Anda di halaman 1dari 44

Pekerjaan:

Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III


Kab. Konawe
Nomor Kontrak :
HK.02.03/BWS.14.09.1/446/2019

Tanggal Kontrak:
23 Mei 2019

PPK PERENCANAAN BENDUNGAN


SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN BWS SULAWESI IV

Tahun Anggaraan:
2019
LEMBAR PENGESAHAN

PERSETUJUAN

DIPERIKSA
URAIAN DISUSUN OLEH DISAHKAN OLEH
OLEH
Ir. Dandy A. Yani, Iping Mariandana Alwi, ST,
NAMA Suryaningrat, ST
MM M.Eng

Direksi PPK
JABATAN Direktur Utama
Pekerjaan Perencanaan Bendungan

TANDA
TANGAN
TANGGAL

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


KONTRAK (RK3K)
SERTIFIKASI DESAIN BENDUNGAN PELOSIKA TAHAP III KAB. KONAWE

UNIT PENERIMA

1. Satker BWS Sulawesi IV .……..

2. PPK Perencanaan Bendungan SNVT Pembangunan Bendungan BWS Sulawesi IV ……...

3. Direksi Pekerjaan BWS Sulawesi IV ……...

STATUS DOKUMEN

STATUS ASLI

Tanggal : 23 Mei 2019

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) i


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
KATA PENGANTAR
Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K) ini disusun untuk
memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditetapkan oleh PPK Perencanaan Bendungan,
SNVT Pembangunan Bendungan BWS IV untuk paket pekerjaan Sertifikasi Desain
Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe.
Dasar pembuatan laporan ini adalah Dokumen Kontrak Nomor :
HK.02.03/BWS.14.09.1/446/2019, tanggal 23 Mei 2019 antara Pejabat Pembuat Komitmen
Perencanaan Bendungan SNVT Pembangunan Bendungan BWS Sulawesi IV dengan
PT. Aria Jasa Konsultan dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dengan Nomor : HK.02.03/
BWS.14.09.1/447/2019, tanggal 23 Mei 2019.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) ii


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
Tujuan kami adalah untuk memberikan lingkungan kerja yang bebas dari kecelakaan,
sehingga potensi-potensi bahaya yang timbul baik dari peralatan maupun lingkungan dapat
ditekan dan diminimalkan.
Tenaga kerja merupakan sumber daya yang berharga. Ketika kualitas dan produktivitas
menjadi kritis terhadap operasi kinerja, hal tersebut akan berdampak pada menurunnya tingkat
keselamatan personil atau perlindungan terhadap lingkungan.
Untuk mencapai tujuan yang berupa meningkatnya sistem keselamatan dan kesehatan
kerja, diperlukan adanya kerjasama dan pemahaman yang baik mengenai K3 dari seluruh tim
di perusahaan. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan aspek penting yang harus
diperhatikan disamping aspek mutu atau kualitas produksi.
Sehingga perusahaan memiliki kebijakan K3 dan prosedur manual yang telah
dikembangkan untuk selalu menjadi panduan dalam melaksanakan pekerjaan yang diharapkan
dapat mencapai salah satu tujuan mengenai K3 yaitu “Zero Accident”.
Demikianlah Laporan Rencana Kerselamatan dan kesehatan kerja yang kemudian
disingkat RK3K ini disusun dengan harapan dapat digunakan untuk acuan sebagai prosedru
dalam keselamatan dan kesehatan kerja.
Kendari, Mei 2019
PT. ARIA JASA KONSULTAN

Dr. Ir. Muchlish Amat, M.Sc


Ketua Tim

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

I. KEBIJAKAN K3 PENYEDIA JASA.................................................................................1

II. UMUM................................................................................................................................1

III. PRENCANAAN.................................................................................................................2

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) iii


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
IV. PENERAPAN DAN OPERASI........................................................................................15

V. PEMERIKSAAN..............................................................................................................34

VI. TINJAUAN MANAJEMEN.............................................................................................37

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) iv


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
I. KEBIJAKAN K3 PENYEDIA JASA
Bendungan Pelosika adalah rencana bendungan terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara
yang akan dibangun dengan membendung Sungai Konaweeha. Rencana pembangunan
bendungan tersebut telah dimulai sejak tahun 2010 dengan melakukan pra studi kelayakan
dan kemudian detail desain pada tahun 2013. Fungsi utama bendungan pelosika adalah untuk
keperluan penyediaan air baku sebesar 750 liter/detik, penyediaan air irigasi seluas 20.040 Ha,
pengendalian banjir pada kawasan di hilir bendungan seluas 10.359 Ha serta pembangkit
listrik tenaga air (hidro power) sebesar 21 MW.

II. UMUM
(1). Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam
sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan
sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan
kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebab
itu isu keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus
diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem
pekerjaan.

Dengan kata lain pada saat ini keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata sebagai
kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja dan bagi setiap
bentuk kegiatan pekerjaan.

(2).Maksud, Tujuan dan Ruang Lingkup


Maksud Rencana K3 Kontrak (RK3K) ini sebagai acuan bagi penyelenggaraan sistem
manajemen K3 bidang Pekerjaan Umum yang dapat dilaksanakan secara sistematis,
terencana, terpadu dan terkoordinasi.

Tujuan Rencana K3 Kontrak (RK3K) ini agar semua pemangku kepentingan mengetahui
dan memahami tugas dan kewajibannya dalam penyelenggaraan sistem manajemen K3
bidang Pekerjaan Umum khususnya untuk pekerjaan ini. sehingga dapat mencegah
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta menciptakan lingkungan kerja
yang aman dan nyaman, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 1


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
Ruang Lingkup Rencana K3 Kontrak (RK3K) ini mengatur penyelenggaraan sistem
manajemen K3 bidang Pekerjaan Umum bagi pelaksanaan pekerjaan ini dengan seluruh
uraian pekerjaannya semenjak persiapan hingga penyelesaian pekerjaan.
Ruang lingkup K3 dapat dijelaskan sebagai berikut :
 Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di
dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan
usaha yang dikerjakan.
 Aspek perlindungan dalam K3 meliputi :
- Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
- Peralatan dan bahan yang dipergunakan
- Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
- Proses produksi
- Karakteristik dan sifat pekerjaan
- Teknologi dan metodologi kerja
 Penerapan K3 dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga perolehan
hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa.
 Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut bertanggung
jawab atas keberhasilan usaha K3.

III. PERENCANAAN
Merupakan tindak lanjut dan penjabaran Kebijakan K3 yang telah ditetapkan, dengan
mempertimbangkan hasil audit, masukan, dan pengukuran kinerja
(1). Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko Bahaya
 Tujuan
Prosedur ini memberikan pedoman dalam penilaian risiko yang meliputi risiko
kesehatan dan keselamatan kerja secara formal sebelum melakukan suatu
kegiatan melalui identifikasi setiap bahaya dan risiko yang timbul dari seluruh
aktivitas, produk dan jasa yang dilakukan, melakukan penilaian tingkat risiko
serta menentukan pengendalian risiko untuk diterapkan dalam aktivitas kerja
sehari-hari.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 2


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
 Ruang Lingkup
Prosedur ini diaplikasikan diseluruh aktivitas baik rutin maupun non rutin (baru
ataupun modifikasi) dalam penyelenggaraan kegiatan jasa dan fasilitas pada
semua bagian yang berada di lingkungan kerja PT. Aria Jasa Konsultan.
 Uraian Umum
- Identifikasi Bahaya.
Memperkirakan suatu aktifitas yang dilakukan terhadap sesuatu
memiliki potensi bahaya yang dapat menyebabkan cedera, sakit atau
kerusakan yang terkandung dalam suatu obyek atau aktifitas.
- Penilaian Resiko.
Proses pembobotan yang dilakukan untuk mengklasifikasikan potensi
bahaya kedalam kategori tinggi, menengah dan rendah dengan
menggunakan parameter atau score (nilai angka).
- Pengendalian Resiko.
Suatu upaya untuk meminimalkan atau menghilangkan celaka, sakit
atau kerusakan dalam suatu proses kegiatan/pekerjaan.

