LAPORAN KKN Sumbersalak
LAPORAN KKN Sumbersalak
Kelompok : KKN 69
Desa Wisata dan Wirausaha Sejahtera
Disusun oleh :
1. Radityo Indra Winarno/ Kedokteran Gigi (NIM 151610101028)
2. Anisa Luthfiyani / Kedokteran Gigi (NIM 151610101035)
3. Karin Pinta Aulia/ Kedokteran Gigi (NIM 151610101085)
4. Eva Tsamrotul Asyroful Ummah/ Pertanian (NIM 151510501225)
5. Pingky Eka Pratama / Hukum (NIM 150710101196)
6. Ade Irfan Restiawan / Ekonomi dan Bisnis (NIM 150810101104)
Kelompok : KKN 69
Desa Wisata dan Wirausaha Sejahtera
Disusun oleh :
1. Radityo Indra Winarno/ Kedokteran Gigi (NIM 151610101028)
2. Anisa Luthfiyani / Kedokteran Gigi (NIM 151610101035)
3. Karin Pinta Aulia/ Kedokteran Gigi (NIM 151610101085)
4. Eva Tsamrotul Asyroful Ummah/ Pertanian (NIM 151510501225)
5. Pingky Eka Pratama / Hukum (NIM 150710101196)
6. Ade Irfan Restiawan / Ekonomi dan Bisnis (NIM 150810101104)
i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KKN
LAPORAN KKN
PENDAMPINGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN TAMAN-
TAMAN DESA UNTUK MENDUKUNG EKOWISATA PEDESAAN DI
DESA SUMBER SALAK
Kelompok : KKN 69
Desa Wisata dan Wirausaha Sejahtera
Disusun oleh :
1. Radityo Indra Winarno/ Kedokteran Gigi (NIM 151610101028)
2. Anisa Luthfiyani / Kedokteran Gigi (NIM 151610101035)
3. Karin Pinta Aulia/ Kedokteran Gigi (NIM 151610101085)
4. Eva Tsamrotul Asyroful Ummah/ Pertanian (NIM 151510501225)
5. Pingky Eka Pratama / Hukum (NIM 150710101196)
6. Ade Irfan Restiawan / Ekonomi dan Bisnis (NIM 150810101104)
Mengetahui,
Dosen Pembimbing KKN
Kepala Pusat KKN
Dr. Ali Badrudin, SS. M.A Fajar Wahyu Prianto, S.E, M.E
NIP. 197703092005011001 ii NIP. 198103302005011003
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Nyata dengan judul
“Pengelolaan Lingkungan dan Taman-taman Desa untuk mendukung Ekowisata
Pedesaan di Desa Sumber Salak Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso”.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yaitu Kuliah
Kerja Nyata pada Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Jember
sebagai bukti pertanggungjawaban pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata yang telah
dilaksanakan.
Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Moh. Hasan, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Jember
2. Bapak Drs. Anwar, M.Si., selaku Kepala Pusat Pengelolaan dan
Pengembangan KKN LPM Universitas Jember,
3. Bapak Fajar Wahyu Prianto, S.E, M.E, selaku Dosen Pembimbing
Lapangan yang telah meluangkan tenaga dan pikiran kepada penulis,
4. Bapak Mahfud selaku Kepala Desa Sumber Salak atas segala dukungan
dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis,
5. Bapak Ma, selaku Sekretaris Desa Petung atas segala dukungan dan
bantuan yang telah diberikan kepada penulis,
6. Perangkat Desa Sumber Salak atas segala dukungan dan bantuan yang
telah diberikan kepada penulis,
7. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan program kerja kelompok
KKN Tematik 69 Desa Sumber Salak dengan tema Desa Wisata dan
Wirausaha Sejahtera dan yang belum dapat penulis sebutkan satu persatu,
8. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moril maupun
materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan KKN dengan baik.
Besar harapan penulis agar laporan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca untuk menambah pengetahuan dan dapat bermanfaat bagi seluruh
masyarakat Desa Sumber Salak, Kecamatan Curahdami, Kabupaten Bondowoso.
iii
RINGKASAN
Kuliah Kerja Nyata merupakan salah satu program pengabdian mahasiswa
kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh Universitas Jember. Program ini
dilaksanakan sebagai perwujudan salah satu tri dharma perguruan tinggi yaitu
pemberdayaan masyarakat. Tujuan dari pelaksanaan program ini yaitu diharapkan
mahasiswa memperoleh pengalaman belajar melalui keterlibatan dalam
masyakarat yang secara langsung menemukan, merumuskan, memecahkan dan
menanggulangi permasalahan yang berada di lapangan.
