Anda di halaman 1dari 34

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN DEPRESI PADA

IBU POST PARTUM

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH
ANGELINA KAUNANG
NIM. 17160009

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK. III MANADO


JUNI 2020
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN DEPRESI PADA
IBU POST PARTUM

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan
Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan
Pendidikan program Diploma III Keperawatan

OLEH
ANGELINA KAUNANG
NIM. 17160009

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK. III MANADO


JUNI 2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini:


Judul : Hubungan Dukungan Suami dengan Depresi Ibu Post
Partum
Nama : Angelina Kaunang
Nim : 17160009

Telah disetujui oleh:

Kartini Mass, S.Kep., M.Kes Stendy Ali, S.Kom


NIDN. 0921048103 NUPN. 9909926472

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK. III MANADO


JUNI 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Telah diterima dan disetujui oleh Tim Pembimbing Ujian Akhir Akademi
Keperawatan Rumkit TK.III Manado sebagai salah satu persyaratan
menyelesaikan pendidikan Diploma III.

Pimpinan Sidang

Vonny Mewo, S.Kep,. Ns.


NUPN. 9909913803

Ketua Penguji

dr.Bambang Setiawan
NUPN. 9909926477

Anggota

Kartini Mass, S.Kep., M.Kes Stendy Ali, S.Kom


NIDN. 0921048103 NUPN. 9909926472

Manado, Juni 2020


Direktur Akper Rumkit TK.III Manado

dr. Bambang Setiawan


NUPN. 9909926477
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan studi literature ini
dengan judul hubungan dukungan suami dengan dengan depresi pada ibu
postpartum.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pembimbing 1 dan 2 yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis dengan penuh perhatian sehingga studi
literature ini dapat diselesaikan.
Melalui kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Direktur Akademi Keperawatan Rumkit Tk.III Manado beserta staf dosen yang
telah memberikan bimbingan dan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis dalam
menyelesaikan karya tulis studi literature.
Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan dalam penyusunan karya
tulis ilmiah ini, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
harapakan. Akhirnya besar harapan penulis semoga karya ilmiah studi literature
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Manado, . Juni 2020

Angelina Kaunang
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..................................................................................3
D. Manfaat Penelitian................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................5


A. Konsep Depresi Postpartum..................................................................5
B. Konsep Dukungan Suami....................................................................11

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................13


A. Jenis Penelitian....................................................................................13
B. Pengumpulan Data..............................................................................13
C. Tahapan Litertur Review.....................................................................13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................15


A. Hasil Studi Literatur............................................................................15
B. Pembahasan.........................................................................................19

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................23


A. Kesimpulan.........................................................................................23
B. Saran....................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Perbandingan Antara Postpartum Blues, Depresi Postpartum,..................6

Tabel 2. Ringkasan Hasil Studi Literatur Hubungan Dukungan Suami Dengan


Depresi Pada Post Partum.....................................................................16
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1. Flow Diagram Pencarian Literatur......................................................15


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa dimana setelah plasenta lahir dan berakhir
setelah organ-organ reproduksi kembali seperti keadaan semula masa periode
ini berlangsung kurang lebih 6 minggu. Berbagai perubahan baik fisik
maupun psikologis. Perubahan fisik dimana organ-organ reproduksi kembali
seperti semula, sedangkan perubahan psikologis ibu nifas akan mengalami
perubahan seperti perubahan mood karena adanya perubahan peran sebagai
ibu yang dapat menyebabkan cemas, post partum blues, depresi post partum.
Depresi post partum salah satu gangguan mood nonpsikotik yang ditemukan
pada ibu 6-8 minggu setelah melahirkan. 1-2 per 1000 kelahiran mengalami
depresi post partum. Perempuan yang melahirkan anak pertama dan adanya
riwayat keluarga gangguan mood akan mengalami depresi post partum
sekitar 50-60% ( Cahyanigtyas, 2019).
Gangguan mood yang timbul beberapa hari atau pada minggu pertama
setelah melahirkan disebut post partum blues. Sebanyak 30-75% paling
umum terjadi pada ibu post partum dengan gejala ibu mudah menangis,
gangguan tidur, cemas dan sedih, bila tidak ditangani dengan tepat dapat
berlanjut menjadi depresi post partum. Sekitar 10-15% wanita setelah
melahirkan mengalami depresi postpartum dengan gejala merasa letih, mudah
putus asa, depresi, serangan panik, tidak tertarik berhubungan seksual, sulit
tidur walaupun lelah, tegang, pikiran obsesif dan tidak terkontrol, memiliki
perasaan bersalah. Apabila kondisi ini menetap dan berkembang dalam 2
minggu setelah melahirkan dimana ibu post partum sering berkahyal,
bingung dan berhalusinasi, hingga muncul pikiran untuk melukai diri dan
bayinya disebut post partum psikosis (Wulandari, 2020).
Prevalensi kejadian depresi post partum menurut WHO (world health
organization) diseluruh dunia 10% Wanita hamil dan 13% wanita yang baru
melahirkan mengalami gangguan jiwa, terutama depresi. Sekitar 10 per 1000
kelahiran mengalami depresi ringan dan depresi berat sebanyak 30-200 per
1000 kelahiran hidup. Angka kejadian depresi postpartum di Asia bervariasi

