Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN AKHIR

KULIAH KERJA NYATA TEMATIK (KKNT)


INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Desa : Warnasari
Kecamatan : Pangalengan
Kabupaten : Bandung

PENGEMBANGAN POTENSI LINGKUNGAN DAN PENGELOLAHAN


HASIL PERTANIAN DAN PETERNAKAN DI KELURAHAN
WARNASARI, PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG,
JAWA BARAT

Oleh :

Gita Mairizky Ramadhani A24160005


Nadya Amanda E14160106
Yati Haryati G24160035
Nugroho Dwi Basuki G24160062
Ismail Maulana Tenri G34160081
Tiara Aulia Dinindaputri G34160088
Muthia Widayanti G34160089
Affan Gustira H44160027
Imas Nurjanah I24160017

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2019
HALAMAN PENGESAHAN

PENGEMBANGAN POTENSI LINGKUNGAN DAN PENGELOLAHAN


HASIL PERTANIAN DAN PETERNAKAN DI KELURAHAN
WARNASARI, PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG,
JAWA BARAT

Oleh :

Gita Mairizky Ramadhani A24160005


Nadya Amanda E14160106
Yati Haryati G24160035
Nugroho Dwi Basuki G24160062
Ismail Maulana Tenri G34160081
Tiara Aulia Dinindaputri G34160088
Muthia Widayanti G34160089
Affan Gustira H44160027
Imas Nurjanah I24160017

Bogor, 22 Agustus 2019

Mengetahui, Dosen Pembimbing Lapang 1 Dosen Pembimbing Lapang 2

Kepala LPPM,

Dr.Ir. Aji Hermawan, MM Dr. I Putu Santikayasa, M. Sc Windra Priawandiputra, PhD


NIP. 1968092319992031001 NIP. 19790224 200501 1 002 NIP. 19860721 201504 1 001
DAFTAR ISI

LAPORAN AKHIR 1
KULIAH KERJA NYATA TEMATIK (KKNT) 1
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1
DAFTAR ISI i
PENDAHULUAN 1
I. Latar Belakang 1
II. Tujuan KKN-T 2
Tujuan Umum 2
Tujuan Khusus 2
PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT 2
1. Budidaya Cacing 2
2. Dwi Asas Karakter (Sosialisasi Pendidikan Holistik dan Pendidikan
Karakter) 3
3. Konsumen Cerdas 3
4. Bakti Sosial Bersama Polres Bandung 4
5. Warnasari Lestari 4
6. Pembuatan Gapura Berpondasi Ecobrick 5
7. Penanaman 1000 pohon 5
8. Pengolahan Kulit Kopi 6
LOG KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT 7
Dwi Asas Karakter (Sosialisasi Pendidikan Holistik dan Pendidikan
Karakter) 9
Sosialisasi Konsumen Cerdas (Koncer) 12
Budidaya Cacing 16
Pembuatan Gapura Berpondasi Ecobrick 19
Warnasari Lestari 21
Pengolahan Kulit Kopi 24
Bakti Sosial Bersama Polres Bandung 25
Penanaman 1000 Pohon 27

i
ii
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) adalah suatu wujud pendidikan


yang diterapkan oleh perguruan tinggi untuk memberi pengalaman belajar kepada
mahasiswa dengan hidup di tengah masyarakat. Mahasiswa terjun langsung ke
lapangan untuk mengamati dan menangani masalah yang dirasakan oleh
masyarakat desa. Kegiatan KKN-T dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk
menerapkan ilmu yang telah di peroleh selama masa perkuliahan untuk diterapkan
secara langsung di desa agar bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Kegiatan KKN-
T diharapkan dapat meningkatkan kemampuan masyarakat desa untuk mengelola
sumberdaya alam secara berkelanjutan, meningkatkan jejaring kerja sama, dan
membuka akses jaringan kemitraan untuk pembangunan desa.
Kecamatan Pangalengan terletak di bagian selatan Kabupaten Bandung
yang berjarak 51 kilometer dari pusat Kota Bandung dan 23 kilometer dari Ibu
kota Kabupaten Bandung yaitu Soreang. Dibatasi oleh Kecamatan Cimaung di
sebelah utara, Kecamatan Talegong Kabupaten Garut di sebelah selatan,
Kecamatan Pasirjambu di sebelah barat, Kecamatan Kertasari dan Kecamatan
Pacet di sebelah timur. Kecamatan Pangalengan terbagi menjadi 13 desa yaitu
Lamajang, Margaluyu, Margamekar, Margamukti, Margamulya, Pangalengan,
Pulosari, Sukaluru, Sukamanah, Tribaktimulya, Wanasuka dan Warnasari. Desa
yang dijadikan lokasi KKN-T adalah Desa Warnasari. Desa Warnasari memiliki
luas wilayah 2.354,12 Hektar dengan ketinggian ±1442 mdpl dan memiliki suhu
udara rata-rata 12oC – 25oC. Desa Warnasari berbatasan dengan Desa Pulosari di
sebelah barat dan timur, berbatasan dengan Desa Margaluyu di sebelah selatan,
serta berbatasan dengan Kecamatan Pasir Jambu di sebelah barat. Luas
pemukiman di Desa Warnasari sebesar 51,003 Ha yang terdiri dari 2.650 kepala
keluarga dengan total penduduk 8.871 jiwa dengan rincian 4.454 laki-laki dan
4.417 perempuan. Potensi yang dapat dikembangkan dalam kegiatan KKN-T di
Desa Warnasari, yaitu pada sektor pertanaian. Mata pencaharian penduduk Desa
Warnasari didominasi oleh buruh tani, yaitu sebesar 1.548 orang. Buruh tani
diberikan pengetahuan akan pentingnya membangun usaha mandiri, yaitu dengan
mengembangkan varietas kopi yang bernilai komersil melalui kegiatan
agroforestry. Pengembangan varietas pertanian dan kehutanan harus
memperhartikan berbagai aspek, yaitu aspek ekonomi, ekologi, dan sosial demi
terciptanya kelestarian. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik diharapkan mampu
memberi solusi atas permasalahan yang berada di Desa Warnasari, Kecamatan
Pangalengan, Jawa Barat melalui peningkatan kesadaran untuk memulai usaha
mandiri yang dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk.