KKN dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan selama
45 hari terhitung mulai tanggal 15 Januari sampai dengan 28 Februari 2019.
Beberapa program yang telah terlaksana meliputi: Pelatihan Pembuatan Pupuk
Bokashi dan POC, Kegiatan Pelatihan Pengembangan BUMDes, Program
Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (MUSREMBANGDES). Penanaman
Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Program Pendampingan Pengelolaan Tata
Ruang Wilayah Pedesaan (PETA DESA), dan Program Kelas Sehat. Hasil yang
telah dicapai adalah teratasinya persoalan yang terdapat di Desa Sumber Salak,
salah satunya yaitu masalah kurang tertatanya lingkungan dan masalah yang
diakibatkan oleh kotoran ternak yang tidak diolah dengan baik yang diatasi
dengan adanya program pelatihan pembuatan pupuk organik pada tanggal 6
Februari 2019 dan program pelatihan pengelolaan lingkungan dan taman-taman
desa pada tanggal 8 Februati 2019.
Pada batas akhir waktu kegiatan, didapatkan bahwa kegiatan KKN telah
berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana dan harapan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Kelompok KKN 69 yang mengabdi di Desa Sumber
Salak, Bondowoso telah menemukan hambatan dan masalah untuk kemudian
dapat diatasi dengan bantuan dan koordinasi dari pihak-pihak terkait dengan
beberapa solusi berupa program-program kerja yang telah berjalan dengan baik
dan dapat diterima oleh masyarakat desa.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
RINGKASAN....................................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi.................................................................................1
1.2 Permasalahan....................................................................................3
1.3 Tujuan dan Sasaran...........................................................................4
1.4 Ruang Lingkup.................................................................................5
v
Masyarakat............................................................................28
3.2.2. Pilar Peningkatan Sumberdaya Manusia, Pendidikan dan
Kesehatan…………………………………………………………15
3.2.3 Pilar Pengelolaan Lingkungan dan Pengembangan Sosial
Budaya...................................................................................17
3.2.4 Pilar Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pelayanan
Publik....................................................................................19
3.3 Skedul Pelaksanaan........................................................................20
3.4 Sumberdaya dan Pembiayaan.........................................................21
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan/Ringkasan..........................................................................38
5.2 Keterbatasan..........................................................................................39
5.3 Saran/Kesinambungan...........................................................................39
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................41
LAMPIRAN.....................................................................................................42
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Kabupaten Bondowoso terletak di Kabupaten Jawa Timur dimana
memiliki 23 kecamatan salaha satunya adalah Kecamatan Curahdami yang memiliki
satu kelurahan dan 11 desa sebagai berikut yakni kelurahan Curahdami,Desa
Sumbersuko, Desa Locare, Desa Petung, Desa Pakuwesi, Desa Curahpoh, Desa
Kupang, Desa Jetis, Desa Penambnagan, Desa Poncogati, Desa Silo Lembu dan Desa
Sumber Salak dimana kegitan kita KKN 69 2019 UNEJ dilaksanakan. Kabupaten
Bondowo lebih doidominani dengan keindahan wisata pegunungannya, dan air
terjunnya. Seperti halnya di Sumber Salak yang memiliki potensi wisata alam yang
tinggi apabila keniatana warga dan alokasi bantuan pemerintah yang merata dapat
meningkatakan perekonomian mayarakat Sumber Salak. Sedangkan untuk wirausaha
dari masyarakat Sumber Salak sedikit sekali bahkan terbilang tidakada hanaya saja
adapun keniatan dan mimipi dari sumber daua perempuan yangmasih mudah
menginkan inovatif untuk berwirausaha, hanya saja terkendala dari dana dan izin
orang tua. Sumber Salak memiliki khas makanan kue ramabutan namun hanya
dikonsumsi unuk bulan perayaan islam sehingga untuk mencari bahan-bahan kue
sedukit sukit di hari-hari biasa,dan sulit untuk diperjualkan apabila tidak ada suata
perayaan ataupun momen-momen penting.
