Anda di halaman 1dari 6

Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 6 No.

PEMIJAHAN IKAN HIAS BOTIA (Chromobotia macracanthus Bleeker)


SECARA BUATAN DENGAN INJEKSI HORMON HCG (HUMAN
CHORIONIC GONADOTHROPIN) DAN LHRH-A (LUTEINIZING
HORMONE RELEASING HORMONE ANALOG)

The Artificially Spawning of Botia Fish (Chromobotia macracanthus Bleeker) with HCG
(Human Chorionoc Gonadothropin) and LHRH-a (Luteinizing Hormone Releasing
Hormone Analog) Injection

Handian Febyadi Eka Putra1*, Seto Sugianto Prabowo Rahardjo1 dan Asep Permana2
1
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
2
Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) Depok, Jawa Barat
*handianbp14@student.ub.ac.id

Abstrak

Ikan botia (Chromobotia macracanthus Bleeker) merupakan ikan hias asli perairan Indonesia yang
tepatnya berasal dari Sumatera dan Kalimantan. Ikan ini menjadi primadona dalam komoditas ikan hias karena
keunikannya mulai dari bentuk tubuh, warna sampai bentuk mulutnya. Ikan botia merajai pasar ekspor dunia
khususnya negara-negara Eropa. Namun hal tersebut tidak sebanding dengan ketersediaan ikan endemik ini.
Saat ini, ikan botia yang diekspor masih mengandalkan tangkapan di alam. Balai Riset Budidaya Ikan Hias
(BRBIH) Depok, Jawa Barat merupakan yang pertama dan satu-satunya balai yang dapat memijahkan ikan hias
botia secara buatan dengan bantuan injeksi hormon HCG (Human Chorionic Gonadothropin) dan LHRH-a
berupa ovaprim dan telah diproduksi secara massal. Pemijahan ikan botia dilakukan secara buatan dengan
stimulasi hormon sebelum ikan distriping. Hal ini berfungsi untuk mengoptimalkan pemijahan mulai dari
kualitas telur, sperma sampai perkembangan embrio sehingga meningkatkan produksi benih. Hasil yang didapat
adalah rata-rata fekunditas di atas 5.000 telur, derajat pembuahan di atas 80%, derajat penetasan telur di atas
60% serta derajat kelulushidupan larva yang lebih dari 50%.

Kata Kunci: Chromobotia macracanthus Bleeker, Pemijahan Buatan dan Pembenihan

Abstract

Botia fish (Chromobotia macracanthus Bleeker) is endemic from Indonesia especially from Sumatera and
Kalimantan. Botia fish is popular because it unique body shape, colours and mouth shape. Botia fish has been
top order of export market especially at European. However, it is not comparable with the availability. Now,
Botia fish which export is still relied from natural catch. Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) Depok, Jawa
Barat is the most one agency that can spawned Botia fish by artificially with hormone injection of HCG (Human
Chorionic Gonadothropin) and LHRH-a (Luteinizing Hormone Releasing Hormone) that is Ovaprim and it has
been produced a lot. The Botia fish artificially spawning can do with injection of hormone before striping. The
function is to optimizing the spawning start from egg quality, sperm and embryo so can improve the production.
The result from this research is fecundity average is above 5.000 egg, fertilization rate above 80%, hatching rat
above 60% and survival rate above 50%.

Keyword: Chromobotia macracanthus Bleeker, Artificial Spawning and Breeding

PENDAHULUAN diminati oleh pasar luar negeri. Namun


Ikan botia merupakan ikan hias produksinya di Indonesia masih
endemic asal Indonesia khususnya mengandalkan tangkapan di alam.
Sumatera dan Kalimantan yang memiliki Sementara jika dibiarkan maka akan
keunggulan dibandingkan ikan lainnya menyebabkan terjadinya overfishing
seperti pola warna dan bentuk tubuhnya. sehingga dapat mengancam ketersediaan
Menurut Sudarto et al. (2008), ikan botia ikan botia di Indonesia.
menjadi komoditas ekspor terbesar karena
101
Diterima/submitted:3 April 2017
Disetujui/accepted:11 Juni 2017
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 6 No.3

