Anda di halaman 1dari 15

TREND DAN ISSUE DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN

(TELENURSING)

DISUSUN OLEH :
ADISTY ARCHI ARTAMEVIA P. (2019.02.001)
CLARISA ARTIGA WARDANI (2019.02.008)
EKA YULIAWATI (2019.02.011)
GUSTI AYU PUTU LARAS INDAH S. (2019.02.014)
HILLARY ELSAFITRA (2019.02.017)
IDKHOLUS SURUR (2019.02.019)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Komunikasi Dalam Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dari pembuatan makalah ini.Kami harap
pembaca dapat memakluminya.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen yang memberikan tugas, serta teman-teman yang telah membantu dalam
proses penyelesaian makalah ini.
Kami harap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
sendiri maupun rekan-rekan, sehingga dapat menambah pengetahuan kita bersama.

Banyuwangi, 28 Maret 2020

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN.......................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Tujuan....................................................................................................... 2

BAB II PEMAPARAN TERKAIT TREND DAN ISSUE


2.1 Definisi Telenursing.................................................................................... 3
2.2 Prinsip-prinsip Telenursing......................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN TREND DAN ISSUE


3.1 Manfaat Telenursing.................................................................................. 5
3.2 Kelebihan Telenursing .............................................................................. 5
3.3 Kurangnya Telenursing ............................................................................. 6
3.4 Aplikasi Telenursing .................................................................................. 7
3.5 Riset Telenursing....................................................................................... 8
3.6 Media Telenursing...................................................................................... 9

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................................10
4.2 Saran .........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

iii
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN

1. Judul Makalah : Trend dan Issue (Telenursing)


2. Peserta

a. Ketua Kelompok

Nama Lengkap : Adisty Archi Artamevia P.

NIM. : 2019.02.001

Prodi : S1 Keperawatan

b. Jumlah Anggota :6

3. Dosen Pembimbing

a. Nama Lengkap : Ns. Fransiska Erna D,M.Kep

b. NIK. : 06.118.1217

Banyuwangi, April 2020

Menyetujui,

Pembimbing Ketua Kelompok

Ns. Fransiska Erna D,M.Kep Adisty Archi Artamevia P.


NIK. 06.118.1217 NIM. 2019.02.001

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir ini profesi keperawatan


mengalamiperkembangan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh
globalisasi dimana tuntutan masyarakat akan profesi keperawatan untuk berbenah diri.
Tuntutan yang paling mendasar dan paling menantang adalah menyangkut layanan
keperawatan yang profesional, bermutu dan dapat dijangkau oleh masyarakat.
Perawat semakin dituntut untuk professional dan
mengedepankanperkembangan tehnologi kesehatan, dimana pasien/klien yang
membutuhkan asuhan keperawatan dapat berasal dari berbagai kalangan dan dalam
“dunia maya” (cybernet), dimana semakin ditandai dengan tingginya pengguna internet
di Indonesia, dan semakin banyaknya website di bidang kesehatan.
Dengan semakin berkembangnya penggunaan internet diikuti
pulaperkembangan. dalam dunia kesehatan dan keperawatan. Telemedicine, telehealth
dan telenursing menjadi alternative dalam memberikan pelayanan kesehatan dan
keperawatan.
Telenursing telah berhasil dinegara dengan laju pertumbuhan yang tinggikarena
beberapa faktor yaitu penghematan dalam biaya kesehatan, peningkatan angka
penuaan dan penduduk dengan penyakit kronik serta peningkatan cakupan kesehatan
jarak jauh, pedesaan dan daerah terpencil. Telenursing dapat membantu
menyelesaikan kekurangan perawat, menurunkan jarak, waktu kunjungan dan menjaga
pasien yang sudah keluar dari rumah sakit.
Layanan kesehatan khususnya keperawatan jarak jauh denganmenggunakan
media teknologi informatika (internet) memberikan kemudahan bagi masyarakat.
Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke rumah sakit, dokter atau perawat untuk
mendapatkan layanan kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan juga
semakin pendek. Pasien dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via internet atau
melalui video 2 converence untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan
bahkan sampai pengobatan.
Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yangsangat
besar dan wilayah yang tersebar merupakan potensi dalam menerapkan telenursing
dalam rangka meningkatkan pelayanan keperawatan dan kesehatan masyarakat untuk
menunjang tercapainya visi Indonesia sehat 2014.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan telenursing?