1
II. Tujuan KKN-T

Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan pengelolaan
hasil pertanian dan peternakan serta potensi lingkungan dengan
mengoptimalkan sumberdaya masyarakat di Desa Warnasari, Kecamatan
Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari program ini yaitu :
1. Mengidentifikasi kondisi dan potensi lingkungan di Desa Warnasari,
Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.
2. Memberikan pengetahuan dan pemahaman terkait pentingnya program
konsumen cerdas berbasis komunikasi.
Mengadakan pelatihan pengelolaan limbah dan hasil peternakan.

PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT

1. Budidaya Cacing
Deskripsi : Budidaya Cacing merupakan program yang
dilakukan untuk mengatasi permasalahan kotoran
sapi yang dibuang begitu saja pada saluran air. Untuk
mendukung program Citarum Harum maka dari kami
mahasiswa IPB memliki satu buah solusi untuk
mengatasi permasalahan kotoran sapi tersebut.
Kotoran sapi ini dapat menjadi makanan bagi cacing-
cacing untuk tumbuh dan berkembang.
Tujuan : Program Budidaya cacing ini bertujuan agar
masyarakat Desa Warnasari dapat memanfaatkan
kotoran sapi yang tidak terpakai atau dibuang begitu
saja ke saluran air dan menambah penghasilan warga
Desa Warnasari.
Sasaran : Sasaran dari kegiatan ini adalah kelompok tani dan
karang taruna di Desa Warnasari, Kecamatan
Pangalengan, Kabupaten Bandung
Metode : Kegiatan ini dilakukan melalui pembuatan tempat
atau media untuk cacing dan penyerahan serta
pemindahan bibit cacing untuk kelompok tani dan
karang taruna di Desa Warnasari, Kec. Pangalengan
Kabupaten Bandung

2
Indikator : Program ini dikatakan berhasil apabila telah
Keberhasilan terciptanya tempat atau media untuk cacing tumbuh
dan berkembang serta cacing telah di pindahkan ke
media tersebut.

2. Dwi Asas Karakter (Sosialisasi Pendidikan Holistik dan Pendidikan


Karakter)
Deskripsi : Kegiatan ini merupakan program penyuluhan kepada
guru PAUD/TK dalam menerapkan pendidikan
holistik berbasis karakter yang terdiri dari dua pilar
karakter yaitu sopan santun dan tekun sehingga
pengajar dapat menerapkan atau
mengimplementasikannya kepada murid PAUD/TK.
Tujuan : 1. Meningkatkan pengetahuan guru PAUD/TK
tentang pilar pendidikan karakter.
2. Mengimplementasikan pilar pendidikan karakter
dalam proses pembelajaran kepada peserta didik
yaitu anak usia PAUD/TK.
Sasaran : Sasaran kegiatan ini adalah guru PAUD/TK
Metode : Kegiatan ini dilakukan dengan penyuluhan
menggunakan buku panduan Sembilan pilar karakter.
Indikator : 1. Guru PAUD/TK mampu menerapkan kurikulum
Keberhasilan pendidikan holistik berbasis karakter
2. Guru PAUD/TK mampu meningkatkan dan
mengembangkan keterampilan dalam proses
pembelajaran berbasis karakter.
3. Terciptanya kelompok bermain dan belajar yang
lebih baik sesuai dengan pembelajaran berbasis
karakter.

3. Konsumen Cerdas
Deskripsi : Kegiatan ini memberikan pengetahuan kepada anak
Sekolah Menegah Pertama (SMP) untuk perilaku
baik sebagai konsumen yang cerdas yaitu cermat,
teliti dalam memilih, mengetahui label yang terdapat
di kemasan produk, mengetahui hak-hak konsumen,
serta mengetahui cara melakukan komplain.
Kegiatan ini berfungsi untuk melindungi konsumen
khususnya anak Sekolah Mengengah Pertama (SMP)
agar tidak tertipu terhadap produk yang digunakan
dan meningkatkan perilaku positif sebelum membeli.

3
Tujuan : Memberikan pengetahuan anak sekolah sekolah
menengah untuk menjadi konsumen cerdas.
Sasaran : Sasaran kegiatan ini adalah anak sekolah menengah
pertama (SMP)
Metode : Kegiatan ini dilakukan melalui sosialisasi melalui
media leaflet dan poster
Indikator : 1. Meningkatnya pengetahuan anak tentang
Keberhasilan konsumen cerdas
2. Anak mampu menyebutkan ciri-ciri konsumen
cerdas dan menerapkannya.
3. Anak mengetahui apa saja hak-hak konsumen

4. Bakti Sosial Bersama Polres Bandung


Deskripsi : Bakti sosial yang diadakan oleh Kepolisian Resort
Bandung merupakan suatu kegiatan pelayanan
masyarakat sebagai bakti pelayanan. Kegiatan ini
dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Juni 2019
bertempat di lokasi wisata Situ Cileunca,
Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.
Tujuan : Memberikan layanan masyarakat di antaranya
pelayanan SKCK, SIM, STNK, pengobatan gratis,
pembagian sembako, pelayanan KB hingga donor
darah.
Sasaran : Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat Kabupaten
Bandung
Metode : Kegiatan ini dilakukan dengan pemberian pelayanan
gratis untuk masyarakat Kabupaten Bandung.
Indikator : Program ini dikatakan berhasil apabila masyrakat
Keberhasilan yang hadir telah terbantu dan mendapatkan sembako
secara gratis.

5. Warnasari Lestari
Deskripsi : Warnasari Lestari merupakan program yang
dilakukan untuk menyampaikan pentingnya mandiri
pangan dengan memanfaatkan pekarangan rumah.
Mandiri pangan yang dimaksud antara lain menanam
tanaman dapur seperti seledri, daun bawang dan
cabai warna, dengan tambahan tanaman hias seperti
bunga bawang-bawangan dan bunga matahari.
Tujuan : Program Warnasari Lestari bertujuan agar
masyarakat Desa Warnasari dapat memanfaatkan
pekarangan rumah.

4
Sasaran : Karang Taruna di Desa Warnasari.
Metode : Mahasiswa melakukan sosialisasi pada masyarakat
Warnasari mengenai mandiri pangan. Hasil
sosialisasi dilanjutkan dengan kegiatan bercocok
tanam di pekarangan. Tanaman yang ditanam
merupakan bahan keperluan memasak seperti daun
salam, kunyit, jahe, daun pandan, dan kencur. Hasil
kegiatan ini dilombakan antar rumah warga.
Indikator : Masyarakat Warnasari dapat memanfaatkan
Keberhasilan pekarangan dengan ditanami tanaman yang dapat
digunakan untuk memasak sehari-hari.

