Anda di halaman 1dari 64

MANAJEMEN POLA MAKAN PADA PENDERITA ASAM

URAT

(Di Desa Kedung Asem Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo)

PROPOSAL STUDI KASUS

Oleh:
DESY ARIZA EKA PUTRI
(NIM. 14401.16.17006)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2020
ii
MANAJEMEN POLA MAKAN PADA PENDERITA ASAM
URAT

PROPOSAL STUDI KASUS

Diajukan Kepada Program Studi DIII Keperawatan STIKES Hafshawaty


Pesantren Zainul Hasan Probolinggo Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam
Menyelesaikan Program Ahli Madya Keperawatan

Oleh:
DESY ARIZA EKA PUTRI
(NIM. 14401.16.17006)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Manajemen pola makan pada penderita


asam urat
Nama Lengkap : Desy Ariza EkaPutri
NIM : 14401.16.17006
Jurusan : Program Studi D3 Keperawatan
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Dsn. Pakis Jaya RT/RW 001/002, Ds.
Kedungasem, Kec. Wonoasih, Kab.
Probolinggo (085233698507)
Alamat email : putridesy74@gmail.com
Dosen Pembimbing I
Nama Lengkap dan Gelar : Widya Addiarto, S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIK/NIDN : 0716058903
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Perum Semampir Indah II, Blok G No. 20,
Kelurahan Semampir, Kraksaan-
Probolinggo
Dosen Pembimbing II
Nama Lengkap dan Gelar : Mariani, S.Kep., Ns., MPH.
NIK/NIDN : 0713088001
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Dusun Grojokan RT/RW 003/001
Karangbong, Pajarakan- Probolinggo

Probolinggo, 15 April 2020

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Widya Addiarto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.) (Mariani, S.Kep., Ns., MPH.)


NIK/NIDN. 0716058903 NIK/NIDN. 0713088001

Ketua Program Studi

(Mariani, S.Kep.,Ns.,MPH.)
NIK/NIDN. 0713088001

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Manajemen pola makan pada penderita


asam urat
Nama Lengkap : Desy Ariza EkaPutri
NIM : 14401.16.17006
Jurusan : Program Studi D3 Keperawatan
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Dsn. Pakis Jaya RT/RW 001/002, Ds.
Kedungasem, Kec. Wonoasih, Kab.
Probolinggo (085233698507)
Alamat email : putridesy74@gmail.com
Dosen Pembimbing I
Nama Lengkap dan Gelar : Widya Addiarto, S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIDN : 0716058903
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Perum Semampir Indah II, Blok G No. 20,
Kelurahan Semampir, Kraksaan-
Probolinggo
Dosen Pembimbing II
Nama Lengkap dan Gelar : Mariani, S.Kep., Ns., MPH.
NIDN : 0713088001
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Dusun Grojokan RT/RW 003/001
Karangbong, Pajarakan- Probolinggo

Probolinggo, 15 April 2020

PENGUJI
Ketua Penguji : Dodik Hartono,S.Kep,Ns.,M,Tr,Kep (………………)
NIK/NIDN: 19870121201103045

Penguji I : Widya Addiarto, S.Kep.,Ns.,M.Kep. (………………)


NIK/NIDN. 07160589032

Penguji II : Mariani, S.Kep., Ns., MPH. (………………)


NIK/NIDN. 0713088001

Ketua Program Studi

(Mariani, S.Kep.,Ns.,MPH.)
NIK/NIDN. 0713088001

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Desy Ariza EkaPutri
NIM : 14401.16.17006
Jurusan : D3 Keperawatan
Institusi : Program studi D3 Keperawatan STIKES Hafshawaty Pesantren
Zainul Hasan Probolinggo

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan
tulisan atau pikiran orang lain. Apabila dikemudian hari dibuktikan bahwa hasil
Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi
atas perbuatan saya tersebut.

Probolinggo, 15 April 2020


Yang Membuat Pernyatan

(Desy Ariza Eka Putri)

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpah rahmat dan hidayah-
Nya pada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal karya tulis
ilmiah (Proposal Studi Kasus) ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya
Keperawatan pada Program Studi D3 Keperawatan Stikes Hafshawaty Pesantren
Zainul Hasan Probolinggo.
Peneliti menyadari bahwa keberhasilan dan kelancaran proposal karya tulis
ilmiah ini bukan hanya karena kemampuan peneliti, tetapi banyak ditentukan oleh
bantuan dari berbagai pihak, yang telah dengan ikhlas membantu peneliti demi
terselesainya penulisan, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. KH. Muhammad Hasan Mutawakil Alallah, SH., MM., selaku ketua yayasan
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
2. Dr. H. Nur Hamim, SKM., S.Kep., Ns., M.Kes., selaku Ketua STIKES
Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo
3. Mariani, S.Kep., Ns., MPH., selaku Ketua Program Studi D3 Keperawatan
dan sekaligus sebagai pembimbing II yang dengan tulus ikhlas bersedia
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta perhatian dalam memberikan
dukungan, bimbingan dan arahan dalam penyusunan proposal karya tulis
ilmiah ini.
4. Widya Addiarto, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku pembimbing I yang dengan
tulus ikhlas bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta perhatian
dalam memberikan dorongan, bimbingan dan arahan dalam penyusunan
proposal karya tulis ilmiah ini.
5. Bapak dan ibu Dosen Program Studi D3 Keperawatan STIKES Hafshawaty
Pesantren Zainul Hasan Probolinggo yang telah memberikan bekal bagi
penulis melalui materi-materi kuliah yang penuh nilai dan makna dalam
penyempurnaan penulisan proposal karya tulis ilmiah (Proposal Studi Kasus),

v
juga kepada seluruh tenaga administrasi yang telah tulus ikhlas melanyani
keperluan penulis selama menjalani studi dan penulisannya.
6. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material, motivasi dan do’a, saya ucapkan terimakasih banyak.
7. Sahabat- sahabat seperjuangan tersayang dalam naungan Yayasan Hafshawaty
Zainul Hasan Genggong yang telah memberikan dorongan semangat sehingga
proposal karya tulis ilmiah (Proposal Studi Kasus) ini dapat terselesaikan,
saya hanya dapat mengucapkan semoga hubungan persahabatan tetap terjalin.
8. Semua pihak yang tidak sempat peneliti sebutkan satu persatu, terima kasih
atas bantuannya. Peneliti hanya bisa berdoa kepada Allah SWT membalas
semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian proposal karya
tulis (Proposal Studi Kasus) ini.
Selanjutnya peneliti menyadari bahwal karya tulis ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran
dan kritik yang konstruktif senantiasa peneliti harapkan. Akhirnya peneliti
berharap, semoga proposal karya tulis (Proposal Studi Kasus) ini dapat
memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca terutama civitas Program
Studi D3 Keperawatan STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan
Probolinggo.

Probolinggo, 15 April 2020

Peneliti

vi
DAFTAR ISI

COVER JUDUL PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................vii
DAFTAR BAGAN...............................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................5
1.4.1 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan...............................................5
1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Keperawatan............................................5
1.4.3 Manfaat Bagi Lahan Penelitian....................................................5
1.4.4Manfaat Bagi Subjek Penelitian....................................................6
1.4.5 Manfaat Bagi Peneliti...................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Manajemen Pola Makan...........................................................7
2.1.1 Pengertian Manajemen...................................................................7
2.1.2 Fungsi-fungsi Manajemen..............................................................9
2.2 Konsep Pola Makan...............................................................................10
2.2.1 Definisi Pola Makan.......................................................................10
2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan.....................................11
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhui Kebutuhan Gizi Setiap
Golongan........................................................................................13

vii
2.2.4 Konsumsi Makanan........................................................................14
2.3 Konsep AsamUrat..................................................................................16
2.3.1 Definisi AsamUrat..........................................................................16
2.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Asam Urat...........................17
2.3.3 Gejala Asam Urat............................................................................18
2.3.4 Klasifikasi.......................................................................................18
2.3.5 Komplikasi Asam Urat...................................................................19
2.3.6 Penatalaksanaan Asam Urat...........................................................19
2.3.7 Pencegahan Asam Urat...................................................................20
2.3.8 Solusi Mengatasi Asam Urat .........................................................20
2.4 Kerangka Berfikir..................................................................................22

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian....................................................................................23
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian................................................................23
3.3 Setting Penelitian...................................................................................24
3.4 Subjek Penelitian Atau Partisipan..........................................................24
3.5 Metode Pengumpulan Data....................................................................25
3.6 Metode Uji Keabsahan Data (Uji Trigulasi Sumber).............................29
3.7 Metode Analisis Data.............................................................................31
3.8 Etika Penelitian......................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................35
LAMPIRAN

viii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.4 Kerangka Berfikir.............................................................................. 22

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penyusunan KTI...................................................................... 23

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Balasan dari Lahan Penelitian


Lampiran 2 : Pengantar Wawancara
Lampiran 3 : Surat Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
Lampiran 4 : Persyaratan Telah Melakukan Inform Consent
Lampiran 5 : Pedoman Wawancara
Lampiran 6 : Mapping Journal
Lampiran 7 : Lembar Konsultasi

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah
satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkatan
kadar asam urat dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh manusia seperti
linu-linu di daerah persendian dan sering disertai timbulnya rasa nyeri yang
teramat sangat bagi penderitannya .penyakit ini sering disebut penyakit gout
atau lebih di kenal dengan penyakit asam urat (Andry, 2014).
Normalnya, kebutuhan purin juga di peroleh dari makanan yang di
konsumsi setiap harinnya. Normalnya kebutuhan tubuh akan zat purin dari
luar (asupan makanan) hanya sedikit saja, lebih kurang 15% dari total
kebutuhan purin tubuh. Sebenarnya, setiap hari tubuh manusia tidak bisa
terhindar dari asupan purin dari luar (asupan makanan) hanya sedikit saja,
lebih kurang 15% dari total kebutuhan purin tubuh. Beberapa jenis makanan
dan minuman di ketahui mengandung zat purin tinggi yaitu, alcohol, telur
ikan, jeroan, dan ikan hearing, sejenis ikan sarden , purin ini di olah oleh
tubuh dan hasilnya berupa asam urat (Umar, 2017).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar asam urat digolongkan
menjadi tiga: faktor primer, faktor sekunder dan faktor predisosis. Pada faktor
primer di pengaruhi oleh faktor genetik. Faktor sekunder dapat disebabkan
oleh dua hal, yaitu produksi asam urat yang berlebihan dan penurunan eksresi
asam urat. Pada faktor predisposisi dipengaruhi oleh usia jenis kelamin dan
iklim (Muttaqin, 2008). Faktor sekunder dapat berkembang dengan penyakit
lain, obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, polistemia, leukemia mieloma,
anemia sel sabit dan penyakit ginjal (Kluwer, 2014). Faktor resiko yang
menyebabkan orang terserang penyakit asam urat (Vitahealth, 2011) adalah
genetic atau riwayat keluarga asupan senyawa purin berlebihan, konsumsi
alcohol berlebih, kegemukan (obesitas), hipertensi, gangguan fungsi ginjal
dan obat obatan tertentu ( terutama diuretika).