Pemijahan ikan botia dilakukan Bahan Penelitian


sama halnya dengan memijahkan ikan Bahan yang digunakan pada
secara buatan pada umumnya. Menurut penelitian ini adalah phenoxy, hormo
Gusrina (2014), pembenihan ikan secara HCG, ovaprim, air mineral dan ikan botia.
buatan (induce breeding) merupakan
teknik pemijahan ikan yang terjadi dengan Metode Penelitian
memberikan rangsangan hormon untuk Metode pada penelitian ini adalah
mempercepat kematangan gonad serta menggunakan teknik pemijahan ikan
proses ovulasinya dilakukan secara buatan secara buatan yakni dengan bantuan
yaitu dengan teknik stripping/pengurutan. manusia secara keseluruhan dan stimulasi
Balai Riset Budidaya Ikan Hias hormon untuk merangsang kematangan
(BRBIH) Depok, Jawa Barat merupakan gonad ikan serta mempercepat proses
yang pertama dan satu-satunya balai yang spermiasi dan ovulasi.
dapat memijahkan ikan hias botia dan telah
memproduksi secara massal tergantung Prosedur Kerja
dari permintaan. Hal yang mendasari Pengadaan Induk
keberhasilan pemijahan dan Pada manajemen induk dilakukan
pembudidayaan ikan botia adalah pengadaan induk terlebih dahulu yang
memanipulasi keadaan wadah didapat dari tangkapan alam sebanyak 40
pemeliharaan dan pemijahan dengan ekor. Kolam pemeliharaan menggunakan
keadaan yang sebenarnya di alam. Induk- bak kanvas berukuran 3 m kedalaman 70
induk yang didapat dari alam cm.Sex ratio ikan botia yakni 1:2 yang
didomestikasikan dan diadaptasikan dalam berarti 1 ikan betina dapat dibuahi oleh 2
wadah pemeliharaan dan diberi pakan ikan jantan.
cacing tanah, cacing darah selama hampir
delapan bulan (Satyani et al., 2006). Persiapan Wadah
Jika keadaan wadah pemeliharaan Akuarium ukuran 100x40 cm
tidak sesuai dengan keadaan di alam, maka disiapkan sebagai wadah pemijahan ikan
nilai mortalitas ikan botia akan meningkat. botia. Akuarium diisi air dan bagian
Oleh karena itu dilakukan penelitian ini luarnya ditutupi plastik hitam. Hal ini
untuk mengetahui aspek apa saja yang berguna agar ikan botia yang ditempatkan
harus diperhatikan untuk memanipulasi tidak stress. Persiapan wadah pemijahan
lingkungan sehingga ikan botia dapat dilakukan 2 minggu sebelum kegiatan
dipijahkan dan menghasilkan benih yang pemijahan berlangsung.
berkualitas. Sementara wadah penetasan telur
terbuat dari corong dan gabus yang
METODOLOGI dikombinasikan agar telur dapat
Waktu dan Tempat terpelihara dengan pergerakan debit air
Penelitian ini dilakukan pada bulan seperti pada Gambar 1.
Juli sampai dengan Agustus 2017 di Balai
Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH)
Depok, Jawa Barat.

Materi Penelitian
Peralatan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini
adalah baskom, centong, penggaris,
handuk, kateter, timbangan digital, spuit,
seser, corong, selang, Styrofoam, cawan Gambar 1. Corong Penetasan Telur
petri dan mikroskop.
102
Diterima/submitted:3 April 2017
Disetujui/accepted:11 Juni 2017
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 6 No.3

