Ghazali hanya dikatakan sebagai orang yang tidak jujur dalam
perbuatan.
Keenam,
Artinya: “Orang kuat bukanlah orang yang pandai bergulat. Namun orang yang
kuat adalah yang bisa mengontrol pribadinya ketika marah.” (HR Bukhari)