6. Pembuatan Gapura Berpondasi Ecobrick


Deskripsi : Salah satu masalah utama yang dihadapi di lokasi KKN-
Tematik adalah lingkungan yang kotor akibat sampah.
Sampah hasil rumah tangga biasanya langsung dibakar,
terutama sampah plastik, botol, dan kemasan lainnya.
Ecobrick merupakan salah satu solusi untuk
menyelamatkan lingkungan dari sampah anorganik. Selain
memiliki manfaat, ecobrick juga dapat dijual dengan harga
mencapai Rp 1000/buah di pasaran.
Tujuan 1.
: Program ini bertujuan untuk mengurangi sampah plastik
dan membuat sampah plastik yang tidak bernilai menjadi
ada nilainya.
Sasaran : Sasaran dari kegiatan ini adalah Karang Taruna di Desa
Warnasari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung
Metode : Memberikan sosialisasi dan cara pembuatan Ecobrick
serta membuat pondasi gapura dari Ecobrick.
Indikator : Sudah terbuatnya pondasi dari bahan Ecobrick.
1.
Keberhasilan 2.

7. Penanaman 1000 pohon


Deskripsi : Kabupaten Bandung Selatan merupakan tempat
yang sangat indah karena panorama
pegunungannya, lebih tepatnya Kecamatan
Pangalengan. KKN-Tematik IPB dilaksanakan salah
satunya berada di Desa Warnasari, Kecamatan
Pangalengan. Kemarau panjang yang terjadi hampir
diseluruh wilayah Bandung mengakibatkan
beberapa lahan di Desa Warnasari Kecamatan
Pangalengan menjadi gundul. Hal ini menjadi

5
perhatian yang sangat serius bagi pemerintah
setempat serta mahasiswa IPB yang sedang
menjalani KKN-Tematik. Beberapa lokasi lahan
gundul ada yang berpotensi menyebabkan longsor,
salah satunya di Dusun Satu, Desa Warnasari. Oleh
karena itu, mahasiswa bekerjasama dengan
pemerintah setempat berupaya untuk mereboisasi
lahan tersebut.
Tujuan : Restorasi lahan gundul.
Sasaran : Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat di Desa
Warnasari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten
Bandung.
Metode : Penanaman pohon kayu putih.
Indikator : Program ini dikatakan berhasil apabila pohon telah
Keberhasilan tumbuh sehingga tata air tetap terjaga.

8. Pengolahan Kulit Kopi


Deskripsi : Kegiatan ini merupakan upaya memanfaatkan
potensi yang terdapat di desa Warnasari. Kopi
merupakan satu dari beberapa tanaman potensial
yang ditanam di desa tersebut. Masa panen yang
serentak mengakibatkan kulit kopi melimpah dan
tak termanfaatkan. Kulit kopi merah segar hasil
penggilingan pada kegiatan ini diolah menjadi
beberapa produk inovasi. Kegiatan ini melibatkan
Karang taruna dan ibu-ibu PKK yang terdapat di
Warnasari. Harapannya pada kegiatan ini terjalin
kerjasama antara karang tarunga dengan ibu-ibu
PKK sehingga inovasi ini dapat sampai hingga
tangan konsumen. Karang taruna pada kegiatan ini
sebagai penerima ide dan yang akan melanjutkan
inovasi produk.
Tujuan : Memberikan pengetahuan untuk masyrakat Desa
Warnasari bahwa kulit kopi yang tidak terpakai
dapat diolah menjadi produk inovasi.
Sasaran : Sasaran kegiatan ini adalah Ibu-ibu PKK dan
Karang Taruna di Dusun 1 Desa Warnasari.
Metode : Kegiatan ini dilakukan melalui sosialisasi melalui
media poster serta mendemokan beberapa cara
untuk memanfaatkan kulit kopi.

6
LOG KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

PENGEMBANGAN POTENSI LINGKUNGAN DAN PENGELOLAHAN


HASIL PERTANIAN DAN PETERNAKAN DI KELURAHAN
WARNASARI, PANGALENGAN, KABUPATEN BANDUNG,
JAWA BARAT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
TAHUN 2019

7
LEMBAR PENGESAHAN
PENGABDIAN MASYARAKAT
2019

Judul Kegiatan : Pengembangan Potensi Lingkungan dan


Pengelolaan Hasil Pertanian dan
Peternakan di Kelurahan Warnasari
Pangalengan, Kabupaten Bandung,
Jawa Barat
Personal Yang Bertugas
Dosen Pembimbing : Dr. I Putu Santikayasa, M. Sc
Lapang 1
Dosen Pembimbing : Windra Priawandiputra, PhD
Lapang 2
Anggota
Anggota 1 : Nugroho Dwi Basuki
Anggota 2 : Gita Mairizky Ramadhani
Anggota 3 : Nadya Amanda
Anggota 4 : Yati Haryati
Anggota 5 : Ismail Maulana Tenri
Anggota 6 : Tiara Aulia Dinidaputri
Anggota 7 : Muthia Widayanti
Anggota 8 : Affan Gustira
Anggota 9 : Imas Nurjanah
Tanggal Pelaksanaan : 18 Juni 2019
Kegiatan
Anggaran Biaya : Rp 1.000.000
Tempat Pelaksanaan : Desa Warnasari Pangalengan,
Kegiatan Kabupaten Bandung
Mitra Institusi : Polresta Kabupaten Bandung dan
Perhutani Kabupaten Bandung

Bogor, 22 Agustus 2019


Mengetahui, Wakil Kepala LPPM Bidang Pengabdian
Kepala LPPM, kepada Masyarakat,

8
Dr.Ir. Aji Hermawan, MM Prof. Dr. Sugeng Heri Suseno, S.Pi, M.Si
NIP. 1968092319992031001 NIP. 19730116 199903 1 001

Dwi Asas Karakter (Sosialisasi Pendidikan Holistik dan Pendidikan


Karakter)

