Anda di halaman 1dari 14

VISKOSITAS DAN RHEOLOGI

DISUSUN OLEH :
PUTRI RIZKY ARNETA
34190304

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya penulis mampu
menyelesaikan makalah dengan judul Viskositas dan Rheologi

     Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Farmasi Fisik. Melalui makalah yang
berjudul Viskositas dan Rheologi ini yang diharapkan dapat memenuhi tugas penulis di dalam
mata kuliah farmasi fisik . Selain itu, dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan
informasi yang dapat menjadi pengetahuan baru bagi pembacanya.

     Penulis menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat.

Banyuwangi, 9 April 2020

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................5
C.Tujuan................................................................................................................5
D. Metode Penulisan.............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................6
a. Pengertian viskositas dan rheologi...........................................................6
b. Teori tentang aliran....................................................................................6
c. Perbedaan cairan newton dan non newton................................................8
d. Metode pengukuran viskositasnya............................................................9
e. Penerapan rheologi dalam kehidupan bidang farmasi...............................9

BAB III PENUTUP...............................................................................................13


a. Kesimpulan................................................................................................13
b. Saran..........................................................................................................13
Daftar Pustaka.......................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia sekarang, salah satu masalah yang sering terjadi adalah
penularan dan penyebaran berbagai macam penyakit, untuk mencegahnya para peneliti
menemukan berbagai macam obat. Obat dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang
dimaksudkan untuk dipakai dalam diagnosi, mengurangi rasa sakit, mengobati atau
mencegah penyakit pada manusia dan hewan (Ansel,1989).
Salah satu kualitas obat ialah mempunyai beraneka ragam kerja dan efek pada tubuh.
Sifat dari mekanisme kerja obat pada sistem tubuh harus ditentukan termasuk
menentukan toksisitasnya, untuk mempelajarinya ilmu farmasi adalah bidang yang terkait
dengan kajian berbagai aspek obat (Nahar, 2009).
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik formulasi
obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan standarisasi atau pembakuan obat serta
pengobatan termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusinya serta penggunaan yang aman.
Penyediaan obat-obatan mengandung arti penggumpulan, pengenalan, pengawetan, dan
pembakuan bahan obat-obatan (Syamsuni, 2006).
Farmasi termasuk ilmu terapan yang terdiri dari prinsip dan metode yang telah dipetik
dari disiplin ilmu lain seperti fisika, kimia, biologi dan farmakologi. Farmasi fisika
merupakan salah satu ilmu dibidang farmasi yang menerapkan ilmu fisika dalam sediaan
farmasi.
Farmasi fisika mempelajari sifat fisik dari berbagai zat yang digunakan untuk
membuat sediaan obat dan juga meliputi evaluasi akhir sediaan obat tersebut. Sehingga
akan menghasilkan sediaan yang sesuai standar, aman dan stabil yang nantinya akan di
distribusikan kepada pasien yang membutuhkan (Martin, 1990).
Senyawa obat memiliki sifat fisika yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal-hal tersebut diantaranya viskositas
dan rheologi.
Mempelajari viskositas dan rheologi sangat penting karena untuk mempermudah
penyelidikan kekentalan dari cairan sejati, larutan dan sistem koloid baik yang encer
maupun yang kental, jauh bersifat praktis dari pada bersifat teoritis. Mempelajari rheologi

4
juga penting dalam bidang farmasi karena rheologi digunakan penerapannya dalam
formulasi dan analisis dari produk farmasi seperti emulsi, pasta, supositoria dan
penyalutan tablet (Martin, 1993).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
a. Apa itu pengertian viskositas dan rheologi?
b. Apa itu teori tentang aliran?
c. Apa perbedaan cairan newton dan non newton?
d. Bagaimana metode pengukuran viskositasnya?
e. Bagaimana penerapan rheologi dalam kehidupan bidang farmasi ?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengertian viskositas dan rheologi
b. Untuk mengetahui teori tentang aliran
c. Untuk mengetahui perbedaan cairan newton dan non newton
d. Untuk mengetahui bagaimana metode pengukuran viskositas
e. Untuk mengetahui penerapan rheologi dalam kehidupan farmasi

D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kelompok menggunakan metode dengan studi kepustakaan
yaitu menggunakan beberapa literatur yang digunakan sebagai referensi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian viskositas dan rheologi