1
Data yang didapat dari Badan Kesehatan Dunia (WHO),
menyebutkan 20% penduduk dunia dimana 5-10% adalah berusia 5-20 tahun
dan 20% adalah usia 55 tahun menderita asam urat. Menurut Depkes RI tahun
2015. Bahwa di Indonesia terdapat 5,240 (8,4%) kasus Asam Urat di Jawa
Timur terdapat 28% penderita asam urat (Smart, 2014). Di kota Probolinggo
terdapat 8,239 (1,80%) penderita asam urat (Dinas Kesehatan Kota
Probolinggo, 2014).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 11 April 2020
bahwa sebagian besar penderita asam urat di wilayah kerja Puksesmas
Wonoasih Kota Probolinggo memiliki pola makan yang kurang baik
sebanyak 10 orang (23,7 %) menurut analisis peneliti, penderita memiliki
pola makan yang kurang baik dikarenakan penderita tidak menerapkan pola
makan yang baik di rumah sehingga penderita mengalami pola makanan yang
kurang baik dalam dikonsumsi dan tidak bisa dikonsumsi atau dikurangi
porsinya.
Dasar gangguan metabolik asam urat adalah peningkatan kadar asam
urat dalam darah (hiperurisemia) yang disebabkan oleh peningkatan produksi,
penurunan pengeluaran asam urat melalui ginjal, atau kombinasi keduannya
(Wachjudi, 2014). Faktor yang dapat mempengaruhi asam urat adalah
makanan yang di konsumsi, umumnya makanan-makanan yang tidak
seimbang, asupan protein yang mengandung purin terlalu tinggi (Utami,
2014). Asam Urat merupakan hasil pengolahan atau metabolisme zat-zat di
dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebihan. Setiap orang memiliki
asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap proses pengolahan suatu zat
yang bernama purin. Purin adalah bentuk turunan nukleo protein, yaitu salah
satu komponen asam urat nukleat dalam tubuh manusia dan dijumpai pada
semua makanan dari sel hidup, yakni makanan seperti sayur-mayur, buah-
buahan, kacang-kacangan dan lain- lain. Sedangkan hewan seperti danging,
jeroan, ikan sarden dan lain-lain purin ini diolah oleh tubuh dan hasilnya
berupa asam urat (Umar, 2018).
Penanganan pada penderita asam urat di bagi menjadi 2 yaitu secara
farmakologi dan nofarmakologi. Untuk farmakologi meggunakan obat seperti

2
NSAIDS, colchine, corticosteroid, probenecid allopurinol dan urocisuric
(Helmi, 2016). Sedangkan nonfarmakologi dengan membatasi asupan purin
atau rendah purin, asupan energi sesuai dengan kebutuhan mengonsumsi
lebih banyak karbohidrat, mengurangi konsumsi lemak mengonsumsi banyak
cairan tidak mengonsumsi minuman berakohol, mengomsumsi cukup vitamin
dan mineral, mengonsumsi buah dan sayurun, dan olahraga ringan secara
teratur (Ardhilla, 2015).
Pola makan yang baik atau pola makan yang benar dan sesuai dengan
pola makan yang seimbang. Menurut peneliti pola makan yang benar pada
pra lansia ini sudah bisa menghindari makanan yang mengandung zat purin
tinggi seperti bebek, jeroan, kacang-kacangan, dan belinjo. Hal ini di
karenakan jika makanan tersebut dikonsumsi terus akan mengakibatkan
peningkatan kadar asam urat dalam darah.
Pola makan merupakan susunan jenis dan jumlah pangan yang di
konsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu (Bliwati,
2014). Pola makan dapat diartikan sebagai cara seseorang atau sekelompok
orang untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi
pengaruh-pengaruh fisiologi, psikologi budaya dan sosial (Sulistyoningsih,
2014). Pola konsumsi makan adalah kebiasaan makan yang meliputi jumlah
frekuensi, jenis atau berbagai macam makanan (Santosa, 2015). Pola makan
merupakan berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam
dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh suatu orang dan
merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu.
Pola makan yang baik mengandung makanan sumber energi, sumber
zat pembangun dan sumber zat pengatur karena semua zat gizi diperlukan
untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta perkembangan otak dan
produktifitas kerja, serta dimakan dalam jumlah cukup sesuai dengan
kebutuhan. Dengan pola sehari-hari yang seimbang dan aman, berguna untuk
mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal
(Almatsier, 2013)
Pola makan responden diukur dengan kuesioner food frequency
Questin. Berdasarkan hasil analisis deskriptif di dapatkan untuk makanan

3
yang mengandung karbohidrat sebanyak 5 (50,2%) penderita yang sering
mengkonsumsi makanan mengandung karbohidrat dan 4 (15,8%) penderita
yang sering mengkonsumsi makanan mengandung karbohidrat, untuk
makanan yang mengandung protein hewani terdapat 6 (86,85%) penderita
yang sering mengkonsumsi makanan yang mengandung protein hewani dan 3
penderita (19,2%) yang tidak sering mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein hewani. Untuk makanan yang mengandung protein
nabati terdapat 9 penderita (100%) yang tidak sering mengkonsumsi makanan
yang mengandung protein nabati. Untuk makanan yang mengandung lemak
terdapat 7 penderita (89,5%) yang sering mengandung protein dan 2
penderita (10,5%) yang tidak sering mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak. Untuk jajanan makanan terdapat 6 penderita (50 % )
yang tidak sering mengkonsumsi jajanan, untuk sayur-sayuran terdapat 7
penderita (76%) yang sering mengkonsumsi sayur-sayuran dan 9 penderita
(23,7%) yang tidak sering mengkonsumsi sayur-sayuran, untuk buah-buahan
dan 3 penderita (79%) yang tidak sering mengkonsumsi buah –buahan.
Pola makan dapat diartikan sebagai sebagai cara seseorang atau
sekelompok orang untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai
reaksi pengaruh fisiologi, psikologi, budaya dan social (Sulistyoningsih,
2014). Studi epidiologi dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa
konsumsi ikan jangka panjang dapat menyebabkan awal hiperurisemia
asimtomatik dan meningkatkan resiko asam urat (Wijiyanti, 2017).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat
Dusun pakis jaya, Desa Kedungasem, Kecamatan Wonoasih memiliki kadar
asam urat yang tidak normal. Sehingga menyebabkan ketidakmampuan dalam
manajemen pola makan pasien yang mengalami asam urat. Sehingga di
sarankan kepada klien untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi dan
tidak membatasi aktivitas sehari-harinnya.
Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti ingin meneliti tentang
“Manajemen pola makan pasien yang mengalami asam urat di Dusun Pakis
Jaya RT 01 RW 02 Desa Kedungasem, Kecamatan Wonoasih Probolinggo”

4
1.2 Rumusan Masalah
Pada penelitian ini rumusan masalahnya adalah bagaimanakah
‘’Manajemen pola makan pasien yang megalami Asam Urat di Dusun Pakis
Jaya RT 01/RW 02 Desa Kedungasem, Kecamatan Wonoasih Kota
Probolinggo ?”

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui dan mengeksplorasi manajemen pola makan pasien
yang mengalami asam urat di Dusun Pakis Jaya RT 01/RW 02 Desa
Kedungasem, Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat Di gunakan Sebagai bahan masukan dan tambahan literatur
bagi Mahasiswa tentang manajemen pola makan pasien yang mengalami
Asam urat di Dusun Pakis Jaya RT 01/RW 02 Desa Kedungasem,
Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo.

1.1.1 Bagi Profesi Keperawatan


Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi profesi dalam
memberikan informasi pendidikan dalam manajemen pola makan pasien
mengalami Asam Urat di Dusun Pakis Jaya RT 01/RW 02 Desa Kedung
asem, Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo.

1.1.2 Bagi Lahan Penelitian


Diharapkan pada Kepala Desa Kedungasem, Kecamatan Wonoasih
Kota Probolinggo membuat program agenda tentang Peningkatan
Pelayanan Public kaitannya dengan kesehatan dan berupaya memberikan
pendekatan dan penyuluhan tentang manajemen pola makan pasien yang
mengalami Asam Urat.

5
1.1.3 Bagi Subyek
Sebagaimana tambahan informasi bagi responden atau keluarga
dalam manajemen pola makan pasien yang mengalami asam urat di
Dusun Pakis jaya RT 01/RW 02 Desa Kedungasem, Kecamatan
Wonoasih KotaProbolinggo.