Dwi asas karakter merupakan program yang dilakukan untuk menanamkan


nilai-nilai dari 9 Pilar Karakter kepada siswa-siswi PAUD. Karakter yang
dimaksud antara lain (1) cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, (2) mandiri,
disiplin, dan tanggung jawab, (3) jujur, amanah, dan berkata bijak, (4) hormat,
santun, dan pendengar yang baik, (5) dermawan, suka menolong, dan kerjasama,
(6) percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah, (7) pemimpin yang baik dan adil,
(8) baik dan rendah hati, serta (9) toleransi, cinta damai, dan bersatu. Kegiatan ini
merupakan program sosialisasi kepada guru PAUD/TK dalam menerapkan
pendidikan holistik berbasis karakter melalui pelatihan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) sehingga pengajar dapat menerapkan
atau mengimplementasikannya kepada murid PAUD.
PAUD Al-Kautsar yang terletak di Desa Warnasari tepatnya di RW 12
memiliki tiga ruang kelas. Kelas 1 (usia 4 tahun) dengan jumlah siswa 5 orang,
kelas 2 (usia 5 tahun) dengan jumlah siswa 15 orang, dan kelas 3 (usia 6 tahun)
dengan jumlah siswa 13 orang. Pengajar PAUD Al-Kautsar berjumlah 5 orang
yang terdiri dari empat guru dan satu kepala sekolah. Proses pembelajaran
berlangsung selama 4 hari mulai dari hari senin sampai kamis dengan jam belajar
selama 120 menit. PAUD tersebut belum memiliki perangkat pembelajaran seperti
progam tahunan (Protah), program semester (Prosem), Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Mingguan (RPPM), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH). Oleh sebab itu, Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
guru PAUD tentang pilar pendidikan karakter dan sistem kelas dengan pendidikan
holistik serta bertujuan untuk mengimplementasikan pilar pendidikan karakter
dalam proses pembelajaran kepada peserta didik yaitu anak usia PAUD melalui
RPPH yang sudah dibuat.
Kegiatan ini dilakukan selama dua kali pertemuan bertempat di ruang
kelas PAUD Al-Kautsar. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, Juli
2019 bersisi penyampaian materi menggunakan powerpoint serta pre dan post test
untuk mengukur tingkat pengetahuan guru, sedangkan pertemuan kedua
dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 Juli 2019 diisi dengan pelatihan pembuatan
RPPH selama satu minggu. Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama
bersisi pengetahuan umum tentang pendidikan holistik seperti definisi pendidikan
holistik, prinsip pendidikan holistik, kelas dengan sistem sentra dan bertema,
strategi pembelajaran serta contoh penerapannya. Selain itu, disampaikan juga
materi penerapan 9 pilar karakter serta contoh perangkat pembelajaran seperti
Protah, Prosem, RPPM, dan RPPH. Pertemuan kedua, guru PAUD membawa
buku catatan masing-masing untuk menulis RPPH yang akan diterapkan selama
satu minggu di sekolah. RPPH yang dibuat disesuaikan dengan rentang usia dan
kemampuan anak serta kondisi lingkungan sekolah.

9
Hasil
Kegiatan sosialisasi dan pelatihan guru PAUD Al-Kautsar Desa Warnasari
berjalaan dengan lancar. Guru awalnya tidak mengetahui adanya sistem
pembelajaran dengan pendidikan holistik dan pendidikan karakter. Akan tetapi,
setelah adanya sosialisasi guru menjadi lebih mengerti pentingnya kedua hal
tersebut dalam proses pembelajaran di kelas. Hal tersebut dibuktikan dengan
adanya peningkatan pengetahuan melaui test yang dilakukan di awal dan akhir
sosialisasi yang disajikan dalam tabel dibawah.
Tabel 2 hasil pre dan post test program dwi asas karakter
Rata-rata Nilai Nilai
Jenis Test
Nilai Minimum Maksimum
Pre-test 48 30 70
Post-test 74 60 90
Peningkatan 26 30 20
Berdasarkan tabel tersebut, hasil test menunjukan peningkatan
pengetahuan guru PAUD setelah penyampaian materi. Rata-rata nilai guru
sebelum sosialisasi adalah 48 dengan nilai minimum 30 dan maksimum 70,
sedangkan hasil dari post test memiliki rata-rata nilai 74 dengan nilai minimum 30
dan nilai maksimum 90. Guru PAUD Al-Kautsar mengalami rata-rata peningkatan
nilai sebesar 26 setelah edukasi. Hal tersebut menunjukan bahwa kegiatan
sosialisasi telah berhasil dilaksanakan dengan efektif.
Pertemuan kedua yang diisi dengan pelatihan pembuatan RPPH berjalan
dengan lancar. Output dari pertemuan tersebut berupa RPPH yang berbasis
pendidikan holistik dengan sistem sentra, bertema, dan melibatkan aspek
perkembangan (kognitif, motorik, spiritual, bahasa, dan sosial-emosi). Selain itu,
dalam RPPH tertera pilar karakter yang akan diterapkan pada proses pembelajaran
dikelas.

Evaluasi
Secara keseluruhan program dwi asas karakter berjalan dengan baik dan
lancar. Guru PAUD sangat antusias dan memperhatikan dengan serius pada saat
menerima materi dan membuat perangkat pembelajaran. Selain itu, pada saat
proses pembelajaran dimulai, guru telah menerapkan RPPH yang sudah dibuat
sebelumnya. Kendala dari kegiatan ini adalah sulitnya membuat RPPH yang
sesuai dengan kegiatan pembelajan sebelumnya yang setiap harinya lebih
mengutamakan spiritual, tetapi hal tersebut dapat teratasi setelah diadakannya
diskusi dengan guru-guru PAUD Al-Kautsar.

Tabel 1 Hasil Pre dan post test program dwi asas karakter
Hasil
No Nama Keterangan
Pre-test Pos-test
1 Ai Sumiyani 70 90 Meningkat
2 Neni Rosantika 30 60 Meningkat
3 Noneng Aisyah 40 80 Meningkat
4 Wuri Sumartini 50 60 Meningkat
5 Yuli Siti Fatimah 50 80 Meningkat
Rata-rata 48 74

10
Gambar 1 Kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Guru PAUD

Gambar 2 Contoh Hasil Pre-test

11
Gambar 3 Contoh Hasil Post-test

Sosialisasi Konsumen Cerdas (Koncer)