1
seperti di India kejadian depresi post partum sebanyak 8,5%, Malaysia
sebanyak 3,9%, Taiwan sebanyak 40%. Di Indonesia sendiri angka kejadian
post partum masih bervariasi, beberapa hasil penelitian seperti penelitian
yang dilakukan oleh Cahyaningtyas dkk (2019) bahwa sebanyak 31 atau
19,4% ibu post partum mengalami depresi. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Sumantri dan Budiyani di Purworejo menemukan sebanyak 14 atau
28,9% ibu post partum mengalami depresi ringan, depresi sedang sebanyak 4
atau 8% post partum mengalami depresi berat. Demikian juga penelitian yang
dilakukan oleh Restarina (2017) pada ibu post partum di Puskesmas Ciputat
Kota Tangerang Selatan menunjukkan sebanyak 18 atau 20,9% mengalami
depresi ringan, depresi sedang sebanyak 13 atau 15,1% ibu post partum dan
depresi berat sebanyak 7 atau 8,1% ibu post partum.
Berbagai faktor yang berkaitan dengan penyebab depresi post partum
seperti faktor demografi seperti umur, dimana umur seseorang mempengaruhi
dalam kesiapan mental dalam merawat bayi secara optimal. Faktor
pendidikan dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin
mudah dalam menerima informasi sehinnga dapat menyelesaikan
psikoedukasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Paritas merupakan salah
faktor yang berkaitan dengan depresi post partum bahwa ibu yang baru
pertama kali melahirkan cenderung mengalami depresi dibandingkan dengan
ibu yag sudah pernah melahirkan karena adanya pengalaman sebelumnya
dalam merawat bayi. status ekonomi turut menentukan terjaadinya depresi
pasca persalinan dimana status ekonomi dapat mempengaruhi kesejahteraan
ibu dan bayi dalam pemenuhan kebutuhan untuk kelangsungan hidup,
perawatan. Dukungan juga memberikan pengaruh dalam mengurangi depresi
post partum. Semakin rendah dukungan yang diterima pada pasca persalinan
maka akan berisiko 5.278 kali untuk menderita depresi pasca persalinan
dibandingkan dengan ibu yang mendapat dukungan sosial keluarga tinggi
(Nurfatimah dan Entoh, 2018).
Salah satu faktor yang berhubungan dengan kejadian post partum ialah
dukungan suami. Suami merupakan orang orang terdekat dan pertama dalam
memfasilitasi dalam memberikan perhatian, kenyamanan, rasa dihormati,

2
merasa berharga, memberikan semangat dalam menyelesaikan persalinan
dengan penuh kebahagian sehingga ibu dapat beradaptasi dengan baik
terhadap perubahan emosi dan terhindar dari depresi. demikian juga
sebaliknya ibu yang tidak mendapat dukungan dari suami merasa diabaikan,
tidak berharga, merasa dalam bahaya diperlakukan tidak hormat, dikucilkan
atau dianggap remeh sehingga memicu reaksi psikologis seperti depresi post
partum, penelitian yang dilakukan oleh Fairus dan Widiyanti (2014) di
Puskesmas Rumbia dan Putra Lampung Tengah terhadap 111 responden
menyimpulkan ada hubungan signifikan antara dukungan suami dengan
depresi post partum pada ibu nifas. Ibu post partum yang mendapat dukungan
yang baik dari suami tidak mengalami depresi post partum. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Tolongan (2019), menyimpulkan ada hubungan
dukungan suami dengan kejadian depresi pasca melahirkan di Puskesmas
Tuminting Manado. berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk
melakukan studi literature dengan judul hubungan antara dukungan suami
dengan depresi pada postpartum.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dirumuskan masalah dalam
studi literature ini ialah apakah ada hubungan dukungan suami dengan
kejadian depresi pada ibu post partum?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Menganalisi hubungan antara dukungan suami dengan kejadian depresi
pada ibu post partum
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dukungan suami pada post partum
b. Mengetahui depresi pada ibu post partum
c. Menganalisis hubungan antara dukungan suami dengan kejadian
depresi pada ibu post partum.

3
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penulisan ini ialah dapat menambah pengetahuan
khususnya dalam keperawatan maternitas yaitu memberikan informasi
mengenai dukungan suami dengan depresi pada postpartum.
2. Manfaat Praktis
a. Suami
Diharapkan bagi suami untuk memenuhi dan memperhatikan
kebutuhan istri baik emosional maupun fisik serta menjadi pendengar
saat istri menceritakan keluhan sehingga dapat membantu dalam
pengelolaan perasaan dan mampu beradaptasi dengan perubahan
psikologis pada masa nifas
b. bagi peneliti yang lain
diharapkan dapat meneliti faktor-faktor lain yang berkaitan dengan
kejadian depresi pada post partum.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Depresi Postpartum


1. Pengertian
Depresi post partum adalah gangguan mood non psikotik yang terjadi pada
minggu 6-8 setelah melahirkan, yaitu perasaan sedih akibat berkurangnya
kebebasan ibu, peneurunan estetika dan perubahan tubuh, berkurangnya
interaksi sosial dan kemandirian. Secara gloal angka kejadian depresi post
partum sebanyak 10-15% (Cahyaningtyas, 2019).
Depresi post partum merupakan salah satu perubahan psikologis yang
terjadi pada masa nifas bervariasi dari hari ke hari dengan gejala
kelelahan, mudah marah, kehilangan minat, insomnia, gangguan nafsu
makan dan dapat berlangsung sampai satu tahun (Nurfatimah dan Entoh,
2018).
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder –IV ada
tiga bentuk depresi pada ibu post partum yaitu;
a. Post partum blues atau baby blues syndrome merupakan gangguan
mood sementara yang terjadi pada hari pertama sampai hari ke sepuluh
setelah melahirkan dan bersifat sementara dengan gejala gangguan
mood, mudah marah, mudah menangis, sedih, nafsu makan menurun
dan sulit tidur.
b. Post partum depression tanpa gambaran psikosis, lebih berat dari post
partum blues dimana gejala depresi post partum berlangsung 1-2
bahkan tahunan, dialami sekitar 10-15% wanita setelah melahirkan.
Gejala dari depresi postpartum, yaitu; ibu merasa letih, mudah putus
asa, depresi, serangan panic, tidak tertarik untuk melakukan hubungan
seksual, sulit tidur walaupun merasa lelah, tegang, pikiran obsesif dan
tidak terkontrol serta perasaan bersalahyang berlebihan terhadap
sesuatu.
c. Post partum psychosis, yaitu ibu mengalami depresi berat berupa
gangguan proses pikir yang dapat mengancam keselamatan ibu dan
bayinya dan memerlukan bantuan psikiater (Ratnawati, 2019).

5
Menurut Lynn dan Piere dalam Widjaja (2014), menyatakan
perbandingan antara post partum blues, depresi post partum dan
psikosis post partum dapat dilihat pada Tabel 1, sebagai berikut:
Tabel 1. Perbandingan Antara Postpartum Blues, Depresi Postpartum,
dan Psikosis Postpartum

Postpartum blues Depresi Postpartum Psikosis


Insiden 60-80% 10-20% 3-5%
Gejala Labilitas mood, Cemas, rasa Semua gejala
mudah menangis, kehilangan harapan yang ada
nafsu makan (hopelesness), padda depresi
makan menurun, menyalahkan diri post partum
gangguan tidur, sendiri, gangguan ditambah
biasanya terjadi percaya diri, gejala
dalam 2 minggu kehilangan tenaga, halusinasi,
lemah, gangguan delusi dan
nafas, berat badan agitasi
menurun, insomnia,
rasa kuatir yang
berlebihan, perasaan
bersalah dan muncul
ide bunuh diri.
Kejadian 1-10 hari 1-12 bulan setelah
Umum terjadi
melahirkan pada bulan
pertama
setelah
melahirkan
Penyebab Perubahan Ada riwayat depresi, Ada riwayat
hormonal dan respon hormonal, penyakit
perubahan kurangnya dukungan mental,
adanya stressor sosial perubahan
dalam hidup hormone, ada
riwayat
keluarga
dengan
penyakit
bipolar
Tindakan Support dan konseling Psikotherapi
empati dan therapy
obat
Sumber : Lynn dan Piere dalam Widjaja (2014).

6
2. Proses Adaptasi Psikologis Pada Ibu Postpartum
Menurut Karjatin (2016), bahwa pada masa nifas/masa puerperium ibu
akan mengalami peran baru yang disebut adaptasi psikologis, yaitu proses
penerimaan peran menjadi orangtua. Apabila ketiga fase ini tidak dilalui
maka seorang ibu berpotensi untuk mengalami depresi post partum. Proses
adaptasi psikologis dibagi menjadi 3 fase, yaitu;
a. Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu fokus
perhatian ibu terutama pada diri sendiri. Pengalaman sering berulang
diceritakannnya hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap
lingkungan. Untuk memenuhi kebutuhan bayi ibu tergantung pada orang
lain, sulit mengambil keputusan dan berkonsentrasi pada pribadi untuk
penyembuhan fisik.
b. Fase taking hold merupakan fase yang berlangsung 3-10 hari setelah
melahirkan. Pada fase ini, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya
dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi sehingga ibu cenderung
sensitif, mudah tersinggung, dan cepat marah.
c. Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran
barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah
dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya secara mandiri, serta
kepercayaan dirinya sudah meningkat.
3. Faktor penyebab depresi post partum
Beberapa faktor risiko depresi post partum, yaitu:
a. Faktor Biologis
Penyebab faktor biologis masih sulit dan jarang diukur. Peningkatan
dan penurunan terlalu cepat atau terlalu lambat dari kadar estrogen
yaitu estradiol dan estriol, progesterone, prolaktin, kortisol menjadi
penyebab dari depresi post partum. Semakin besar penurunan kadar
estrogen dan progesterone setelah persalinan makin besar
kecenderungan seorang wanita mengalami depresi dalam waktu 10
hari setelah melahirkan (Anggraini, 2019).

7
b. Faktor Psikososial
Faktor psikososial seperti kegagalan dalam perkawinan, kurangnya
dukungan dari pasangan dan orang terdekat lainnya, hubungan yang
buruk dengan suami dan mertua, kekerasan dalam rumah tangga,
riwayat gangguan afektif seperti riwayat depresi pada kehamilan
sebelumnya, riwayat depresi dalam keluarga, gangguan mood saat
menstruasi (Kusuma, 2019).
Dukungan suami merupakan salah satu faktor pencetus depresi pada
ibu postpartum, suami yang tidak memberikan memfasilitasi perhatian
terutama suami merupakan orang orang terdekat dan pertama dalam
memfasilitasi dalam memberikan perhatian, kenyamanan, rasa
dihormati, merasa berharga, memberikan semangat dalam
menyelesaikan persalinan dengan penuh kebahagian sehingga ibu
dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan emosi dan terhindar
dari depresi. demikian juga sebaliknya ibu yang tidak mendapat
dukungan dari suami merasa diabaikan, tidak berharga, merasa dalam
bahaya diperlakukan tidak hormat, dikucilkan atau dianggap remeh
sehingga memicu reaksi psikologis seperti depresi post partum,
penelitian yang oleh Tolongan (2019), menyimpulkan ada hubungan
dukungan suami dengan kejadian depresi pasca melahirkan di
Puskesmas Tuminting Manado.
c. Faktor demografi (usia, paritas, pendidikan)
1) Usia
Umur merupakan salah satu faktor predisposisi depresi pada
postpartum. Dimana pada umur yang masih mudah belum ada
kesiapan mental, emosi dan kejiwaanya masih labil, merasa
kehilangan masa mudanya, kehilangan karir,belum memiliki
kesabaran dalam merawat bayinya dalam melakukakn peran
sebagai ibu dalam merawat bayi sehingga usia muda cenderung
untuk depresi. Berbagai penelitian sebelumnya menyatakan bahwa
umur tidak berhubungan dengan depresi, adanya kepercayaan dari
masyaraakat bahwa saat yang tepat untuk melahirkan ialah umur