1.1.4 Bagi Peneliti


Menambah pengetahuan dan pengalaman serta keterampilan dalam
penelitian khususnya Manajemen pola makan pasien yang mengalami
Asam Urat di Dusun Pakis JayaRT 01 RW 02 Desa Kedungasem,
Kecamatan Wonoasih Probolinggo.

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Manajemen Pola Makan Asam Urat


2.1.1 Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa kata manage yang artinya
mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan
urutan dan fungsi- fungsi manajemen itu (perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian). Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses
untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Untuk memperoleh gambaran
yang lebih jelas mengenai manajemen, berikut ini akan diungkapkan oleh
para ahli (Anggi, 2010).
Menurut Stoner dan Wankel yang dikutip oleh (Siswanto, 2014)
adalah: Management is the process of planning, organizing, leading, and
controlling, the effort or organizing members and of using all other
organizational resources to achieve stated organizational goals
(Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan upaya pengendalian anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan
organisasi yang telah dicapai).
Manajemen nutrisi pada penderita asam urat harus merupakan satu
kesatuan dengan kegiatan perawatan medis dan pengobatan. Pengobatan
yang dilakukan harus bersifat holistic dengan melibatkan berbabagi
profesi yang terkait. Diet yang diberikan merupakan salah satu upaya
penyembuhan kepada penderita.

Manajemen pola makan pada asam urat antara lain :

a. Membatasi makanan yang mengandung purin

Purin merupakan bagian dari protein. Membatasi asupan purin


berarti mengurangi konsumsi makanan yang mengandung protein tinggi.

7
Jumlah maksimal asupan protein bagi penderita asam urat yaitu sekitar
50 – 70 g/hari setara dengan 1 – 11/2 potong per hari (Febry, 2008).
Selain itu, purin juga diproduksi oleh tubuh manusia sekitar 80–85% dan
sisanya berasal dari konsumsi makanan yang mengandung purin. Ketika
konsumsi makanan yang mengandung purin tinggi, ginjal akan kesulitan
untuk mengeluarkan kelebihan asam urat di dalam tubuh sehingga dapat
menyebabkan terjadinya penumpukan kristal asam urat pada area
persendian.Penumpukan kristal asam urat inilah yang menimbulkan
peradangan dan rasa nyeri, karena kristal asam urat yang saling
bergesekan saat sendi bergerak (Herliana, 2013).

b. Tidak makan makanan yang mengandung lemak

Dampak konsumsi makanan yang mengandung lemak bagi


penderita asam urat yaitu dapat menghambat ekskresi asam urat melalui
urin. Makanan yang mengandung lemak tinggi antara lain sea food,
jeroan, makanan yang digoreng, makanan bersantan, mentega, avokad,
dan durian (Febry, 2008). Makanan yang mengandung lemak tinggi
yang dikonsumsi oleh penderita asam urat dapat menyebabkan
terjadinya asidosis. Asidosis terjadi karena adanya pembentukan keton
yang akan membuat urin menjadi lebih asam sehingga akan
menghambat pengeluaran asam urat melalui urin, dan menyebabkan
asam urat menumpuk di dalam darah (Kurniali & Abikusno, 2007).

c. Tidak mengkonsumsi alkohol

Alkohol merupakan salah satu faktor resiko terjadinya asam


urat, jika mengkonsumsi alkohol secara berlebihan akan meningkatkan
resiko kekambuhan pada penderita asam urat (Neogi et al, 2014).
Konsumsi alkohol tidak hanya pada minuman keras, namun juga
terdapat di berbagai produk yang mengandung alkohol, misalnya tape.
Alkohol merupakan suatu bentuk produk hasil dari fermentasi gula
(Herliana, 2013). Konsumsi aklohol secara berlebihan dapat
meningkatkan kadar asam laktat dalam darah. Peningkatan kadar asam

8
laktat di dalam tubuh dapat menyebabkan terhambat ekskresi asam
urat melalui urin. Terhambatnya ekskresi asam urat inilah akan
menimbulkan peningkatan asam urat dalam darah (Ramayulis,
Wibowo, & Sukma, 2014).

d. Mengkonsumsi banyak cairan


Mengkonsumsi cairan atau air mineral berfungsi sebagai media
pembuangan hasil metabolisme sehingga dapat membantu untuk
menurunkan kadar asam urat di dalam tubuh (Diantari & Candra, 2013).
Penderita asam urat sebaiknya mengkonsumsi banyak air, minimal 2,5
liter per hari yaitu setara dengan 10 gelas per hari. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Neogi et al (2009) yang berjudul drinking water
can reduce the risk of reccurent gout attacks dengan jumlah sampel 535
penderita yang terdiagnosis artritis gout. Penelitian ini terdiri dari 78%
laki-laki dengan usia rata-rata 53 tahun. Hasil penelitian menunjukan
bahwa mengkonsumsi air lebih dari 8 gelas dalam sehari dapat
menurunkan resiko terjadinya kekambuhan. Pencegahan yang dapat
dilakukan oleh penderita asam urat untuk mencegah timbulnya
kekambuhan yaitu dengan cara mengurangi faktor penyebabnya tersebut
dengan mengatur pola diet. Kekambuhan pada penderita asam urat
ditandai dengan rasa sakit pada daerah persendian (seperti ditusuk –
tusuk) biasanya sendi yang terkena yaitu jempol kaki, terasa seperti
kesemutan, nyeri biasanya terjadi pada malam atau pagi hari setelah
bangun tidur, sendi yang terkena akan terlihat bengkak, terasa panas dan
kemerahan (Maksum & Kaysi, 2009).

2.1.2 Fungsi-fungsi Manajemen


Menurut (Sastrohadiwiryo, 2014) fungsi-fungsi manajemen terdiri dari:
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses dari rangkaian kegiatan untuk menetapkan
terlebih dahulu tujuan yang diharapkan pada suatu jangka waktu
tertentu atau periode waktu yang telah ditetapkan, serta tahapan yang
harus dilalui untuk mencapai tujuan tersebut.

9
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah proses dan rangkaian kegiatan dalam
pembagian pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh
anggota kelompok pekerjaan, penentuan hubungan pekerjaan yang baik
diantara mereka, serta pemeliharaan lingkungan dan fasilitas pekerjaan
yang pantas.
c. Pengarahan (Directing)
Pengarahan adalah satu rangkaian kegiatan untuk memberi petunjuk
atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan atau beberapa
bawahan, atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok
formal dan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
d. Pemotivasian (Motivating)
Pemberian motivasi adalah suatu proses dan rangkaian kegiatan yang
seorang manajer dalam memberikan inspirasi, semangat, dan kegairahan
kerja serta dorongan kepada karyawan untuk dapat melakukan suatu
kegiatan sebagaimana yang diharapkan.
e. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian adalah suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk
mengusahakan agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan dan tahapan yang harus dilalui. Dengan
demikian, apabila ada kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana dan
tahapan, perlu diadakan suatu tindakan perbaikan (corrective action)
(Nursalam, 2013).

2.2 Konsep Pola Makan

2.2.1 Definisi Pola Makan

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah
dan jenis makanan dengan informasi gambaran dengan meliputi
mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu
kesembuhan penyakit (Depkes RI, 2016).

10
Pengertian pola makan menurut Handajani adalah tingkah laku
manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi makanan yang
meliputi sikap, kepercayaan dan pilihan makanan, sedangkan menurut
suhardjo pola makan di artikan sebagai cara seseorang atau sekelompok
orang untuk memilih makanan terhadap pengaruh fisiologis, psikologis,
budaya dan sosial. Dan menurut seorang ahli mengatakan bahwa pola
makan didefinisikan sebagai karakteristik dari kegiatan yang berulang kali
makan individu atau setip orang makan dalam memenuhi kebutuhan
makanana (Sulistyoningsih, 2014). Secara umum pola makan memiliki 3
(tiga) komponen yang terdiri dari : jenis, frekuensi, dan jumlah makanan.
a. Jenis makanan
Jenis makan adalah sejenis makanan pokok yang dimakan setiap hari
terdiri dari makanan pokok, lauk , hewani , lau nabati , sayuran dan buah
yang di konsumsi setiap orang atau sekelompok masyarakat yang teridiri
dari beras, jagung, sagu, umbi-umbian dan tepung (Sulistyoningsih,
2015).

b. Frekuensi makan

Frekuensi makan adalah beberapa kali makan dalam sehari meliputi


makan pagi, makan siang , makan malam dan makan selingan (Depkes,
2013). Sedangkan menurut (Suhardjo, 2015) frekuensi makan
merupakan berulang kali makan sehari dengan jumlah tiga kali makan
pagi, makan siang dan makan malam.

c. Jumlah makan

Jumlah makan adalah banyaknya makanan yang dinamakan dalam


setiap orang atau setiap individu dalam kelompok (Willy, 2014).

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan


Pola makan yang terbentuk gambaran sama dengan kebiasaan
makan seseorang. Secara umum faktor ekonomi, sosial budaya, agama,
pendidikan dan lingkungan ( Sulistyoningsih, 2014).