HIRARC
(Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko)

– Bahaya adalah sesuatu yang memiliki potensi yang dapat


menyebabkan cidera atau sakit (bagi pekerja) atau kerusakan
terhadap properti perusahaan.
– Resiko adalah kecenderungan untuk terjadi cidera, sakit atau
kerusakan terhadap properti perusahaan yang timbul akibat paparan
bahaya.
– Penilaian resiko adalah proses penilaian terhadap suatu resiko
dengan menggunakan parameter akibat dan peluang dari bahaya yang

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 3


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
ada.
– Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diinginkan mengakibatkan
kepada kematian, penyakit akibat kerja, cidera, kerusakan atau
kehilangan lainnya.
– Insiden adalah keadaan yang menimbulkan kecelakaan atau memiliki
potensi untuk terjadi kecelakaan. Sebuah insiden dimana tidak ada
penyakit akibat kerja, cidera, kerusakan atau kerugian lainnya juga
diartikan sebagai sebuah ”hampir celaka (near-miss)”. Pengertian
”insiden” termasuk juga ”hampir celaka (near-miss)”.
– Hirarki pengendalian tersebut adalah pengendalian resiko yang
meliputi :
 Eliminasi merupakan metode yang paling effektif untuk
menghilangkan sumber bahaya (menghilangkan proses).
 Substitusi merupakan metode yang dilakukan apabila bahaya
tidak bisa dieliminasi yaitu dengan penggantian.
 Rekayasa engineering misalnya dengan menambahkan
guarding atau penutup, mengisolasi area kerja yang
berbahaya (isolasi area berdebu). Pengendalian secara
administrasi misalnya, pengawasan, pelatihan, rambu-
rambu dan rotasi kerja.
 Alat Pelindung Diri/APD (helmet, sepatu safety,
sabuk pengaman, pelindung telinga, sarung tangan,
pelindung mata/muka).
– Tim K3 adalah tim penilai resiko yang terdiri dari perwakilan dari
masing- masing unit kerja yang bertugas untuk melakukan
identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko.

 Prosedur
– Ketua Unit Pelaksana K3
 Mengkoordinasikan pelaksanaan identifikasi, penilaian awal
bahaya dan resiko di seluruh area kerja PT. Aria Jasa Konsultan.
 Bersama-sama dengan Tim Unit Pelaksana K3 melakukan
evaluasi hasil identifikasi dan penilaian resiko yang dilakukan.
– Unit Tugas
 Identifikasi Bahaya

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 4


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
Pada tahap awal, Tim Unit Pelaksana K3 akan melakukan
identifikasi bahaya dengan mempertimbangkan :
i. Aktivitas rutin dan non rutin.
ii. Aktivitas terhadap mobilisasi dan demobilisasi ke area
kerja, termasuk traffic activity dari Kantor Pusat ke
Proyek atau sebaliknya baik terhadap orang maupun
terhadap alat.
iii. Perilaku manusia, kapabilitas dan factor manusia lain,
seperti tidak tahu, kurang hati-hati, ceroboh.
iv. Bahaya-bahaya yang berasal dari luar area kerja yang
dapat memberikan pengaruh merugikan terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja seperti adanya
sabotase.
v. Bahaya disekitar area kerja yang terkait dengan
pekerjaan baik fisika (bising, getaran, suhu, tekanan,
listrik), kimia (bersifat meledak, cairan yang mudah
terbakar, bahan beracun, gas dan partikel di udara),
biologi (virus, bakteri, jamur, serangga dan keracunan),
ergonomi (tata letak yang tidak baik, desain peralatan
yang tidak sesuai, radiasi (paparan sinar X atau sinar
UV) dan psikologis (stress).
vi. Infrastruktur, peralatan/material yang berada di dalam
area kerja. Bahaya ini dapat ditentukan dengan melihat
apa saja yang dapat mencelakai personil atau
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
vii. Identifikasi bahaya juga dilakukan terhadap perubahan/
pengembangan yang ada di PT. Aria Jasa Konsultan
baik terhadap aktivitas maupun terhadap alat,
segala perubahan yang terjadi akan dikendalikan
melalui dokumen terdokumentasi.
viii. Modifikasi terhadap sistem manajemen K3 termasuk
perubahan yang bersifat sementara dan dampaknya
terhadap proses dan aktivitas.
ix. Bahaya dan resiko yang timbul dari peraturan baru atau
perubahan peraturan yang terkait dengan lingkup

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 5


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
sistem manajemen K3, dimasukkan dalam identifikasi
bahaya dengan memasukkan peraturan perundangan ke
dalam HIRAC.
x. Perancangan area kerja, proses, instalasi,
permesinan/peralatan, prosedur operasi dan pekerjaan
dalam organisasi termasuk penyesuaian terhadap
manusia.
xi. Dalam melakukan identifikasi bahaya
didokumentasikan dengan menggunakan formulir
Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan
Pengendalian Resiko.
 Penilaian Resiko
i. Setelah semua bahaya dapat diidentifikasi selanjutnya
dilakukan assesment resiko yang dapat timbul dari tiap
bahaya itu dengan memperhatikan keparahan resiko,
kemungkinan terjadi, pengendalian resiko dan
kesadaran resiko.
ii. Penilaian resiko dilakukan berdasarkan kriteria
penilaian resiko.
iii. Apabila pengendalian bahaya hasil penilaian resiko
tersebut membutuhkan investasi yang cukup besar
maka pelaksanaan pengendalian tersebut dimasukkan
dalam objective, tujuan dan program (OTP) diajukan
oleh Tim Unit Pelaksana K3 dan disetujui oleh
Penanggung Jawab K3.
iv. Bila ada aturan yang mengatur, maka bahaya akan di
kendalikan sesuai dengan aturan tersebut.
v. Penyampaian hasil identifikasi bahaya, penilaian resiko
dan pengendalian resiko kepada Penanggung Jawab K3
untuk mendapatkan persetujuan.
– Penanggung Jawab K3
 Mengevaluasi hasil identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian resiko yang telah dilakukan oleh Tim Unit
Pelaksana K3.
 Bertanggung jawab dalam pemantauan tindakan pengendalian

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 6


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
resiko agar dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
 Melakukan tinjauan tindakan pengendalian resiko untuk
menilai apakah tindakan pengendalian yang ada sudah efektif.
Jika ternyata belum maka perlu ditentukan bentuk tindakan
pengendalian yang baru.
 Jika terjadi kecelakaan harus dilakukan proses review untuk
melihat pengendalian yang sudah ditetapkan dan atau
menambahkan kegiatan tersebut sebagai bahan untuk
dilakukan HIRAC.

