Anda di halaman 1dari 4

RSU AVISENA SKRINING RISIKO NUTRISIONAL

No. Dokumen Revisi ke- Halaman

1/4
Jl. Melong No.170 Cimahi
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur Rumah Sakit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Antiono Hajji Ishak)

Serangkaian kegiatan dokumentasi yang digunakan


1.Pengertian
untuk melakukan pemeriksaan secara cepat dan sederhana pada
pasien yang baru masuk Rumah Sakit
untuk mengidentifikasi apakah pasien beresiko masalah gizi
2.Tujuan
atau tidak untuk selanjutnya segera diberikan intervensi.

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Avisena Nomor


3.Kebijakan
tentang kebijakan kriteria risiko gizi
4.Prosedur 1. Melihat catatan nama pasien.
2. Melengkapi identitas, diagnosa medis pasien dan
menulis tanggal, melakukan kegiatan skrining untuk
setiap pasien baru.
3. Pengkajian status nutrisi pasien menggunakan kriteria
MST
a. Langkah pertama : nilai presentase kehilangan BB
yang tidak direncanakan dan bila ada penurunan BB
berikan skor 1, dan bila tidak ada penurunan BB
berikan skor 0.
b. Langkah kedua : nilai efek/ pengaruh penyakit akut
yang diderita pasien berikan skor 0-2. Sebagai
contoh, jika pasien sedang mengalami penyakit akut
dan tidak terdapat asupan makanan >5 hari, berikan
skor 2.
c. Langkah ketiga : tambahkan skor yang diperoleh
dari langkah 1,2 dan 3 untuk menilai adanya resiko
malnutrisi
Skor 0 = resiko rendah
Skor 1 = resiko sedang
RSU AVISENA SKRINING RISIKO NUTRISIONAL

No. Dokumen Revisi ke- Halaman

DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKTUR RSU AVISENA CIMAHI
2/4

Jl. Melong No.170 Cimahi


Skor >2 = resiko tinggi
d. Langkah keempat : gunakan panduan tatalaksana
untuk merencanakan strategi keperawatan berikut
a) Resiko rendah
Perawatan rutin : ulangi skrining pada pasien
dirumah sakit setiap minggu.
b) Resiko sedang
Melakukan observasi, mencatat asupan makanan
selama 3 hari, bila adekuat, ulangi skrining
setiap minggu selama dirawat di rumah sakit.
Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk
perbaikan dan peningkatan asupan gizi, pantau
dan kaji ulang program pemberian makanan
secara teratur.
c) Resiko tinggi
Perbaiki dan tingkatkan asupan gizi, pantau dan
kaji ulang program pemberian nutrisi dengan
mengisi formulir asuhan gizi.
4. Melakukan pengukuran antropometri:
a. Mengukur berat badan pasien bila memungkinkan.
Bila tidak, tanyakan berat badannya dan kapan
dilakukan penimbangan. Bila pasien tidak tahu,
ragu, atau menimbang berat badan sudah lama,
lakukan pengukuran LILA. Bila pasien terakhir
timbang berat badan dalam keadaan hamil, ada
oedema, ada massa, maupun amputasi, lakukan
pengukuran LILA.
b. Mengukur tinggi badan pasien bila memungkinkan.
Bila tidak, tanyakan tinggi badannya dan kapan
dilakukan pengukuran tinggi badan. Bila pasien
tidak tahu, ragu, atau mengukur tinggi badan sudah

RSU AVISENA SKRINING RISIKO NUTRISIONAL

No. Dokumen Revisi ke- Halaman

3/4

DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKTUR RSU AVISENA CIMAHI
Jl. Melong No.170 Cimahi
c. lama, lakukan pengukuran tinggi lutut. Bila pasien
terakhir mengukur tinggi badan dalam keadaan
tidak bisa berdiri tegak, lakukan pengukuran tinggi
lutut.
5. Menganamnesa perubahan gastrointestinal pasien.
6. Menyimpulkan apakah pasien berisiko masalah gizi atau
tidak. Kriteria pasien yang berisiko masalah gizi
adalah :
a) Penyimpangan berat badan : kelebihan 20% dari
berat badan ideal, kekurangan 10% dari berat badan
ideal, perubahan berat badan > 10% dalam 6 bulan
terakhir, ketidakseimbangan proporsi BB/TB pada
anak, penyimpangan pertambahan berat badan pada
ibu hamil.
b) Peningkatan kebutuhan metabolisme : demam,
infeksi/sepsis, hipertiroidism, luka bakar, pasca
operasi atau trauma jaringan lunak, trauma pada
tulang, terapi kortikosteroid.
c) Peningkatan kehilangan zat gizi : fistula, luka
terbuka, abses, efusi, kehilangan darah kronis,
penyakit gagal ginjal, luka bakar.
d) Penyakit kronis : diabetes mellitus, hipertensi,
hiperlipidemia, penyakit arteri koroner, penyakit
gagal napas akut, penyakit gagal ginjal, penyakit
gagal hati, gagal jantung. epilepsi, rheumatoid
arthritis, peptic ulcer, pasien terminal.
e) Penyakit atau operasi saluran pencernaan :
ketidakmampuan pankreas, malabsorpsi, sindrome
blind loop, diare parah, fistula saluran pencernaan,
reseksi bagian lambung atau usus halus,
pemotongan usus.

RSU AVISENA SKRINING RISIKO NUTRISIONAL

No. Dokumen Revisi ke- Halaman

4/4
Jl. Melong No.170 Cimahi

DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKTUR RSU AVISENA CIMAHI
f) Masa pengobatan : insulin dan agen hipoglikemik
lain, suplemen vitamin-mineral, kortikosteroid,
antikoagulan, MAO inhibitor, diuresis, antasid,
etanol, obat kontrasepsi oral, trisiklik antidepresan,
fenilhidantoin.
7. Ahli gizi menandatangani form skrining asuhan gizi
pasien terintegrasi.

1. Instalasi Gizi.
5.Unit Terkait

DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKTUR RSU AVISENA CIMAHI

Anda mungkin juga menyukai