Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL

Oleh :
dr. Yelsi Khairani
Share To Social Media:
  
Secara harfiah, perdarahan uterus abnormal diartikan sebagai semua kondisi perdarahan
abnormal yang berasal dari uterus. Perdarahan uterus abnormal ini dapat terjadi baik pada
perempuan hamil maupun perempuan tidak hamil. Pada perempuan hamil, perdarahan uterus
abnormal dapat disebabkan di antaranya oleh abortus dan kehamilan ektopik, sedangkan pada
perempuan yang tidak hamil, perdarahan uterus abnormal ini terjadi pada perempuan
pramenarche, perempuan usia reproduktif, serta perempuan pra dan pascamenopause.
Selanjutnya, artikel ini akan fokus membahas tentang perdarahan uterus abnormal pada
perempuan yang tidak dalam kondisi hamil. [1-3]

Definisi 
Mulanya perdarahan uterus abnormal disebut juga dengan perdarahan uterus disfungsional
(PUD). Namun, saat ini perdarahan uterus disfungsional merupakan bagian dari perdarahan
uterus abnormal. PUD adalah perdarahan uterus abnormal yang terjadi tanpa adanya keadaan
patologi pada panggul, penyakit sistemik tertentu, atau kehamilan. PUD dapat terjadi pada siklus
ovulasi ataupun anovulasi yang sebagian besar disebabkan oleh gangguan fungsi mekanisme
kerja poros hipotalamus-hipofisis-ovarium. Prevalensi siklus anovulasi ini paling sering
ditemukan pada perempuan usia <20 tahun dan >40 tahun.

Sebelumnya, sudah disebutkan secara harfiah perdarahan uterus abnormal diartikan sebagai
semua kondisi perdarahan abnormal yang berasal dari uterus. Pada perempuan usia reproduktif
yang tidak sedang hamil kondisi seperti ini meliputi: perdarahan di antara periode siklus
mentruasi, perdarahan pascasenggama, timbul bercak (spotting) sepanjang siklus menstruasi,
perdarahan saat menstruasi yang lebih lama atau lebih banyak dari kondisi normal, serta tidak
terjadinya siklus menstruasi atau jarak antar siklus mentsruasi yang sangat  lama (amenorrhea).
Perlu diketahui bahwa siklus mentruasi yang normal adalah 21-35 hari dengan durasi rata-rata 
4.5-8 hari dan banyak darah yang keluar ≤80 ml per siklus (2-5 kali penggantian pembalut per
hari). Di luar kriteria tersebut, perdarahan dapat dikatakan abnormal. Sementara pada perempuan
yang sudah menopause, perdarahan yang terjadi pascamenopause dianggap abnormal.
Perdarahan pascasanggama, selain pada perempuan usia reproduktif, perlu juga diwaspadai pada
perempuan pascamenopause.
Terdapat berbagai macam penyebab perdarahan uterus abnormal di antaranya: masalah pada
saluran reproduksi (polip, kanker), kondisi medis lainnya (obesitas, penyakit tiroid, gangguan
pembekun darah, penyakit liver), serta obat-obatan (pengencer darah, beberapa obat psikiatri, pil
KB). Selain itu alat KB lain seperti implan dan spiral juga dapat menyebabkan perdarahan uterus
abnormal. Oleh karena itu, guna memudahkan para klinisi, peneliti, dan juga pasien untuk
menentukan terapi, meneliti, dan berkomunikasi, pada tahun 2011, FIGO (International
Federation of Gynecology and Obstetrics) menyetujui rumusan klasifikasi penyebab perdarahan
uterus abnormal pada perempuan usia reproduktif yang tidak hamil. Klasifikasi ini dirumuskan
sebagai hasil dari proses konsensus internasional yang bertujuan untuk menghindari definisi-
klasifikasi yang tidak terlalu tepat serta membingungkan untuk kasus perdarahan uterus
abnormal (seperti menoragia, menometroragia, polimenorea, oligomenorea, hipomenorea,
hipermenorea). Klasifikasi ini dinamakan “PALM-COEIN” yang merupakan sebuah akronim
dari berbagai kondisi yang bisa menyebabkan perdarahan uterus abnormal, yaitu:
 Polyp (AUB-P)
 Adenomyosis (AUB-A)
 Leiomyoma (AUB-L)
 Malignancy and hyperplasia (AUB-M)
 Coagulopathy (AUB-C)
 Ovulatory Disfunction (AUB-O)
 Endometrial (AUB-E)
 Iatrogenic (AUB-I)
 Not yet classified (AUB-N)   [1-5]

Anda mungkin juga menyukai