Desa Sumber Salak pada awalnya hanya sebagai Dusun dari Desa Pakuwesi
karena jumlah komunitas penduduk yang masih sedikit. Awal berdirinya Desa Sumber
Salak sebagai desa Difinitif berkisar sejak tanggal 22 Agustus 2007 karena terdapat
beberapa sektor progam baik dari pemerintah pusat hinggah terbentuk menjadi Desa
Definitif kini mulai dirasakan oleh masyrakat Desa Sumber Salak meliputi 7 Dusun
sebagai berikut Dusun (1) Dusun Bujuk Kenangah, (2) Dusun Salak I, (3) Dusun
Salak II, (4) Dusun Salak III, (5) Dusun Taman Rajeh, (6) Dusun Dukdabah, dan (7)
Dusun Gunung Piring. Dimana disetiap dusun terdapat kepala kasun untuk
mengelola,memantau warganya.
.............Menurut warga sekitar para tokoh Desa Sumber Salak pemberian nama Desa
karena masyarakat melihat potensi Desa pada tahun 1996 terbilang cukup cocok untuk
budidaya buah salak dan pemerintah kota memberikan bibit buah salak untuk
dibudidayakan di pekarangan masyarakat. Penyebaran bibit salak merata hinggah ke
perkebunan, pekarangan kosong masyrakat di Sumber Salak, namun masyarakat
menilai keuntungan tidak terasa dan sulit hinggah beberapa kebun terbengkalai tidak
dilanjutkan kembali oleh masyarakat. Kesulitan dihadapi karena cuaca dingin sering
hujan ketika musim penghujan, banyak buah yang busuk dan sulitnya pengasok yang
dinilai kurang menguntungkan besar bagi masyarakat. Masayarakat lebih dominan
menginginkan hasil lebih cepat dan kini hanya terlihat menyebar sedikit sisa-sisa bibit
buah salak dan masyarakat kembali bercocok tanam padi. Masyarakat hinggah kini
menyebutnya Desa sumber Salak meskipun potensi budidaya buah salak tidak lagi
dicenderungi melainkan bercocok tanaman pangan, dan diresmikan langsung oleh
Bapak Bupati Mas’ud.Msi dan Desa Sumber Salak terdapat kepala desa bernama
Bapak Mahfud yang menjabat selama 2 periode hingga saat ini.
Itulah sejarah singkat Desa Sumber Salak yang sampai saat ini nama itu tetap
digunakan dan dilestarikan sesuai dengan adat istiadat yang berlaku di desa ini serta
tetap menjunjung nilai-nilai budaya yang ada di Desa Sumber Salak dan tetap
2
lebih memilih mengikuti kebiasaan lama, dan memilih menunggu, sehingga banyak
umur produktif yang menganggur.
Tingkat keagamaan dan kesopanan masyarakat Sumber Salak sangat tinggi
karena kebanyakan dari mereka lulusan dari pesantren, tetapi tidak banyak pula
pemuda menyalahi norma desa. Tetapi masyarakat tetap mengayomi dan memberikan
arahan untuk lebih baik. Sehingga diharapkan Desa Sumber salak tetap beretika tinggi,
tentram, dan aman dari pergaulan negatif. Tingkat keamanan Sumber Salak sangat
baik, hampir terbilang tidak pernah ada kasus kriminalitas yang serius. Masyarakat
Sumber Salak sangat menjunjung nilai norma dan etika, meskipun masih tetap ada
pemuda yang menyalahi pergaulan negatif tetapi sopan santun, etika, tetap dipakai.
Tingkat saling percaya saling ditangguhkan pada jiwa masing-masing, apabila masih
terjadi yang tidak diinginkan masyarakat akan tetap memegang sendiri dengan cara
sendiri sampai mendapatkan jalan yang terbaik. Desa Sumber Salak tetap dalam
pengawasan oleh Polisi, Babinsa, dan Tentara Curahdami meskipun jauh dari kota.
Komunikasi warga dengan masyarakat luar maupun asing tetap terjalin dengan baik,
masyarakat Sumber Salak sangatlah ramah dan dermawan, mereka akan menjamu
tamu mereka dengan wedangan kopi khas dari perkebunan mereka. Masyarakat dan
aparatur Desa telah mengembangkan keinginan untuk mempersatukan hasil budidaya
kopi masayarakat dan diperluaskan, diperkenalkan ke kota lainnya dengan nama kopi
Nusantara, Pemerintah masih mengembangkan lebih lanjut dan tetap bersosialisasi
dengan petani kopi.
1.2 Permasalahan
Desa Sumber Salak memiliki pemandangan yang sangat indah di
sepanjang jalan hingga ke dusun-dusun tersebut selain itu udara yang sejuk dan
bersih karena minimnya polusi udara. Saat awal masuk desa terdapat semacam
pondok dan spot wisata yang terletak disekitar daerah pepohonan yang memiliki
pemandangan yang cukup bagus dan bisa digunakan sebagai spot foto. Hanya saja
untuk akses jalan menuju desa Sumber Salak cukup sulit yaitu harus melewati jalan
yang sedikit menanjak, berbatu dan tak jarang yang berlubang-lubang. Penerangan
jalan juga minim jadi apabila menuju desa Sumber Salak di malam hari cukup gelap.