8
20-30 tahun pada umur ini merupakan waktu yang tepat dan
optimal dalam perawatan bayi (Nurmfatimah dan Entoh, 2018).
2) Paritas
Berdasarkan paritas bahwa kecenderungan menderita depresi pada
wanita primipara dibandingkan dengan multipara. Pada wanita
primipara belum ada kesiapan sehingga timbul perasaan cemas
mengenai keselamatan bayi dan dirinya. Sedangkan pada multipara
secara psikologis mampu menyesuaikan dengan peran karena
pengalaman melahirkan sebelumnya. Depresi pada post partum
lebih banyak pada penderita primipara karena baru pertam kali
melahirkan. Hal ini dikemukakan oleh Nurfatima dan Entoh
(2018) dalam penelitiannya bahwa sebagian besar primipara yaitu
37,5% paling banyak mengalami depresi post partum.
3) Pendidikan
Tingkat pendidikan turut berperan dalam menetukan depresi pada
ibu post patum. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu berisiko
untuk mengalami depresi karena adanya tuntutan peran dalam
merawat anak dan pekerjaan. Ibu dengan pendidikan tinggi
maupun rendah memiliki peluang untuk depresi (Nurfatimah,
2018).
4. Dampak Depresi Post Partum
Menurut Kusuma (2019) menyatakan depresi post partum memberikan
dampak bagi ibu, janin dan anggota keluarga lain seperti anak dan suami.
a. Dampak depresi pada masa kehamilan yaitu mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan janin, meningkatkan produksi neuraladrenalin,
serotonin, dan gotamin yang akan mempengaruhi sistem syaraf janin,
risiko perdarahan pada masa kehamilan, risiko terjadinya abortus,
kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah
b. Dampak depresi terhadap persalinan ialah his tidak teratur, jalan lahir
menjadi kaku, perdarahan dan posisi janiin tidak normal.
c. Dampak depresi pada masa nifas ialah biasanya tidak tertarik kepada
bayinya, menolak menyusui bayinya, cenderung tidak mau

9
mendengarkan saran dari tenaga kesehatan atau keluarganya. Masalah
lain yang kemungkinan dialami ibu postpartum adalah gangguan tidur,
gangguan nutrisi, gelisah, tidak percaya diri dan lain sebagainya nya.
d. Dampak depresi bagi keluarga dapat menyebabkan kecemasan atau
stres pada semua anggota keluarga dan sering menimbulkan kesulitan
dalam berkomunikasi antar sesama anggota keluarga. Perubahan yang
paling besar dirasakan oleh suami yaitu merasa kehilangan teman,
kehilangan kontrol kecemasan, bingung, frustasi dan cenderung
pemarah. Permasalah tersebut, jika tidak diatasi maka dapat menambah
beban keluarga, mempengaruhi sistem keluarga, bahkan risiko terjadi
keretakan rumah tangga bahkan perceraian.
5. Pencegahan Depresi Postpartum
Menurut Restarina (2017), beberapa langkah pencegahan post partum,
yaitu:
a. Meminimalkan dampak perubahan hormone postpartum dan stress
dengan menjaga kesehatan tubuh dan berpikir postif .
b. Meminta bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhan seperti
menjaga bayi agar ibu dapat beristirahat tidur yang cukup, makan
makanan yang sehat dan olahraga
c. Menghindari minum beralkohol, kafein dan obat-obatan kecuali
direkomendasikan oleh dokter
d. Memeriksakan diri kefasilitas kesehatan 3-4 minggu postpartum
e. Mengikuti program bimbingan orangtua dengan kelas pijat bayi untuk
memperkuat hubungan ibu dan bayi.
6. Penatalaksanaan Depresi Postpartum
Penanganan depresi postpartum secara umum yaitu, farmakologis,
psikoterapi, dan prophylactic treatmen (Ratnawati, 2019).
a. Farmakologis
Antidepressant: selectif serotonin reuptake inhibitor (SSRL s) yaitu
membantu pasien yang tidak respon bagus terhadap tricyclic
antidepressant. tricyclic antidepresan (TCAs) yaitu untuk membantu
menurunkan gejala depresi yang tidak diketahui dan dapat

10
menghalangi re-uptake berbagai neurotransmitter termasuk golongan
serotonin dan norepinephrine pada membrane neural.
b. Psikoterapi
Salah satu psikotherapi yang digunakan untuk meredakan gejala
depresi dan meningkatkan fungsi social ialah Cognitive Behavioural
Therapy (CBT), Non-directive konseling, interpersonal
psychotherapy (IPT), Gestalt therapy dan support grup.
c. Hormonal replacement therapy
Terapi hormone estradiol mempunyai dampak yang signifikan dalam
menurunkan skor depresi selama bulan pertama.
d. Profilaksis Treatment
Sebagai pencegahan pada wanita yang mengalami depresi atas
kehamilannya dan wanita yang memiliki riwayat depresi. selain itu
sebagai treatmen yang bersifat profilaksis dapat mengurangi stress
pada ibu.
E. Konsep Dukungan Suami
1. Pengertian Dukungan Suami
Dukungan ialah kehadiran orang lain dalam kehidupan pribadi yang
diperlukan yang mengalami tekanan emosional. Dukungan social
dibutuhkan seseorang yang menemui suatu permasalahan, dengan tujuan
untuk memberikan solusi, member rasa percaya diri, dorongan, semangat.
Suami yang kurang perhatian menjadi penyebab utama terjadinya depresi
postpartum hal ini dikarenakan suami adalah orang yang terdekat yang
memfasilitasi timbulnya rasa aman dan nayaman bagi ibu. Fairus dan
Widiyanti (2015 ) menyatakan terdapat hubungan dukungan suami dengan
depresi pada ibu-ibu nifas. Bahwa ibu nifas yang tidak mendapat
dukungan suaminya mempunyai peluang 6.013 untuk mendapat depresi
post partum dibandingakan dengan ibu yang mendapat dukungan suami.
2. Jenis-Jenis Dukungan Suami
Ada 4 jenis dukungan suami, yaitu;
a. Dukungan emosional ialah sikap empati, kepedulian, perhatian, rasa
kasih sayang yang diberikan oleh suami kepada istri sehingga