Konsumen adalah setiap orang yang memakai (mengkonsumsi) barang dan


atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik untuk digunakan sendiri, keluarga,
ataupun makhluk hidup lain. Kegiatan sosialisasi konsumen cerdas memberikan
pengetahuan kepada anak Sekolah Menegah Pertama (SMP) untuk perilaku baik
sebagai konsumen yang cerdas yaitu cermat, teliti dalam memilih, mengetahui
label yang terdapat di kemasan produk, mengetahui hak-hak konsumen, serta
mengetahui cara melakukan komplain. Kegiatan ini berfungsi untuk melindungi
konsumen khususnya anak Sekolah Mengengah Pertama (SMP) agar tidak tertipu
terhadap produk yang digunakan dan meningkatkan perilaku positif sebelum
membeli. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan anak sekolah
menengah untuk menjadi konsumen cerdas sehigga anak menjadi aktif dan kritis
sebelum membeli, saat membeli, dan sesudah membeli barang. Sasaran kegiatan
ini adalah siswa/siswi MTS Jamaa’turrohmah dengan jumlah 30 orang.
Program konsumen cerdas dilaksanakan pada hari Rabu, 17 Juli 2019 di
ruang kelas MTS Jama’aturrohmah. Kegiatan ini diawali dengan pembukaan dan
perkenalan serta penyampaian tujuan dilaksanakannya sosialisasi konsumen
cerdas. Selanjutnya, siswa mengisi kuesioner (pre-test) untuk mengukur

12
pengetahuan sebelum diberikan edukasi. Kegiatan dilanjutkan dengan penayangan
video terkait cara menjadi konsumen cerdas serta penyampaian materi melalui
poster dan powerpoint yang berisi 4 langkah menjadi konsumen cerdas,
pengenalan label pangan seperti tanggal kadaluarsa, izin edar, kode produksi, dan
logo halal serta hak-hak sebagai konsumen. Selanjutnya siswa diminta untuk
menyebutkan kembali materi yang sudah disampaikan disertai dengan tanya
jawab. Siswa yang berani menjawab mendapatkan reward, kemudian dilanjutkan
dengan pengisian kuesioner (post-test) untuk mengukur tingkat pengetahuan
siswa. Kegiatan sosialisasi konsumen cerdas ditutup dengan doa dan foto
bersama.

Hasil
Peningkatan pengetahuan siswa diukur melalui sesi tanya jawab dan hasil
pre dan post test. Siswa dapat mengikuti kegiatan dengan baik serta mampu
menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan. Berikut perbedaan nilai pre-
test dan post test siswa MTS Jama’aturrohmah.
Tabel 2 Hasil pre dan post test sosialisasi konsumen cerdas
Rata-rata Nilai Nilai
Jenis Test
Nilai Minimum Maksimum
Pre-test 70,67 40 90
Post-test 86,33 60 100
Peningkatan 15,66 20 10
Berdasarkan Tabel 1, hasil pre dan post test menunjukan peningkatan
pengetahuan siswa. Rata-rata nilai post test sebesar 86,33 terbukti lebih tinggi
dibanding hasil pre-test dengan rata-rata 70,67. Selain itu, nilai minimum siswa
saat pre-test adalah 40, sedangkan pada post-test menunjukan peningkatan dengan
nilai minimum 60, begitupun dengan nilai maksimum yang juga mengalami
peningkatan. Peningkatan nilai tersebut dapat menunjukkan bahwa sosialisasi
yang diberikan berhasil dilaksanakan dengan baik dan efektif.

Evaluasi
Kegiatan sosialisasi berjalan dengan lancar dan kondusif. Siswa
memperhatikan dengan baik bahkan mencatat materi yang disampaikan. Siswa
juga terlibat aktif selama sesi tanya jawab dan tidak mencontek ketika pengisian
pre dan post test. Kendala dalam kegiatan ini adalah acara dimulai sedikit
terlambat dari jadwal yang telah ditentukan, hal ini disebabkan peserta merupakan
pengurus OSIS yang pada saat itu menjadi panitia kegiatan pengenalan siswa
baru, sehingga cukup lama menunggu peserta datang. Selain itu, tidak tersedianya
speaker menyebabkan video yang diputar tidak terdengar jelas bagi siswa yang
duduk dibelakang.

Tabel 3 hasil pre dan post test program konsumen cerdas

13
Hasil
No Nama Keterangan
Pre-test Post test
1 Aldi Ardianto 60 100 Meningkat
2 Anggi Oktavia Q.R 90 100 Meningkat
3 Cici Lestari 90 100 Meningkat
4 Dadan 70 80 Meningkat
5 Gina Fitriani 50 100 Meningkat
6 Hanaura Azzahra 80 90 Meningkat
7 Imas Aulia Sri Lestari 60 60 Tetap
8 Karina Kusmayanti 50 80 Meningkat
9 Lastri 80 100 Meningkat
10 Lilis Nursaebah 40 60 Meningkat
11 Meilinda 70 100 Meningkat
12 Mina 80 100 Meningkat
13 Nenden Siti N 50 80 Meningkat
14 Rena Cahyati 80 90 Meningkat
15 Reni Suryani 80 80 Tetap
16 Rida Aprilian 70 80 Meningkat
17 Rike Darmayanti 60 60 Tetap
18 Sani Resmawati 90 100 Meningkat
19 Sella Rahmawati 80 90 Meningkat
20 Sifa Fitriani 60 60 Tetap
21 Sindi Nurhabibah 80 90 Meningkat
22 Siti Laeha 90 100 Meningkat
23 Siti Nur Ameliah 90 100 Meningkat
24 Siti Widyaningsih 80 90 Meningkat
25 Siti Wijayanti 70 90 Meningkat
26 Tesa Elisa 60 100 Meningkat
27 Tiwi Sukmawati 40 70 Meningkat
28 Winarti 70 60 Menurun
29 Yayu Nopianti 80 100 Meningkat
30 Zahra NF 70 80 Meningkat
Rata-rata 70,67 86,33