Meskipun gelap tidak ada penerang jalan, kondisis di Sumber Salak terbilang sangat
aman, karena prinsip dan pola pemikiran sama untuk kesajahteraan dan keamanan
masyarakat bersama. Sehingga tidak ada kasus ktimanalitas.
Desa Sumber Salak sebenarnya memilki potensi yang cukup besar
dengan memanfaatkana alamnya secara baik dan manajamen yang benar akan
menguntungkan bagi masyarakat baik secara ekonomi dan lingkungan. Namun
kurangnya komunikasi antara pemuda, perangakat, dan masyarakat yang
bersangkutan untuk menjga fasilitas yang ada. Sumber pengairan di Sumber Salak
cukup baik, dapat dimanfaatkan sebagai wisata pemandian umum dengan fasilitas
yang nyaman dan bersih jadi dapat menarik konsumen lainnya tidak hanaya sekedar
penampungan sumber air. Selain itu juga dapat dimnfaatkan untuk air konsumsi,
hanya saja berhenti ditenga karena kendala dana dan sumber tenaga yang
berkompeten dibidangnya. Sehingga membutuhkan komunikasi lebih lanjut dengan
masyarakat agar menemukan jalan keluar bersama, apabila tealah terbentuk dapat
membuka peluang kerja bagi pemuda-pemuda yang lulus SMA tidak menganggur
lagi. Adapun masyrakat sedikit sekali untuk meningkatakan progam wirausaha
mandiri, mereka lebih memilih menjadi petani. Wirausaha sebagian kecil yang
terlihata adalah menjajankan makanan ringan di depan sekolah dasar dan didepan
rumah seperti kebutuhan rumah tangga dan sayur-sayuran. Sehinga dapat ditinjau dari
4
Suko, membuat inovasi pupuk organi cair dari limbah pertenakan dengan pnjelasan
sebagia berikut:
1. Menanamkan rasa kepedulian warga Desa terhadap manfaat dan
pentingnya penanaman tanaman refugia dan tanaman hortikultura
guna pengembangan eko wisata desa. Dimana akan menfaatkan lahan
depan rumah tangga agar lebih indah, hijau, dan taman desa ataupun
area pondok (gazebo) desa. Penanaman juga menggunakan sampah
botol plastik sebagai media tanam. Sebelum pelaksanaan terdapat
sosialisasi di Sumber Salak yang menghadirkan pemateri dari Dinas
Pertanian agar masyarakat lebih tertarik.
2. Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan BUMDES untuk membantu
perekonomian desa, pelaksanaan sosialisasi ini di Desa Pakuwesi
dengan mengundang beberapa tokoh Sumber Salak untuk mmeotivasi
berwirausaha mandiri meskipun masih dalam skala rumah tangga.
3. Menanamkan Kembali rasa kepedulian warga terhadap manfaat dan
pentingnya tanaman obat keluarga (toga) guna pengembangan
ekowisata pedesaan. Target penyebaran toga ini di depan rumah
warga dengan media polly bag diatas rak tanaman, halaman sekolah
SD, halaman balai desa dan gundukan tanah di taman Desa Sumber
Salak.
4. Memberikan edukasi pada warga mengenai pemanfaatan limbah
kotoran ternak hewan baik itu sapi, kambing untuk dijadikan pupuk
organik. Sehingga masyarakat tidak lagi membuang kotoran yang
mencemari lingungan dan sungai. Menciptakan lingkungan yang
sehat dan bersih. Sosialisasi ini dilaksanakan di Desa Sumber Salak
dan Desa Petung dengan mengundang perwakilan kelompok tani desa
dan masyarakat umum.
5. Menanamkan pola hidup sehat dengan menciptakan lingkungan yang
sehat dan merubah kebiasan buruk dengan mencuci tangan sebelum
makan, membuang sampah pada tempatnya dan memilah sampah
organik non-organik dan membiasakan sikat gigi pada anak-anak.