11
memberikan rasa aman dan nyaman bagi istri dan memudahkan ibu
dalam mengasuh bayinya.
b. Dukungan penghargaan ialah dukungan yang diberikan oleh suami
seperti memotivasi, dorongan untuk maju serta membantu ibu untuk
selalu melihat segi positif yang ada dalam diri ibu dengan tidak
membandingkan keadaan dengan orang lain, sehingga ibu dapat
merasa dihargai.
c. Dukungan instrumental adalah dukungan yang diberikan oleh suami
secara langsung sesuai dengan kebutuhan ibu seperti menfasilitasi ibu
kefasilitas kesehatan, mengikutsertakan ibu dalam asuransi kesehatan
dan selalu memberikan motivasi kepada ibu agar terhindar dari depresi
d. Dukungan informative ialah dukungan yang diberikan oleh suami
seperti memberikan nasihat, saran petunjuk, dan umpan balik.
F. Kerangka Teori

Faktor penyebab:
1. Faktor biologis
2. Faktor psikososial
3. Demografi
Dukungan Suami:
1. Dukungan emosional
2. Dukungan penghargaan Depresi Postpartum
3. Dukungan instrumental
4. Dukungan informatif

Dampak Depresi postpartum:


1. Dampak pada kehamilan
2. Dampak masa persalinan
3. Dampak pada masa nifas
4. Dampak pada keluarga

Gambar 1. Kerangka Teori Dukungan Suami dengan Depresi Postpartum

12
D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep studi literature dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut;

Variabel independent variabel dependen

Dukungan Suami Depresi Postpartum

Gambar 2. Kerangka Konsep Dukungan Suami dengan Depresi


Postpartum

13
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
studi literatur. Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relevan dengan
kasus atau permasalahan yang ditemukan (Sugiono, 2017). .Peneliti akan
melakukan pencarian literature tentang hubungan dukungan suami dengan depresi
pada postpartum

G. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu mengggunakan penelitian
kepustakaan. Penelitian dilakukan untuk memperoleh data berupa teori-teori
yang dibutuhkan peneliti dalam melakukan penelitian. Data tersebut dapat
diperoleh dari buku-buku, jurnal penelitian terdahulu sebagai media pendukung
yang diperlukan dalam mendukung penelitian ini. Data base yang digunakan
dalam pencarian jurnal penelitian yaitu google scholar

H. Tahapan Litertur Review


1. Identifikasi Masalah
Peneliti mengidentifikasi masalah dalam penelitian dengan menentukan
permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini. Permasalahan dalam
penelitian ini terkait dengan hubungan dukungan suami dengan depresi
pada post partum. Untuk itu dalam penelitan ini peneliti menggunakan
kata kunci dalam pencarian literature yaitu dukungan suami dan depresi
pada post partum
2. Screening
Peneliti melakukan screening dari hasil identifikasi artikel yang diperoleh
dengan kriteria inklusi, yaitu:

14
a. Jurnal 2015-2020
b. Dapat diakses secara bebas dan full teks
c. Jurnal sesuai dengan judul yaitu hubungan dukungan suami dengan
depresi pada post partum.
Kriteria Eksklusi:
a. Jurnal yang hanya berupa abstrak
b. Tidak dapat diakses secara bebas
3. Eligbility (kelayakan)
Peneliti melakukan penilaian kualitas dari literature yang diperoleh dengan
menentukan bahwa literature yang diperlukan sesuai dengan judul
penelitian yaitu dukungan suami dengan depresi pada postpaartum dan
bukan opini ataupun ulasan teori.
4. Analisa Data
Dalam penelitian ini setelah melewati tahapan screening sampai dengan
penilaian kualitas data maka analisa dapat dilakukan dengan
menggabungkan semua data yang telah memenuhi kriteria inklusi yang
ditentukan oleh peneliti. Peneliti melakukan analisis dengan
mengintegrasikan literature yang telah ditemukan dengan membandingkan
temuan dalam literature dengan teori.

15
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Literatur


Bab ini akan menyajikan hasil studi literature yang ter up date dari tahun
2015-2020. Hasil pencarian data base ini dengan menggunakan google
scholar. Pecarian data di google scholer dengan menggunakan kata kunci
dukungan suami atau depresi postpartum dan diperoleh artikel penelitian
sejumlah 1254 artikel penelitian. Artikel ini kemudian dilakukan proses
identifikasi, screening, eliglibility melalui kriteria inklusi dan eksklusi maka
diperoleh sebanyak 8 artikel yang akan dilakukan analisis. Flow diagram
pencarian studi literature pada data base google scholar dapat dilihat sebagai
berikut;

Google Scholar

Artikel yang
diidentifikasi 1254
Inklusi: artikel 2015-
identifiction 2020. Eksklusi: artikel
di bawah tahun 2015

Hasil Screening 420

Inklusi: Full teks,


sesuai dengan judul,
Srceening eksklusi: Terdiri dari
abstrak saja, tidak
dapat diakses.
Sesuai dengan topic
studi literature 167
artikel
Inklusi:, penelitian
Eliglibility kuantitatif

Jumlah artikel yang


diinklusi 8 artikel

Gambar 1. Flow Diagram Pencarian Literatur

16
Hasil artikel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 8 artikel, artikel tersebut
dibuat dalam ringkasan yang dapat dilihat dalam Tabel sebagai berikut;
Tabel 2. Ringkasan Hasil Studi Literatur Hubungan Dukungan Suami Dengan
Depresi Pada Post Partum.