11
a. Faktor ekonomi
Variebel ekonomi mencakup dalam peningkatan peluang untuk
daya beli pangan dengan kualitas dalam pendapatan menurun daya beli
pangan secara kualitas mampu kuantitas masyarakat. Pendapatan yang
tinggi dapat mencakup kurangnya daya beli dengan kurangnya pola
makan masyarakat sehingga pemilihan suatu bahan makanan lebih
didasarkan dalam pertimbangan selera dibandingkan aspek gizi.
Kecendrungan untuk mengkonsumsi makanan impor (Sulistyoningsih,
2015).
b. Faktor sosial budaya
Pantangan dalam mengkonsumsi jenis makanan dapat di pengaruhi
oleh faktor budaya sosial dalam kepercayaan budaya adat daerah yang
menjadi kebiasaan atau adat. Kebudayaan disuatu masyarakat memiliki
cara mengkonsumsi pola makan dengan cara sendiri. Dalam budaya
mempunyai suatu cara bentuk macam pola makan seperti dimakan,
bagaimana pengelolahnya, persiapan dan penyajian (Sulistyoningsih,
2016).
c. Agama
Dalam agama pola makan ialah suatu cara makan dengan diawali
berdoa sebelum makan dengan diawali makan memggunakan tangan
kanan ( Depkes RI, 2015).
d. Pendidikan
Dalam pendidikan pola makan ialah salah satu pengetahuan yang
di pelajari dengan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan
penentuan kebutuhan gizi (Sulistyoningsih, 2016).
e. Lingkungan
Dalam lingkungan pola makan ialah berpengaruh terhadap
pembentuk prilaku makan berupa lingkungan keluarga melalui adanya
promosi, media cetak (Sulistyoningsih, 2014).
f. Kebiasaan Makan
Kebiasaan makan ialah salah satu cara seseorang yang mempunyai
keterbatasan makan dalam jumlah tiga kali makan dengan frekuensi dan

12
jenis makanan yang dimakan (Depkes, 2014). Menurut (willy, 2013)
mangatakan bahwa suatu penduduk mempunyai kebiasaan makan dalam
tiga kali sehari adalah kebiasaan makan dalam setiap waktu.

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhui Kebutuhan Gizi Setiap Golongan


Umur dapat dilihat pada angka kecukupan gizi yang di anjurkan
(AKG) yang berasarkan umur, pekerjaan jenis kelamin dan kondisi tempat
tinggal seperti yang di sebutkan (Sulistyoningsih, 2014).

a) Umur
Kebutuhan zat gizi pada orang dewasa berbeda dengan kebutuhan gizi
pada usia balita karena pada masa balita terjadi pertumbuhan dan
perkembangan sangat pesat. Semakin bertamabah umur kebutuhan zat
gizi seseorang lebih rendah untuk tiap kilogram berat badan orang
dewasa.
b) Aktivitas
Aktifitas dalam angka kecukupan gizi ialah suatu kegiatan seseorang
yang beraktifitas dalam menjalankan pekerjaan setiap hari.
c) Jenis Kelamin
Dalam angka kecukupan gizi pada jenis kelamin ialah untuk mengetahui
identitas seorang individu maupun sekelompok masyarakat.
d) Daerah Tempat Tinggal
Suatu penduduk yang bertinggal perkotaan atau pendesaan membutuhkan
pengetahuan tentang pola makan dengan cara yang benar dan baik dalam
tempat waktu makan teratur .

Pola makan seimbang adalah suatu cara pengaturan jumlah dan


jenis makan dalam bentuk susunan makanan sehari-hari yang
mengandung zat gizi yang terdiri dari enam zat yaitu karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral dan air dan keanekaragam makanan.

Konsumsi pola makan seimbang merupakan susunan jumlah


makanan yang dikonsumsi dengan mengandung gizi seimbang dalam
tubuh dan mengandung dua zat ialah Zat Pembangun dan Zat Pengatur.

13
Makan seimbang ialah makanan yang memiliki banyak kandungan gizi
dan asupan gizi yang terdapat pada makanan pokok, lauk, hewani, dan
lauk nabati, sayur dan buah.

Jumlah dan jenis makanan sehari-hari ialah cara makan seseorang


individu atau sekelompok orang dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat, protein, sayuran dan buah frekuensi tiga kali
sehari dengan makan selingan pagi dan siang. Dengan mencapai gizi
tubuh yang cukup dan pola makan yang berlebihan dapat mengakibatkan
kegemukan atau obesitas pada tubuh.

Menu seimbang adalah makanan yang beraneka ragam yang


memenuhi kebutuhan zat gizi dalam pedoman umum gizi seimbang
(PUGS) (Depkes RI, 2017). Dalam bentuk penyajian makanan dan
bentuk hidanga pagi, hidangan siang, dan hidangan malam dan
membangun zat pembangun dan Zat pengatur.

Bahan makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan


makanan nabati adalah kacang kacangan, tempe, tahu sedangkan dari
hewani adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan seperti
keju. Zat pembangun berperan untuk perkembangan kualitas tingkat
kecerdasan seseorang .

Bahan makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur dan buah
banyak mengandung vitamin dan mineral yang berperan untuk
melancarkan fungsi organ tubuh.

2.2.4 Komsumsi Makanan


Konsumsi makanan adalah susunan makanan yang merupakan
suatu kebiasaan yang dinamakan seseorang dalam jenis dan jumlah bahan
makanan setiap orang dalam hari yang di konsumsi atau dimakan dengan
jangka waktu tertentu ( Harap, 2012).

Pengukuran Konsumsi makanan survey konsumsi makanan


merupakan metode yang dapat digunakan untuk menentukan status gizi

14
perorangan atau kelompok atau kelompok. Tujuan survey konsumsi
makanan adalah untuk pengukuran jumlah makanan yang di konsumsi
pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan, sehingga di ketahui
kebiasaan makan dan dapat dinilai kecukupan makanan yang dikonsumsi
seseorang.

1. Kebisaan Makan
Kebiasaan makan ialah seseorang atau suatu kebiasaan individu
dalam keluarga maupun di msayarakat yang mempunyai cara makan
dalam bentuk jenis makan, jumlah makan, sayur dan buah yang
dikonsumsi setiap hari.

Menurut (Sudirman, 2010) kebiasaan sarapan pagi merupakan


salah satu dasar dalam pedoman umum gizi seimbang (PUGS). Bahwa
kebiasaan sarapan pagi suatu cara makan seseorang individu atau
sekelompok masyarakat yang baik karena sarapan pagi dapat
menambah energy yang cukup dan beraktifitas untuk menungkatkan
produktifitas (Depkes RI, 2013).

2. Makanan Sehat
Makanan sehat adalah suatu makanan yang seimbang dengan
berada ragam dengan mengandung zat gizi yang di perlukan oleh tubuh
dalam jumlah yang cukup energy makanan sehat dapat mengkonsumsi
makanan dengan gizi seimbang berbagai jenis makanan yang banyak
mengandung banyak jumlah kalori .

Hubungan Makanan dan kesehatan ialah salah satu jenis makanan


yang banyak mengandung zat yang di butuhkan oleh tubuh makanan
merupakan suatu kebutuhan yang utama di Indonesia yang di konsumsi
sebagai makanan pokok mengandung zat gizi diantara lain: Lemak,
protein, mineral, vitamin dan air.

Pola konsumsi pangan merupakan susunan makan jenis dan


jumlah makanan setiap satu orang atau per hari yang di konsumsikan
dalam waktu tertentu yang di kelompokkan meliputi padi-padian

15
(Ariani,2014).

2.3 Konsep Asam Urat


2.3.1 Definisi Asam Urat
Asam Urat adalah asam asam yang berbentuk Kristal- Kristal yang
merupakan hasil akhir dari metabolise purin (bentuk turunan nucleoprotein),
yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel
tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada
semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayuran, buah,
dan kacang-kacangan ) atau pun hewani seperti daging, jeroan, ikan sarden
dan lain sebagainya (Sulistyoningsih, 2013).
Asam Urat atau arthritis pirai adalah suatu peradangan sendi
sebagai manifestasi dari akumulasi endapan kristal monosodium urat, yang
terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di
dalam darah (hiperurisemia). Tidak semua orang dengan hiperurisemia
adalah penderita arthritis pirai atau sedang menderita arthiritis pirai. Akan
tetapi, resiko terjadi asam urat pirai lebih besar dengan meningkatnya
konsentrasi asam urat darah (Noviyanti, 2015).
Asam urat muncul sebagai serangan keradangan sendi yang
timbul berulang-ulang. Gejala khas dari serangan asam urat adalah serangan
akut biasanya bersifat monnoartikular (menyerang satu sendi saja) dengan
gejala pembengkakan. Lokasi yang paling sering pada serangan pertama
adalah sendi pangkal ibu jari kaki. Hampir pada semua kasus, lokasi asam
urat terutama pada sendi perifer dan jaringan pada sendi sentral. Serangan
yang terjadi mendadak maksudnya tiba-tiba. Karena itu bisa saja terjadi,
siang hari sampai mejelang tidur tidak ada keluhan, tetapi pada tangah
malam penderita akan merasakan sangat kesakitan, walaupun tubuh hanya
terkena selimut atau bahkan hembusan angin (Soeroso, 2012).

Kadar Asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar
asam urat normal pada pria berkisar 3,5-7 mg/dl dan pada perempuan 2,6-
6mg /dl. Untuk mengetahui kadar asam urat dalam darah dengan
menggunakan tes asam urat dengan menggunakan AU sure digital asam

16
urat. Kadar asam urat tidak mengalami disebut hiperurisemia. Asam urat
cenderung dialami pria, asam uratnya cenderung lebih tinggi daripada
perempuan karena tidak memiliki estrogen yang ikut membantu
pembuangan asam urat lewat urine . Sementara pada pria, asam uratnya
cenderung lebih tinggi daripaa perempuan karena tidak memiliki hormone
estrogen tersebut. Selain itu usia juga berpengagyruh terhadap kadar asam
urat dimana pada orang tua kadar asam urat dimana pada orang tua kadar
asam urat cenderung sedikit lebih tinggi. Gangguan asam urat terjadi bila
kadar tersebut sudah mencapai lebih dari 12 mg/dl (Fatmah, 2014).
Penyebab asam urat adalah metabolisme tubuh yang tidak
sempurna. Penyebab asam urat bisa juga dari kegagalan ginjal
mengeluarkan asam urat melalui air seni. Adapun faktor dari luar adalah
makanan yang tinggi purin contohnya kacang-kacangan, emping, melinjo,
daging (Jeroan), ikan, coklat, minuman yang mengandung kafein seperti
kopi dan teh. Faktor dari dalam dikarenakan terjadinya proses penyimpanan
metabolism yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia lebih
dari 40 tahun atau manula lebih beresiko besar terkena asam urat
(Nabyluro’y, 2011).

