Bronchopulmonary-Dysplasia PDF
Bronchopulmonary-Dysplasia PDF
BRONCHOPULMONARY
BRONCHOPULMONARY DYSPLASIA
DYS PLASIA
1. Pendahuluan
Bronchopulmonary dysplasia (BPD) atau displasia bronkopulmoner adalah penyakit paru
1
kronis yang sering menyerang bayi (infant). Bayi yang paling sering terkena penyait ini
1,2
biasanya bayi prematur yang membutuhkan terapi oksigen dan entilasi tekanan positif.
Bayi yang paling sering menderita BPD adalah bayi yang lahir sangat dini, yaitu lahir lebih
dari 10 minggu sebelum tanggal kelahiran yang seharusnsya, berat badan lahir <1000gram,
dan memliki masalah pernapasan. Infeksi yang terjadi sebelum dan segera setelah bayi lahir
1
juga dapat memicu terjadinya BPD.
Bayi yang menderita BPD mungkin membutuhkan bantuan napas jangka panjang
menggunakan mesin NCPAP (nasal continuous positive airway pressure) dan ventilator.
Banyak bayi yang menderita BPD lahir dengan sindorm distress pernapasan yang serius.
Sindrom distress pernapasan adalah gangguan napas yang sering menyerang bayi premature.
Hal ini disebabkan karena kurangya produksi surfaktan pada paru-paru bayi premature.
Surfakan adalah cairan yang berfungsi untuk mempertahankan daya regang paru agar baru
1,2
bisa mengembang, tanpa surfaktan,paru akan menjadi kolaps dan bayi akan sulit bernapas.
2. Epidemiologi
Secara umum,epidemiologi penyakit BPD diklasifikasikan berdasarkan berat badan dan umur
bayi baru lahir.
lahir. Semakin rendah berat badan bayi baru lahir, semakin besar kemungkinan
3
bayi menderita BPD, dan sebaliknya.
Tabel 1. Hubungan antara berat badan dan insiden BPD
Penelitian belakanagan ini juga menujukan bahwa insiden BPD mrncapai 52% pada bayi
yang dengan berat badan lahir 501-750 gram, 34% pada bayi dengan berat badan lahir 751-
1000 gram, 15% degan berat badan lahir 1001-1200 gram, dan 7% pada bayi dengan berat
4
badan lahir 1201-1500 gram.
3. Etiologi
BPD disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1
1. Paru-paru yang belum sempurna
a. meningkatkan kemungkinan rusak karena oksigen
b. kurangnya surfaktan
c. kurang matangnya pertahanan antoksidan
2. Ventilasi
Bayi baru ahir yang memiliki masalah dalam bernapas membutuhkan bantuan
ventilasi. Ventilator adalah mesin yang menggunakan tekanan untuk menipu udara ke
dalam saluran napas dan paru-paru. Walaupun bantuan ventilator dapat membantu
bayi premature untuk bertahan hidup, tekanan mesin mungkin juga dapat
menyebabkan iritasi dan membahayakan paru-paru bayi. oleh karena itu, dokter
3
hanya erekomendasikan penggunaan ventilator hanya ika dibutuhkan.
3. Toksisitas oksigen
Bayi baru lahir yang memiliki gangguan pernapasan mugkin membutuhkan terapi
oksigen. Terapi ini bertujuan untuk menolong organ vital bayi untuk mendapat
oksigen yang cukup untuk bekerja. Namun, oksigen dengan kadar yang tinggi dapat
menjadi tosik dengan merusak lapisan paru dan aliran udara. Selain itu, toksisitas
1,3
oksigen ini juga dapat memperlambat perkembangan paru pada bayi premature.
4. Barotrauma dan volutrauma
Barotrauma dan volutrauma disebabkan karena efek sekudnder dari ventilasi
tekanan positi. Paru-paru bayi premature tidak memproduksi surfaktan yang cukup,
akibatnya paru bayi menjadi kolaps (tidak mengembang) sehingga kesulitan untuk
1,2,5
terjadi pertukaran gas di alveoli, oleh karena itu diberi ventilasi tekanan positif
1,5
dengan tujuan mencukupi kebutuhan oksigen dalam tubuh , namun penggunaan
VTP yang berlebihan juga dapat menyebabkan rupture alveoli sehingga udara masuk
ke dalam interstisial yang menyebabkan terjadinya PIE (pulmonary Interstitial
Emphysema) yang beresiko besar menyebabkan DBP.
5. Edema paru (pemberian cairan yang terlalu bayak , paten duktus arteriosus)
6. Infeksi dan inflamasi
Agen infeksi dapat mecetuskan inflamasi pada saluran napas sehingga
menyebabkan penyempitan saluran napas yang membuat bayi prematur kesulitan
untuk bernapas. Infeksi paru juga meningkatkan kebutuhan bayi akan oksigen dan
1,3
bantuan napas.