No Author Judul Metode Populasi Instrumen Hasil


Penelitian Dan
Sampel
1 Laili Hubungan Desain Populasi ibu Kuesioner Hasil uji
dkk. Dukungan Analitik primipara statistik;
2019. Suami Dengan dengan maupun Terdapat
Kejadian pendekata multipara hubungan
Depresi n Cross sebanyak 32 antara
Postpartum Sectional responden. dukungan
Pada Sampel: suami
Postpartum Di total dengan
Wilayah Kerja populasi 32 depresi
Puskesmas responden postpartum
Gedongan di wilayah
Kecamatan kerja
Magersari Puskesmas
Kota Gedongan
Mojokerto Kecamatan
Magersari
kota
Mojokerto
(p=0.007).
2 Tolong Dukungan Jenis Populasi ibu Kuesioner Hasil uji
an dkk, Suami Dengan penelitian postpartum statistik;
2019. Kejadian kuantitatif. sebanyak 65 ada
Depresi Pasca Cross responden. hubungan
melahirkan sectional Sampel 50 antara
respnden dukungan
suami
dengan
kejadian
depresi
pasca
melahirkan
di
Puskesmas
Tuminting
Manado
(p=0.004)
3 Ramad Peran Jenis Populasi ibu Kuesioner Hasil uji
hana Dukungan Penelitian postpartum Edinburg statistik:
dan Suami Kuantitatif di wilayah h ada

17
Faradib Terhadap Bogor dan Postnatal korelasi
a, 2019 Kecenderunga depok Depresion antara
n Depresi sebanyak Scale dukungan
Paska 252 orang. (EPDS) suami
Melahirkan Sampel 157 dengan
orang. depresi
pasca
melahirkan
(p= 0.044 <
0.05)
4 Cahyan Pengaruh Observasi Populasi Kuesioner Hasil uji
ingtyas Dukungan onal Ibu nifas 0- Edinburg statistickme
dkk, Suami analitik 8 minggu di Depresion nunjukkan
2019. Terhadap dengan wilayah Postpartu ada
Kejadian pendekata kerja m scale pengaruh
Depresi n cross puskesmas antara
Postpartum sectional dinas dukungan
Pada Ibu Nifas kesehatan suami
Di kabupaten kabupaten dengan
Sukoharjo Sukoharjo kejadian
sebanyak depresi
160 postpartum.
responden, Hasil dari
sampel penelitian
multistage menunjukka
random n bahwa
sampling Nilai
sebanyak OR
160 dukungan
responden. suami =
10.320,
artinya ibu
nifas yang
kurang
dukungan
dari suami
memiliki
resiko
10.320 kali
untuk
mengalami
depresi
postpartum
daripada
yang ibu
rumah yang
mendapatka
n dukungan

18
baik dari
suami.
5 Winda Hubungan Jenis Populasi 90 Kuesioner Hasil uji
yani, Dukungan penelitian responden statistik;
2018. suami Dengan analisis ibu nifas, terdapat
Depresi Ibu korelasi teknik hubungan
Nifas di rumah dengan pengambila dukungan
Sakit PKU pendekata n sampel suami
Muhammadiya n cross purposive dengan
h Gamping sectional sampling depresi
Yogyakarta pada ibu
nifas (p
value=
0.000)
6 Nurfati Hubungan Jenis Populasi ibu Kuesioner Hasil iji
mah Faktor penelititia nifas yang Multidime statistik:
dan demografi dan n berada di nsial ada
Entoh, Dukungan observasio wilayah Scala of hubungan
2018 Sosial Dengan nal kerja Perceived dukungan
depresi analitik Puskesmas Sosial social
Pascasalin dengan Kayamanya Support (suami,
rancangan Kabupaten (MSPSS) keluarga
cross Poso. dan teman)
sectional Teknik dengan
pengambila depresi
n sampel postpartum
Consecutive
Sampling
sebanyak 56
orang sesuai
dengan
kriteria
inklusi dan
eksklusi
dalam
waktu tiga
bulan
7 Sumant Dukungan Penelitian Wanita Kuesioner Hasil uji
ri dan Suami dan rancangan pasca Beck statistik:
Budiya Depresi Pasca crossectio melahirkan Depressio (p=0.,
ni, Melahirkan nal di posyandu n <0.01).
2015. Kabupaten Infentory dukungan
Purworejo suami
sebanyak 50 memiliki
0rang. hubungan
positif
artinya
semakin

19
tinggi
dukungan
suami,
maka
semakin
rendah
depresi
pasca
melahirkan ,
sebaliknya
semakin
rendah
dukungan
suami
semakin
tinggi
depresi
pasca
melahirkan
8 Wahyu Hubungan Desaim Ibu Kuesioner Hasil uji
ntari, Dukungan penelitian postpartum ; statistik;ada
2017. Sosial Dengan observasio hari ke 14- Edinburg hubungan
Depresi nal 21 yang h antara
Postpartum di dengan melakukan Posnatal dukungan
RS KIA pendekata kunjungan Depressi social
Sadewa n cross di Rumah on Scale dengan
sectional Sakit (EPDS) depresi
Sadewa (19) dan pascapartu
sebanyak Social m (p=0.001)
108 Support
responden. Question
Teknik aire
sampling (SSQ)
consecutive
sampling

I. Pembahasan
1. Dukungan Suami Pada Ibu Postpartum
Berbagai perubahan emosional pada ibu yang baru melahirkan salah
satunya ialah perubahan emosional. Setelah melahirkan ibu akan merasa
lelah sehingga rentan terhadap gangguan emosi, sehingga dibutuhkan
sistem pendukung yang dalam menyesuikan peran dan emosional ibu.
Dukungan suami merupakan interaksi suami terhadap ibu berupa
perhatian, kasih sayang, sikap peduli, rasa simpati. Dukungan yang