2. Apa saja prinsip – prinsip dalam telenursing?
3. Apa manfaat telenursing?
4. Apa kelebihan dan kekurangan telenursing?
5. Apa Riset tentang telenursing ?
6. Apa Aplikasi dari telenursing?
7. Apa Media yang digunakan dalam telenursing ?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan definisi telenursing


2. Menjelaskan prinsip prinsip dalam telenursing
3. Menjelaskan manfaat telenursing
4. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan telenursing
5. Menjelaskan riset tentang telenursing
6. Menganalisa aplikasi dari telenursing
7. Menjelaskan media yang digunakan dalam telenursing

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Telenursing

Telenursing didefinisikan sebagai praktek keperawatan jarak jauh menggunakan


teknologi telekomunikasi (National Council of State Boards Of nursing , 2011) Teknologi
informasi di bidang keperawatan adalah teknologi informasi yang mengintregasikan ilmu
keperawatan, komputer, ilmu pengetahuan, dan ilmu informasi untuk mengelola dan
mengkomunikasikan data, informasi, dan pengetahuan dalam praktek keperawatan.
Informatika keperawatan memfasilitasi integrasi data, informasi, untuk dukungan klien,
perawat dan penyedia lainya dalam pengambilan keputusan mereka dalam semua
peran dan pengaturan.
Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat dengan
menggunakan telekomunikasi, meningkatkan akses untuk tindakan keperawatan
kepada pasien pada lokasi yang jauh atau terpencil. Telenursing adalah upaya
penggunaan teknologi informasi dalammemberikan pelayanan keperawatan dalam
bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat
dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan
beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti
telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.
Telenursing menunjukkan penggunaan teknologi komunikasi oleh perawatuntuk
meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik
(wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat
juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik atau
optic antara manusia dan atau computer.
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untukmemberikan
informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan
teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua
negara dan memakai peralatan video conference. Telenursing bagian integral dari
telemedicine atau telehealth.

2.2 Prinsip – prinsip Telenursing

Prinsip prinsip telenursing adalah : tidak mengubah sifat dasar dari


praktekasuhan keperawatan, dimana perawat terlibat dalam telenursing mulai dari
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan dokumentasi asuhan

3
keperawatan. Perawat juga terlibat dalam informasi, pendidikan, arahan, dan dukungan
secara pribadi dalam telenursing hubungan tersebut dapat terbina melalui penggunaan
telepon, internet atau alat komunikasi lainnya.

4
BAB III
PEMBAHASAN TREND DAN ISSUE

3.1 Manfaat Telenursing

Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :


1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah
sakit dan nursing home)
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan
pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah
sakit
4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan
monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing
dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan
meningkatkan pemanfaatan teknologi
5. berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan
akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber Selain
manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan
keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan
berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan dikampus dengan
video conference, pembelajaran online dan Multimedia Distance Learning.

3.2 Kelebihan Telenursing

Telenursing dapat diartikan sebagai pemakaian teknologi informasi di bidang


pelayanan ke perawatan untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan
jarak jauh. Model pelayanan ini memberikan keuntungan antara lain :
1. Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kunjungan yang tidak perlu.
2. Mempersingkat hari rawat dan mengurangi biaya keperawatan.
3. Membantu memenuhi kebutuhan kesehatan.
4. Memudahkan akses petugas kesehatan yang berada di daerah terisolasi .
5. Berguna dalam kasus kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu perawatan di
rumah dengan jarak yang jauh dari pelayanan kesehatan.
6. Mendorong tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani untuk mengakses

5
penyedia layanan melalui mekanisme seperti : konferensi video dan internet
(American Nurse Assosiation, 1999).
7. Peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas
dan merata.
8. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance
learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan dan
meningkatkan kepuasan perawat dan pasien terhadap pelayanan keperawatan yang
diberikan serta meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care).
9. Meningkatkan rasa aman (safety) perawat dan klien, karena dengan diterapkannya
telenursing semakin meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga serta
meningkatkan kepatuhan. Telenursing telah menyediakan sarana bagi konsumen
untuk memanggil perawat agar mendapatkan saran kesehatan. Seorang perawat
dengan pelatihan khusus dapat menawarkan pendidikan dan dukungan, sehingga ini
bermanfaat karena klien membutuhkan dukungan yang tidak mungkin didapatkan
dengan kontak langsung.

