Anda di halaman 1dari 2

Klasifikasi

 Klasifikasi hipermetropia berdasarkan gejala klinis (Khurana, 2007).

1. Hiperopia simpleks yang disebabkan oleh variasi biologi normal dalam


pertumbuhan bola mata, etiologinya bisa aksial atau kurvatur
2. Hiperopia patologik disebabkan kongenital atau didapat yang di luar vaiasi
biologi normal :
a. Hipermetropia indeks
b. Hipermetropia posisional
c. Afakia
d. Consecutive hypermetropia
3. Hiperopia fungsional disebabkan oleh paralisis dari proses akomodasi seperti
yang terlihat pada penderita dengan paralisis nervus III dan oftalmoplegia
internal.

 Klasifikasi hipermetropia berdasarkan derajat beratnya

1. Hiperopia ringan, kesalahan refraksi +2.00 D atau kurang


2. Hiperopia sedang, kesalahan refraksi antara +2.25 D hingga +5.00 D
3. Hiperopia berat, kesalahan refraksi +5.25 D atau lebih tinggi

 Klasifikasi berdasarkan status akomodasi mata

1. Hipermetropia Laten
 Sebagian dari keseluruhan dari kelainan refraksi mata hiperopia yang
dikoreksi secara lengkap oleh proses akomodasi mata
 Hanya bisa dideteksi dengan menggunakan sikloplegia
 Lebih muda seseorang yang hipermetropia, lebih laten hiperopia yang
dimilikinya
2. Hipermetropia Manifes
 Hipermetropia yang dideteksi lewat pemeriksaan refraksi rutin tanpa
menggunakan sikloplegia
 Bisa diukur derajatnya berdasarkan jumlah dioptri lensa positif yang
digunakan dalam pemeriksaan subjektif
 Terdiri dari
o Hiperopia Fakultatif
 Hipermetropia yang bisa diukur dan dikoreksi dengan
menggunakan lensa positif, tapi bisa juga dikoreksi oleh
proses akomodasi pasien tanpa menggunakan lensa
 Semua hiperopia laten adalah hipermetropia fakultatif
 Akan tetapi, pasien dengan hipermetropia laten akan
menolak pemakaian lensa positif karena akan mengaburkan
penglihatannya.
 Pasien dengan hipermetropia fakultatif bisa melihat dengan
jelas tanpa lensa positif tapi juga bisa melihat dengan jelas
dengan menggunakan lensa positif
o Hipermetropia Absolut
 Tidak bisa dikoreksi dengan proses akomodasi
 Penglihatan subnormal
 Penglihatan jarak jauh juga bisa menjadi kabur terutama
pada usia lanjut
Hiperopia Total bisa dideteksi setelah proses akomodasi diparalisis dengan
agen sikloplegia (Khurana, 2007).

Anda mungkin juga menyukai