2.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Asam Urat

Penyakit ini di lakukan dengan adanya abnormalitas kadar asam


urat dalam serum darah dengan akumulasi endapan kristal monosodium
urat, yang terkumpul di dalam sendi. Keterkaitan antara gout dengan
hiperurisemia yaitu adanya produksi asam urat yang berlebih. Menurunnya
ekskresi asam urat melaui ginjal, atau mungkin karena keduannya.

Faktor resiko yang menyebabkan orang terserang asam urat adalah


genetik atau riwayat keluarga, pola makan, kegemukan, suku bangsa, dan
aktivitas fisik adalah satu penyebab yang mempengaruhi kadar asam urat.
Olah raga atau gerakan fisik akan menyebabkan peningkatan kadar asam
laktat. Asam laktat terbentuk dari proses glikosis yang terjadi di otot. Jika
otot berkontraksi di dalam media anaerob, yaitu media yang tidak memiiki

17
oksigen maka glikogen yang menjadi produk akhir glikosis akan
menghilang dan muncul laktat sebagai produksi akhir utama. Peningkatan
asam laktat dalam darah akan menyebabkan penurunan pengeluaran asam
urat oleh ginjal (Tahta, 2012).

2.3.3 Gejala Asam Urat


1) Kesemutan dan linu.
1) Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
2) Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan
nyeri luar biasa pada malam hari (Bahrudin, 2015).

2.3.4 Klasifikasi
Menurut (Suyanto, 2013) penyakit asam urat digolongkan
menjadi penyakit gout primer dan penyakit gout sekunder (Nuceuaprecine
new later).
1) Penyakit gout primer
Sebanyak 99% penyebabnya belum diketahui idiopatik diduga
berkaitan dengan kombinasi factor genetic dan factor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolism yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat atau bias juga diakibatkan karena
berkurangnya pengeluaran asam urat dan tubuh.
1) Penyakit gout sekunder
Penyakit ini disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi
asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar
purin yang tinggi purin adalah salah satu senyawa luas organic yang
menyusun asam nukleat (asam inti dan sel) dan termasuk dalam
kelompok asam amino, unsur pembentuk protein produksi asam urat
meningkat juga bias karena pnyakit darah (penyakit autrosium tulang,
polissitemia) obat-obatan alcohol, obat-obat kanker. Penyebab lainnya
adalah obesitas (kegemukan), dan kadar triglisarida yang tinggi.

18
2.3.5 Komplikasi Asam Urat
1. Penyakit Ginjal
Komplikasi asam urat yang paling umum adalah gangguan –
gangguan pada ginjal. Gangguan pada ginjal terjadi akiat dari
penanganan pada penderita asam urat akut terlambat menangani
penyakitnya pada penderita asam urat akut terlambat menangani
penyakitnya. Pada penderita asam urat ada dua penyebab gangguan
pada ginjal yaitu terjadinya batu ginjal (batu asam urat) dan risiko
kerusakan ginjal . Batu asam urat terjadi pada penderita yang memiliki
asam urat lebih tinggi dari 13 mg/dl (Rosdiana, 2017).
Asam urat merupakan hasil buangan dari metabolism tubuh melalui
urine, seperti yang telah diketahui, urine diproses di ginjal. Oleh sebab
itu, jika kadar di dalam darah terlalu tinggi maka asam urat yang
berlebih akan membentuk kristal dalam, darah. Apabila jumlahnya
semakin banyak, akan mengakibatkan penumpukan dan pembentukan
batu ginjal (Sari, 2015).
Batu ginjal terbentuk ketika urine mengandung substansi yang
membentuk kristal, seperti kalsium, oksalat dan asam urat. Pada saat
yang sama, urine mungkin kekurangan substansi yang mencegah kristal
menyatu. Kedua hal ini menjadikannya sebuah lingkungan yang ideal
untuk terbentuknya batu ginjal. Batu ginjal tidak menampakan gejala
sampai batu ginjal tersebut bergerak di dalam ginjal atau masuk ke
saluran kemih (ureter) suatu saluran yang menghubungkan gnjal dan
kandungan kemih (Noviyanti, 2015).
Sekitar 20-40% penderita asam urat minimal mengalami
albuminnuri sebagai akibat gangguan fungsi ginjal. Terdapat tiga bentuk
kelainan ginjal yang diakibatkan hiperurisemia dan gout (Hidayat, 2011).

2.3.6 Pentalaksanaan Asam Urat


Perawatan yang dapat dilakukan berupa tindakan darurat sewaktu
terjadi serangan, pengobatan dokter, dan perawatan sendiri setelah
memperoleh diagnosa. Bila terjadi serangan gout secara tiba-tiba maka

19
tindakan darurat yang bisa dilakukan adalah (Sustrani, Alam, Hadibroto,
2007 ) :
1. Istirahatkan sendi agar lekas sembuh, beri kompres dingin beberapa
jam sekali  selama 15 sampai 20 menit pada sendi yang nyeri untuk
mengurangi nyeri .
2. Minum obat penahan sakit (analgesik biasa),  untuk menghilangkan
rasa nyeri.
3. Minum banyak air (lebih dari 3,5 liter atau 8 sampai 10 gelas sehari)
untuk membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh melalui urin.
4. Bila terjadi komplikasi kelumpuhan pada penderita berusia sangat
lanjut, perlu dilakukan perawatan khusus untuk melatih agar dapat
bergerak mandiri.

2.3.7 Pencegahan Asam Urat


Untuk mencegah kekakuan dan nyeri sendi, dapat dilakukan latihan
fisik ringan berupa latihan isometric, latihan gerak sendi dan latihan
fleksibilitas yang keseluruhan itu tercakup dalam stabilitas sendi. Stabiliasi
termasuk fleksibilitas sendi. Re-edukasi postur dan
program tersebut menekankan partisipasi aktif pasien. Mengembalikan
ROM normal dan postur yang baik diperlukan untuk menghindari
mikrotrauma berulang pada struktur sendi dan tulang akibat pola gerak
yang buruk. ROM penuh di butuhkan untuk melatih sendi dalam stabilisasi
selama bermacam aktivitas. ROM bebas nyeri di tentukan dengan
meletakkan sendi pada posisi yang mengurangi gejala. Awalnya stabilisasi
dmulai dengan menentukan ROM bebas neri kemudian diaplikasikan di luar
ROM sewaktu kondisi pasien membaik. Pembatasan apapun pada jaringan
lunak atau sendi harus diterapi untuk membantu mencapai ROM sendi yang
normal. Hal tersebut dicapai melaui latihan ROM pasif mobilisasi sendi,
teknik mobilisasi jaringan lunak, peregangan sendi dan mengatur postur
yang benar (Damayanti, 2013).

2.3.8 Solusi Mengatasi Asam Urat


1. Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal, kadar

20
normalnya adalah 2,4 hingga 6 untuk wanita dan 3,0 hingga 7 untuk
pria.
2. Kontrol makanan yang di konsumsi.
3. Banyak minum air putih, dengan banyak minum air putih kita dapat
membantu membuang purin yang ada dalam tubuh (Damayanti, 2014).

21
2.4 Kerangka Pikir

Input Proses Output

Manajemen - Makanan yang Upaya yang dilakukan


pola makan mengandung lemak melalui peningkatan
pada penderita - Makanan yang pengetahuan kepada
asam urat mengandung purin masyarakat tentang
- Mengkonsumsi manajemen pola makan
alkohol pada penderita asam
urat dengan cara
Manajemen Tanda dan gejala : Health education.
pola makan 1. Terjadinya
pada pasien serangan nyeri yang
Hasil yang diharapkan
asam urat : timbul secara tiba-
masyarakat memiliki
1. Membatasi tiba
pengetahuan dan
asupan purin 2. Kesemutan dan linu
pemahaman tentang
2. Tidak 3. Terlihat bengkak
manajemen pola
mengkonsum 4. Nampak kemerahan
makan pada penderita
si alkohol 5. Nyeri terjadi pada
asam urat.
3. Mengurangi malam atau pagi
konsumsi hari setiap bangun
lemak tidur.
4. Mengkonsu
msi banyak Upaya pencegahan :
cairan Untuk mencegah
kekakuan dan nyeri
sendi dapat dilakukan
Faktor yang
latihan fisik ringan
mempengaruhi
berupa :
manajemen pola
1. Latihan isometric
makan :
2. Latihan gerak
1. Faktor sendi
ekonomi 3. Latihan
2. Sosial fleksibilitas yang
budaya keseluruhan itu
3. Agama tercakup dalam
4. Pendidikan
Gambar 2.4 Kerangka pikir manaemen pola makan pada penderita asam urat

22
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dan menjadi pedoman dalam proses penelitian
(Nursalam, 2017). Desain penelitian ini menggunakan metode pendekatan
penelitian kualitatif dengan strategi penelitian case study research. Penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi
(Sugiyono, 2014).
Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna
(perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan
teori dimanfaatkan sebagai sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai
dengan fakta dilapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai
pembahasan hasil penelitian.
Penelitian kualitatif jauh lebih subjektif dari pada penelitian
kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari pengumpulan
informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara
mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis ini adalah penelitian terbuka
dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara
mendalam.

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian


3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Kedung Asem Kecamatan
Wonoasih Kota Probolinggo.

23
3.2.2 Waktu Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penyusunan KTI
Bulan
No. Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agust
2020 2020 2020 2020 2020 2020
1. Pembuatan Proposal
2. Study Pendahuluan

3. Ujian Proposal KTI


Pelaksanaan
4.
Penelitian
5. Penyusunan laporan
Ujian Hasil
6.
Penelitian
Perbaikan
7.
KTI
8. Pengumpulan KTI

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan April 2020 s/d selesai.