3.3 Kekurangan Telenursing

Menurut Aamy Peck (2005) ada tiga kategori dasar hambatan dalam
telenursing, meliputi : perilaku, legisatif, dan teknologi. Hambatan perilaku, ada
ketakutan bahwa perawat akan mendelegasikan tugas ke mesin. Pada awalnya perawat
akan resisten terhadap telenursing akibat kurangnya penguasaan terhadap teknologi
informasi dan telekomunikasi.
Namun dengan 7 adanya pelatihan dan support system, perawat bisa
merasakan manfaat telenursing untuk dirinya dan pasien. Legislasi, telenursing muncul
sebagai issue kebijakan public secara mayor, belum adanya kepastian lisensi tentang
telenursing. Secara teknologi, Elektonik Health Recrd (EHR) dan standar data
mendukung perkembangan telenursing. Tanpa EHR telehealth tidak bisa bekerja.
Ketersediaan system penyimpanan data pasien kapanpun dan dimanapun provider
membutuhkannya. Sumber lain menyebutkan, antara lain :
1. Tidak adanya interaksi langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi
kualitas pelayanan kesehatan. Kekawatiran ini muncul karena anggapan bahwa
kontak langsung d engan pasien sangat penting terutama untuk dukungan emosional
dan sentuhan terapeutik.
2. Sedangkan kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan
teknologi seperti gangguan koneksi internet atau terputusnya hubungan komunikasi

6
akibat gangguan cuaca dan lain sebagainya sehingga menggangu aktifitas
pelayanan yang sedang berja lan, selain itu juga meningkatkan risiko terhadap
keamanan dan kerahasiaann dokumen klien.

3.4 Aplikasi Telenursing

Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat


telenursing dan melalui unit mobil. Telepon trias e dan home care berkembang sangat
pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system
memonitor parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat
badan melalui internet. Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat
setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah,
sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi
tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa
dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner.
Telenursing tidak untuk membentuk diagnosis medis, melainkan difokuskan
pada dimensi dari urgensi. Sehingga  para perawat akan lebih terfokus pada informasi,
dukungan, dan meningkatkan pengetahuan. Untuk mencapai hasil yang positif dari
konsultasi melalui telephone maka sangat dibutuhkan cara berkomunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik akan berdampak pada perasaan sehingga setiap perkataan akan
mudah untuk didengar dan dipahami. Dengan demikian klien dan keluarganya akan
termotivasi untuk mengikuti saran perawat. Sebuah komunikasi yang berpusat pada
klien  adalah teknik pendekatan yang disukai dalam rangka membina hubungan antara
klien dan tenaga professional. Komunikasi yang berpusat pada klien telah ditangani
secara ekstensif selama dekade terakhir.
Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di 8 dalam
perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong
perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara online.
Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak antara
pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan
keluarganya. Telenursing dan home care :
1. Di USA yang berhubungan dengan home health care diharapkan meningkat 36 %
atau lebih baik dalam 7 tahun ke depan.
2. Di USA hampir 46 % yang menggunakan kunjungan rumah diganti menjadi
telenursing.
3. Di United Kingdom 15 % pasien home care melaporkan memerlukan tehnologi
komunikasi.

7
4. Di USA merubah 50 % atau lebih dari kunjungan tradisional menjadi telehomecare
visit, dan biaya dapat diturunkan 50 %.
5. Studi di Eropa menyatakan lebih ban yak pasien mengatakan lebih menguntungkan
dengan servis telekomunikasi.