14
Gambar 4 Sosialisasi Konsumen Cerdas

Gambar 5 Contoh Hasil Pre-test

15
Gambar 6 Contoh Hasil Post-test

Budidaya Cacing

Budidaya Cacing merupakan program yang dilakukan untuk mengatasi


permasalahan kotoran sapi yang dibuang begitu saja pada saluran air. Untuk
mendukung program Citarum Harum maka dari kami mahasiswa IPB memliki
satu buah solusi untuk mengatasi permasalahan kotoran sapi tersebut. Kotoran
sapi ini dapat menjadi makanan bagi cacing-cacing untuk tumbuh dan
berkembang. Program Budidaya cacing ini bertujuan agar masyarakat Desa
Warnasari dapat memanfaatkan kotoran sapi yang tidak terpakai atau dibuang
begitu saja ke saluran air dan menambah penghasilan warga Desa Warnasari.
Kegiatan yang meliputi program Budidaya cacing adalah membuat tempat untuk
cacing-cacing di kembangkan dan pemindahan cacing-cacing ke tempat tersebut
oleh kelompok tani RW 15 Dusun 1 Desa Warnasari.
Desa Warnasari terdiri dari 3 dusun, dan masing-masing dusun memiliki 6
RW. Dusun yang kami tempati yaitu dusun 1 Desa Warnasari. Dusun 1 desa
Warnasari terdiri atas 6 RW, yaitu RW 2, RW 3, RW 4, RW 12, RW 13 dan RW
15. Kegiatan Budidaya Cacing dilaksanakan di RW 2 Dusun 1 Desa Warnasari.
Kegiatan ini dilakukan selama dua kali pertemuan. Kegiatan yang dilaksanakan
meliputi pembuatan tempat untuk cacing-cacing dan pemindahan cacing-cacing
ke tepat tersebut. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 Juli 2019
dan bertempat di di kebun labu siam milik pak Ujang di RW 2. Kegiatan yang

16
dilakukan pada pertemuan pertama yaitu membuat tempat untuk cacing-cacing
berkembang. Untuk pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Minggu, 21 Juli
2019 diisi dengan serah terima bibit cacing jenis ANC dan pemindahan cacing ke
tempat yang telah di sediakan.

Hasil
Kegiatan Budidaya Cacing di Desa Warnasari berjalan dengan lancar.
Pertemuan pertama dilaksakan pada hari Sabtu, 20 Juli 2019 dan dihadiri oleh 5
anggota kelompok tani RW 15 dan RW 2. Kegiatan Budidaya Cacing pada
pertemuan pertama menghasilkan tempat atau lahan untuk cacing-cacing tumbuh
dan berkembang. Tempat ini berada di bawah naungan kebun labu siam milik
warga. Untuk pertemuan kedua yang dilaksanakan pada hari Minggu, 21 Juli 2019
yaitu serah terima bibit cacing jenis ANC sebanyak 10 Kg dan pemindahan
cacing-cacing tersebut ke tempat yang sudah dibuat.

Evaluasi

Hasil
Keberhasilan dari program ini terlihat dari sudah terbentuknya tempat
untuk cacing-cacing tersebut berkembang biak dan berjalannya budidaya cacing di
RW 2 Desa Warnasari.

Kendala

Kendala yang dialami saat menjalani program ini yaitu kesulitan untuk
mencari lahan yang cocok bagi cacing untuk tumbuh dan berkembang.

Solusi

Solusi dari kendala yang dialami saat menjalani program Budidaya Cacing
yaitu memperhitungkan dan menyiapkan jenis cacing yang lebih mudah untuk
tumbuh dan berkembang.

17
Gambar 7 Pembuatan tempat dan media untuk cacing
tumbuh dan berkembang

Gambar 8 Pemindahan cacing dan penyiraman media agar


tetap lembab

18
Gambar 9 Bibit cacing jenis ANC yang telah di pindahkan

Pembuatan Gapura Berpondasi Ecobrick

Desa Warnasari, Kabupaten Pangalengan yang dijadikan lokasi KKN-


Tematik IPB merupakan daerah pegunungan dengan lokasi yang cukup jauh dari
perkotaan. Salah satu masalah utama yang dihadapi di lokasi KKN-Tematik
adalah lingkungan yang kotor akibat sampah. Sampah hasil rumah tangga
biasanya langsung dibakar, terutama sampah plastik, botol, dan kemasan lainnya.
Hal ini terjadi karena tidak tersedianya TPS (Tempat Pembuangan Sementara) dan
TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Lokasi yang sulit dijangkau dan biaya
transport pengangkutan sampah yang cukup mahal juga menjadi penyebab warga
di Desa Warnasari mencari alternatif lain dalam mengatasi masalah sampah, yaitu
dengan membakarnya. Walaupun tidak terdapat TPS dan TPA, terdapat 1 RW di
Desa Warnasari yang memiliki bank sampah, yaitu RW 15. Namun karang taruna
RW 15 sering merasa kewalahan dalam menangani dan memanfaatkan sampah
yang ada.
Sampah plastik yang ada di bank sampah dan lingkungan sekitar
memunculkan ide untuk membuat ecobrick. Ecobrick dapat dijadikan solusi untuk
mengatasi sampah plastik. Ecobrick dibuat dengan cara memasukkan plastik ke
dalam botol berukuran 600 mililiter dan kemudian plastik yang dimasukkan
tersebut harus dipadatkan agar ecobrick yang dibuat cukup kuat untuk menahan
beban. Pembuatan ecobrick dengan botol berukuran 600 mililiter membutuhkan
sampah plastik seberat 200 gram. Ecobrick tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
pengganti batu bata yang menerapkan prinsip “zero-waste”. Plastik yang tidak
dapat terurai dapat dijadikan sesuatu yang bermanfaat. Ecobrick dapat digunakan
untuk membuat kursi, meja, dinding pembatas, dan pondasi. Pembuatan
gapura dengan pondasi berbahan dasar ecobrick membutuhkan alat dan bahan
penunjang, seperti palu, gergaji, kuas, paku, 10 bilah bambu muda, 50 buah

19
ecobrick, cat, semen, tali pengikat dan 2 buah nyiru. Pembuatan 50 buah ecobrcik
membutuhkan waktu 3 hari, sedangkan pembuatan gapura berpondasi ecobrick
membutuhkan waktu 2 hari, yaitu pada tanggal 20 hingga 21 Juli 2019. Gapura
tersebut dijadikan sebagai kenang-kenangan yang diberikan oleh mahasiswa
KKN-Tematik IPB pada RW 4 Desa Warnasari. Ecobrick merupakan salah satu
solusi untuk menyelamatkan lingkungan dari sampah anorganik. Selain memiliki
manfaat, ecobrick juga dapat dijual dengan harga mencapai Rp 1000/buah di
pasaran.