Selain itu, faktor resiko yang dapat menyebabkan BPD adalah faktor maternal (ibu) dan
3
faktor neonatal (bayi).
3,4 3,4
1. Maternal (ANTENATAL) 2. Neonatal (Postnatal exposure)
Chorioamnionitis Premature (<28 minggu usia
Abrupsio plasenta kehamilan)
4. Patogenesis
Patogenesis BPD disebabkan karena adanya kektidakseimbangan antara pro dan anti-
inflamatory dalam tubuh. Volutrauma, barotraumas, hyperoxia, edema paru, dan sepsis
menginduksi pelepasan sitokin pro-inflamasi yang dapat merusak dinding saluran
3,4
pernapasan. Normalnya, saluran pernapasan yang matur akn dapat melakukan resolusi
untuk mengembalikan kondisi normal paru yang mengalami inflamasi, namun pada paru
yang belum matang (immature), paru tidak mempunyai kemampuan yang baik dalam
2,4,5
memperbaiki kerusakan dinding saluran pernapasan, sehingga terjadi fibrosis dan
vaskularisasi dan alveolarisasiyang abnormal, hal ini akan memicu terjadinya
5
bronchopulmonary dysplasia (BPD).
BPD merupakan hasil dari beberapa faktor yang merusak saluran pernapasan kecil
dan dapat mengganggu proses pematangan alveoli yang menyebabkan berkurangnya luas
area permukaan alveoli untuk pertukaran gas. Kerusakan yang terjadi pada paru-paru selama
2
periode ktiris pertumbuhan paru dapat menyebabkan disfungsi paru yang signifikan.
6. Diagnosis
1
Bayi dapat dikatakan menderita BPD jika memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Bayi lahir pada umur kelahiran lebih cepat 10 minggu dari tanggal kelahiran yang
seharusnya
b. Bayi masih membutuhkan terapi oksigen sampai pada umur kelahiran normal
yang seharusnya.
Selain itu, penegakan diagnosis DBP dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan yaitu
1,2,6
ABG (atrial blood gas), CT scan dada, CXR (Chest X-Ray) da pulse oximetry.
2,6
1) ABG ( Atrial blood gas)
ABG dilakukan untuk menilai kadar gas darah untuk mnunjukan secara klinis adanya
asidosis, hipercarbia dan hipoksia.
2
2) CXR
Pemeriksaan radiologi XR sangat berguna untuk menentukan derajat keparahan BPD
dan untuk membedakan BPD dengan atelektasis, pneumonia, dan air leak syndrome.
7. Terapi
Tabel 2. Manajemen dan terapi BPD
Intervensi Mekanisme aksi Keterangan
Suplementasi 1. Untuk mencegah toksisitas oksigen (early Pertahankan saturasi 88-
oksigen stage) 92% (acute phase) dan
2. Untuk mencegah terjadinya hipertensi 90-95% (later stage)
pulmonal dan cor-pulmonal (late stage)
Stragtegi Early phase: waktu inspirasi memendek, (0,24- Target gas darah:
Ventilasi 0,4s), pernpasan cepat (40-60x/menit), low PIP pH : 7,25-7,35
(14-20 cm H2O), moderate PEEP (4-6 cm H2O), PaO2 : 40-60 (early phase)
volume tidal rendah PaO2 : 50-70 (late phase)
Late phase: mengatur kesesuaian pemberian PaCO2 : 45-55 (early)
Diuretic Menurunkan cairan paru dan memperbaiki Hasilnya dapat dilihat dari
compliance paru berkurangnya permintaan
okigen
DAFTAR PUSTAKA
1. National Heart, Lung, and Blood Institute. Bronchopulmonary Dysplasia. Diakses
tanggal 8 Juni 2014 <http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/bpd/>
2. Ambalavanan, N. Bronhopulmonary Dysplasia. Medcape; diperbarui tanggal 28 Maret
2014, diakses tanggal 8 Juni 2014 <http://reference.medscape.com/article/973717-
overview>
3. USCF Medical center. Chronic lung disease (bronchopulmonary dysplasia). Diakses
tanggal 8 Juni 2014
<http://www.ucsfbenioffchildrens.org/pdf/manuals/31_ChronicLungDis.pdf>
4. NICU Night Curiculum. Bronchopulmonary Dysplasia. University of Chicago Medical
Center
5. Bhandari, A. & Bhandari, B. Bronchopulmonary Dysplasia: An Update. Indian J Pediatr
2007; 74 (1) : 73-77
6. National Institute of Health. Bronchopulmonary Dysplasia. Diperbarui tangga 16 Mei
2014, diakses tanggal 8 juli 2014
<http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001088.htm>