Seleksi Induk menggunakan alat bantu kateter berupa


Seleksi induk bertujuan untuk selang kecil lentur yang dimasukkan ke
mengetahui induk ikan yang siap untuk dalam lubang urogenital lalu disedot
memijah. Induk botia yang baik untuk dengan mulut sampai telur terbawa, setelah
dipijahkan adalah tidak cacat, berumur itu dilakukan pengecekkan diameter telur
1,5-2 tahun dan panjang total minimal 12- dan kriteria tertentu. Jika telur layak maka
15cm. Perbedaan induk jantandan betina dapat dilakukan proses pemijahan. Induk
dapat dilihat pada Tabel 1. diijeksikan hormon HCG pada pukul 00.00
WIB pada induk betina, pukul 15.00 WIB
Tabel 1. Perbedaan induk jantan dan ovaprim pada induk jantan dan pukul
betina 00.00 WIB ovaprim pada induk betina.
No Induk jantan Induk betina Dosis penyuntikan hormon HCG yakni:
1. Ukuran tubuh Ukuran tubuh
lebih kecil dan lebih besar
ramping
2. Bila distriping Bila distriping
mengeluarkan mengeluarkan Sedangkan dosis penyuntikan ovaprim
sperma telur adalah:
3. Perut rata Perut
membuncit
4. Bobot berkisar Bobot berkisar
22-174 g/ekor 46-251 g/ekor
Setelah diinjeksi hormon, ikan
Induk yang telah siap memijah baik diinkubasi dalam wadah pemijahan dan
jantan maupun betina, pada bagian selanjutnya dilakukan proses striping.
kelaminnya akan menonjol dan semakin Waktu laten ikan botia adalah 10-12 jam.
lama akan semakin membesar hingga Hormon yang digunakan dapat dilihat pada
proses pemijahan ikan berlangsung. Pada Gambar 3.
jantan bentuk tonjolan akan menonjol
sedangkan pada betina akan membulat dan
memerah. Perbedaan induk jantan dan
betina dapat dilihat pada Gambar 2.

(a) (b)

(a
Gambar 3. Hormon
(b)
)
Gambar 2. (a) Induk Botia Jantan; (b) Manajemen Pemeliharaan Larva
Induk Botia Betina Persiapan Akuarium Pendederan
Persiapan akuarium untuk
Pemijahan pendederan dan pemeliharaan larva yakni
Pemijahan secara buatan dengan dengan menyiapkan akuarium berukuran
stimulasi hormon yakni HCG (Human 80x35x35 cm, kemudian akuarium
Chorionic Gonadothropin) dan LHRH-a yangtelah berisi air diberi kalium
(Luteinizing Hormone Releasing Hormone permanganate dan ditunggu selama 3
analog) berupa ovaprim. Sebelum proses hariyang berfungsi untuk pengkondisian
pemijahan, induk terlebih dahulu melalui steril akuarium. Setelah itu membersihkan
proses kanulasi yakni pengecekkan akuarium dengan menggunakan amplas
kelayakan telur yang sesuai kriteria. halus yang digosokkan ke dinding dan
Pengecekkan dilakukan dengan dasar akuarium sambil disifon dan diisi air
103
Diterima/submitted:3 April 2017
Disetujui/accepted:11 Juni 2017
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 6 No.3

bersih diberi air setinggi 15 cm pada larva yang telah dipelihara selama proses
akuarium dan diberi aerasi secara terus inkubasi. SR dapat dihitung dengan rumus:
menerus dan ditunggu hingga 2 minggu
sebelum proses pendederan.