Gambar 10 Ecobrick Gambar 11 Proses pembuatan gapura

Gambar 12 Proses pembuatan gapura Gambar 13 Hiasan gapura

Gambar 14 Pembuatan pondasi gapura Gambar 15 Gapura yang sudah jadi


dari ecobrick

20
Warnasari Lestari

Warnasari Lestari merupakan program yang dilakukan untuk


menyampaikan pentingnya mandiri pangan dengan memanfaatkan pekarangan
rumah. Mandiri pangan yang dimaksud antara lain menanam tanaman dapur
seperti seledri, daun bawang dan cabai warna, dengan tambahan tanaman hias
seperti bunga bawang-bawangan dan bunga matahari. Program Warnasari Lestari
bertujuan agar masyarakat Desa Warnasari dapat memanfaatkan pekarangan
rumah. Kegiatan yang meliputi program Warnasari Lestari adalah sosialisasi
mengenai mandiri pangan dan praktek menanam tanaman yang dilakukan oleh
anggota karang taruna RW 15 Dusun 1 Desa Warnasari.
Desa Warnasari terdiri dari 3 dusun, dan masing-masing dusun memiliki 6
RW. Dusun yang kami tempati yaitu dusun 1 Desa Warnasari. Dusun 1 desa
Warnasari terdiri atas 6 RW, yaitu RW 2, RW 3, RW 4, RW 12, RW 13 dan RW
15. Kegiatan Warnasari Lestari dilaksanakan di RW 15 Dusun 1 Desa Warnasari.
Kegiatan ini dilakukan selama dua kali pertemuan. Kegiatan yang dilaksanakan
meliputi pembagian bibit tanaman, pembuatan kokedama dan penanaman
tanaman dalam media hydrogel. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Minggu, 21 Juli 2019 dan bertempat di Taman Belajar Membaca RW 15 Dusun 1
Desa Warnasari. Pertemuan pertama berisi penyampaian materi mengenai cara
bercocok tanam dengan metode kokedama dan hydrogel, sedangkan pertemuan
kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 25 Juli 2019 diisi dengan serah terima bibit
tanaman yang telah disemai 4 minggu sebelum diberikan.

Hasil
Kegiatan Warnasari Lestari di Desa Warnasari berjalaan dengan lancar.
Beberapa tempat di RW 15 masih belum ada terdapat tanaman mandiri pangan di
pekarangan. Akan tetapi, setelah adanya sosialisasi, pembagian bibit tanaman dan
praktek pembuatan tanaman mandiri pangan, beberapa tempat di RW 15 seperti
pekarangan rumah warga dan Taman Belajar Membaca sudah memiliki tanaman
di pekarangan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah
tanaman di pekarangan rumah warga.
Pertemuan pertama dilaksakan pada hari Minggu, 21 Juli 2019 dan
dihadiri oleh 10 anggota karang taruna RW 15 yang terdiri dari 7 orang siswa
SMP serta 3 orang siswa SD. Kegiatan Warnasari Lestari untuk siswa SMP diisi
dengan pembuatan kokedama dengan menggunakan cocopit dan kascing sebagai
media tanam, serabut kelapa serta benang wol sebagai pengganti pot. Tanaman
yang dipakai pada pembuatan kokedama yaitu bunga bawang-bawangan. Selain
membuat kokedama, kegiatan Warnasari Lestari untuk siswa SD diisi dengan
penanaman tanaman dapur seperti daun bawang, seledri dan pepaya. Media tanam
yang digunakan adalah media hydrogel dan botol bekas sebagai pot. Pertemuan
kedua yang diisi dengan pembagian dan serah terima bibit tanaman kepada
masyarakat Dusun 1 Desa Warnasari. Tanaman yang disemai meliputi tanaman
dapur seperti seledri dan cabai warna serta tanaman hias seperti bunga matahari,
bunga lavender, bunga baby breath, Bungan camomile, bunga thyme, Bunga
calendula dan bunga marigold.

21
Evaluasi

Hasil
Keberhasilan dari program ini terlihat dari ketersediaan tanaman mandiri
pangan di pekarangan beberapa rumah warga dan sudah tersedianya tanaman hias
di sekitar Taman Belajar Membaca RW 15 Desa Warnasari.

Kendala

Kendala yang dialami saat menjalani program ini yaitu kesulitan untuk
menumbuhkan benih yang ditanam pada tray. Sulitnya menumbuhkan benih
disebabkan karena kondisi tanah dan kondisi lingkungan yang kering, sehingga
perkecambahan benih terhambat.

Solusi

Solusi dari kendala yang dialami saat menjalani program Warnasari


Lestari yaitu memperhitungkan dan menyiapkan media tanam yang cocok untuk
menyemai benih serta memodifikasi kondisi lingkungan agar kelembaban tanah
tetap terjaga, sehingga benih tidak sulit untuk berkecambah.

Gambar 16 Penanaman tanaman dapur dengan media


hydrogel.

22
Gambar 17 Penanaman bunga bawang-bawangan dengan
membuat kokedama

Gambar 18 Bibit tanaman yang diberikan kepada


masyarakat Dusun 1 Desa Warnasari

23
Pengolahan Kulit Kopi

Kegiatan ini merupakan upaya memanfaatkan potensi yang terdapat di desa


Warnasari. Kopi merupakan satu dari beberapa tanaman potensial yang ditanam di
desa tersebut. Masa panen yang serentak mengakibatkan kulit kopi melimpah dan
tak termanfaatkan. Kulit kopi merah segar hasil penggilingan pada kegiatan ini
diolah menjadi beberapa produk inovasi. Kegiatan ini melibatkan Karang taruna
dan ibu-ibu PKK yang terdapat di Warnasari. Harapannya pada kegiatan ini
terjalin kerjasama antara karang tarunga dengan ibu-ibu PKK sehingga inovasi ini
dapat sampai hingga tangan konsumen. Karang taruna pada kegiatan ini sebagai
penerima ide dan yang akan melanjutkan inovasi produk.
Kegiatan ini dimulai dengan penyampaian gagasan kepada karang taruna.
Tujuannya mengenalkan inovasi yang akan dibawa. Selanjutnya, pelatihan
bersama ibu-ibu PKK. Pelatihan dilaksanakan selama dua hari. Penutup kegiatan
pada program ini berupa penyerakan buku resep dan alat-alat seperti thermometer
dengan harapan bisa dilanjutkan.
Hasil
Kegiatan pengolahan kulit kopi ini menghasilkan 4 produk. Teh Cascara,
merupakan produk yang berasal dari kulit kopi merah segar yang telah dijemur
selama tiga hari, lalu digiling. Teh Cascara dikemas dalam bungkus celup
berbentuk sigi tiga. Hal tersebut dilakukan untuk menambah daya tarik dan
inovasi dari produk ini. Sirup Cascara merupakan produk yang berasal dari kulit
kopi merah segar yang telah dicuci 5 kali. Hasil kulit kopi yang telah dicuci lalu di
blender lalu dimasak dengan gula, perbandingan 1:1. Sirup cascara dikemas
didalam botol kaca 500 ml. Selai Cascara, merupakan produk yang berasal dari
ekstrak kulit kopi. Selai cascara dikemas didalam jar berukuran 200 ml. Dodol
cascara, merupakan inovasi yang mengkolaborsikan kearifan lokal. Ekstrak kulit
kopi yang dimasukkan ke dalam bahan pembuatan dodol menjadikan rasa unik
pada produk ini. Dodol cascara dikemas didalam box isi 10 potong.
Seluruh produk olahan kopi akan dipasarkan dengan nama Lestari. Hal
tersebut merupakan harapan akan terwujudnya Warnasari yang lestari. Satu dari
beberapa usaha tersebut adalah dengan berinovasi dari limbah kulit kopi yang
timbul setiap musim panen raya. Kegiatan ini perlu untuk dilanjutkan. Hal
tersebut karena perlu adanya perhatian terhadap inovasi pengolahan kulit ini.
Masyarakat Warnasari antusias menerima kegiatan ini, namun terkendala dengan
perizinan. Produk telah sampai pada tahap pengemasan, sehinggaperlu dilanjutkan
hingga perizinan. Warnasari yang dekat dengan daerah wisata Situ Cileunca
menjadikan program ini semakin potensial untuk dikembangkan.