3.5 Riset Telenursing


1. Penelitian dari Susan Kay Bohnenkamp, RN, MS, CCM dengan judul Traditional
Versus Telenursing Outpatient Management of Patients WithCancer With New
Ostomi.
Hasil : Telenursing meningkatkan kepuasan pada pasien. Pasien percaya bahwa
telenursing membuat perawatan lebih accessible, dia suka dengan telemedicine dari
pada face to face, tetapi menganggap face to face adalah yang terbaik.
2. Penelitian dari Anthony F. Jerant, MD dengan judul A Randomized Trial of
Telenursing to Reduce Hospitalization for Heart Failure: Patient- Centered Outcomes
and Nursing Indicators.
Hasil : Penelitian ini membandingkan 3 perawatan modalitas untuk menurunkan
kekambuhan CHF selama 180 hari follow up. Subyek menerima kunjungan dasar
selama 60 hari dan mendapat satu dari 3 terapi modalitas :
a. video-based home telecare;
b. telephone calls; and
c. usual care Kekambuhan pada CHF menurun lebih dari 80% dengan
telenursing dibandingan dengan perawatan biasa.
Dari penelitian ini juga menurunkan kunjungan emergensi pada CHF. Pada
perawatan diri kedua group tidak ada perbedaan secara signifikan tentang kepatuhan,
pengobatan, status kesehatan dan kepuasan. Telenursing dapat menurunkan
hospitalisasi pada CHF dan meningkatkan frekuensi komunikasi dengan pasien. Untuk
dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjad perhatian :
1. Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otononi profesi keperawatan atau institusi keperawatan
yang mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing.
2. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana dan
prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan organisasi profesi
dalam penyediaan aspek financial dalam pelaksanaan telenursing.
3. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang
telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi

8
telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung dariaspek pengetahuan
dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan tentang telenursing harus didasari
oleh pengetahuan tehnologi informasi.
4. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan telenursing.
Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan
dengan baik.
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik
disebabkan oleh karena keterbatasan sumber daya manusia, keterbatasan sarana dan
prasarana serta kurangnya dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah. Untuk
mensiasati keterbatasan pelaksanaan telenursing bisa dimulai dengan peralatan yang
sederhana seperti pesawat telepon yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi
masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau
pelayanan keperawatan. Telenursing menggunakan telepon ini dapat diaplikasikan di
unit gawat darurat dan home care.

3.6 Media Telenursing

a. Telepon (telepon seluler)


b. Personal Digital System (PDA)
c. Mesin faksimili (faks)
d. Internet
e. Video atau audio conferencing
f. Teleradiolog
g. Komputer sistem informasi
h. Teleborotic

9
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Telenursing adalah bagian integral dari telehealth. Telenursing dapat digunakan


untuk memberikan pelayanan keperawatan professional. Telenursing dapat
meningkatkan kemandirian dan kepuasan pasien serta partisipasi aktif keluarga.
Telenursing efektif digunakan dalam seting perawatan pasien yang mengalami penyakit
kronis dan penyakit yang menyebabkan ketergantungan.
Untuk mencapai hasil yang positif dari konsultasi melalui telephone maka sangat
dibutuhkan cara berkomunikasi yang baik. Komunikasi yang baik akan berdampak pada
perasaan sehingga setiap perkataan akan mudah untuk didengar dan dipahami.
Dengan demikian klien dan keluarganya akan termotivasi untuk mengikuti saran
perawat. Sebuah komunikasi yang berpusat pada klien  adalah teknik pendekatan yang
disukai dalam rangka membina hubungan antara klien dan tenaga professional.

4.2 Saran

Melalui makalah ini diharapkan pembaca dapat menambah wawasan dan


pengetahuan mengenai Telenursing. Kami berharap agar pembaca dapat memperluas
pengetahuan tentang materi dari makalah ini. Dan kami juga berharap pembaca dapat
memahami semua penjelasan yang diberikan dalam makalah ini, sehingga apabila ada
yang kurang jelas atau kesalahn dalam penyusunan makalah ini, pembaca dapat
memberikan masukkan demi sempurnannya penyusunan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Goran, S. F. (2010). A second set of eyes: an introduction to tele-ICU. Critical Care Nurse,
30(4), 46-56.

Gervasi, O., Magni, R., & Zampolini, M. (2010). Nu!RehaVR: virtual reality in neuro tele-
rehabilitation of patients with traumatic brain injury and stroke. Virtual Reality,
14(2), 131-141.

Jensen, B. T., Kristensen, S. A., Christensen, S. V., & Borre, M. (2011). Efficacy of tele-
nursing consultations in rehabilitation after radical prostatectomy: a
randomised controlled trial study. International Journal of Urological Nursing,
5(3), 123-130.

11

Anda mungkin juga menyukai