3.3 Setting Penelitian


Setting dalam penelitian ini adalah di Desa Kedung Asem
Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo. Di Desa Kedung Asem tersebut
belum pernah dilakukan penelitian terkait dengan judul “Manajemen Pola
Makan pada Penderita Asam Urat” sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di Desa tersebut.

3.4 Subyek Penelitian atau Partisipan


Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dipilih sesuai
kriteria yang ditentukan oleh peneliti dan harus dapat memberikan informasi
yang kaya secara sukarela (Moleong, 2010). Teknik sampling pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan Purposive Sampling, yaitu
menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dianggap dapat
memberikan data secara maksimal sehingga akan memudahkan peneliti.

24
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah subyek primer dan
subyek cros check yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Subyek primer
a. Penderita asam urat yang memiliki gangguan pola makan
2. Subyek cros check
a. Keluarga/saudara terdekat dari subyek
b. Tetangga yang tinggal berdekatan dengan subyek

3.5 Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan 3 teknik pengumpulan
data, yaitu:
3.5.1 Wawancara
Menurut Sugiyono (2014) wawancara adalah metode penelitian data
dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya
adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.
Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan
pedoman wawancara. Menurut Nursalam (2013) dalam proses wawancara
menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi
pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang
harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak
terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer
mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar
pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas
atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interview harus memikirkan
bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam
kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual
saat wawancara berlangsung (Nursalam, 2013). Dalam penelitian terdapat
dua tahap penelitian, yaitu:
a. Tahap Persiapan Penelitian
Pertama peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun
berdasarkan demensi kebermaknaan hidup sesuai dengan permasalahan

25
yang dihadapi subyek, pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-
pertanyaan mendasar yang nantinya akan berkembang dalam wawancara.
Pedoman wawancara yang disusun, ditujukan kepada yang lebih ahli
dalam hal ini adalah pembimbing, peneliti membuat perbaikan terhadap
pedoman wawancara dan mempersiapkan diri untuk melakukan
wawancara. Tahap persiapan selanjutnya adalah peneliti membuat
pedoman observasi yang disusun berdasarkan hasil observasi terhadap
perilaku subyek selama wawancara dan observasi terhadap lingkungan
atau setting wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku subyek dan
pencatatan langsung yang dilakukan pada saat peneliti melakukan
observasi. Namun apabila tidak memungkinkan maka peneliti sesegera
mungkin mencatatnya setelah wawancara.
Peneliti selanjutnya mencari subjek yang sesuai dengan
karakteristik subjek penelitian. Untuk itu sebelum wawancara
dilaksanakan peneliti bertanya kepada subyek tentang kesiapannya untuk
diwawancarai. Setelah subyek bersedia untuk diwawancarai, peneliti
membuat kesepakatan dengan subyek tersebut mengenai waktu dan
tempat untuk melakukan wawancara.

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian


Peneliti membuat kesepakatan dengan subyek mengenai waktu
dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang
dibuat. Setelah wawancara dilakukan, peneliti memindahkan hasil
rekaman berdasarkan wawancara dalam bentuk verbatim tertulis.
Selanjutnya peneliti melakukan analisis data dan interprestasi data sesuai
dengan langkah-langkah yang dijabarkan pada bagian metode analisis
data di akhir bab ini. Setelah itu, peneliti membuat dinamika psikologis
dan kesimpulan yang dilakukan, peneliti memberikan saran-saran untuk
penelitian selanjutnya.
Arikunto (2010) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan
metode wawancara:

26
a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang
diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interview
dengan memberikan penjelasan.
b. Fleksibel, pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan masing-masing
individu.
c. Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat teknik ini sudah
tidak dapat dilakukan.
Menurut Yin (2008) dalam buku karangan Arikumto (2010)
disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan yaitu:
a. Rentan terhadap yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang
penyusunannya kurang baik.
b. Rentan terhadap yang ditimbulkan oleh respon yang tidak sesuai.
c. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi
kurang akurat.
d. Ada kemungkinan subjek hanya menyebabkan jawaban yang ingin
didengar oleh interview.

3.5.2 Observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode
observasi. Menurut Arikunto (2010) observasi adalah pengamatan dan
pencatatan secara sistemik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu
gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini, observasi diperlukan untuk dapat memahami
proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam
konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap
subjek, prilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti
dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data
tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Nursalam (2013) tujuan observasi adalah
mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang
berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian

27
dilihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati
tersebut.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami
proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam
konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap
subyek, prilaku subyek selama wawancara, interaksi subyek dengan peneliti
dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data
tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Nursalam (2013) tujuan observasi adalah
mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang
berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian
di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati
tersebut.
Menurut Nursalam (2013) salah satu hal yang penting, namun
sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi.
Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data
penting karena:
a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam
hal yang akan diteliti atau terjadi.
b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi
pada penemuan dari pada pembuktian dan mempertahankan pilihan
untuk mendekati masalah secara induktif.
c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal oleh subyek penelitian
sendiri yang kurang disadari.
d. Observasi memunginkan peneliti memperoleh data hal-hal yang karena
sebab tidak diungkapkan oleh subyek penelitian secara terbuka dalam
wawancara.
e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap
introspektif terhadap penelitian yang dilakukan impresi perasan
pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada gilirannya dapat
dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.
3.5.3 Alat Perekam

28
Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara,
agar peneliti dapat berkonsentrasi pada saat pengambilan data tanpa harus
berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari subyek. Dalam pengumpulan
data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah mendapat ijin dari
subyek untuk mempergunakan alat tersebut pada saat wawancara
berlangsung. Alat perekam yang digunakan pada saat melakukan melakukan
penelitian dengan menggunakan handphone Oppo A5S

3.6 Metode Uji Keabsahan Data (Uji Trigulasi Sumber)

Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif.


Empat kriteria keabsahan dan keajekan yang diperlukan dalam suatu
penelitian pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah sebagai berikut:

3.6.1 Keabsahan Konstruk


Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa
yang berikut benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur. Keabsahan
ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah
satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut
Arikunto (2010) ada 4 macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk
mencapai keabsahan, yaitu:
a. Triangulasi Data
Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil
wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari
satu subyek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. Pada
penelitian ini triangulasi data yang digunakan adalah pola asuh orang tua
dalam membentuk karakter anak.
b. Triangulasi Pengamat
Adanya pengamat diluar peneliti yang turut memeriksa hasil
pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus

29
bertindak sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan
masukan terhadap hasil pengumpulan data.
c. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data
yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai
teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji
terkumpulnya data tersebut.
d. Triangulasi Metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode
wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti memilih
menggunakan triagulasi metode, yakni dengan cara melakukan
wawancara pada saat melakukan penelitian dan ditunjang dengan metode
observasi pada saat wawancara dilakukan.

3.6.2 Keabsahan Internal


Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada
seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan
interprestasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif
akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian
tersebut. Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada
kemungkinan munculnya kesimpulan lain yang berbeda.

3.6.3 Keabsahan Eksternal


Keabsahan eksternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian
dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian
kualitatif memiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitian
kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan eksternal terhadap
kasus-kasus ini selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama.

3.6.4 Keajekan (Rabilitas)

30
Keajekan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh
penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang
penelitian yang sama, sekali lagi.
Dalam penelitian ini, keajekan mengacu pada kemungkinan
penelitian selanjutnya memperoleh hasil yang sama apabila penelitian
dilakukan sekali lagi dengan subyek yang sama. Hal ini menunjukkan
bahwa konsep kegiatan keajekan penelitian kualitatif selain menekankan
pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan
data.

3.7 Metode Analisis Data


Marshall dan Rosman mengajukan teknik analisa data kualitatif
untuk proses analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian
kualitatif terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan (Jonathan
Sarwono, 2009), diantaranya:

3.7.2 Mengorganisasikan Data


Penelitian mendapatkan langsung dari subyek melalui wawancara
mendalam (indepth interviewer), dimana tersebut direkam dengan tape
recorder dibantu alat tulis lainnya. Kemudian dibuatkan transkripnya dengan
mengubah hasil wawancara dari bentuk rekan menjadi bentuk tertulis secara
verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis
mengerti benar data atau hasil yang telah didapatkan.

3.7.3 Pengelompokan Berdasarkan Kategori, Tema dan Pola Jawaban


Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data,
perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar
apa yang ingin digali. Dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data,
perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar
apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara,
peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan
pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian

31
kembali membaca transkrip wawancara dan melakukan coding, melakukan
pemulihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan
diberi kode dengan penjelasan singkat, kemudian dikelompokkan atau
dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat.
Pada analisis ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang
diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman
terhadap hal-hal diungkapkan oleh responden. Data yang telah
dikelompokkan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan
ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat
menangkap pengalamann, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada
subyek.

3.7.4 Menguji Asumsi Atau Permasalahan Yang Ada Terhadap Data


Setelah kategori pola dan tergambar dengan jelas, peneliti menguji
data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada
tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali
berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat
dicocokkan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang
dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari
landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara
konsep-konsep dan faktor-faktor yang ada.

3.7.5 Mencari Alternative Penjelasan Bagi Data


Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,
peneliti masuk ke dalam penjelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah
di dapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari sesuatu
alternatif penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah di dapat. Sebab
dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain
dari analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari
asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini dijelaskan dengan
alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat
berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran.

32
3.7.6 Penulis Hasil Penelitian
Penulisan data subyek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan
suatu hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah
kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulis yang
dipakai adalah persentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil
penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subyek
dan signifikan other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subyek
dan signifikan other, dibaca berulang sehingga penulis mengerti benar
permasalahannya, kemudian dianalisis sehingga didapat gambaran mengenai
penghayatan pengalaman dari subyek. Selanjutnya dilakukan interprestasi
secara keseluruhan dimana di dalamnya mencakup keseluruhan kesimpulan
dari hasil penelitian.