Perhitungan Telur dan Pemanenan


Larva
Dalam proses penetasan telur Pengepakkan dan Transportasi Benih
hingga pemanenan larva ikan botia (C. Proses pengepakan ikan botia (C.
macracanthus) terdapat beberapa proses macracanthus) dilakukan dengan
yang harus dilakukan yaitu menghitung menggunakan plastik PX (Oxygen saving)
Fekunditas, derajat pembuahan dengan ukuran 60x30 cm. Ikan botia
(Fertilization Rate), derajat penetasan terlebih dahulu disortir untuk memisahkan
(Hatching Rate) dan tingkat kelangsungan antar ukuran yang berbeda dan jumlah
hidup (Survival Rate). yang disesuaikan. Pengepakan dilakukan
• Fekunditas dengan membuat plastik secara double dan
Fekunditas merupakan jumlah total diikat dengan karet gelang. Hal ini
telur yang dihasilkan dalam satu kali bertujuan agar tahan lama dan tidak mudah
pemijahan. Rumus menghitung fekunditas bocor. Setelah itu memberi air tawar
adalah: sebanyak 1/3 bagian dari plastik kemudian
masukkan ikan yang sudah disortir
berdasarkan ukuran dan jumlah yang
dipesan. Selanjutnya keluarkan udara
dalam plastik terlebih dahulu lalu beri
• Derajat Pembuahan (FR) oksigen dalam plastik dan selanjutnya
Fertilization Rate merupakan diikat menggunakan 3 buah karet gelang
derajat pembuahan yang dapat diperoleh agar tidak mudah lepas. Ukuran dan umur
mengetahui jumlah telur yang terbuahi ikan botia dapat dilihat pada Tabel 2.
pada satu siklus pemijahan dibagi dengan
jumlah total telur. FR dapat dihitung Tabel 2. Ukuran dan Umur Ikan Botia
dengan rumus: Umur Ukuran
No Ukuran
(bulan) (cm)
1 S 1 1-3
2 M 1,5 3-5
3 L 2 5-7
• Derajat Penetasan (HR)
Hatching Rate merupakan Transportasi pengiriman ikan botia
persentase telur yang menetas pada proses biasanya menggunakan kendaraan roda
pemijahan ikan dalam satu siklus. HR empat dan juga roda dua. Ikan yang sudah
dapat dihitung dengan rumus: dipacking ditempatkan pada kendaraan dan
langsung dilakukan pengiriman.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Setelah telur berhasil distriping,
maka dilakukan sampling berat telur
• Tingkat Kelulushidupan (SR) menggunakan timbangan analitik untuk
Survival Rate merupakan selanjutnya dapat menghitung nilai
persentase tingkat kelangsungan hidup fekunditas masing-masing induk. Telur
kemudian dicampur dengan sperma secara
104
Diterima/submitted:3 April 2017
Disetujui/accepted:11 Juni 2017
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 6 No.3

menyeluruh dan dibilas dengan air mineral besar. Menurut Effendi et al. (2003),
hingga bersih. Hal ini bertujuan agar pembuahan telur oleh sel sperma
terjadinya fertilisasi sehingga telur-telur berlangsung optimal ketika posisi inti telur
bisa langsugn diinkubasikan. Pembilasan berada di pinggir. Pembuahan sendiri
dilakukan sebanyak tiga kali agar telur merupakan peleburan inti sel telur oleh sel
bersih menyeluruh. Penebaran telur sperma, dengan beradanya inti sel telur di
dilakukan pada corong penetasan dengan pinggir maka akan memudahkan sel
air mengalir agar telur dapat terus sperma melakukan pembuahan.
bergerak. Selanjutnya yakni menghitung
persentasi derajat pembuahan, derajat Derajat Penetasan (HR)
penetasan serta derajat kelulushidupan. Nilai persentase derajat penetasan
induk ikan botia yang dipijahkan berturut-
Fekunditas urut adalah 63,7%, 90,8%, 44,8% dan
Fekunditas keempat induk ikan 57,9% dengan telur yang menetas berturut-
botia pada saat pemijahan yakni berturut- urut sebanyak 74 butir, 158 butir, 89 butir
urut 18.345 butir, 18.654 butir, 13.634 dan 120 butir. Hasil ini terbilang optimal
butir dan 5.279 butir dengan bobot total karena derajat penetasan yang rendah
telur 0,9 g dan bobot masing-masing telur yakni jika persentasenya tidak lebih dari
yakni 0,10 g, 0,12 g, 0,10 g dan 0,10 g. 45% (Satyani et al., 2010).
Menurut Satyani et al. (2016), fekunditas
ikan botia yang baik berkisar antara 3.000 Tingkat Kelulushidupan (SR)
sampai 20.000 butir telur untuk bobot Persentase derajat kelulushidupan
tubuh 70-150 g. yang dihasilkan berturut-urut adalah
58,1%, 57,8%, 68,5% dan 67,0% dengan
Derajat Pembuahan (FR) jumlah larva yang tersisa di akhir
Persentase derajat pembuahan pemeliharaan yakni berkisar 387 sampai
induk ikan botia yang dipijahkan berturut- 3.175 ekor. Hasil ini terbilang optimal
urut 81,6%, 95,6%, 57,3% dan 93,6% karena persentase kelulushidupan
dengan jumlah telur sampling yang mencapai lebih dari 50%. Menurut Satyani
dihasilkan berkisar antara 142 sampai 352 et al. (2016), nilai tingkat kelulushidupan
butir dan jumlah telur yang terbuahi yang baik yakni berkisar antara 50-70%.
berkisar antara 116 sampai 207 butir. Hasil Data pemijahan secara lengkap dapat
tersebut merupakan optimal karena dilihat pada Tabel 3.
persentase derajat pembuahan terbilang