Viskositas adalah suatu besaran penting untuk menjelaskan sifat aliran dari
bahan – bahan. Mereka dirumuskan sebagai suatu gaya, yang diperlukan, untuk
melampaui tahanan gesekan dalamnya.
Viskometer merupakan ukuran resistensi zat cair untuk mengalir, sedangkan
rheologi merupakan ilmu yang mempelajari sifat zat cair atau deformasi zat padat.
Biasanya Viscometer diterima sebagai “ Kekentalan “, atau penolakan terhadap
penuangan. Viscositas menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran dan
dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid. Air memiliki
viskositas rendah, sedankan minyak sayur memiliki Viskositas tinggi.
Rheologi adalah ilmu adalah pelajaran tentang sifat aliran dari bahan atau
sistem bahan. Mereka tidak hanya meliputi peraturan – peraturan aliran dari cairan,
melainkan juga sistem sedemikian, yang viskositasnya lebih jauh tergantung dari
struktur dalamnya.
Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Dalam bidang farmasi, prinsip –
prinsip rheologi diaplikasikan dalam pembuatan krim, suspense, emulsi, lotion, pasta,
penyalut tablet, dll. Selain itu, prinsip rheologi digunakan untuk karakterisasi produk
sediaan farmasi (Dosage Form) sebagai penjamin kualitas yang sama untuk setiap
batch. Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari bahan, penuangan,
pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat
tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisika obat,
bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh (bioavailability). Sehingga viskositas telah
terbukti dapat mempengauhi laju absorbsi obat dalam tubuh
B. Teori tentang aliran
 Sikap aliran tubuh – Newton (tubuh kekentalan ideal)
Oleh karena tubuh kekentalan ideal memiliki suatu koefisien viskositas konstan, yang
tidak bergantung dari jumlah absolut tegangan geser yang terdapat atau dari turunnya
geseran yang berkuasa, diperlukan untuk karakterisasi sifat aliran yang tidak mutlak
pengambilan suatu rheogram, melainkan cukup, menyelesaikan pengukuran
viskositas dibawah persyaratan tertentu yang telah ditetapkan, seperti yang dapat
direalisasikan dengan viskosimeter bola jatuh dan  viskosimeter kapiler.
Viskometer untuk kekekalan ideal menggambarkan suatu konstanta materi yang
sebenarnya, yang semata – mata tergantung dari suhu dan dalam praktek ukuran yang
dapat diabaikan dari tekanan. Wakil tubuh kekentala ideal yang khas adalah air ,

6
bahan pelarut organik, karbon dioksida cair (misalnya parafin cairan kekentalan dan
parafin cairan encer), gliserol, malam cairan kekentalan dan malam cairan encer
seperti juga minyak lemak. Tetapi juga sistem, yang pada suhu kamar adalah
kekentalan ideal dalam keadan lebur. Lagi pula sikap rheologis dari sistem banyak
bahan juga tergantung dari konsentrasi bahan. Sedangkan misalnya
pilietillenglikolsorbitanoleat murni adalah kekentalan ideal, campuran tween 80 – air
menunjukan sikap aliran kekentalan struktur.
 Sikap aliran tubuh – bukan – Newton (tubuh kekentalan struktur)
Sedang sikap aliran dari sistem kekentalan ideal tidak tergantung dari tegangan
geser yang bekerja , tubuh – bukan – Newton menunjukan suatu ketergantuna yang
lebih atau kerang tampak dari parameter D dan τ. Menurut jenis ketergantungan ini,
yang untuk menyatan kejadian dari kurva aliran, maka dibeda – bedakan jenis aliran
yang telah diidealisasikan berikut.
a. Tubuh pseudoplastis.
Viskositas turun dengan menaiknya kebutuhan geseran, sistem tersebut menjadi
lebih cair. Wakil khas grup ini adalah sol molekul benang makromolekuler
(misalnya sediaan cair dari turunan selulosa dan lendir tanaman) dan suspensi
konsentarasi rendah. Sikap aliran sedemikian diterangkan, bahwa mula – mula
molekul relatif tidak tersusun atau elemen struktur melalui suatu gaya τ yang
bekerja beralih menjadi suatu keadaan dengan keteraturan lebih tinggi yang
dikarakterisasikan melalui suatu penyesuaian konstituen berbentuk benang
kearah aliran. Melalui efek penyesuaian ini tahanan bagian dalam berkurang,
artinya viskositas turun jika proses orientasi berakhir, viskositas tinggal konstan.
Sikap aliran pseudoplastis dapat berubah pada suhu yang lebih tinggi atau pada
penempatan konsentrasi bahan lainnya menjadi sikap kekentalan ideal.
b. Tubuh dilatan
            tubuh dilatan dengan itu dikarakterisasikan, bahwa viskositasnya
meningkat dengan naiknya tingkat kecepatan (lihat gambar diatas), karena itu
juga disebut pemadatan aliran. Mereka dapat dilihat sebagai kebalikan untuk
sikap aliran pseudoplastis. Dahulu perwujudan yang jarang dari dilatan
ditunjukan suspensi dnegn bagian bahan padat yang tinggi. Tetapi juga beberapa
pasta menunjukan tubuh dilatan. Yang terakhir lagi pula memiliki suatu batas
aliran yang jelas.
Mekanisme aliran suatu dilatan dijumpai penjelasanya sebagai berikut : selama
dalam keadaan diam partikel – partikel bahan padat dikelilingi oleh suatu
selubung ‘solvat’ melalui kerja gesekan terjadi suatu pengurangan atau kehilanga
selubung cairan yang meluncur dan denga demikian terjadi suatu paking partikel
yang lebih rapat dan suatu pengutan gesekan partikel – partikel yang bertemu,
yang diikuti suatu kenaikan dari viskositas.   

7
c. Tubuh plastis.
Tubuh plastis dinyatakan melalui ekstensi suatu batas aliran (lihat gambar
diatas). Untuk menimbulkan suatu peristiwa aliran, harus dikerjakan suatu
tegangan geser  minimal pada sistem, yang memaksannya agak mulai mengalir
nilai ini karena itu juga dinyatakan sebagai nilai sebab. Di bawah batas aliran
plastis τ0. Tubuh ini bersikap seperti sistem elastis (perubahan bentuk bolak –
balik). Di atas batas aliran tubuh plastis dapat menunnjukkan sikap yang
berbeda-beda. Jika aliran berlangsung kekentalan ideal ( jalannya kurva lurus
sempurna) dikenal suatu tubuh Bingham atau tubuh plastis ideal. Jika contoh
sebaliknya menunjukkan sikap aliran kekentalan struktur, maka dikenali suatu
tubuh casson atau tubuh plastis tidak ideal.
Tubuh – bingham sejati (misalnya lumpur semen) adalah sangat jarang dijumpai
dan dalam farmasi perannya tidak penting. Sebaliknya termasuk kedalam
grup  lainnya dari tubuh  plastis gel salap, krim dan umumnya pasta. Ini juga
setelah pada mulanya menunjukan sikap kekentalan struktur pada peningkatan
tegangan geser selanjutnya umumnya aliran kekentalan ideal.  Batas aliran
praktis atau statistik dengan viskosimeter rotasi tehnik pengukurannya dicapai
hanya dengan ketepatan yang tidak cukup . untuk penentuannya adalah metode
pengukuran secara statistik yang cocok seperti misalnya ‘viskowaagen’. 
d.      Tubuh reopeks
Pada reopeks yang hanya jarang ditemukan terjadi – dalam tiksotropin – suatu
isoterm, peningkatan viskositas bolak balik melalui pembebanan secara mekanis.
Setelah waktu regenerasi yang sesuai, juga disini viskositas, seperti mereka pada
awal percobaan, dicapai. Sebuah sikap aliran reopeks menunjukkan sediaan
tertentu dari polietilenglikol dengan sifat plastis.

C. Perbedaan cairan newton dan non newton


a.       Cairan newton
Oleh karena tubuh kekentalan ideal memiliki suatu koefisien viskositas konstan, yang
tidak bergantung dari jumlah absolut tegangan geser yang terdapat atau dari turunnya
geseran yang berkuasa, diperlukan untuk karakterisasi sifat aliran yang tidak mutlak
pengambilan suatu rheogram, melainkan cukup, menyelesaikan pengukuran
viskositas dibawah persyaratan tertentu yang telah ditetapkan, seperti yang dapat
direalisasikan dengan viskosimeter bola jatuh dan  viskosimeter kapiler. Yang
termasuk cairan newton adalah gliserin, propilenglikol, dan sirupus simpleks. Dan
termasuk cairan non-newton adalah PGA, CMC Na. PGA memiliki aliran plastik dan
CMC Na memiliki aliran dilatan

8
b.      Cairan non newton
Sedang sikap aliran dari sistem kekentalan ideal tidak tergantung dari tegangan
geser yang bekerja , tubuh – bukan – Newton menunjukan suatu ketergantuna yang
lebih atau kerang tampak dari parameter D dan τ.
Jadi perbedaannya pada cairan newton memiliki koefisien viskositas konstan
Sedangkan pada non newton viskositasnya berubah bila terdapat gaya yang bekerja.
Perubahan ini dapat berupa viskositas yang mengecil.