Penyuluhan dilaksanakan di SD agar terbiasa dari dini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Paradigma
2.1.1. Pembangunan Berkelanjutan dan SDGs
Indonesia sebagai salah satu negara yang telah menyepakati penerapan
tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) berkomitmen untuk menyukseskan
pelaksanaan SDGs melalui berbagai kegiatan dan telah mengambil langkah-
langkah strategis. Sejumlah langkah yang telah ditempuh Indonesia sampai
dengan akhir 2016 antara lain (i) melakukan pemetaan antara tujuan dan target
SDGs dengan prioritas pembangunan nasional, (ii) melakukan pemetaan
ketersediaan data dan indikator SDGs pada setiap target dan tujuan termasuk
indikator proksi, (iii) melakukan penyusunan definisi operasional untuk setiap
indikator SDGs, (iv) menyusun peraturan presiden terkait dengan pelaksanaan
tujuan pembangunan berkelanjutan, dan (v) mempersiapkan rencana aksi nasional
dan rencana aksi daerah terkait dengan implementasi SDGs di Indonesia
Prinsip pengembangan berkelanjutan di Desa Sumbersalak sebenarnya
telah ada namun dalam kesehariannya belum tampak terlihat jelas. Salah satu
contoh pengembangan berkelanjutan yang ada di Desa Sumbersalak yang kami
temukan yaitu program penanaman toga. Program tersebut sebenarnya telah ada
hasilnya namun masih perlu adanya dorongan kembali untuk mengingatkan
warga desa akan manfaat dan pentingnya menanam toga.
Akhirnya setelah kami mengamati lingkungan sekitar dan berkoordinasi dengan
warga khususnya karang taruna, warga desa berinisiatif untuk menanam tanaman
toga ditiap halaman rumah warga. Dengan adanya inisiatif tersebut diharapkan ini
menjadi tahap yang dapat berkelanjutan dikemudian hari
terasa membosankan, mereka kami biarkan bebas bermain dan belajar dengan apa
yang telah kami kenalkan kepada mereka.
Selain itu, guna meningkatan sumber daya manusia kami juga mengajak
karang taruna untuk berlatih bermain musik salah satu nya hadrah. Musik hadrah
sendiri sudah menjadi tradisi yang mereka sedari dulu. Namun kurangnya minat
pemuda akan kelestarian kesenian musik hadrah tersebut kian lama tradisi
tersebut akan menjadi luntur dan tidak terurus. Akhirnya kami sepakat untuk
meningkatkan minat pemuda desa khususnya Karang taruna dengan mengajak
kembali para pemuda untuk berlatih musik hadrah. Dengan adanya usaha tersebut
diharapkan para pemuda khususnya Karang taruna Desa Sumbersalak
mempunyai keahlian khusus yaitu bermain musik hadrah.
Jauhnya jarak serta akses menunju desa lain yang dibilang cukup sulit
terkadang berakibat warga desa kesulitan dalam mencari bahan pokok utamanya
sayuran untuk kebutuhan sehari-hari. Terkadang warga desa juga hanya
mengandalkan sebuah warung yang mensuplai sayuran dari perkotaan. Selain itu
kami juga melihat kurangnya pemanfaatan halaman rumah warga sehingga
terlihat masih banyak lahan kosong yang sebenarnya bisa dimanfaatkan dan dapat
menghasilkan keuntungan bagi warga sekitar. Setelah kami bermusyawaroh baik
dengan kepala desa maupun dengan warga desa kami melihat adanya potensi
desa yang sebenarnya bisa untuk dimanfaatkan. Potensi tersebut berupa lahan
kosong di halaman-halaman rumah warga serta taman desa. Dengan adanya
potensi tersebut kami dan para warga berinisiatif untuk mengembangkannya
sebagai suatu media dalam pengembangan ekowisita alam pedesaan. Tahap
selanjutnya kami datang menemui pihak dinas pertanian. Kami datang dan
menemui Bapak Ernadi, beliau adalah Pembina PPL Desa Sumbersalak.
Mendengar insiatif kami untuk mengadakan sosialisasi berkaitan dengan
pengembangan taman desa Bapak Ernadi sangat menerima hal tersebut dan juga
menyanggupi menjadi pembicara dalam kegiatan sosialisasi tersebut. Dihari yang
sama kami juga mengunjungi Ibu Tatik dari dinas pertanian, beliau juga
memberikan apresiasi kepada kami dan menyanggupi untu menjadi pembicara
pada sosialisasi PETA desa. Kemudian harinya kami bekerjasama dengan karang
taruna maupun perangkat desa untuk mengajak turut serta hadir dalam kegiatan
sosialisasi PETA desa.
Harinya pelaksanaan, Balai desa yang awalnya sepi kali ini tidak seperti
biasanya halaman balai dipenuhi oleh warga desa yang antusias mengikuti
kegiatan kami. Warga desa lain yang tertarik pun turut diundangan hadir dalam
kegitan sosisalisai kami. Pukul 8 pagi acara sosialisasi dimulai, dalam kegiatan
tersebut warga antusiasmendengarkan penyampaian mater dari Bapak Erandi dan
10
Ibu Tatik. Pada sesi tanya jawab warga juga antusias bertanya tentang bagaimana
dan cara agar program tersebut dapat terlaksana. Akhirnya Bapak Ernadi
memberikan solusi tahap awal yaitu membagian bibi sayuran kepada para warga.
Pembagian bibit tersebut diharapkan dapat menjadi pendorong warga untuk
memulai tahap pengembangan taman desa . Setelah program kerja kami
laksanakan beberapa hal yang dapat kami evaluasi diantaranya jumlah bibit yang
kurang mencukupi namun masalah tersebut bukan lah hambatan karena dari dinas
pertanian sendiri sudah menyanggupi untuk menyediakan bibit sayuran kepada
warga
yang mengganggur
desa, dan masih banyak warga
sayuran, kurangnya keindahan
Masalah : Kesulitan mencari
11
penanaman refugia
Ya, terlaksana
Tahap awal yang kami lakukan yaitu mencari permasalahan desa. Kami
menemukan adanya Kesulitan mencari sayuran, kurangnya keindahan desa, dan
masih banyak warga yang mengganggur. Kemudian kami berkoordinasi dengan
warga dan menemukan potensi lahan kosong di halaman rumah warga dan taman
desa. Tahap selanjutnya kami mengadakan sosialisasi pengembangan taman-
taman desa untuk mendukung ekowisata alam pedesaan (PETA DESA) yang
bertempat di Balai Desa Sumbersalak. Tahap Selanjutnya kami mengadakan
program kerja pembagian bibit tanaman sayuran hidroponik dan bungan refugia
kepada warga desa dan dilakukan evaluasi.
12
BAB III
METODE DAN PENDEKATAN
hanya akan menghasilkan kesia-sian saja. Oleh karena itu, betapa pentingnya
penguasaan tentang pendekatan sosial dari setiap mahasiswa (peserta KKN).
Masyarakat tidak akan pernah lepas dari apa yang disebut Kuliah Kerja
Nyata (KKN), masyarakat merupakan subjek sekaligus objek, mahasiswa hanya
berperan sebagai fasilitator. Banyak bergaul dan berdiskusi merupakan sarana
pendekatan sosial yang cukup baik untuk mendekati masyarakat. Keterbukaan
dengan saling menghargai terbukti dapat menjadi jalan pengakraban yang
kemudian menjadikan hubungan harmonis dan bersahaja di antara kami dengan
masyarakat Sumber Salak. Silaturahmi juga tidak kalah pentingnya dalam
menggali informasi dari masyarakat terhadap masalah-masalah yang mereka
hadapi di desa kemudian mengangkatnya kedalam bentuk program kerja yang
dilaksanakan secara bersama.
3.1.2 Metode Pelaksanaan
Metode yang kami gunakan dalam pemberdayaan masyarakat adalah
intervensi sosial. Intervensi sosial dapat diartikan sebagai cara atau upaya
terorganisir dalam memberi kontribusi kepada masyarakat. Metode ini sangat erat
kaitannya dengan kesejahteraan sosial dalam maasyarakat. Metode ini dilakukan
dengan cara membenahi fungsi sosial masyarakat. Ketika fungsi sosial seseorang
berfungsi dengan baik maka kesejahteraan masyarakat akan semakin mudah
dicapai.
Kami menggunakan metode pendekatan ini terhadap seluruh warga baik
perangkat maupun non-perangkat sebagai upaya intervensi sosial dalam
mengatasi masalah kesejahteraan sosial di Desa Sumber Salak, melalui
pendekatan inilah bisa menjawab kemampuan dan kebutuhan masyarakat desa.
Kami juga melibatkan peran pemuda mengingat, pemuda merupakan tolak
ukur perkembangan suatu negara, karena dipundak pemudalah masadepan bangsa
itu berada ketika pemuda itu baik maka masa depan bangsa akan cerah tetapi
apabila yang terjadi adalah sebaliknya maka akan dapat dipastikan masa depan
bangsa akan suram. Begitu pula Desa Sumber Salak, perkembangan kedepan
dapat diukur dari kualitas sumberdaya pemuda yang dimilikinya sekarang. Oleh
karena itu pemuda sangatlah penting dalam menopang dan mendukung
perkembangan desa. Eksistensi pemuda merupakan salah satu faktor penunjang
dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), karena ketika komunikasi yang baik
tidak tercipta atau gagal maka akan sangat menyulitkan kami dilapangan dalam
14
masalah yang ada di Desa Sumber Salak. Penyuluhan dan sosialisasi BUMDes
terhadap pengurus BUMDes Desa Sumber Salak bertujuan agar BUMDes di
Desa Sumber Salak menjadi lebih baik dan lebih berkembang. Implementasi dari
kegiatan pelatihan tersebut sudah kami lanjutkan dengan kegiatan musyawarah
dengan kasi pemerintahan desa Sumber Salak waktu itu.
2020 semester 2
Optimalisasi kegiatan
pelaksanaan BUMDees
2020 semester 1
Inisiasi pelaksanaan
BUMDes di desa
2019 semester 2
Inisiasi penyempurnaan struktur
BUMDes
2019 semester 1
Pelatihan BUMDes dan
musyawarah
3.2.2 Pilar Peningkatan Sumberdaya Manusia, Pendidikan dan Kesehatan
B.1. Program Rintisan Keluarga Sadar Lingkungan Sehat Mandiri (KELAS SEHAT)
1. Pelatihan dan penyuluhan pembuatan pupuk bokashi dan POC
Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang pemanfaatan limbah kotoran ternak dan sisa olahan rumah tangga.
Manfaat dari kegiatan ini adalah memberikan wawasan, informasi dan
pemahaman terhadap permasalahan yang ada di masyarakat sekaligus terlibat
langsung dalam kehidupan bermasyarakat dan meningkatkan pola pikir kreatif
dan inovatif mahasiswa dalam mengembangkan potensi yang terdapat di desa.
17
Pelatihan dan penyuluhan pembuatan pupuk bokashi dan poc dilaksanakan pada
hari Rabu tanggal 6 Februari 2019 yang dilaksanakan di rumah Pak Budi warga
Desa Petung. Kami sendiri mengirimkan perwakilan kelompok tani dari desa
kami. Acara ini dihadiri oleh Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) Kecamatan
Curahdami dan jajaran kelompok tani. Acara diawali dengan pemaparan materi
tentang pembuatan pupuk Bokashi dan Pupuk Organik Cair (POC), dilanjutkan
dengan pemutaran video pembuatan pupuk Bokashi dan Pupuk Organik Cair
(POC).
Acara selanjutnya adalah tanya jawab dan diskusi nonformal antara
Petugas Penyuluh Lapangan dengan kelompok. Selanjutnya dilakukan praktik
pembuatan pupuk kompos bokashi dan Pupuk Organik Cair (POC). Hasil dari
kegiatan ini telah menumbuhkan kesadaran masyarakat sekitar bahwa limbah
kotoran ternak dan olahan rumah tangga dapat dimanfaatkan sebaik mungkin
oleh masyarakat sekitar.
Implementasi dari kegiatan tersebut kemarin sudah kami lanjutkan
dengan musyawarah dengan warga, perangkat desa beserta kelompok tani di desa
Sumber Salak. Kegiatan ini mendapat perhatian yang lebih dari masyarakat.
2020 semester 1
Penerapan pupk bokashi
dan POC secara
menyeluruh
2019 semester 2
Inisiasi penggunaan pupuk
bokaashi dan POC
2019 semester 1
Pelatihan penyuluhan
pupuk bokashi dan POC
2020 semester 1
Inisiasi usaha cafe herbal oleh
beberapa warga
2019 semester 2
Pemanfaatan hasil tanaman toga dan
penanaman dalam julah lebih besar
2019 semester 1
Inisiasi penanaman TOGA di
pekarangan warga
Februari 2019. Tujuan dari kegiatan ini adalah menjadikan Desa Sumber Salak
sebagai kawasan ekowisata yang ada di Kecamatan Curahdami.
Manfaat kegiatan ini adalah meningkatkan pola pikir kreatif dan inovatif
mahasiswa dalam mengembangkan potensi yang terdapat di desa. Pada kegiatan
ini dilakukan sosialisasi mengenai peranan tanaman sayur dan tanaman refugia
dalam mendukung penghijauan desa ekowisata. Kami mengundang Bapak Ernadi
selaku penyuluh pertanian desa Sumber Salak dan Ibu Tatik selaku Petugas Hama
Tanaman Kecamatan Curahdami. Acara tersebut juga dihadiri oleh desa-desa
tetangga seperti desa Petung, Pakuwesi, Sumbersuko dan Locare. Selanjutnya
dilakukan penghijauan berkala. Penghijauan berkala ini merupakan implementasi
dan tindak lanjut dari sosialisasi yang sudah diberikan. Kami mahasiswa KKN
disini mencoba menginsisiasi masyarakat khususnya pemuda untuk bergerak
dalam upaya penghijauan gunaa mewujudkan taman desa yang baik. Diawali
dengan sosialisasi penanaman toga dan tanaman sayur kemudian langsung
diimplementasikan di depan pekarangan rumah warga. Selain pekarangan warga,
kami juga mengarahkan penanaman di Balai Desa dan SD Sumber Salak 1 untuk
ditanami juga. Teknisnya setiap rumah warga mendapatkan satu rak kayu untuk
meletakkan tanaman toga dan sayuran dengan media polybag. Selanjutnya
penanaman tanaman refugia juga kami lakukan. Kegiatan penanaman refugia
dilakukan bersama kelompok pemuda yang ada di Desa Sumber Salak. Tanaman
refugia merupakan tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman yang
dibudidayakan, berpotensi sebagai mikrohabitat bagi musuh alami (baik predator
maupun parasitoid), agar pelestarian musuh alami tercipta dengan baik. Bagi
musuh alami, tanaman refugia ini memiliki banyak manfaat diantaranya adalah
sebagai sumber nektar bagi musuh alami sebelum adanya populasi hama di
tanaman. Tanaman refugia sendiri kami tanam di daerah pondok pepohonan di
depan kediaman Bapak Kepala Desa. Hasil dari kegiatan ini telah menjadikan
pemuda Desa Sumber Salak yang semakin aktif dalam upaya mengembangkan
taman desa yang menunjang ekowisata di Desa Sumber Salak sendiri.
20
2020 semester 1
Optimalisasi taman desa Sumber Salak
dengan membentuk ekowisata edukasi dan
kegiatan kegiatan di wilayah desa
2019 semester 2
Swadaya masyarakat bersama
POKDARWIS merintis taman desa wisata
(promosi wisata)
2019 semester 1
Sosialisasi penanaman toga dan
tanaman sayur serta refugia kemudian
langsung diimplementasikan di depan
pekarangan rumah warga.
Pengembangan BUMDes
3 Program Musyawarah
Rencana Pembangunan
Desa
(MUSREMBANGDES)
4 Penanaman Tanaman
Obat Keluarga (TOGA)
5 Program Pelatihan dan
Pendampingan
Pengelolaan Tata Ruang
Wilayah Pedesaan (PETA
DESA)
6. Program Penyuluhan
Kesehatan Gigi dan Mulut
BAB IV
PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN
Dokumentasi
Pelatih
Tujuan Mengenalkan anak usia dini khususnya Siswa/I SDN Sumber Salak
tentang pentingnya menyikat gigi yang baik dan benar.
Sasaran Siswa/i kelas 1 dan 2 SDN Sumbersalak
33
Hasil praktek menanam siswa di media polybag bamboo dan botol bekas
37
BAB V
PENUTUP
5.2 Keterbatasan
Dalam melaksanakan program kerja KKN kami terkendala adanya keterbatasan
dalam berbahasa daerah karena kelompok KKN kami tidak bisa berbahasa madura semua
sedangkan warga sekitar desa mayoritas menggunakan Bahasan Madura sebagai bahasa
kesehariannya. Adanya hal tersebut membuat kendala bagi kami dalam berkomunikasi
dengan warga sekitar desa. Keterbatasan lainnya yang terkadang sedikit mengganggu
dalam melaksanakan program tersebut diantaranya kesusahan sinyal sehingga menghambat
komunikasi via telepon baik dengan teman KKN maupun dengan warga. Selain itu dari
segi pendanaan juga kurang sehingga sebagian besar berasal dari kami sendiri.
Keterbatasan yang lain yaitu keaktifan dari masyarakat juga kurang. Hal- hal tersebut yang
membuat adanya kendala bagi kami dalam melaksanakan program kerja nyata di Desa
Sumbersalak.
5.3 Rekomendasi/Kesinambungan
Selama 45 hari Kuliah Kerja Nyata di Sumber Salak kami mendapatkan
pengalaman banyak dan menemukan beberapa catatan penting bagi mahasiswa
Kuliah Kerja Nyata selanjutnya dan pemerintah desa dimana akan berpacu
permasalahan yang terdapat di Desa Sumber Salak dan hambatan selama progam
kerja, sebagi berikut:
41
DAFTAR PUSTAKA