Tabel 3. Data Pemijahan Ikan Botia


No Bobot Bobot Ʃ Telur Ʃ Telur FR Ʃ Telur HR Ʃ SR
. Induk Fekunditas Telur dihasil- dibuahi (%) Menetas (%) Larva (%)
Betina Sampel kan
1 237,9 18.345 0,10 142 116 81,6 74 63,7 2.625 58.1
2 88,5 18.654 0,12 182 174 95,6 158 90,8 3.175 57,8
3 76,5 13.634 0,10 352 202 57,3 89 44,0 976 68,5
4 34,6 5.279 0,10 221 207 93,6 120 57,9 387 67,0

KESIMPULAN DAN SARAN Hormone Releasing Hormone analog)


Kesimpulan berupa ovaprim terbukti dapat
Pemijahan secara buatan dengan mengoptimalkan pemijahan mulai dari
bantuan hormon HCG (Human Chorionic aspek fekunditas yang berkisar antara
Gonadothropin) dan LHRH-a (luteinizing 5.279 – 18.654 butir telur, derajat
105
Diterima/submitted:3 April 2017
Disetujui/accepted:11 Juni 2017
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 6 No.3

pembuahan antara 57,3% - 93,6%, derajat (Chromobotia Macracanthus)


penetasan antara 57,9% - 90,8% serta Kalimantan Berdasarkan Sekuen
tingkat kelulushidupan yang berkisar Intron Dari Gen Aldolase-B. Jurnal
antara 57,8% - 68,5%. Perikanan. 10(2) : 203-212.

Saran
Dalam kegiatan pemijahan ikan
botia secara buatan terdapat beberapa
aspek yang harus diperhatikan, diantaranya
menjaga kebersihan alat yaitu dengan
menyediakan biosecurity yang mumpuni
sehingga meminimalisir adanya
kontaminasi yang dapat menyebabkan
kegagalan pada proses pemijahan.

DAFTAR PUSTAKA
Effendi, I., T. Prasetya., A. O. Sudrajat., N.
Suhenda dan K. Sumawidjaja.
2003. Pematangan gonad induk
ikan botia (Botia macracanthus)
dalam kolam. Jurnal Akuakultur
Indonesia 2(2) : 51-54.
Gusrina. 2014. Genetika dan Reproduksi
Ikan. Dipublish Publisher.
Yogyakarta.
Satyani, D., J. Slembrouck., S. Subandiyah
dan M. Legendre. 2006.
Peningkatan Teknis Pembenihan
Buatan Ikan Hias Botia
Chromobotia macracanthus
(Bleeker). Jurnal Riset Akuakultur.
2(2) : 135-142.
Satyani, D., N. Meilisza dan L. Solichah.
2010. Gambaran pertumbuhan
panjang benih ikan botia
(Chromobotia macracanthus) hasil
budidaya pada pemeliharaan dalam
system hapa dengan padat
penebaran 5 ekor per liter.
Prosiding Forum Inovasi Teknologi
Akuakultur 2010 : 395-402.
Satyani, D., J. Slembrouck., S. Subandiyah
dan M. Legendre. 2016.
Peningkatan teknis pembenihan
ikan hias botia, Chromobotia
macracanthus (Bleeker). J. Ris.
Akuakultur 2 (2) : 135-142.
Sudarto., L. Pouyaud dan R. B. Kusuma.
2008. Struktur Populasi Dan
Sejarah Kolonisasi Ikan Botia
106
Diterima/submitted:3 April 2017
Disetujui/accepted:11 Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai