Anda di halaman 1dari 9

FARIZKA ARI AISYAH (195070209111005)

SAP PSIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STANDART OPERASIONAL MANAJEMEN KELETIHAN DAN ENERGI


PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT PARU KRONIS

No Komponen Penjelasan
1. Definisi Pengelolaan tindakan pada klien dengan penyakit
paru kronis dalam mengatasi keletihan, mengatur
energi serta membantu klien dalam beraktivitas
sehari – hari.
2. Tujuan 1. Mengatasi kesulitan klien dengan penyakit paru
kronis dalam menjalani aktivitas sehari – hari
2. Membantu klien mengelola gejala akibat penyakit
paru kronis yang dipandu oleh tenaga professional
(dokter maupun perawat)
3. Meminimalisir terjadinya flared-up (sesak napas,
batuk-batuk (terjadi lebih sering dari biasanya),
memproduksi sputum, penurunan aktivitas)
3. Manfaat 1. Klien dengan penyakit paru kronis dapat
mengelola aktivitasnya sehari – hari
2. Manajemen keletihan dapat menurunkan
keletihan klien dalam beraktivitas
4. Indikasi 1. Klien dengan penyakit paru kronis : Chronic
Obstructive Pulmonary (COPD) meliputi : Efisema,
Chronic bronchietis, Chronic asthma Interstitial
Lung Disease, Bronchiectasis, Lung Cancer
2. Tanda gejala klien dengan penyakit paru kronis
adalah : terjadinya flared-up (sesak napas, batuk-
batuk (terjadi lebih sering dari biasanya),
memproduksi sputum, penurunan aktivitas.
5. Langkah – langkah 1. Persiapan
a. Konsultasikan pada tenaga medis professional
(dokter, perawat)
b. Sampaikan gejala yang dialami, seperti sesak
saat beraktivitas, kesulitan tidur, apnea (sesak
FARIZKA ARI AISYAH (195070209111005)
SAP PSIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

napas) (Lung Foundation Australia, 2018).


2. Pelaksanaan
2.1 Strategi yang dapat digunakan dalam pemenuhan
aktivitas sehari – hari :
a. Mengatur keseimbangan antara gerak dan
istirahat, contoh :
Contoh 1 : Berolahraga setidaknya dalam 30
menit, 5x dalam seminggu.
Catatan : Olahraga tidak harus dilakukan
penuh selama 30 menit, anda dapat
membaginya dalam sesi-sesi kecil (Lung
Foundation Australia, 2018).
Contoh 2 : Kegiatan sehari – hari dapat
dilakukan dengan cara membaginya dalam
beberapa sesi, 50 menit melakukan kegiatan
kemudian 50 menit istirahat (nonton TV,
membaca buku).
b. Memprioritaskan beberapa aktivitas yang
mampu dilakukan
c. Membuat rencana kegiatan harian dan
mingguan
d. Belajar bagaimana cara menghemat energi
pada saat beraktivitas. Catatan : hindari
melakukan kegaiatan yang membutuhkan
banyak energi (membersihkan ruangan,
mencuci baju, belanja) secara bersamaan.
2.2 Beberapa tehnik relaksasi yang dapat dipelajari :
a. Visualisasi and Mindufulness meditation
 Memejamkan mata dan membayangkan
hal – hal yang dapat membantu pikiran
FARIZKA ARI AISYAH (195070209111005)
SAP PSIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

menjadi rilex di tempat yang nyaman.

b. Tehnik relaksasi progresive  Melakukan


gerakan relaksasi otot. Fokus relaksasi :
leher, bahu, dada dan kontrol pernafasan.

c. Mengatur pola pernafasan


FARIZKA ARI AISYAH (195070209111005)
SAP PSIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2.3 Beberapa tindakan yang dapat dilakukan :


a. Memilih beberapa aktivitas saja untuk
diprioritaskan (seperti yang dijelaskan
pada poin 2.2)  Pilih aktivitas dengan
sedikit energi, berlatih mengatur
keseimbangan aktivitas dan istirahat,
belajar menyimpan energi. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan cara : membuat
rencana kegiatan harian ataupun
mingguan, dapat ditulis di kalender
(mempermudah mengingat)

2.4 Berlatih tehnik terkait pernafasan


a. Diaphargma breathing  mengecek
pergerakan dada dan perut selama
pernafasan. Letakkan satu tangan di dada
bagian atas dan satu tangan di atas perut.
Pernapasan yang dilakukan dengan
memaksimalkan fungsi paru sampai ke paru
FARIZKA ARI AISYAH (195070209111005)
SAP PSIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

bagian bawah sehingga dapat meningkatkan


kapasitas paru dalam bernapas atau dengan
cara membesarkan perut kedepan dan
dilakukan secara perlahan ketika
menghembuskannya.
Latihan ini bertujuan untuk
mengajarkan pernapasan perut, mengatur
pernapasan jika sesak nafas, untuk mengatasi
masalah penurunan volume paru pada arus
puncak ekspirasi
(Hurst, J. R., Elborn, J. S., & Soyza, 2015)

b. Pursed-lips breathing  memulihkan sesak


nafas yang dialami, membantu relaksasi
beberapa bagian tubuh seperti leher dan
bahu. Pursed lip breathing adalah suatu
metode latihan pernapasan dengan cara
memperpanjang fase ekspirasi. Hal ini
bertujuan untuk memberikan waktu pada
bronkus untuk melebar sehingga dapat
mengurasi sesak. Tarik nafas melalui hidung
selama 2 detik dan keluarkan melalui mulut
selama 4 detik.
FARIZKA ARI AISYAH (195070209111005)
SAP PSIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

c. a

2.5 Melakukan aktivitas dengan gerakan otot


dinamis
Gerakan statis dapat meningkatkan O 2 pada otot
 tidak menyebabkan keletihan  contoh :
gerakan walking (jalan), gerakan duduk-berdiri-
duduk, mengurangi gerakan yang membutuhkan
tenaga tangan, dll.
FARIZKA ARI AISYAH (195070209111005)
SAP PSIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Beberapa gerakan dinamis antara lain :


1. Jalan – jalan

2. Gerakan duduk – berdiri dan duduk kembali


(secara berulang)  membuat hips back and
shoulder relax
FARIZKA ARI AISYAH (195070209111005)
SAP PSIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2.6 Tehnik pernapasan untuk manajemen keletihan


(konsultasikan pada tenaga medis). Dengan cara
berdiri, letakkan kedua tangan di atas kursi,
kemudian ambil napas lewat hidung, tahan
sebentar dan keluarkan lewat mulut

2.7 Kesimpulan :
a. Hal yang pertama dilakukan klien dalam
manajemen keletihan dan energi ialah
melihat strategi apa yang harus dilakukan
pada point 2.1
b. Melakukan latihan tehnik relaksasi pada 2.2
c. Melakukan latihan tehnik pernapasan pada
2.2
d. Melakukan latihan aktivitas yang
diprioritaskan pada 2.3
e. Melakukan latihan pernafasan pada 2.4
f. Melakukan latihan aktivitas gerakan dinamis
pada 2.5
g. Berkonsultasi mengenai manajemen
keletihan dan energi pada tenanga medis
seperti 2.6 (apabila ada masalah)
h. Jika mengalami keletihan pada saat aktivitas
FARIZKA ARI AISYAH (195070209111005)
SAP PSIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

dapat melakukan tehnik relaksasi seperti


pada point 2.2 (meditasi, visualisasi, tehnik
relaksasi progressive)

Refrensi :
1. https://www.youtube.com/watch?time_continue=736&v=n4yjIweiI4E&feature=emb_logo
2. Hurst, J. R., Elborn, J. S., & Soyza, A. De (2015) ‘COPD – bronchiectasis overlap 310–313.
scale’. Lung Foundation Australia (2018) COPD THE BASICS. Available at: 978-0-9872272-7-
0.

Anda mungkin juga menyukai