3.8 Etika Penelitian


Dalam melakukan penelitian, setelah mendapat rekomendasi dari
D3 Keperatan STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong,
kemudian dilanjutkan dengan mengajukan ijin kepada BanKes BangPol,
untuk mendapatkan persetujuan. Selanjutnya peneliti mengadakan pendekatan
kepada subyek untuk koordinasi. Setelah disetujui kuesioner dikirim ke
subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi:
3.8.2 Informed Consent
Subyek yang akan diteliti sebelumnya diberitahu tentang maksud,
tujuan, manfaat, dan dampak dari tindakan yang dilakukan.
3.8.3 Anonimity
Merupakan etika penelitian dimana pemeliti tidak mencantumkan
nama responden pada lembar alat ukur tetapi hanya mennuliskan kode pada
lembar pengumpulan data. Kode yang digunakan berupa nomor responden
(angka Arab).
3.8.4 Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang dikumpulkan dari suyek dijamin oleh
peneliti, seluruh informasi akan digunakan untuk kepentingan peneliti dan

33
hanya kelompok tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil
penelitian.
3.8.5 Beneficience
Peneliti melaksanakan penelitian susuai dengan prosedur penelitian
guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subjek
penelitian dan dapat digeneralisasikan ditingkat populasi (beneficience),
peneliti meminimalkan dampak yang merugikan bagi subjek.
3.8.6 Honesty
Penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, prefesional,
berperikemanusiaan, dan memperhatikan factor-factor ketepatan,
keseksamaan kecermatan, intimitas, psiologis serta perasaan regilius subjek
penelitian. Menekankan kebijakan penelitian, membagikan keuntungan dan
beban secara merata atau menurut kebutuhan, kemampuan konstribusi dan
pilihan bebas masayarakat. Peneliti memperhatikan aspek keadilan gender
dan hak subjek untuk mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum,
selama, maupun sesudah berpartisipasi dalam penelitian.

3.8.7 Accurate
Setiap informasi yang didapatkan benar berdasarkan bukti bukti
fakta yang memadai, serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya

34
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, dkk,.2014.Pengertian pola makan.http://repository.usu.ac.id/bitstream


Diakses 09/04/2016.
Anggi.2010. Asam urat. http://stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads//jurnalsurya
Diakses 04/04/2016.
Ardhilla.2013. Pengobatan nonfarmakologi asam urat.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus Diakses 5/04/2016.
Baliwati. 2014 .Pengertian pola makan. http://repository.usu.ac.id/bitstream
Diakses 09/04/2016.
Dinkes Jombang, 2014. Data asam urat. Dinkes Jombang.
Dyta Anggraeny. 2014. Hubungan antara status gizi dengan kadar asam
urat darah pada pasien rawat jalan usia dewasa di Puskesmas Tompaso
Kabupaten Minahasa . Jurnal.
Emi Agustina dkk. 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar asam urat
(gout) pada laki-laki dewasa di RT 04 RW 03 Sidomulyo Baru Surabaya.
Jurnal.
Helmi. 2013. Pengobatan nonfarmakologi asam urat.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus Diakses 04/04/2016.
Mubarok. 2012. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar
Dalam Pendidikan. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Noviyanti. 2015. Hidup Sehat Tanpa Asam Urat. Yogyakarta. Notebook.
Price, Sylvia Anderson, 2014. Dampak Asam Urat.
http://stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads//jurnalsurya . Diakses
04/04/2016.
Ranti .2014. Pengertian pola makan. http://repository.usu.ac.id/bitstream Diakses
09/04/2016.
Rusmi. 2012. Umur. http://repository.usu.ac.id/bitstream Diakses 09/04/2016.
Smeltzer, Suzanne C, 2012. Asam urat. http://stikesmuhla.ac.id/wp-
content/uploads//jurnalsurya Diakses 06/04/2016
Sulistyoningsih, 2013. Pengertian pola makan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream Diakses 09/04/2016.

35
Supariasa, dkk, 2012.Pengertian pola makan. http://repository.usu.ac.id/bitstream
Diakses 09/04/2016.
Supriyadi. 2014. Asam Urat. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus
Diakses 5/04/2016.
Umar, 2012. Sembuh Dengan Satu titik 2 Bekam untuk 7 penyakit kronis. Solo.
Thibbia.
Utami, 2009. Faktor yang mempengaruhi asam urat. http://stikesmuhla.ac.id/wp-
content/uploads//jurnalsurya Diakses 07/04/2016.
Wachjudi, 2013. Gangguan metabolik gout. http://fkm.unsrat.ac.id/wp-
content/uploads Diakses 06/04/2016.
Wawan dan Dewi. 2014. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta. Nuha Medika.

36
Lampiran 1

37
Lampiran 2
PENGANTAR WAWANCARA

Judul Penelitian : Manajemen Pola Makan pada Penderita Asam Urat


Peneliti : Desy Ariza Eka Putri
Pembimbing : 1. Widya Addiarto, S.Kep.Ns.,M.Kep
2. Mariani, S.Kep.Ns.,MPH

Responden yang terhormat,


Saya adalah mahasiswa semester 3 pada jurusan ilmu keperawatan di
Akademi Stikes Hafshawaty Zainul Hasan Genggong. Dalam rangka
menyelesaikan tugas proposal ini saya bermaksud mengadakan study kasus
dengan judul Saya berkeyakinan bahwa penelitian ini memberi manfaat yang luas,
baik bagi institusi, mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya.
Apabila saudara bersedia untuk menjadi subyek dalam penelitian saya
silahkan saudara menandatangani persetujuan untuk menjadi obyek penelitian.
Atas kesediaan dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.

Probolinggo, 15 April 2020

Mengetahui,
Pembimbing Peneliti

(Widya Addiarto, S.Kep.Ns.,M.Kep) (Desy Ariza Eka Putri)

38
Lampiran 3

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SUBYEK

Saya telah mendapat penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan manfaat
penelitian yang berjudul “Manajemen Pola Makan pada Penderita Asam Urat”
Saya mengerti bahwa saya akan menjadi obyek dalam penelitian ini, dan
saya juga mengerti bahwa tidak ada resiko yang akan merugikan saya.
Saya mengerti bahwa catatan mengenai data penelitian ini akan
dirahasiakan termasuk mengenai informasi identitas saya juga tidak akan ditulis
pada instrument penelitian.
Saya mengerti bahwa saya juga berhak menolak atau mengundurkan diri
dalam penelitian ini setiap saat tanpa ada sanksi dan kehilangan hak-hak saya.
Saya telah diberi kesempatan bahwa saya juga berhak menolak atau
mengundurkan diri dalam penelitian atau mengenai peran saya dalam penelitian
ini dan telah mendapatkan jawaban yang memuaskan dari peneliti. Saya secara
sukarela dan sadar bersedia menjadi obyek penelitian dengan menandatangani
surat persetujuan ini.

Probolinggo, 15 April 2020

Peneliti Subyek

(Desy Ariza Eka Putri) (……………………..…….)

Saksi 1 Saksi 2

(………………………….) (……………………..…….)

39
Lampiran 4

PERNYATAAN TELAH MELAKSANAKAN


INFORMED CONSENT

Yang bertanda tangan dibawah ini,


Nama : Desy Ariza Eka Putri
NIM : 14401.16.17006
Jurusan : Stikes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong
Probolinggo
Menyatakan bahwa saya telah melaksanakan proses pengambilan data
penelitian sesuai dengan yang disetujui pembimbing dan telah memperoleh
pernyataan kesediaan dan persetujuan subyek sebagai sumber data.

Probolinggo, 15 April 2020


Mengetahui,
Tim Etika Penelitian Yang Membuat Pernyataan

(…………………………….) (Desy Ariza Eka Putri)

40
Lampiran 5

PEDOMAN WAWANCARA

I. Pendahuluan
1. Memberisalam, memperkenalkan diri, saya Desy Ariza Eka Putri, asal
Probolinggo, mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKES
Hafshawaty Pesantren Zainul HasanProbolinggo.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara. Tujuan saya disini adalah
melakukan wawancara dan atau Tanya jawab untuk mengetahui
Manajemen pola makan pada penderita asam urat
3. Menjelaskan tentang kerahasiaan informan. Identitas yang informan
berikan akan kami rahasiakan dan hanya digunakan untuk kepentingan
pendidikan. Mohon kesediannya untuk memberikan informasi yang
terbuka tanpa ada yang ditutup- tutupi. Setelah selesai penelitian hasil
rekaman akan kami hapus.
4. Mempersiapkan alat perekaamnya dan setelah semua siap minta ijin
menyalakan alat perekamnya.
5. Selanjutnya peneliti mulai melakukan wawancara dengan informan.

41
I. Identitas Subyek
a. Nama (Inisial) :
b. TTL/Usia :
c. Jenis Kelamin :
d. Pendidikan Terakhir :
e. Pekerjaan :
f. Status :
g. Alamat :

II. Daftar Pertanyaan Manajemen Pola Makan pada Penderita Asam


Urat

No. PERTANYAAN
1. Apakah Anda mengetahui anjuran makanan untuk penderita Asam
Urat?
2. Apakah anda mengetahui bahwa makanan yang mengandung tinggi
purin bisa menyebabkan Asam urat?
3. Apakah Anda mengetahui ikan, daging dan kacang – kacangan tidak
boleh di konsumsi bagi penderita asam urat ?
4. Apakah keluarga saudara ada yang mengalami penyakit asam urat?
5. Apakah anda tahu komplikasi dari asam urat?
6. Bagaimana pola makan yang benar untuk penyakit asam urat menurut
anda?
7. Apakah Anda mengetahui cara mencegah asam urat ?
8. Apakah Anda mengetahui makanan apa saja yang dilarang untuk
penderita asam urat ?
9. Apakah Anda mengetahui aktivitas apa saja yang dapat mengurangi
gejala asam urat ?
10. Apakah Anda mengetahui cara mengatur pola makan pada penderita
asam urat ?

