Anda di halaman 1dari 11

A.

Judul
Laporan Pengamatan Sperma Hewan

B. Waktu Pelaksanaan

No. Hari, Tanggal Waktu Tempat

Senin, 8 September
1. 08.40 – 10.20 WIB Laboratorium Struktur Hewan
2014

C. Tujuan
Melalui kegiatan praktikum ini, para mahasiswa diharapkan mempunyai
pengalaman mengenai :
 Mencari bentuk sel-sel pada tiap tahapperkembangannya hingga sel
tersebut dapat berfungsi sebagai sel kelamin jantan.
 Membedakan bentuk sel sperma pada beberapa jenis hewan.
 Membuat preparat segar apusan sperma dari lima jenis hewan (katak,
mencit, kelinci, kambing, manusia).
 Menghitung jumlah spermatozoa pada tiap milimiter semen dengan
menggunakan hemasitometer)
 Mengamati dan menghitung motilitas sperma.

D. Dasar Teori
1. Kajian Pustaka
Spermatozoid atau sel sperma atau spermatozoa (berasal dari Bahasa
Yunani Kuno yang berarti benih dan makhluk hidup) adalah sel dari sistem
reproduksi jantan. Sel sperma akan membentuk zigot. Zigot adalah sebuah sel
dengan kromosom lengkap yang akan berkembang menjadi embrio. Peran
aktif spermatozoon sebagai gamet jantan sehingga penting pada keberhasilan
munculnya individu baru oleh karena itu di dalam reproduksi sering

Laporan Pengamatan Sperma Hewan/Kelompok 5, 2014 Page 1


diperlukan adanya standar kualitas spermatozoa. Analisis sperma yang
dimaksud meliputi pemeriksaan jumlah milt yang dapat distriping dari seekor
ikan jantan masak kelamin, kekentalan sperma, warna, bau, jumlah
spermatozoa mati, motilitas (bila mungkin kemampuan gerak per menit) dan
morfologi (ukuran dan bentuk kepala, ukuran ekor, berbagai penyimpangan,
ada tidaknya akrosoma (Sherwood, 2001).
Sperma adalah sel yang diproduksi oleh organ kelamin jantan dan
bertugas membawa informasi genetik jantan ke sel telur dalam tubuh betina.
Spermatozoa berbeda dari telur yang merupakan sel terbesar dalam tubuh
organisme adalah gamet jantan yang sangat kecil ukurannya dan mungkin
terkecil. Spermatozoa secara struktur telah teradaptasi untuk melaksanakan
dua fungsi utamanya yaitu menghantarkan satu set gen haploidnya ke telur
dan mengaktifkan program perkembangan dalam sel telur  (Guyton, 2006).
Secara struktur spermatozoa dicirikan sebagai sel yang “terperas”, sangat
sedikit sekali kandungan sitoplasmanya. Spermatozoa memiliki organel-
organel yang sangat sedikit dibandingkan sel lainnya. Spermatozoa tidak
memiliki ribosom, retikulum endoplasmik dan golgi. Sebaliknya spermatozoa
memiliki banyak sekali mitokondria yang letaknya sangat strategis untuk
pengefisiensian energi yang diperlukan. Secara struktur ada dua bagian yaitu
kepala dan ekor (Wahyu, 1990).
Kepala spermatozoa bentuknya bervariasi. Isinya adalah inti (di
dalamnya terkandung material genetik) haploid yang berupa kantong berisi
sekresi-sekresi enzim hidrolitik. Spermatozoa yang kontak dengan telur, isi
akrosomnya dikeluarkan secara eksositosis yang disebut dengan reaksi
akrosom (Tenzer, 2003).
Ekor sperma terdiri atas tiga bagian yaitu middle piece, principal piece
dan end piece. Ekor ini berfungsi untuk pergerakan menuju sel telur. Ekor
yang motil itu pada pusatnya sama seperti flagellum memiliki struktur
axoneme yang terdiri atas mikrotubul pusat dikelilingi oleh Sembilan doblet
mikrotubul yang berjarak sama satu dengan yang lainnya. Daya yang
dihasilkan mesin ini memutar ekor bagaikan baling-baling dan

Laporan Pengamatan Sperma Hewan/Kelompok 5, 2014 Page 2


memungkinkan sperma meluncur dengan cepat. Keberadan mesin pendorong
ini tentunya membutuhkan bahan bakar yang paling produktif yaitu gula
fruktosa yang telah tersedia dalam bentuk cairan yang melingkupi sperma
(Bachtiar, 2003).
Sperma bukan hanya harus ada pada air mani, tapi juga harus memenuhi
kriteria ‘air mani sehat dan subur’ dan kriteria ini menurut WHO adalah
sebagai berikut (Munasik, 2004) :
a) Jumlah sperma yang cukup banyak (di atas 10 juta permilimeter).
b) Gerakannya cukup cepat dan lurus
c) Bentuknya relatif normal
d) Kemampuan hidupnya (viabilitas) cukup baik
e) Tidak terdapat bakteri dan leukospermia yang banyak

Dengan ukurannya yang sangat kecil hanya akan nampak bila dilihat
dengan mikroskop yaitu sekitar 4-5 mikron dengan lebarnya 2,5 - 3,5 mikron
adalah hal yang sangat memungkinkan bagi sperma untuk mencapai sel telur
dengan‘kegesitannya’. Spermatozoa atau sperma merupakan hasil produksi
dari kelamin pria, yang dikeluarkan bersama-sama dengan cairan mani.
Namun bukanlah sebuah jaminan apabila bentuk dan ukuran penis normal
maka akan dapat berfungsi dengan normal pula (Scanlon, 2003).

Pada umumnya air mani (semen) yang dikeluarkan pada saat ejakulasi
terdiri atas sperma dan plasma semen yang diproduksi dengan organ
reproduksi yang berbeda. Kalau dilihat dari luar dan diamati, air mani tampak
normal. Tapi bila dilihat di bawah mikroskop tidak terdapat sperma sama
sekali, maka pria ini termasuk kategori azoospermia (tidak memiliki sperma
sama sekali) (Sherwood, 2001).

Kondisi yang meningkatkan suhu pada testis (dimana sperma dihasilkan)


bisa mengurangi jumlah sperma dalam jumlah besar dan gerakan sperma
yang kuat bisa meningkatkan jumlah sperma yang tidak normal. Suhu
kemungkinan meningkat dengan berhubungan dengan panas yang berlebihan,

Laporan Pengamatan Sperma Hewan/Kelompok 5, 2014 Page 3


gangguan yang menghasilkan demam jangka panjang, testis yang tidak turun
(kelainan langka yang hadir pada saat lahir, dan pembuluh varicose pada
testis (varicocele) (Toelihere, 1981).

Gangguan hormon tertentu atau genetik bisa menghalangi produksi


sperma. Gangguan hormon termasuk hyperprolactinemia, hypothyroidusm,
hypogonadism, dan gangguan pada kelenjar adrenalin (yang menghasilkan
hormon testosteron dan hormon lain) atau kelenjar pituitari (yang
mengendalikan produksi testosteron). Gangguan genetik meliputi kelainan
pada kromosom seks, yang terjadi pada sindrom Klinefelter (Scanlon, 2003).

Sel telur diproduksi di dalam ovarium. Perkembangan sel telur terjadi di


dalam folikel-folikel telur. Folikel telur yang matang akan mengalami ofulasi,
sel telur yang dilepaskan dari ovarium akan masuk ke dalam oviduk. Seperti
sel yang lain, sel telur dilengkapi dengan membrane sel yang disebut
plasmalemma atau oolema. Untuk melindungi sitoplasma, inti, yolk, dan
organel-organel dalam sel. Disamping oolema, kebanyakan sel telur
dikelilingi oleh membrane – membrane telur. Membrane telur yang disekresi
oleh sel telur sendiri, disebut membrane telur primer. Membrane vitelin yang
mengelilingi oolema termasuk membrane telur primer. Membrane telur yang
disekresi oleh sel-sel folikel disebut membrane telur sekunder, misalnya zona
pelusida yang terletak disebelah luar membrane vitelin (Guyton, 2006).

Spermatozoa diproduksi di dalam tubulus seminiferus testis.


Spermatozoid vertebrata terdiri atas bagian kepala, leher, bagian tengah, dan
ekor yang berupa flagel panjang. Sperma hewan-hewan yang berbeda,
berbeda pula dalam ukuran, bentuk dan mobilitasnya. Bentuk
spermatozoidnya adalah spesifik spesies, perbedaannya terutama terletak
pada bentuk kepalanya, yaitu dari bulat pipih sampai panjang lancip
(Sherwood, 2001).

Pada hewan-hewan yang tidak memiliki epididimis, testis menjadi tempat


perkembangan serta maturasi sperma. Jadi pada hewan – hewan tersebut

Laporan Pengamatan Sperma Hewan/Kelompok 5, 2014 Page 4


sperma yang dikeluarkan dari testis merupakan sperma yang matang,
mempunyai motilitas dan mempunyai kemampuan untuk membuahi sel telur.
Pada hewan – hewan yang memiliki epididimis, sperma yang berada di dalam
tubulus seminiferus atau yang dikeluarkan dari testis belum motil,
motilitasnya baru diperoleh setelah mengalami aktivasin atau pematangan
fisiologia di dalam epididimis. Spermatozoa dapat disimpan dalam epididimis
dan vas deferens selama beberapa hari sampai beberapa bulan (Wahyu,
1990).

2. Kriteria Sperma Normal


Jumlah sperma normalnya sekitar 10-20 juta per mililiter ejakulat air
mani dengan jumlah sekitar 2-6 milimeter. Minimal 60%-nya harus
merupakan sperma yang sehat serta mampu bergerak (motil) dan 15%
bergerak lurus dan cepat. Bentuk kepala sperma normal adalah bulat lonjong
(oval) bila dilihat dari depan, dan bila dilihat dari samping berbentuk pipih.
Sperma yang bergerak ini mempunyai ekor yang panjang dan berujung
lancip, ia akan terus bergerak seperti cambuk. Tenaga yang menggerakkan
ekor sperma ini diperoleh dari bagian lehernya, karena mempunyai sumber
energi yang diolah di bagian mitokondrianya. Bahan-bahan baku diperoleh
dari air mani yang susunan kimiawinya agak kompleks terdapat berbagai zat
yang penting untuk kehidupan sperma dan daya tahan sperma (Munasik,
2004).
Di dalam air mani, sperma tidak terlalu banyak yang menggumpal
(aglutinasi) dan jumlah sel darah putih normalnya sekitar 2-3 sel per lapangan
pandang mikroskop. Jumlah ini tidak meningkat hingga terjadi keadaan
leukospermia. Serta tidak ada mikrooerganisme yang bisa mengganggu
saluran reproduksi dan kualitas sperma. Dari jutaan sperma hanya satu saja
yang nantinya berhasil mebuahi telur, sedangkan yang lainnya mati di tengah
perjalanan menuju telur. Sperma yang berhasil membuahi telur adalah sperma
yang unggul mengingat perjalanan mencapai lokasi telur sangat jauh dan
melewati banyak rintangan. Mungkin maksud dari Penciptanya adalah agar

Laporan Pengamatan Sperma Hewan/Kelompok 5, 2014 Page 5


cacat bawaan tidak banyak terjadi. Bayangkan saja bila semua sperma
termasuk sperma yang lemah pun bisa membuahi telur, maka ketika tumbuh
menjadi seorang anak, anak tersebut akan terlahir cacat. Teori ini sebenarnya
menurut hukum alam ’survival of the fittest’ yang sehat akan tetap berjaya.
Walaupun jumlahnya tidak mencapai 10 juta per milimeter, tetapi dengan
mutu sperma yang baik dan jumlah gerak sperma yang cepat dan cukup, maka
kemungkinan besar akan berhasil membuahi telur (Tenzer, 2003).
Setiap ejakulasi, baik karena hubungan seksual, masturbasi, atau mimpi,
normalnya seorang pria akan mengeluarkan ejakulat sebanyak 2 – 5 kali
semprotan. Ejakulat tersebut, yang biasa disebut semen, 65% berasal dari
vesika seminalis (pabrik sperma), 35% dari kelenjar prostat, sisanya dari vasa.
Kandungan yang ada dalam ejakulat antara lain adalah asam sitrat, asam
amino bebas, fruktosa, enzim, fosforilkolin, prostaglandin, kalium, dan seng
(Sherwood, 2001).
Semen yang normal biasanya agak putih keruh dan jika dibiarkan selama
30 menit, akan mengental dan menjadi lebih jernih. Baunya seperti klorin.
Rasanya agak manis, akibat fruktosa yang dikandungnya. Rasa ini bisa
berbeda untuk setiap orang. Menurut WHO, kriteria semen yang normal
(sanggup membuahi sel telur) adalah (Guyton, 2006) :
a) Total volume semen sekurang-kurangnya 2 ml.
b) Konsentrasi spermatozoa sedikitnya 20 juta per ml.
c) Total jumlah spermatozoa dalam ejakulat minimal 40 juta.
d) Paling kurang 75 persen dari spermatozoa tersebut harus dalam
keadaan hidup.
e) Sekurang-kurangnya 30 persen dari spermatozoa tersebut
mempunyai bentuk yang normal.
f) Minimal 25 persen dari spermatozoa tersebut dapat berenang ke
depan dengan cepat.
g) Paling tidak 50 persen dari spermatozoa tersebut dapat berenang ke
depan, walaupun sangat lambat.
3. Bagian-bagian Sperma

Laporan Pengamatan Sperma Hewan/Kelompok 5, 2014 Page 6


Sperma dewasa terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, bagian tengah dan
ekor (flagelata. Kepala sperma mengandung nucleus. Bagian ujung kepala ini
mengandung akrosom yang menghasilkan enzim yang berfungsi untuk
menembus lapisan-lapisan sel telur pada waktu fertilisasi. Bagian tengah
sperma mengandung mitokondria yang menghasilkan ATP sebagai sumber
energy untuk pergerakan sperma. Ekor sperma berfungsi sebagai alat gerak
(Scanlon, 2003).

E. Alat dan Bahan

Tabel E.1 Alat-alat

No. Alat Jumlah


1. Kamera 1 buah
2. Mikroskop 2 buah
3. Kaca objek 8 buah
4. Kaca penutup 8 buah
5. Alat bedah 1 set
6. Kaca arloji 1 buah

Tabel E.2 Bahan-bahan

No. Bahan Jumlah


1. Preparat awetan 1 buah
2. Sperma Katak
3. Sperma Mencit
4. Sperma Kelinci
5. Sperma Domba
6. Sperma Kambing
7. Sperma Sapi
8. Sperma Manusia
9. Larutan garam fisiologis

F. Langkah Kerja

Laporan Pengamatan Sperma Hewan/Kelompok 5, 2014 Page 7


tujuh jenis hewan yang
pada preparat awetan diberi larutan garam
telah ditugaskan dari fisiologis
sperma
testis hewan tersebut

Diteteskan suspensi
antara larutan garam Suspensi pada kaca objek
Diagram
lalu1.ditutup
Langkah Kerja Sperma diamati di
fisiologis dan jaringan menggunakan
kaca penutup bawah mikroskop
testis yang homogen
pada kaca objek

G. Hasil Pengamatan
Sperma pada berbagai jenis hewan berbeda bentuknya. Berikut ini
beberapa sperma yang kami amati dari hewan-hewan tertentu :

Tabel G.1 Berbagai bentuk Sperma

No. Sperma Bentuk Sperma Gambar

1. Sperma - Memiliki bentuk


Katak kepala lonjong
- Memiliki ekor
yang pendek
dengan ujung ekor
Gambar G.1.1. Sperma Katak
menebal.
(Hanifah , 2014)

Laporan Pengamatan Sperma Hewan/Kelompok 5, 2014 Page 8


2. Sperma - Memiliki bentuk
Kelinci kepala bulat
- Memiliki ekor
yang tipis dan
Gambar G.1.2. Sperma Kelinci
panjang
(Giri, 2014)

3. Sperma - Memiliki bentuk


Domba kepala lonjong
- Memiliki ekor
yang panjang

Gambar G.1.3. Sperma Domba


(Rosyi, 2001)

4. Sperma Sapi - Memiliki bentuk


kepala lonjong
- Memiliki ekor
yang panjang.
Gambar G.1.4. Sperma Sapi
(Putri, 2014)

5. Sperma - Memiliki bentuk


Kambing kepala lonjong
- Memiliki ekor
yang tidak terlalu
Gambar G.1.5. Sperma Kambing
panjang.
(Putri, 2014)

6. Sperma - Memiliki bentuk


Mencit kepala oval dan
memiliki kait di
ujung kepalanya.
Gambar G.1.6. Sperma Mencit
- Memiliki ekor

Laporan Pengamatan Sperma Hewan/Kelompok 5, 2014 Page 9


yang panjang. (Shabrina, 2014)

7. Sperma - Memiliki bentuk


Manusia kepala sperma
yang oval
- Memiliki ekor
Gambar G.1.7. Sperma Manusia
yang panjang
(Dok. Kelompok 5, 2014)

H. Pembahasan
Sperma umumnya bersifat motil. Ekor dan bagian tengah atau leher
mengandung mikrotubul. Pada sekeliling mikrotubul bagian tengah
mengandung mitokondria dan pada bagian kepala terdapat nucleus yang
dilindungi oleh tudung kromosom.
Pada praktikum pengamatan macam-macam sel sperma hewan kemarin,
dapat kita ketahui bahwa sel sperma pada berbagai jenis hewan mempunyai
bentuk yang berbeda-beda. Bentuk sel sperma tersebut berhubungan dengan
fungsinya. Pada sel sperma katak Memiliki bentuk kepala lonjong dan
memanjang juga memiliki ekor yang pendek dengan ujung ekor menebal.
Pada sperma kelinci memiliki bentuk kepala yang membulat dan memiliki
ekor yang tipis dan panjang. Berbeda lagi dengan sapi, domba, dan kambing
yang memiliki bentuk sperma yang hampir mirip yaitu berbentuk lojong pada
bagian kepalanya dengan ekor sperma yang sangat panjang, hanya saja pada
kambing ekor spermanya tidak terlalu panjang. Sedangkan mencit memiliki
bentuk kepala sperma yang sangat khas, yaitu bentuk kepala oval dan
memiliki sperti kait di ujung kepalanya. Dan pada sel sperma manusia, bentuk
kepala spermanya oval dan memiliki ekor yang panjang dan lebih tebal dekat
leher dengan ujung ekor yang menggepeng.

I. Kesimpulan

Laporan Pengamatan Sperma Hewan/Kelompok 5, 2014 Page 10


Dari hasil praktikum pengamatan sel sperma hewan, dapat kita ketahui
dan membedakan berbagai jenis bentuk sel sperma hewan yang berbeda
mulai dari bentuk kepala, leher, sampai bentuk dan panjang ekor spel sperma
yang berbeda-beda tiap spesiesnya. Juga kita dapat mengetahui perbedaan
jumlah spermatozoa pada tiap milimiter semen yang dikeluarkan.

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Imam. 2003. Reproduksi Seksual Karang Scleractinia: Telaah Pustaka.


Jurnal Biota. Vol VIII. No. 3. Hal 131 – 134. Mataram.
Guyton & Hall. 2006. Textbook of Medical Physiology. Philadelphia.
Elsevier Saunders.
Munasik. 2004. Reproduksi Karang Acropora Aspera Di Pulau Panjang, Jawa
Tengah: I. Gametogenesis. Journal of Marine Sciences. No 9. Vol.4 Hal :
211-216. Semarang.
Scanlon & Sanders. 2003. Essential of Anatomy and Physiology. Philadelphia : F.
A. Davis Company.
Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi Hewan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang.
Jurusan Biologi UM.
Wahyu, Hary. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta.
Jurusan Zoologi UGM.
Toelihere, Mozes. 1981. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Bandung :
Penerbit Angkasa.

Laporan Pengamatan Sperma Hewan/Kelompok 5, 2014 Page 11

Anda mungkin juga menyukai