D. Metode pengukuran viskositasnya


a.       Viscometer kapiler / Ostwald.
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan
bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi
melalui viscometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan
waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya
air) untuk lewat 2 tanda tersebut.

b.       Viscometer Hoppler.
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan
sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya Archimedes. Prinsip kerjanya adalah
menggelindingkan bola (yang terbuat dari kaca) melalui tabung gelas yang berisi zat
cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok
sampel.
c.       Viscometer Cup dan Bob.
Prinsip kerjanya simple digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan
dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah – tengah. Kelemahan
viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi
di sepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi ini
menyebabkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat.
d.      Viscometer Cone dan Plate.
Cara pemakaiannya dengan cara sampel ditempatkan ditengah – tengah papan,
kemudian dinaikan sehingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakan oleh motor
dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser kedalam ruang semitransparan
yang diam dan kemudian kerucut yang berputar

E. Penerapan Rheologi dalam kehidupan farmasi


1.     Sifat Rheologi Dalam Suspensi
Viskositas dari suatu suspensi apabila mempengaruhi pengendapan dari
partikelpartikel zat terdispersi perubahan dalam sifat-sifat aliran dari suspensi bila
wadahnya dikocok dan bila produk tersebut dituang dari botol dan kualitas

9
penyebaran dari cairan (lotio) bila digunakan untuk suatu bagian permukaan yang
akan diobati. Pertimbangan rheologi juga penting dalam pembuatan suspensi.
Satu-satunya shear yang terjadi dalam suatu suspensi pada penyimpanan adalah
lantaran pengendapan dari partikel-partikel yang tersuspensi. Gaya ini diabaikan dan
bisa dibuang. Tetapi jika wadah dikocok dan produk dituang dari botol terdapat laju
shearing yang tinggi. Zat pensuspensi yang ideal harus mempunyai viskositas yang
tinggi  pada shear yang dapat diabaikan yakni selama penyimpanan dan zat
pensuspensi itu harus mempunyai viskositas yang rendah pada laju shearing yang
tinggi yakni ia harus bebas mengalir selama pengocokan, penuangan, dan
penyebarannya ini.
2.      Sifat Rheologi Dalam Emulsi
Produk yang diemulsikan mungkin mengalami berbagai shear-stress selama
pembuatan atau penggunaanya. Pada kebanyakan proses ini sifat aliran produk akan
menjadi sangat penting untuk penampilan emulsi yang tepat pada kondisi
penggunana dan pembuatannya. Jadi penyebaran produk dermatologik dan produk
kosmetik harus dikontrol agar didapat suatu preparat yang memuaskan. Aliran emulsi
parenteral melalu jarum hipodermik, pemindahan suatu emulsi dari botol atau tube
dan sifat dari satu emulsi dalam berbagai proses penggilingan yang digunakan dalam
pembuatan produk ini secara besar-besaran, menunjukkan perlunya karakteristik
aliran yang tepat.
Kebanyakan emulsi, kecuali emulsi encer menunjukkan aliran non Newton yang
mempersulit interpretasi data dan perbandingan kuantitatif antara sistem-sistem dan
formulasi-formulasi yang berbeda.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan fase terdispersi meliputi perbandingan
dengan fase terdispers meliputi perbandingan volume fase, distribusi ukuran partikel
dan viskositas dari fase dalam itu sendiri. Jadi, jika konsentrasi volume dari fase
terdispers rendah (kurang dari 0,05), sistem tersebut adalah Newton. Dengan naiknya
konsentrasi volume, sistem tersebut menjadi lebih tahan terhadap aliran dan
menujukkan karekteristik aliran pseudoplastis. Pada konsentrasi yang cukup tinggi,
terjadi aliran plastis. Jika konsentrasi volume mendekati 0,74 mungkin terjadi inversi
dengna berubahnya viskositas secara nyata. Pengurangan ukuran partikel rata-rata
akan menaikkan viskositas. Makin  luas distribusi ukuran partikel, makin rendah
viskositasnya jika dibandingkan dengan sistem yang memiliki ukuran partikel rata-
rata serupa tetapi dengan distribusi ukuran partikel yang lebih sempit.