42
PEDOMAN WAWANCARA TRIANGGULASI DATA

I. Pendahuluan
1. Memberisalam, memperkenalkan diri, saya Desy Ariza Eka Putri, asal
Probolinggo, mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKES
Hafshawaty Pesantren Zainul HasanProbolinggo.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara. Tujuan saya disini adalah
melakukan wawancara dan atau Tanya jawab untuk mengetahui
Manajemen Pola Makan Pada Penderita Asam Urat.
3. Menjelaskan tentang kerahasiaan informan. Identitas yang informan
berikan akan kami rahasiakan dan hanya digunakan untuk kepentingan
pendidikan. Mohon kesediannya untuk memberikan informasi yang
terbuka tanpa ada yang ditutup- tutupi. Setelah selesai penelitian hasil
rekaman akan kami hapus.
4. Mempersiapkan alat perekaamnya dan setelah semua siap minta ijin
menyalakan alat perekamnya.
5. Selanjutnya peneliti mulai melakukan wawancara dengan informan.

43
II. Identitas Subyek
Hari :
Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Nama Informan :

III. Daftar Pertanyaan Manajemen Pola Makan pada Penderita Asam Urat.

No. PERTANYAAN
1. Apakah Anda tahu bagaimana anjuran makanan untuk penderita Asam
Urat?
2. Apakah anda tahu bahwa makanan yang mengandung tinggi purin bisa
menyebabkan Asam urat?
3. Apakah Anda mengetahui ikan, daging dan kacang – kacangan tidak
boleh di konsumsi bagi penderita asam urat ?
4. Apa anda memiliki riwayat keturunan asam urat pada keluarga anda?
5. Apa Anda tahu komplikasi asam urat ?
6. Bagaimana pola makan yang benar untuk penyakit asam urat ?
7. Apa Anda tahu cara mencegah asam urat ?
8. Tahukah Anda makanan apa saja yang dilarang untuk penderita asam
urat ?
9. Apa Anda mengetahui aktivitas apa saja yang dapat mengurangi gejala
asam urat ?
10. Apakah Anda tahu cara mengatur pola makan pada penderita asam
urat ?

44
Lampiran 6

MAPPING JURNAL
Nama : Desy Ariza Eka Putri
NIM : 14401.16.17006
Judul : Manajemen Pola Makan pada Penderita Asam Urat
Pembimbing 1 : Widya Addiarto, S.Kep., Ns., M.Kep
Pembimbing 2 : Mariani, S.Kep., Ns., MPH
N Judul Tujuan Metode Hasil Kesimpulan
o Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian
/ Tahun/ Dan Teori
Penerbit/
Penulis
1. Manajaem Mengidentifika  Jenis Hasil Kesimpulanny
Pola si hubungan penelitian
penelitian ini a adalah ada
Makan pola makan adalah hampir hubungan pola
Pada dengan kadar analitik setengahnya makan dengan
penderita asam urat pada dengan (42,2%) kadar asam
Asam Urat pra lansia di menggunaka responden urat pada pra
RT:02/RW:02 n desain pola makan lansia di
Desa penelitian adalah baik RT:02/RW:02
Candimulyo cross sejumlah 19 Desa
Kecamatan sectional. orang, Candimulyo
Jombang sebagian Kecamatan
Kabupaten besar Jombang
Jombang. (68,9%) Kabupaten
responden Jombang. Kat
kadar asam a Kunci :
urat normal Kadar Asam
sejumlah 31 Urat, Pola
orang. Uji Makan,  Pra
wilcoxon Lansia
menunjukka
n bahwa
nilai
signifikansi
r = 0,000 <  
a (0,05),
sehingga H1
diterima.
2. Pengaruh Penelitian ini Jenis Hasil uji Asupan purin
asupan bertujuan penelitian statistik berpengaruh
purin dan mengetahui adalah menunjukka terhadap kadar
cairan pengaruh observasiona n tidak ada asam urat,

45
terhadap asupan purin l dengan pengaruh sedangkan
asam urat dan cairan rancangan antara cairan tidak
terhadap kadar cross- cairan berpengaruh
asam urat sectional. dengan terhadap kadar
kadar asam asam urat
urat pada penderit
(p>0,05) usia 50-60
dan ada tahun.
pengaruh
positif
asupan
purin
terhadap
kadar asam
urat
(p<0,05).
3. Hubungan Mengetahui Rancangan Hasil Ada hubungan
Konsumsi hubungan penelitian ini penelitian konsumsi
Makanan konsumsi adalah studi menunujukk makanan
Sumber makanan korelasi an bahwa sumber purin
Purin sumber purin dengan paling dengan kadar
Dengan dengan kadar pendekatan banyak asam urat
Kadar asam urat pada cross- responden pada penderita
Asam Urat penderita usia sectional. yang usia 45-59
45-59 tahun mengkonsu tahun.
msi
konsumsi
makanan
sumber
purin
dengan
kategori
lebih yaitu
52,1%,
kategori
cukup
sebanyak
32,1% dan
responden
yang
mengkonsu
msi
makanan
sumber
purin dalam
kategori
kurang
sesebanyak

46
15,5%.
Sebanyak
39,4%
responden
memiliki
kadar asam
urat normal
dan 60,6%
responden
memiliki
kadar asam
urat tinggi.
4. Hubungan Mengetahui Penelitian Hasil Terdapat
pengetahua hubungan antara analitik penelitian hubungan
n diet pengetahuan dengan studi 80,7% antara
purin diet purin cross responden pengetahuan
dengan dengan kadar sectional adalah usia diet purin
kadar asam asam urat pasien dilakukan 19-60 tahun. dengan kadar
urat pasien gout pada 52 Responden asam urat
gout arthritis. responden perempuan pasien gout
arthritis dengan 55,8%. arthritis
metode Responden
consecutive tidak
sampling. bekerja
34,6%.
Pengetahuan
kurang
71,1% dan
sebagian
besar adalah
responden
hiperurisemi
a 75%.
Hasil
analisis uji
Fisher Exact
test didapat
p-value
0,005 (α <
0,05).

47
Lampiran 7

LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Desy Ariza Eka Putri


NIM : 14401.16.17006
Judul KTI : Manajemen Pola Makan Pada Penderita Asam Urat
Pembimbing I : Widya Addiarto, S.Kep.,Ns.,M.Kep
No Hari / Bab Saran TTD
Tangga
l
1. 26 BAB 1 1) Perbaiki catatan kaki dan penulisannya
Maret 2) Penggunaan istilah asing harus miring dan
2020 tidak boleh disingkat
3) Masih belum ada benang merah data dan
fakta Manajemen pola makan pada
penderita asam urat yang ada di indonesia
dan kota tempat peneliti akan mengambil
data

2. 26 BAB 1 1) Perbaiki penulisan (catatan kaki, tanda


Maret baca dsb)
2020 2) Ada yg tidak ada catatan kaki di beberapa
paragraf
3) Studi pendahuluan dipertajam
3. 15 April BAB 1 1) Perbaiki penulisan (catatan kaki, tanda
2020 baca dsb)
2) Lanjut bab 2
4. 15 April BAB 2 1) Penulisan dan beberapa catatan kaki
2020 2) Buat kerangka berfikir
5. 15 April BAB 2 1) Kerangka Berfikir di Perbaiki
2020
6. 16 April BAB 3 1) Penulisan diperbaiki
2020 2) Revisi sesuai masukan pbb
7. 16 April BAB 3 OK bab 3 ACC
2020
8. 16 April Lampiran Tambah lagi data yang menyatakan sesuai
2020 Pedoman pertanyaan Manjemen Pola Makan pada
wancara penderita Asam Urat
9. 16 April Lampiran OK ACC
2020 Pedoman

48
wancara

49
LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Desy Ariza Eka Putri


NIM : 14401.16.17006
Judul KTI : Manajemen Pola Makan Pada Penderita Asam Urat
Pembimbing 2 : Mariani, S.Kep.Ns.,MPH
No Hari / Bab Saran TTD
Tanggal
1. 19 April BAB1 1) Perhatikan teknik penulisan ( jarak dan
2020 spasinnya), studi pendahuluan dicek kembali
dan di jadikan satu paragraf

2. 19April BAB 2 1) Perhatikan Keajengan Penulisan , bahasa


2020 asing cetak miring , kerangka berfikir
diperbaiki,prosesnya ditambahkan
tentang konsep pola makan pada
penderita asam urat
3. 20 April BAB 3 1) Waktu penelitian di tambahkan kata akan
2020 dilaksanakan.... sesuaikan bulannya ,
karena april maih ujian proposal dan
belum uji etik , kriteria subyeknya di
perbaikan baik primer maupumn cross
ceknya
4. 20 A pril BAB 1 1) Penulisan pada paragraf masuknya 6-7
2020 ketukn
2) Isi latar belakang urutannya sesuaikan
dengan masukan pembimbing
5. 21April BAB 1 1) Cek kembali jarak dan spasinya
2020 2) Bab I Acc

50
6. 22 April BAB 2 1) Penulisan diperhatiakan ( jarak spasi nya)
2020 2) Isi konsep Acc
3) Lanjutkan bab 3
7. 23 April BAB 2 Kerangka berfikirnya di tambahkan tentang
2020 konsep pola makan

8. 24April BAB 3 Pedoman Wawancara buat pertanyaan


2020 terbuka dan pertanyaan harus berisi tentang
bagaimana pola makan penderita asam urat
9. 25 April BAB 2 Kerangka berfikir : Acc
2020

10. 25 April BAB 2 1) BABII dan III ACC.


2020 BAB 3 2) Cek kembali Penulisan bahasa asing
menggunakan cetak miring, segera susun
draft sesuai urutan dan persiapkan ujian
proposal
11. 26 April Lampiran Pedoman wawancara ACC
2020

51

Anda mungkin juga menyukai