24
Gambar 19 Kegiatan Demo Pengolahan Kulit Kopi

Bakti Sosial Bersama Polres Bandung

Bakti sosial yang diadakan oleh Kepolisian Resort Bandung merupakan


suatu kegiatan pelayanan masyarakat sebagai bakti pelayanan. Kegiatan ini
dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Juni 2019 bertempat di lokasi wisata Situ
Cileunca, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Bakti sosial ini
dilaksanakan untuk menyambut Hari Bhayangkara ke-73 Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 1 Juli 2019. Kegiatan bakti pelayanan
ini menghadirkan sejumlah layanan masyarakat di antaranya pelayanan SKCK,
SIM, STNK, pengobatan gratis, pembagian sembako, pelayanan KB hingga donor
darah. Kegiatan bakti tersebut dihadiri oleh masyarakat sekitar lokasi wisata Situ
Cileunca khususnya Desa Warnasari dan diikuti oleh sejumlah personel TNI dan
unsur pemerintahan yang turut melaksanakan Bakti Pelayanan.
Program atau kegiatan ini merupakan program tambahan yang merupakan
bentuk kerja sama serta ajang silaturahmi baik antara mahasiswa dan kepolisian
serta masyarakat. Kegiatan ini juga merupakan bentuk pengabdian mahasiswa
kepada masyarakat khususnya untuk membantu warga yang ingin melakukan

25
pengobatan gratis. Bakti sosial atau pelayanan ini diadakan dari waktu pagi
hingga sekitar jam 12 siang atau hingga warga yang ingin berobat sudah
mendapatkan bantuan seluruhnya.
Hasil
Bakti Pelayanan bersama Polres Bandung dalam rangka memperingati
Hari Bhayangkara ke-73 ini berjalan dengan lancer. Warga sekitar lokasi wisata
Situ Cileunca sangat antusias dengan adanya kegiatan tersebut terutama bagian
pengobatan gratis. Warga yang berusia muda hingga usia lanjut sangat terbantu
dengan adanya layanan pengobatan gratis. Mahasiswa IPB bertugas untuk
membantu di pos layanan pengobatan gratis ini. Untuk mendapatkan layanan
pengobatan gratis ini, warga diperuntukkan mendaftar pada bagian pendaftaran
yang berada di samping pos pelayanan dan kemudian dibimbing oleh Mahasiswa
IPB untuk memeriksakan tekanan darah oleh dokter dan memberikan berkas
pasien serta resep dokter ke bagian farmasi. Tidak ada kendala yang berarti
selama kegiatan ini berlangsung karena jumlah dokter umum sudah mencukupi
dan jumlah mahasiswa IPB yang membantu sudah cukup banyak.

Gambar 20 Pos Pelayanan Pengobatan Gratis dalam Rangka HUT


Bhayangkara ke-73

26
Gambar 21 Warga Melakukan Pengobatan Gratis dalam Rangka HUT
Bhayangkara ke-73

Penanaman 1000 Pohon

Kabupaten Bandung Selatan merupakan tempat yang sangat indah karena


panorama pegunungannya, lebih tepatnya Kecamatan Pangalengan. KKN-
Tematik IPB dilaksanakan salah satunya berada di Desa Warnasari, Kecamatan
Pangalengan. Kemarau panjang yang terjadi hampir diseluruh wilayah Bandung
mengakibatkan beberapa lahan di Desa Warnasari Kecamatan Pangalengan
menjadi gundul. Hal ini menjadi perhatian yang sangat serius bagi pemerintah
setempat serta mahasiswa IPB yang sedang menjalani KKN-Tematik. Beberapa
lokasi lahan gundul ada yang berpotensi menyebabkan longsor, salah satunya di
Dusun Satu, Desa Warnasari. Oleh karena itu, mahasiswa bekerjasama dengan
pemerintah setempat berupaya untuk mereboisasi lahan tersebut.
Kayu Putih menjadi solusi kami, mahasiswa beserta pemerintah setempat
sebagai alat reboisasi yang dilakukan di salah satu lahan gundul di Dusun Satu,
Desa Warnasari. Karena tanaman tersebut diyakini dapat menahan ataupun
menampung laju air permukaan yang dapat menimbulkan longsor dikala hujan
deras yang terjadi tiba-tiba. Pada tanggal 29 Juni 2019 bersama dengan
masyarakat setempat, pemerintah dan mahasiswa KKN-Tematik IPB bekerja
sama melakukan reboisasi tanaman Kayu Putih di salah satu lahan gundul yang
sudah direncanakan. Salah satu hambatan kami terjadi dikarenakan lahan tersebut
secara oposisi diakui sebagai lahan Ormas Gajah Putih. Namun, pemerintah dan
masyarakat setempat dapat menyelesaikan permasalahan tersebut secara baik-
baik. Proses reboisasi disertai dengan pembuatan aliran irigasi di lahan tersebut.

27
Gambar 22 Proses Penanaman 1000 Pohon

28

Anda mungkin juga menyukai