Diagram alur pengendalian Resiko K3

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 7


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
No. Jenis Type Pekerjaan Identifikasi Jenis Bahaya & Pengendalian Resiko K3
Resiko K3
1 2 3 4
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Persiapan Administrasi, - Kecelakaan Lalu-lintas, - Prosedur Tanggap Darurat
Personil dan Peralatan/ Penerbangan Kecelakaan
Mobilisasi dan Demobilisasi - Konflik Sosial - Sosisalisasi Masyarakat

5. Survey Lapangan - Kecelakaan Lalu-lintas - Prosedur Tanggap Darurat


Pendahuluan - Konflik Sosial Kecelakaan
- Hujan/Longsor - Sosialisai Masyarakat
- Terjatuh/Tersandung - APD : Safety shoes, masker
- Ular/ Binatang Buas debu, obat-obatan, rompi
safety, jas hujan, safety belt
(bila diperlukan)
II. PEKERJAAN SURVEY DAN INVESTIGASI GEOTEKNIK
1. Survey Lapangan Dengan - Kecelakaan Lalu-lintas - Prosedur Tanggap Darurat
Tim Teknis dan Komisi - Konflik Sosial Kecelakaan
Keamanan Bendungan - Hujan/Longsor - Sosialisai Masyarakat
- Terjatuh/Tersandung - APD : Safety shoes, masker
- Ular/ Binatang Buas debu, obat-obatan, rompi
safety, jas hujan, safety belt
(bila diperlukan)
2. Pekerjaan Topografi - Kecelakaan lalu-lintas - Prosedur Tanggap Darurat
- Keselakaan Pemasangan Alat Kecelakaan
- Standar Prosedur
Pemasangan Alat
- Alat dan Operator harus
sesuai dengan persyaratan

- APD : Safety shoes, masker


- Hujan/Longsor debu, obat-obatan, rompi
- Terjatuh/Tersandung safety, jas hujan, safety belt
- Ular/ Binatang Buas (bila diperlukan)
3. Investigasi Geoteknik dan - Kecelakaan lalu-lintas - Prosedur Tanggap Darurat
Pengambilan Sampel - Keselakaan Pemasangan Alat Kecelakaan
- Standar Prosedur
Pemasangan Alat
- Alat dan Operator harus
sesuai dengan persyaratan

- APD : Safety shoes, masker


- Hujan/Longsor debu, obat-obatan, rompi
- Terjatuh/Tersandung safety, jas hujan, safety belt
- Ular/ Binatang Buas (bila diperlukan)
4. Pemeriksaan Laboratorium - Sampel - SOP Laboratorium
Mekanika Tanah
5. Survei Seismik Refraksi - Kecelakaan lalu-lintas - Prosedur Tanggap Darurat

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 8


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
No. Jenis Type Pekerjaan Identifikasi Jenis Bahaya & Pengendalian Resiko K3
Resiko K3
1 2 3 4
- Keselakaan Pemasangan Alat Kecelakaan
- Standar Prosedur
Pemasangan Alat
- Alat dan Operator harus
sesuai dengan persyaratan
- Hujan/Longsor
- APD : Safety shoes, masker
- Terjatuh/Tersandung debu, obat-obatan, rompi
- Ular/ Binatang Buas safety, jas hujan, safety belt
(bila diperlukan)
6. Survei Kegempaan - Kecelakaan lalu-lintas - Prosedur Tanggap Darurat
- Keselakaan Pemasangan Alat Kecelakaan
- Standar Prosedur
Pemasangan Alat
- Alat dan Operator harus
sesuai dengan persyaratan
- Hujan/Longsor - APD : Safety shoes, masker
- Terjatuh/Tersandung debu, obat-obatan, rompi
- Ular/ Binatang Buas safety, jas hujan, safety belt
(bila diperlukan)
III. KEGIATAN ANALISIS DATA DAN REVIEW DESAIN
Jenis Bahaya di tempat Kerja

1. Review Desain - Debu ‒ Lantai disiram air supaya


Bendungan Utama dan debu tak berterbangan di
udara
Pelengkapnya Serta
Laporan Terdahulu - Menghilangkan
- Kebisingan di tempat
Kerja transmisi kebisingan
 Gangguan Fisiologis terhadap pekerja
 Gangguan Psikologis - Menghilangkan
Gangguan Patologis kebisingan dari sumber
Organis suara
- APD : ear plugs
dan ear muffs

- Getaran - Isolasi sumber


getaran
- Damping (meredam
getaran)
- Mengurangi/mengh
ilangkan gangguan
mekanik yang

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 9


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
No. Jenis Type Pekerjaan Identifikasi Jenis Bahaya & Pengendalian Resiko K3
Resiko K3
1 2 3 4
menyebabkan getaran
- Suhu Udara
- Suhu distel pada
25º-26ºC.
- Penggunaan AC di
tempat kerja perlu disertai
pemikiran tentang
keadaan pengaturan suhu
di rumah
- Bila perbedaan
suhu di dalam dan luar
lebih 5ºC, perlu adanya
suatu kamar adaptasi
- Kelembaban Udara
- Mengatur suhu
ruangan kerja
- Pencahayaan
- Standar
pencahayaan ruangan
yang dipakai untuk
melakukan pekerjaan
yang memerlukan
ketelitian adalah 500 –
- Terjatuh, terpeleset, 1000 Lux
kejatuhan benda, terantuk
- Terpapar kebisingan - APD : Pelindung
dan getaran pendengaran, Pelindung
- Terhirup gas, uap, Pernafasan (Masker),
debu, mist, fume, partikel cair Pelindung Tangan,
- Kemasukan benda Peralatan Pemadam Api
asing, kaki tertusuk, terinjak
benda tajam

Penggunaan komputer

- Gangguan Pada Mata - Memanfaatkan


kesepuluh jari.
- Gangguan Pada Kepala
- Istirahatkan mata
- Gangguan Pada Tangan dengan meli- hat kejauhan
setiap 15-20 menit.
- Gangguan Pada Badan
- Istirahat 5-10 menit
tiap satu jam kerja.
- Lakukan

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 10


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
No. Jenis Type Pekerjaan Identifikasi Jenis Bahaya & Pengendalian Resiko K3
Resiko K3
1 2 3 4
peregangan.
- Sudut lampu 45
derajat.
- Hindari cahaya
yang menyilau- kan,
cahaya datang harus dari
belakang.
- Sudut pandang 15
derajat, jarak layar
dengan mata 30 - 50 cm.
- Kursi ergonomis
(adjusted chair).
- Jarak meja dengan
paha 20 cm
- Senam waktu
istirahat.

(2). Pemenuhan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya


 Tujuan
Prosedur ini memberikan pedoman dalam identifikasi perundang-
undangan dan persyaratan lain tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
 Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku bagi pelaksanaan identifikasi perundang-undangan dan
persyaratan yang relevan untuk dijadikan sebagai acuan dalam penerapan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).
 Uraian Umum
– Perundang-undangan dan persyaratan lain yang dimaksud di sini
mencakup :
 Peraturan Pemerintah.
 Persyaratan Pelanggan.
 Persyaratan Lainnya.

– Hasil identifikasi perundang-undangan dan persyaratan lain dijadikan


sebagai acuan dalam menyusun tujuan dan program keselamatan dan
kesehatan kerja.
– Identifikasi perundang-undangan dan persyaratan lain dievaluasi

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 11


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
dan di up- date sekurang-kurangnya satu tahun sekali, kecuali yang
ditentukan oleh pelanggan.
– Setiap perubahan perundang-undangan dan persyaratan lain
dikendalikan sesuai dengan revisi yang terbaru.
– Sumber-sumber untuk identifikasi perundang-undangan dan
persyaratan lain antara lain :
 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
 Departemen Kesehatan.
 Persyaratan lain yang relevan.

 Prosedur
– Penanggung Jawab K3
 Memilih dan menetapkan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang relevan untuk dijadikan acuan dalam
pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja (SMK3). Bila diperlukan dapat berkoordinasi dengan
Unit Pelaksana terkait.
 Mendistribusikan hasil penetapan perundang-undangan dan
persyaratan lain beserta lampirannya ke bagian terkait
berdasarkan ketentuan pada prosedur pengendalian dokumen.
 Menjelaskan keterkaitan dan hubungan perundang-undangan
dan persyaratan lain yang telah diidentifikasi dengan bahaya
dengan menggunakan formulir Identifikasi Perundang-
Undangan dan persyaratan lainnya.
 Mengendalikan perundang-undangan dan persyaratan lain
yang berlaku. Melakukan evaluasi terhadap hasil identifikasi
perundang-undangan dan persyaratan lain yang telah
ditetapkan minimal setiap 1 (satu) tahun sekali atau setiap
waktu bila diperlukan.
 Memperbaharui perundang-undangan dan persyaratan lain,
jika terdapat perubahan, perkembangan/penambahan
berdasarkan hasil up-date.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 12


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
Formulir Identifikasi Perundang-undangan dan persyaratan lainnya

No. Dokumen Peraturan Perundang-undangan


001 Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
002 Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
003 Keputusan Menteri Kesehatan No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri
004 Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Tenaga Kerja
(SKB) No. 168/KPTS/1971 dan No. 207/Kab/B.Ch/1971 tentang Higiene
Perusahaan dan Kesehatan Kerja
005 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002
tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum
006 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. KEP. 68/
MEN/2004 tentang Pencegahan dan Penganggulangan HIV/AIDS di Tempat
Kerja
007 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan dan Pengawasan Ketenaga-
kerjaan, Departemen Tenaga Kerja dan Koperasi No. Kep. 20/DJPPK/
VI/2005, tentang Petunjuk Teknis Untuk Pelaksanaan Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
008 Undang-undang Nomor 32 tahun 2009, tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
009 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86/2002, tentang
Pedoman, Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup & Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup
010 Sistem Manajemen Lingkungan Standar ISO 14001:2004
011 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang
Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
012 Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum No. Kept. 174/MEN/1989, dan No. 104/KPTS/ 1986 tentang K3
Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
013 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per. 01/MEN/1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan
014 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per. 02/Men/ 1980
tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja
015 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/Men/1998 tentang Tata Cara
Pelaporan Dan Pemeriksaan Kecelakaan
016 Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang Syarat
Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja
017 Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-186/Men/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran Dl Tempat Kerja
018 Kep.Menaker No. Kep. 51/Men/1999 tentang Nllal Ambang Batas Faktor
Flslka Dl Tempat Kerja

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 13


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
(3). Sasaran K3 dan Program K3
A. Sasaran K3
a) Zero Accident
i. Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa/cacat
tetap (0%)
ii. Kehilangan Jam Kerja akibat Kecelakaan kerja maksimal 1 %
iii. Kehilangan jam kerja akibat sakit maksimal 5 %
b) Pemenuhan Undang-undang dan Peraturan SMK3
c) Pemahaman dan Kesadaran K3 Seluruh Karyawan
i. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) 95% ii).
Laporan kerja K3 minimal 1 kali dalam 3 bulan
B. Program K3
– Mengidentifikasi dan membuat analisa Bahaya dan Resiko setiap
pekerjaan.
– Mengawasi setiap pekerjaan beresiko tinggi dengan dikeluarkannya
Surat Ijin Kerja
– Melakukan Safety Patroli dan Inspeksi terhadap Lokasi Kerja,
Metode dan Peralatan Kerja.
– Membuat metode pengamanan dan pengawasan terhadap alat selama
bekerja,
– Penyediaan alat dan pendukung keselamatan kerja (rambu-
rambu, APD, Pemadam kebakaran, P3K).
– Membatasi kerja lembur
– Pemeriksaan kesehatan setiap pekerja beresiko tinggi ( secara periodik )
– Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai kebutuhan
– Meningkatkan kedisiplinan terhadap pemakaian APD melalui inspeksi
– Mensosialisasikan Perundang-undangan dan Peraturan K3
– Memberikan training/pelatihan internal yang berhubungan dengan
kesadaran K3.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 14


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
IV. PENERAPAN DAN OPERASI
(1). Sumber Daya, Struktur Organisasi dan Pertanggung Jawaban
Pelaksanaan K3 sangat tergantung dari rasa tanggung jawab manajemen dan petugas
terhadap tugas dan kewajiban masing-masing serta kerjasama dalam pelaksanaan
K3. Tanggung jawab ini harus ditanamkan melalui adanya aturan yang jelas. Pola
pembagian tanggung jawab, penyuluhan kepada petugas, bimbingan dan latihan
serta penegakan disiplin.

Ketua Unit Pelaksana K3 secara spesifik harus mempersiapkan data informasi


pelaksanaan K3 disemua tempat kerja, merumuskan permasalahan serta
menganalisis penyebab timbulnya masalah bersama petugas-petugas, sehingga dapat
dilaksanakan dengan baik. Selanjutnya memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan
program, untuk menilai sejauh mana program yang dilaksanakan telah berhsil.
Kalau masih terdapat kekurangan, maka perlu diidentifikasi penyimpangannya serta
dicari pemecahannya.

i.) Tugas Dan Fungsi Organisasi/Unit Pelaksana K3


a) Tugas pokok :
- Memberi rekomendasi dan pertimbangan kepada Penanggung Jawab
K3 mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan K3.
- Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan
dan prosedur K3.
b) Fungsi :
- Mengumpulkan dan mengolah seluruh data dan informasi serta
permasalahan yang berhubungan dengan K3.
- Membantu Penanggung Jawab K3 mengadakan dan meningkatkan
upaya promosi K3, pelatihan dan penelitian K3.
- Pengawasan terhadap pelaksanaan program K3.
- Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan korektif.
- Memberi nasehat tentang manajemen K3 di tempat kerja, kontrol
bahaya, mengeluarkan peraturan dan inisiatif pencegahan.
- Investigasi dan melaporkan kecelakaan, dan merekomendasikan
sesuai kegiatannya.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 15


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
- Berpartisipasi dalam perencanaan pembelian peralatan baru,
pembangunan gedung dan prosesnya.
ii.) Organisasi K3
PT. Aria Jasa Konsultan akan menyediakan Petugas K3, sesuai dengan struktur
organisasi K3 sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut ini :

Orgainisasi K3
Menyediakan Petuga K3 sesuai dengan struktur organisasi yang di usulkan :

Penanggung Jawab K3
Team Leader/Ahli Teknik
Bendungan Besar
(Dr. Ir. Muchlish Amat, M.Sc)

Emergency / Keadaan Darurat P3K Kebakaran


Ahli Bangunan Air Ahli Instrumentasi Ahli Geologi/Geoteknik
(Ir. Dandy A. Yani) Bendungan (Pram Sugiarta, ST)
(Ir. Dainuri)

Struktur Organisasi K3 PT. Aria Jasa Konsultan

iii.) Mekanime Kerja


- Ketua organisasi atau Penanggung Jawab K3 memimpin dan
mengkoordinasikan kegiatan organisasi atau unit pelaksana K3.
- Ketua Unit Pelaksana K3 memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas
untuk unit- unit petugas dan melaksanakan keputusan organisasi atau unit
pelaksana K3.
- Ketua Unit Pelaksana K3 mengikuti rapat organisasi dan melakukan
pembahasan atas persoalan yang diajukan dalam rapat, serta
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan organisasi.
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, organisasi atau unit
pelaksana K3 mengumpulkan data dan informasi mengenai pelaksanaan K3.
Sumber data antara lain dari bagian personalia meliputi angka sakit, tidak
hadir tanpa keterangan, angka kecelakaan, catatan lama sakit dan perawatan

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 16


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
rumah sakit, khususnya yang berkaitan dengan akibat kecelakaan kerja. Dan
sumber yang lain bisa dari tempat pengobatan antara lain jumlah kunjungan,
P3K dan tindakan medik kerena kecelakaan, rujukan ke rumah sakit bila
perlu pengobatan lanjutan dan lama perawatan serta lama berobat. Dari
bagian teknik bisa didapat data kerusakan akibat kecelakaan dan biaya
perbaikan.
(2). Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian
 Setiap orang yang melakukan pekerjaan yang dapat berpengaruh pada K3
harus kompeten berbasis pada pendidikan, pelatihan atau pengalaman yang
sesuai, dan menyimpan bukti rekamannya.
 Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang terkait dengan risiko K3 dan
SMK3.
 Organisasi menetapkan, menjalankan dan memelihara prosedur agar
pekerja sadar akan : konsekuensi K3, peran dan tanggung jawab, potensi
konsekuensi bila melanggar.
 Prosedur pelatihan harus mempertimbangkan perbedaan tingkatan :
- tanggung jawab,
- kecakapan,
- kemampuan bahasa dan baca tulis
- risiko

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 17


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
Langkah Pengembangan Pelatihan K3
Bentuk formulir untuk kompetensi karyawan dapat dilihat pada lampiran.
(3). Komunikasi, Partsipasi dan Konsultasi
 Komunikasi
Menetapkan, menjalankan dan memelihara prosedur mengenai :
- Komunikasi internal antara berbagai tingkatan dan fungsi dalam
organisasi, Komunikasi dengan kontraktor dan pengunjung,
- Penerimaan, dokumentasi dan tanggapan terhadap komunikasi terkait
dari pihak eksternal yang terkait.
 Partisipasi dan Konsultasi
- Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur yang mencakup :
a) Keteribatan pekrja dalam :
 Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko
 Penyelidikan insiden
 Pengembangan dan tinjauan ulang kebijakan dan tujuan K3
 Konsultasi tentang perubahan yang berpengaruh terhadap K3

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 18


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
 Perwakilan masalah K3
b) Konsultasi dengan pihak berwenang mengenai perubahan K3
yang berpengaruh bagi perusahaan
- Memastikan pihak yang berkepentingan dikonsultasikan mengenai
masalah K3 yang terkait.
(4). Dokumentasi
Dokumentasi SMK3 mencakup :
 Kebijakan K3 dan Tujuan K3
 Ruang lingkup SMK3
 Elemen SMK3, interaksinya serta referensi terhadap dokumen terkait
 Dokumen, termasuk :
- rekaman yang menjadi persyaratan standar
- rekaman bukti perencanaan, operasi dan pengendalian proses yang
berhubungan dengan risiko K3
Bentuk formulir daftar dokumen dapat dilihat pada lampiran.

Hirarki Sistem Dokumentasi K3


(5). Pengendalian Dokumen

Dokumen yang menjadi persyaratan untuk K3 harus terkendali. Menetapkan,


menerapkan dan memelihara prosedur mengenai :

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 19


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
 Pengesahan dokumen sebelum diterbitkan,
 Tinjauan ulang, up-dating dan pengesahan ulang,
 Identifikasi perubahan dokumen dan revisi terbaru,
 Versi yang relevan tersedia ditempatnya,
 Kejelasan dan kemudahan identifikasi dokumen,
 Dokumen eksternal untuk perencanaan dan operasi terkait SMK3 dapat
diidentifikasi dan distribusinya terkendali,
 Pencegahan penggunaan dokumen usang yang tidak terpakai dan identifikasi
dokumen usang yang disimpan untuk tujuan tertentu.

Bentuk formulir pengendalian dokumen dapat dilihat pada lampiran.


(6). Pengendalian Operasional

Unit Pelaksana K3 menetapkan jenis operasional dan aktivitas yang berhubungan


dengan potensi bahaya yang telah diidentifikasi, yang tindakan pengendaliannya
dilakukan untuk mengelola risiko K3 yang ada, termasuk didalamnya manajemen
perubahan.

Unit Pelaksana K3 harus menerapkan dan memelihara :

 Pengendalian operasional dan mengintegrasikannya ke dalam SMK3,


 Kendali terhadap pembelian barang, peralatan dan jasa,
 Kendali terhadap kontraktor dan pengunjung ke tempat kerja,
 Prosedur terdokumentasi, yang mencakup situasi bila ketiadaan
prosedur ini menyebabkan penyimpangan terhadap kebijakan dan tujuan K3,
 Kriteria operasi yang ditetapkan, dimana ketiadaan kriteria ini
menyebabkan penyimpangan terhadap kebijakan dan tujuan K3, meliputi :
- Cara kerja aman (Safe working Practices),
- Prosedur operasi aman,
- Pengadaan dan pembelian,
- Keselamatan kontraktor (terkait : pekerjaan kasar, bersinggungan
langsung dgn pekerjaan, kadang kurang peduli terhadap keselamatan).
(7). Kesiagaan dan Tanggap Darurat

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 20


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
 Tujuan
Prosedur ini memberikan pedoman dalam menghadapi keadaan darurat,
menyelamatkan tenaga kerja, asset perusahaan dan lingkungan kerja.
 Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku bagi pelaksanaan kesiagaan dan ketanggapan
darurat penanganan kebakaran, penanganan kecelakaan kerja atau darurat medis
(PPPK).
 Uraian Umum
- Keadaan darurat adalah suatu kondisi dimana terjadi kebakaran,
kecelakaan kerja, darurat medis dan kejadian lain yang memerlukan
penanganan segera dan terpadu.
- Kebakaran adalah kobaran api yang membesar yang tidak terkendali
yang dapat menimbulkan kerugian pada manusia, barang dan
lingkungan.
- Darurat medis adalah situasi yang mengancam jiwa seseorang dan perlu
penanganan yang serius. Pada umumnya keadaan ini disebabkan karena
keletihan, pingsan, sakit, keracunan dan lain-lain.
- Emergency plan harus disiapkan untuk kondisi darurat yang mungkin
terjadi dan mencakup :
 Identifikasi potensial kecelakaan dan kejadian darurat.
 Identifikasi personel yang melakukan penanggulangan
selama kejadian darurat.
 Kewajiban semua personel selama kejadian darurat.
 Tanggung jawab, wewenang dan tugas-tugas personel dengan
tanggung jawab khusus selama kejadian darurat (seperti
pemadaman kebakaran, P3K dan sebagainya).
 Proses evakuasi.
 Identifikasi dan lokasi material berbahaya dan tindakan
darurat yang dipersyaratkan.
 Hubungan dengan jasa pihak eksternal terkait dengan kejadian
darurat. Komunikasi dengan badan pemerintah.
 Komunikasi dengan publik.
 Pengamanan catatan dan perlatan penting.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 21


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
 Informasi yang dibutuhkan selama kejadian darurat seperti
denah lokasi perusahaan/proyek, data material berbahaya,
instruksi kerja dan nomor telepon penting.
- Peralatan darurat untuk penanggulangan jika terjadi kondisi darurat
yang harus ada dilokasi kerja (bila dapat diterapkan) harus disesuaikan
dengan aktivitas potensi kondisi darurat, diuji kelayakannya dalam
waktu yang terancana diantaranya :
 Sistem alarm
 Lampu dan tenaga listrik darurat
 Peralatan pemadam kebakaran
 Fasilitas komunikasi
 Tempat perlindungan
 Hydrant
 Stasiun pencuci mata
 Alat perlolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
- Setiap lokasi kegiatan kerja perusahaan harus menentukan tempat yang
aman (assembly point) yang berfungsi sebagai tempat berkumpul
selama kegiatan evakuasi.
(8). Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

 Umum
Suatu kecelakaan kerja dapat saja terjadi menimpa tenaga kerja atau orang
sekitarnya pada saat melaksanakan pekerjaan dan tindakan pertama adalah
memberikan pertolongan sesegera mungkin sebelum penderita mendapat
perawatan medis lebih lanjut dari ahlinya (rumah sakit, poliklinik).

Dari sisi peraturan keselamatan kerja, hal tersebut merupakan hak setiap
tenaga kerja untuk mendapatkan pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan
kerja dan oleh sebab itu maka pihak perusahaan menyediakan obat-obatan
untuk pertolongan pertama tersebut dalam kotak P3K pada setiap alat.

Disamping itu perlu ada suatu pelatihan khusus dalam menangani kecelakaan
kerja tersebut, sehingga pada saat terjadi kecelakaan telah dapat dilakukan
pertolongan pertama dengan benar dan baik.

 Maksud dan tujuan

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 22


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) diselenggarakan untuk
memberikan pertolongan permulaan yang diperlukan sebelum penderita
dibawa ke Rumah Sakit/Poliklinik terdekat. Pertolongan pertama ini memegang
peranan yang penting, karena tanpa pertolongan pertama yang baik, korban
mungkin tidak akan tertolong lagi kalau harus menunggu pengangkutan ke
rumah sakit. Maksud dan tujuan meliputi :
- Mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya kematian, jika bahaya
tersebut sudah ada, seperti pada korban yang shock, terjadi
pendarahan yang luar biasa atau pada korban yang pingsan,
- Mencegah bahaya cacat, baik cacat rohani ataupun cacat jasmani,
- Mencegah infeksi, artinya berusaha supaya infeksi tidak bertambah
parah yang disebabkan perbuatan-perbuatan atau pertolongan yang
salah,
- Meringankan rasa sakit.
 Pedoman umum untuk penolong

- Menilai situasi

 Memperhatikan apa yang terjadi secara cepat dan tenang :


o Apakah korban pingsan, henti jantung atau henti nafas,
o Apakah korban mengalami pendarahan atau luka,
o Apakah korban mengalami patah tulang,
o Apakah korban mengalami rasa sangat sakit yang
berlebihan,
o Apakah korban mengalami luka bakar.
 Memperhatikan apakah ada bahaya tambahan yang mengancam
korban atau penolong.
 Harus selalu ingat jangan terlalu berani mengambil resiko,
perhatikan keselamatan diri penolong.
- Mengamankan tempat kejadian dengan :
 Melindungi korban dari bahaya,
 Jika perlu meminta orang lain untuk membantu atau
laporkan kepada bagian terkait (Rescue Team Perusahaan).
- Memberi pertolongan

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 23


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
 Rencanakan dan lakukan pertolongan berdasarkan tujuan
P3K sebagai berikut :
o Menciptakan lingkungan yang aman,
o Mencegah kondisi korban bertambah buruk,
o Mempercepat kesembuhan,
o Melindungi korban yang tidak sadar,
o Menenangkan korban/penderita yang terluka,
o Mempertahankan daya tahan tubuh korban
menunggu pertolongan yang lebih tepat dapat diberikan
o Jika pertolongan pertama telah dilakukan, maka segera
angkut korban tapi jangan terburu-buru atau serahkan
pertolongan selanjutnya kepada yang lebih ahli atau
bagian yang bertugas menangani kecelakaan atau kirim
ke Dokter atau rumah sakit terdekat.
 Jenis kecelakaan
- Kecelakaan yang dapat membawa maut
 Coma (collapse)
o Gejala-gejalanya :
 Keluar keringat dingin,
 Pucat,
 Denyut nadi lemah,
 Telinga berdengking,
 Mual,
 Mata berkunang - kunang,
 Badan lemas.
o Cara pertolongannya :
 Tidurkan penderita terlentang dengan kepala
agak direndahkan,
 Longgarkan pakaiannya,
 Usahakan agar penderita dapat bernafas dengan
udara segar,

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 24


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
 Kalau ada beri selimut agar badannya menjadi
hangat,
 Selanjutnya kirimkan ke Dokter atau rumah sakit
terdekat.
o Shock (gugat)
Hal ini disebabkan oleh suatu keadaan yang timbul
karena jumlah darah yang beredar dalam pembuluh
darah sangat berkurang yang dapat disebabkan oleh :
Pendarahan keluar atau ke dalam dan Luka bakar yang
luas yang menyebabkan banyak cairan/serum darah
yang keluar.
 Tanda-tandanya :
 Nadi berdenyut cepat, lebih 100
kali/menit kemudian melemah, lambat
dan menghilang,
 Pernafasan dangkal dan tidak teratur,
 Bila keadaan tambah lanjut penderita jadi
pingsan,
 Penderita pucat dan dingin
 Penderita merasa mual, lemas, mata
berkunang,
 Pandangan hampa dan tidak bercahaya.
 Pertolongan :
 Baringkan penderita ditempat yang
udaranya segar dan kepala lebih rendah
dari kaki,
 Bersihkan mulut dan hidungnya dari
sumbatan,
 Hentikan pendarahan bila ada,
 Longgarkan pakaian penderita,
 Kalau ada berikan selimut agar penderita
menjadi hangat,
 Selanjutnya kirimkan ke Dokter atau
rumah sakit terdekat,

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 25


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
 Jangan memberi minum,
o Pingsan
Fungsi otak terganggu sehingga penderita tidak sadar.
 Gejala :
 Penderita tidak sadar, tidak ada reaksi
terhadap rangsangan,
 Penderita berbaring dan tidak bergerak,
 Pernafasan dan denyut nadi dapat diraba.
 Pertolongan :
 Baringkan penderita di tempat teduh dan
segar,
 Apabila mukanya merah, kepalanya
ditinggikan, dan apabila pucat baringkan
tanpa alas kepala,
 Pakaiannya dilonggarkan,
 Penderita jangan ditinggalkan seorang
diri dan perlu dijaga,
 Tenangkan bila gelisah,
 Kalau ada, berikan selimut agar badannya
menjadi hangat,
 Selanjutnya kirimkan ke Dokter atau
rumah sakit terdekat.
o Pendarahan
 Dilihat dari sudut keluarnya darah, pendarahan
ada 2 macam yaitu :
 Pendarahan ke luar,
 Pendarahan ke dalam.
 Dilihat dari sudut macamnya pembuluh darah
yang putus, pendarahan ada 3 macam yaitu :
 Pendarahan pembuluh nadi (arterial),
 Pendarahan pembuluh balik (vena),
 Pendarahan pembuluh rambut (capiler).

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 26


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
 3) Untuk memberikan pertolongan
terhadap penderita yang mengalami
pendarahan dapat dilakukan dengan
bermacam- macam cara diantaranya :
 Cara pertama :
 Penderita didudukan atau ditidurkan
tergantung dari hebatnya pendarahan,
 Bagian tubuh yang mengalami luka ditinggikan,
 Hentikan pendarahan dengan menekan anggota
bagian diatas luka,
 Bersihkan luka dari kotoran yang ada,
 Letakkan diatas luka, sepotong kain kasa steril
berlipat dan tekan sampai darah berhenti keluar,
kemudian pasang pembalut tekan (plester).
 Untuk pendarahan yang hebat ditangan
atau kaki dapat digunakan cara torniquet
(torniket, penarat darah).
 Torniket adalah balutan yang menjepit sehingga
aliran daerah di bawahnya terhenti sama sekali.
Perhatikan bila menggunakan penarat darah :
 Tiap 10 menit harus dikendorkan dengan
memutar kayunya,
 Memasang penarat darah antara luka dan
jantung,
 Penderita yang dikorniket harus segera dibawa
ke rumah sakit untuk pertolongan lebih lanjut
dan harus mendapat prioritas pertama,
 Harus dicatat jam berapa penarat darah dipasang
dan dibuka,
 Cara torniket ini hanya dianjurkan bagi mereka
yang sudah menguasai
o Luka-Luka

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 27


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
Luka adalah adanya jaringan kulit yang terputus atau rusak
oleh suatu sebab. Menurut sebabnya dapat dikenal
bermacam-macam luka yaitu sebagai berikut :
 Luka memar
 kena pukul,
 Luka gores,
 Luka tusuk,
 Luka potong,
 Luka bacok,
 Luka robek,
 Luka tembak,
 Luka bakar.
o Memberikan pertolongan kepada penderita yang mengalami luka pada
dasarnya adalah :
 Menghentikan pendarahan,
 Mencegah infeksi,
 Mencegah kerusakan lebih lanjut,
 Menggunakan cara yang memudahkan/ mempercepat penyembuhan.
o Cara memberikan pertolongan pertama penderita yang mengalami luka
adalah sebagai berikut :
a) Luka di Kepala :

Cara memposisikan

 Tidurkan penderita terlentang tanpa alas kepala jika disertai pingsan,


 Oleskan obat merah dengan lidi kapas,
 Tutup dengan kasa steril dan perban,
 Segera bawa penderita ke Dokter atau rumah sakit terdekat.
b) Luka di dada terbuka tembus paru-paru

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 28


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
Cara memposisikan

 Tidurkan penderita setengah duduk,


 Rawat lukanya seperti merawat luka biasa,
 Berilah plester atau pembalut penekan supaya udara tidak masuk,
 Segera bawa penderita ke Dokter atau rumah sakit terdekat.
c) Luka di perut melintang

Cara memposisikan penderita luka di perut

 Tidurkan pederita ¼ duduk,


 Tutup lukanya dengan kasa steril,
 Balutlah lukanya dengan kain segitiga,
 Jangan memberi makanan/minuman kepada penderita,
 Segera bawa penderita ke Dokter atau rumah sakit terdekat.
d) Luka perut membujur

Cara memposisikan penderita luka di perut


 Tidurkan penderita terlentang,
 Selanjutnya lakukan seperti member pertolongan pada luka perut
melintang.
e) Luka bakar
Dilihat dari berat tidaknya, luka bakar dapat dibagi dalam beberapa tingkat :
(1) Luka bakar tingkat I (Erythema)

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 29


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
 Warna luka kemerah-merahan,
 Yang terbakar hanya lapisan atas dari kulit ari,
 Penderita merasakan sakit, dan luka bengkak.
Cara memberikan pertolongan :
 Hapuskan kekuatan dari bahan yang membakar,
 Berikan obat livertran zalf atau bio-placentan/obat luka bakar,
 Tutup luka bakar dengan menggunakan kasa steril,
 Balut dengan cara longgar-longgar,
 Berikan banyak minum kepada penderita,
 Jaga agar penderita jangan sampai kedinginan.
(2) Luka bakar tingkat II (Bullosa)
Luka bakar tingkat II mempunyai tanda-tanda sebagai berikut :
 Kulit melepuh,
 Pembakaran sampai kulit ari,
 Terdapat gelembung-gelembung berisi cairan.
Cara memberikan pertolongan :
 Tutup luka dengan menggunakan kasa steril,
 Berikan banyak minum kepada penderita,
 Jaga agar penderita tidak sampai kedinginan,
 Bawa penderita ke rumah sakit.
(3) Luka Bakar Tingkat III (Escarotica) :
Luka bakar tingkat III mempunyai tanda-tanda sebagai berikut :
 Pembakaran sampai pada kulit jangat,
 Warna luka hitam keputih-putihan.
Cara memberikan pertolongan adalah seperti memberikan pertolongan
pertama pada penderita luka bakar tingkat II.
(4) Luka bakar tingkat IV (Carnisasio)
Luka bakar tingkat IV mempunyai tanda-tanda sebagai berikut :
 Pembakaran sampai pada jaringan ikat atau lebih,
 Kulit ari dan kulit jangat telah terbakar.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 30


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
Cara memberikan pertolongan kepada penderita luka bakar tingkat IV sama
seperti memberikan pertolongan pada penderita luka bakar tingkat II atau
tingkat III.
- Patah tulang
Pertolongan pertama pada penderita yang mengalami patah tulang adalah
merupakan salah satu pertolongan yang sangat penting, karena dengan
memberikan pertolongan pertama berarti berusaha untuk mencegah
penderita dari kehilangan salah satu anggota badan.
Dilihat dari jenisnya patah tulang terdiri dari :
(1) Patah tulang terbuka
Artinya : tulang yang patah menonjol keluar yang langsung
berhubungan dengan udara (ada luka diluar).
(2) Patah tulang tertutup
Dalam hal ini artinya : tulang yang patah, ujungnya masih tertutup
(tidak berhubungan dengan udara luar).
(3) Gejala–gejala patah tulang :
a) Penderita tidak dapat menggerakan bagian badan yang patah,
b) Tempat tulang yang patah amat sakit dan akan terasa lebih sakit
bila tempat yang patah tersentuh atau bila digerakkan,
c) Bentuk bagian badan itu berlainan dari biasanya,
d) Disekitar tempat yang patah bengkak dan warnanya kebiru–biruan,
e) Pada patah tulang terbuka, kulit dan daging robek, dan ujung tulang
yang patah menjorok keluar.
(4) Cara memberikan pertolongan pada penderita yang mengalami patah
tulang :
Pakaian yang menutupi patah tulang tertutup tidak perlu dibuka,
sedangkan patah tulang terbuka, pakaian harus dibuka (dirobekkan)
agar dapat dibalut,
a) Luka ditutup dengan kasa steril,
b) Pada patah tulang terbuka hentikan pendarahan dengan pembalut,
c) Kerjakan pembalutan yang memenuhi syarat,
d) Anggota badan yang patah ditinggikan,
e) Segera bawa ke rumah sakit.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 31


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
(5) Cara–cara pembidaian :
a) Bidai harus kedua sendi dari tulang yang patah,
b) Tidak boleh terlalu keras atau terlalu kendor ikatannya,
c) Bidai dialasi agar jangan menambah perasaan sakit,
d) Ikatan harus cukup jumlahnya dimulai dari atas dan dari
bawah bagian yang patah,
e) Sediakan dulu perlengkapan secukupnya sebelum
melakukan pembidaian.
 Patah TulangPaha
Dibutuhkan 2 buah bidai :
- Satu bidai yang meliputi dari tumit
sampai bagian atas paha,
- Satu bidai yang lainnya sampai
pinggang,
- Ikat kedua bidai dengan menggu-
nakan mitella.
Cara pertolongan penderita patah
tulang paha
 Patah tulang betis

- Dibutuhkan 2 buah bidai Satu bidai


yang meliputi dari tumit sampai bagian
atas paha,
- Ikat kedua bidai dengan menggu-
nakan mitella.
Cara pertolongan penderita patah
tulang betis

 Patah tulang lengan atas


- Dibutuhkan 2 buah bidai Satu bidai
yang meliputi dari tumit sampai bagian
atas paha,
- Ikat kedua bidai dengan menggu-
nakan mitella.

Cara pertolongan penderita patah tulang


lengan atas
 Patah tulang lengan atas

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 32


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
Sediakan bidai yang meliputi sendi siku sampai jari–
jari

– Ikatkan bidai itu pada bagian atas dan bawah luka,


– Gendong lengan dengan siku pembalut (mittela).