10
3.      Sifat Rheologi Dalam Semisolid
Pembuat salep farmasetik dan krim kosmetik menyadari adanya keinginan untuk
mengontrol konsistensi bahan non-Newton. Instrumen yang paling baik untuk
menentukan sifat-sifat rheologi dari semisolid di bidang Farmasi adalah viskometer
putar (rotational viscometer). Untuk  analisis semisolid yang berbentuk emusi dan
suspensi digunakan  cone-plate viscometer. Viscometer Stormer terdiri dari cup yang
stationer dan bob yang berputar, dan alat ini juga baik untuk semisolid.
4.      Sifat Aliran Pada Serbuk
Serbuk bulk agak analog dengan cairan non Newton menunjukkan aliran plastik dan
kadang-kadang dilatansi partikel-partikel dipengaruhi oleh gaya tarik menarik sampai
derajat yang bervariasi. Oleh karena itu, serbuk bisa jadi mengalir bebas (free-
flowing) atau melekat. Dalam pengertian khusus yaitu ukuran partikel porositas dan
kerapatan, dan kehalusan permukaan. Sifat-sifat dari zat padat yang menentukan
besarnya interaksi partikel-partikel.
Akan halnya partikel-partikel yang relati kecil (kurang dari 10µm), aliran partikel
melalui lubang dibatasi karena gaya lekat antara partikel besarnya sama dengan gaya
gravitasi. Karena gaya yang terakhir ini merupakan fungsi dari garis tengah yang di
naikkan pangkat tiga, gaya-gaya tersebut menjadi lebih bermakna apabila ukuran
partikel meningkan dan aliran dipermudah. Laju aliran maksimum dicapai setelah
aliran berkurang apabila ukuran partikel mendekati besarnya lubang tersebut. Jika
suatu serbuk mengandung sejumlah partikel-partikel kecil, sifat-sifat aliran serbuk
bisa diperbaiki dengan menghilangkan “fines” atau mengadsorbsinya pada partikel-
partikel yang lebih besar. Kadang kadang, aliran yang jelek bisa diakibatkan karena
adanya kelembapan dalam hal mana pengeringan partikel-partikel akan mengurangi
lekatnya partikel-partikel tersebut.
Partikel-partikel panjang atau plat cenderung untuk mengepak walaupun dengan
sangat longgar sehingga memberikan serbuk yang mempunyai porositas tinggi.
Partikel-partikel dengan kerapatan tinggi dan porositas dalam rendah cenderung
untuk mempunyai sifat-sifat bebas mengalir. Ini dapat dikurangi  dengan kasarnya
permukaan, yang cenderung mengakibatkan karakteristik aliran yang jelek
disebabkan oleh gesekan dan kelekatannya.
Serbuk yang mengsalir tidak baik atau granulat memberikan banyak kesulitan pada
industri farmasi. Produksi unit sediaan tablet yang seragam terbukti bergantung pada
beberapa sifat granulat. Jika ukuran granular berkurang, variasi berat tablet  pun

11
berkurang. Variasi berat minimum dicapai pada granul yang mempunyai garis tengah
400 sampai 800 µm. Jika ukuran granul dikurangi lagi, granul mengalir kurang bebas
dan variasi berat granul meningkat. Distribusi ukuran partikel mempengaruhi aliran
dalam dan pemisahan dari suatu granulat

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat dimengerti bahwa Viskositas adalah ukuran kekentalan suatu
fluida dengan menunjukkan besar kecilnya gesekan internal fluida. Rheologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang aliran cairan dan deformasi.
Cairan newton adalah suatu cairan yang memiliki kurva tegangan/regangan yang
linier di mana nilai shearing stress sebanding dengan nilai rate of shear (kecepatan geser).
Cairan non Newton adalah cairan yang akan mengalami perubahan viskositas jika terdapat
gaya yang bekerja pada cairan.
Alat penentuan viskositas dan rheologi dengan menggunakan Viscometer kapiler /
Ostwald, Viscometer Hoppler, Viscometer Cup dan Bob, Viscometer Cone dan Plate.
Yang termasuk cairan newton adalah gliserin, propilenglikol, dan sirupus simpleks. Dan
termasuk cairan non-newton adalah PGA, CMC Na. PGA memiliki aliran plastik dan
CMC Na memiliki aliran dilatan.
Penerapan rheologi dalam bidang farmasi adalah rheologi dalam semisolid,rheologi
Dalam Suspensi, rheologi dalam emulsi dan rheologi pada serbuk.

B. Saran
Makalah ini masih memiliki kekurangan informasi. Diharapkan kepada para
penulis agar dalam pembuatan tugas selanjutnya dapat lebih baik lagi karena kami akui
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Dan untuk para pembaca
diharapkan ada saran dan kritik yang membangun supaya makalah kedepannya bisa
tersusun secara sempurna. Semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawati dwi.2020.buku petunjuk praktikum fisika farmasi, yogyakarta: stikes surya


global
Martin Alfred.1983. Farmasi Fisik Edisi III Jilid I. Jakarta. UI Press
Martin Alfred.1983. Farmasi Fisik Edisi III Jilid II. Jakarta. UI Press
Voight. 1951. Tekhnologi Farmasi. Jakarta. UI Press
https://www.academia.edu/37651502/Viskositas_dan_Rheologi.docx

14

Anda mungkin juga menyukai