20
diberikan oleh suami terhadap ibu seperti membantu ibu dalam perawatan
bayi seperti mengganti popok, memandikan bayi, menemani ibu menyusui
bayi pada malam hari dan lain-lain. Perhatian yang diberikan oleh suami
terhadap ibu dapat membantu ibu mengurangi rasa bingung, ketakutan,
kecemasan, kesulitan dan mencegah ibu mengalami depresi pasca
melahirkan.
Suami sebagai orang terdekat ibu membantu ibu dalam proses penyesuaian
selama masa post partum. Suami yang mengetahui kewajiban dan
memiliki persamaan persepsi serta membangun interaksi yang nyaman
akan memperkuat dan meningkatkan harga diri atau kepercyaan ibu, hal
ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Laili dkk (2019)
menyatakan bahwa sebagian besar dukungan suami berada pada kategori
dukungan suami positif yaitu 53.1%, adanya dukungan yang diberikan
oleh suami terhadap ibu dapat membantu ibu dalam menyesuaikan diri
suami merupakan kekuatan utama bagi istri. Demikian juga penelitian
yang dilakukan oleh Cahyaningtyas dkk (2019) di Kabupaten Sukohardjo
bahwa sebanyak 63.7% dukungan suami berada pada kategori dukungan
baik, penelitian oleh Windayani dan Listyanigrum (2018) dukungan suami
pada ibu nifas di Rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping
menemukan sebanyak 40.4% dukungan suami berada pada kategori baik,
begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Tolongan dkk (2019) di
Puskesmas Tuminting terhadap 50 responden menemukan sebanyak 60%
responden memiliki dukungan suami yang baik, suami memiliki perhatian
ibu selama melahirkan, memberikan perawatan, perhatian, bersikap baik
selalu ada dan memberi motivasi pada ibu sehingga ibu memiliki perhatian
dalam merawat bayinya.
2. Depresi Pada Ibu Postpartum
Depresi postpartum merupakan gangguan mood baik pada wanita
primipara maupun multipara. Depresi postpartum terjadi pada minggu 6-8
setelah melahirkan dengan tanda dan gejala seperti perasaan sedih terus
menerus, tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari, berat badan
meningkat atau menurun, kesulitan tidur atau tidur berlebihan, mimpi

21
buruk, kelelahan, perasaan tidak berguna, cemas berlebihan terhadap
bayinya, kesulitan berpikir/konsentrasi berkurang bahkan muncul
keinginan untuk menyakiti bayinya bahkan bunuh diri depresi postpartum
tidak hanya berdampak pada kesehatan ibu tetapi berdampak pula pada
perkawinan, hubungan dengan keluarga, ikatan ibu dan anak, kesehatan
mental serta perkembangan dari anak (Marmer, 2016).
Dampak depresi pada masa kehamilan yaitu mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan janin, meningkatkan produksi neuraladrenalin,
serotonin, dan gotamin yang akan mempengaruhi sistem syaraf janin,
risiko perdarahan pada masa kehamilan, risiko terjadinya abortus,
kelahiran prematur atau berat badan lahir, his tidak teratur, jalan lahir
menjadi kaku, perdarahan dan posisi janiin tidak normal. Pada masa nifas
ialah biasanya tidak tertarik kepada bayinya, menolak menyusui bayinya,
cenderung tidak mau mendengarkan saran dari tenaga kesehatan atau
keluarganya. Masalah lain yang kemungkinan dialami ibu postpartum
adalah gangguan tidur, gangguan nutrisi, gelisah, tidak percaya diri dan
lain sebagainya nya. Depresi bagi keluarga dapat menyebabkan kecemasan
atau stres pada semua anggota keluarga dan sering menimbulkan kesulitan
dalam berkomunikasi antar sesama anggota keluarga. Perubahan yang
paling besar dirasakan oleh suami yaitu merasa kehilangan teman,
kehilangan kontrol kecemasan, bingung, frustasi dan cenderung pemarah.
Permasalah tersebut, jika tidak diatasi maka dapat menambah beban
keluarga, mempengaruhi sistem keluarga, bahkan risiko terjadi keretakan
rumah tangga bahkan perceraian (Kusuma, 2019).
Ibu yang memiliki tanggung jawab merawat bayi akan melakukan dengan
rasa senang dan menjadikan anak adalah sumber kebahagiaan serta mampu
menyesuaikan dengan berbagai perubahan setelah melahirkan dapat
menghindarkan ibu dari depresi. Laili dkk (2019), dalam penelitiannya di
Puskesmas Gedongan Kecamatan Magersari Kota mojokerto menyatakan
sebanyak 71,9% ibu postpartum tidak mengalami depresi. 80.6% tidak
mengalami depresi postpartum di Kabupaten Sukohardjo (Cahyaningtias,
2019). Sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Tolongan dkk (2019)

22
di Puskesmas Tuminting kota Manado bahwa sebanyak 66% responden
tidak mengalami depresi karena ibu mampu menyesuaikan, memahami
keadaan dan berbagi cerita bersama dengan orang lain dan suami ibu.
3. Hubungan Antara Dukungan Suami dengan Depresi pada Ibu Postpartum
Beberapa hasil studi literature menunjukkan ada hubungan antara
dukungan suami dengan depresi pada post partum. Ibu yang mendapat
perhatian dari orang terdekat seperti suami. Dukungan suami merupakan
salah satu faktor pencetus depresi pada ibu postpartum, suami merupakan
orang orang terdekat dan pertama dalam memfasilitasi dalam memberikan
perhatian, kenyamanan, rasa dihormati, merasa berharga, memberikan
semangat dalam menyelesaikan permasalahan akan memberi kebahagian
sehingga ibu dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan emosi dan
terhindar dari depresi. demikian juga sebaliknya ibu yang tidak mendapat
dukungan dari suami merasa diabaikan, tidak berharga, merasa dalam
bahaya diperlakukan tidak hormat, dikucilkan atau dianggap remeh
sehingga memicu reaksi psikologis seperti depresi post partum, penelitian
yang oleh Tolongan (2019), menyimpulkan ada hubungan dukungan
suami dengan kejadian depresi pasca melahirkan di Puskesmas Tuminting
Manado.
Suami merupakan orang pertama yang menyadari perubahan fisik dan
psikis pada ibu yang baru melahirkan. Bentuk dukungan berupa interaksi
yang saling memberi dan menerima bantuan membuat ibu merasa
dihargai, dan diperhatikan. Ramadana dan Faradiba (2019) dalam
penelitiannya menjelaskan bahwa ada korelasi signifikan antara dukungan
suami dengan depresi pasca melahirkan. Semakin tinggi dukungan yang
diberikan oleh suami, maka prevalensi depresi pasca melahirkan semakin
rendah. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Windayani
(2018), Cahyanigtyas dkk (2019), Sumantri dan Budiyani (2015)
Wahyuantari (2017) menemukan ada hubungan antara dukungan suami
dengan kejadian depresi pada ibu postpartum. Sehingga kesimpulan dalam
studi literature ini ialah ada hubungan antara dukungan suami dengan
depresi pada postpartum.

23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Ke delapan referensi dalam studi literatur ini dapat dibuat kesimpulan,
sebagai berikut;
1. Sebagian besar suami memberikan dukungan pada ibu postpartum, seperti
dukungan emosional misalnya sikap empati, kepedulian, perhatian, rasa
kasih sayang yang diberikan oleh suami kepada istri sehingga memberikan
rasa aman dan nyaman bagi istri dan memudahkan ibu dalam mengasuh
bayinya. dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan
informatif.
2. Sebagian besar ibu postpartum berada pada kategori tidak depresi, dimana
ibu mampu menyesuaikan atau beradaptasi terhadap perubahan baik
perubahan fisik maupun psikis selama pasca melahirkan/postpartum.
3. Ada hubungan antara dukungan suami dengan depresi pada postpartum,
semakin baik atau semakin tinggi dukungan yang diberikan oleh suami
terhadap ibu postpartum maka semakin baik atau semakin rendah kejadian
depresi pada ibu postpartum.

J. Saran
1. Bagi ibu postpartum
Selalu menjaga kesehatan makan makanan yang sehat, tidur yang cukup
dan olah raga, menghindari alkohol, minuman yang mengandung kafein,
memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan setelah postpartum 3-4
minggu untuk mengetahui status kesehatan ibu. Berpikir postif akan setiap
permasalahan dengan berkomunikasi dengan orang terdekat seperti suami
sehingga meningkatkan rasa percaya diri dan mencegah depresi
postpartum.
2. Bagi suami
Suami hendaknya menjadi pendengar, menerima secara terbuka perubahan
yang dialami oleh ibu, memberikan solusi sehingga tidak terjadi depresi

24
DAFTAR PUSTAKA

Cahyanigtyas, A.Y., Estinigtyas dan Noolitasari. 2019. Pengaruh Dukungan


Suami Terhadap Kejadian Depresi Postpartum Pada Ibu Nifas di Kabupaten
Sukoharjo.

Karjatin, A. 2016. Modul bahan Ajar Cetak, Keperawatan Maternitas.


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Pusat Pendidikan Sumber daya
Manusia Kesehatan. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber daya
Manusia Kesehatan. Jakarta.

Kusuma, R. 2019. Karakteristik Ibu Yang Mengalami Depresi Post Partum. Jurnal
Imiah Universitas Batanghari Jambi. Volume 19 No.1, Hal 99-103. ISSN
1411-8939

Laili, U.B.N., Lestari, I., dan Dewi, C.P.L.2019. hubungan Dukungan Suami
dengan Kejadian depresi Postpartum pada Ibu Postpartum di Wilayah Kerja
Puskesmas Gedongan Kecamatan Magersari Kota Mojokerto.

Marmer, L. W. 2016. Persepsi Terhadap Dukungan Suami Pada Primipara Yang


Mengalami Depresi Pasca Salin. Fakultas Psikologi. Universitas Airlangga
Surabaya.

Nurfatimah dan Entoh, C. 2018. Hubungan Faktor Demografi dan Dukungan


SOsial Dengan Depresi Pascasalin. Jurnal Profesi Medika. Vol.11, No 2.
ISSN 0216-3438 (print), ISSN 2621-1122 (online).

Ratnawati, 2019. Post Partum Depresion pada Ibu Ditinjau dari Cara Melahirkan
dan Faktor Demografi.

Ramadhana, A.A.M. dan Faradiba, A.T. 2019. Peran Dukungan Suami Terhadap
Kecenderungan Depresi Pasca Melahirkan. Jurnal Psikogenesisi, Volume 7,
No.1 juni 2019.

Restarina, D. 2017. Gambaran Tingkat Depresi Ibu Post Partum di Wilayah Kerja
Puskesmas Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Sumantri, R.A dan budiyani, K. 2015. Dukungan Suami dan Depresi Pasca
Melahirkan. Insigt, Vol.17 No.1, februari 2015. ISSN:1693-2552.

Tolongan, C., Korompis, G, E.. C dan Hutauruk, M. 2019. Dukungan Suami


dengan Kejadian Depresi Pasca Melahirkan di Puskesmas Tuminting Kota
Manado. e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 7 Nomor 2, Agustus 2019.

Widjaja, I.P. 2014. Sari Pustaka, Post Partum Blues. SMF Obstetri dan
Ginekologi RSUP Sanglah Universitas Udayana Denpasar .

25
Windayani, N.I. 2018.Hubungan Dukungan Suami Dengan Depresi Ibu Nifas Di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Naskah
Publikasi. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Aisyiyah. Yogyakarta.

Wulandari, R.P., Nurdiaty, D.S., dan Fitriahadi, E. 2020. Buku Reference


Kesehatan Mental Masa Nifas. Unisa. Yogyakarta.

Wahyuntari, E. 20117. Hubungan Dukungan Sosial Dengan Depresi Postpartum


di RS KIA Sadewa. Naskah Publikasi. Fakultas Ilmu Kesehatan universitas
Aisyiyah. Yogyakarta.

26

Anda mungkin juga menyukai