Cara pertolongan penderita patah tulang


lengan bawah

 Patah tulang selangkangan


– Beri ransel perban dengan bagian yang
diberi alas,
– Atau ikat kedua lengannya
dipunggung,
– Atau diberi pembalut penunjang tinggi
(mittela tinggi).
Cara pertolongan penderita patah tulang
Selangka
 Patah tulang rusuk

– Beri pembalut plester menurut


panjangnya rusuk,
– Plester harus meliputi tulang dada
sampai tulang punggung.
Cara pertolongan penderita patah
tulang rusuk

 Patah tulang rusuk


a) Bila ada luka

- Tidurkan penderita terlungkup,


- Rawatlah luka terlebih dahulu,
- Di bawah dada serta di bawah kaki
diberi alas,
- Bawa penderita ke rumah sakit

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 33


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
Bila ada Luka

b) Bila tidak ada luka

- Tidurkan penderita terlentang,


- Di bawah pinggang diberi alas atau
bantal tipis.
Bila tidak ada Luka

Cara pertolongan penderita patah


tulang belakang

 Pemakaian obat-obat PPPK


(1) Mercurochroom
Penggunaan : Untuk anti septik (anti infeksi) pada luka-luka dalam.
Cara penggunaan :Untuk mengobati luka-luka yang tidak dalam, lecet-
lecet. Luka/lecet yang kotor dibersihkan dahulu, lalu
diolesi mercurochroom, jika luka-lukanya tidak berair
biarkan dalam keadaan terbuka saja, tidak usah dibalut
(2) Sulfanilamid powder steril
Penggunaan : Sebagai anti septik (anti infeksi) untuk luka-luka
dalam.
Cara penggunaan : Taburkan sulfanilamid powder steril pada luka-luka
terutama luka dalam, lalu ditutup dengan kain steril 16 x
16 dan dibalut atau diplester.
(3) Larutan Rivanol
Penggunaan : Sebagai anti septik(anti infeksi)
Cara penggunaan : Mengobati luka-luka yang kotor dengan jalan
mengompres. Gunakan kasa steril 16 x 16, basahi
dengan larutan rivanol dan kompreskan diatas luka, lalu
dibalut.
(4) Levetraan Zalf
Penggunaan : Untuk mengobati luka bakar
Cara penggunaan : Oleakan levetraan zalf diatas luka baka, tutup dengan
kain steril 16x16, kemudian luka di balut atau diplester.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 34


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
V. PEMERIKSAAN
(1) Pengukuran dan Pemantauan Kerja
Organisasi Unit Pelaksana K3 akan menetapkan, menjalankan dan memelihara
prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja K3 secara teratur. Prosedur tersebut
mencakup :
 Pengukuran secara kualitatif dan kuantitatif,
 Pemantauan tingkat pencapaian tujuan K3 organisasi unit pelaksana,
 Pemantauan efektivitas tindakan pengendalian,
 Pengukuran kinerja yang proaktif,
 Pengukuran kinerja yang reaktif,
 Pencatatan data dan hasil pemantauan & pengukuran.
Bentuk formulir prosedur pengukuran dan pemantauan kinerja dapat dilihat di
lampiran.
(2) Evaluasi Kepatuhan
Organisasi Unit Pelaksana K3 akan menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur
evaluasi pemenuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku secara teratur dan
menyimpan rekaman evaluasinya.
Organisasi Unit Pelaksana K3 juga akan mengevaluasi pemenuhan terhadap
persyaratan lain yang diikutinya dan menyimpan rekaman evaluasinya.
(3) Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
 Penyelidikan Insiden
Menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur mengenai pencatatan,
penyelidikan dan analisa insiden. Tujuannya adalah :
- Menentukan penyebab terjadinya insiden
- Mengidentifikasi upaya tindakan pencegahan
- Mengidentifikasi upaya tindakan perbaikan
- Mengidentifikasi upaya peningkatan berkelanjutan
- Mengkomunikasikan hasil penyelidikan
Hasil penyelidikan insiden didokumentasikan dan dipelihara
 Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan pencegahan

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 35


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
Menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur mengenai penanganan
ketidaksesuaian dan upaya tindakan perbaikan dan pencegahan. Prosedur
mencakup persyaratan :
- Identifikasi dan perbaikan ketidaksesuaian dan tindakan untuk
mengurangi konsekuensinya terhadap K3
- Penyelidikan ketidaksesuaian, menentukan penyebab dan tindakan
perbaikan untuk mencegah terulang kembali
- Evaluasi kebutuhan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian
dan menerapkan tindakan untuk menghindari terjadinya ketidaksesuaian
tersebut.
- Pencatatan dan komunikasi hasil upaya perbaikan dan pencegahan
- Tinjauan ulang terhadap efektivitas tindakan perbaikan dan pencegahan
yang dilakukan
Apabila melalui tindakan perbaikan dan pencegahan teridentifikasi potensi
bahaya yang baru/berubah atau memerlukan perubahan bentuk pengendalian
maka prosedur harus mempersyaratkan pelaksanaan penilaian risiko sebelum
usulan pengendalian diimplementasikan.
Setiap perubahan yang terjadi akibat tindakan perbaikan dan pencegahan
harus didokumentasikan.
(4) Pengendalian Rekaman
Menetapkan dan memelihara rekaman untuk menunjukkan pemenuhan terhadap
persyaratan SMK3.
Menetapkan, menjalankan dan memelihara prosedur mengenai identifikasi, penyimpanan,
perlindungan, masa berlaku, dan pembuangan rekaman.
Rekaman K3 harus :
- Dapat dibaca
- Dapat diidentifikasi
- Dapat ditelusur
(5) Audit Internal
Organisasi harus memastikan bahwa audit internal SMK3 dilakukan pada interval waktu
tertentu.
Tujuannya adalah :
 Menentukan apakah SMK3 :

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 36


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
- Sesuai dengan perencanaan manajemen K3, termasuk persyaratan standar
lainnya,
- Telah diterapkan dan dipelihara,
- Efektif dalam mencapai kebijakan dan tujuan organisasi.
 Memberikan informasi mengenai hasil audit kepada manajemen perusahaan.
Program audit harus direncanakan, ditetapkan, diterapkan dan dipelihara oleh
organisasi Unit Pelaksana. Program audit disusun berdasarkan hasil penilaian
risiko dan hasil audit sebelumnya.
Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur audit yang mengatur
mengenai :
- Tanggung jawab
- Kompetensi
- Ketentuan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit
- Pelaporan hasil audit
- Pemeliharaan rekaman
- Penetapan kriteria audit, ruang lingkup, frekuensi dan metode
Pemilihan auditor dan pelaksanaan audit harus memastikan proses audit
objektif dan tidak memihak.

VI. TINJAUAN MANAJEMEN


Manajemen puncak akan meninjau sistem manajemen K3 pada interval yang terencana, untuk
menjamin kecocokan sistem, kelayakan dan efektifitas. Peninjauan ini mencakup penilaian
peluang untuk peningkatan dan kebutuhan perubahan sistem manajemen K3, termasuk
kebijakan K3 dan sasaran K3. Catatan tinjauan manajemen akan dipelihara.
Masukkan bagi tinjauan ulang manajemen harus mencakup :
- Hasil audit internal dan evaluasi pemenuhan terhadap regulasi dan persyaratan lain
yang diikuti organisasi Unit Pelaksana
- Hasil kegiatan partisipasi dan konsultasi
- Komunikasi yang terkait dengan pihak eksternal, termasuk keluhan
- Kinerja K3
- Perkembangan pencapaian tujuan K3
- Status penyelidikan kecelakaan, tindakan perbaikan dan pencegahan
- Perkembangan tindak lanjut dari hasil tinjauan ulang sebelumnya
- Perubahan keadaan, termasuk perkembangan hukum dan persyaratan lain yang terkait
K3

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 37


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe
- Rekomendasi tindakan perbaikan.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) 38


Sertifikasi Desain Bendungan Pelosika Tahap III Kab. Konawe

Anda mungkin juga menyukai